“Albert sudah pergi?” Stefan masih mengingat rivalnya.“Aku nggak melihatnya waktu sampai. Kamu masih cemburu?”Setelah diam sejenak, Stefan berkata, “Kamu sendiri juga bilang kalau sifatku memang seperti ini. Cemburu mungkin akan menjadi kebiasaanku.”Jika Reiki dan neneknya ada di sini, mereka pasti akan menyindirnya.Olivia terkekeh dan berkata, “Aku akan masak pare untukmu setiap hari mulai dari sekarang. Pahit banget.”“Selama itu masakanmu, aku akan menyukainya.”“Stefan, kamu mengoleskan madu ya di mulutmu? Kata-katamu semakin manis.”Stefan tersenyum. Neneknya selalu bilang dia tidak bisa mengatakan kata-kata romantis pada Olivia. Lihat, dia baru saja ngomong segini, Olivia sudah bilang mulutnya diolesi madu. Olivia mungkin tidak suka mendengar kata-kata manis.“Kamu kerja saja, aku nggak akan mengganggumu lagi.”“Oke.” Olivia menutup teleponnya terlebih dahulu.Stefan menjauhkan ponselnya dari telinga, menatap layar ponselnya untuk beberapa saat, lalu mengeluh, “Bahkan nggak m
Melihat Yuna meneteskan air matanya, Olivia segera memberi tisu pada wanita itu dan berkata dengan nada meminta maaf, “Tante, maafkan aku.”“Olivia.” Yuna memegang tangannya, berkata sambil terisak, “Tante yang minta maaf pada kalian. Tante nggak berguna, nggak bisa menemukan kalian. Kalau Tante bisa menemukan kalian lebih awal, mama kalian mungkin nggak akan meninggal.”Kalau dia menemukan adiknya sejak dulu, dia pasti akan membawa adiknya tinggal di daerah perkotaan. Adiknya tidak akan mengalami kecelakaan di jalanan pedesaan, sampai akhirnya meninggal bersama suaminya.Meskipun mereka belum melakukan tes DNA, Olivia juga ingin menangis saat mendengar perkataan Yuna. Matanya merah.Alangkah baiknya kalau ibunya masih hidup.“Ma, jangan nangis lagi. Papa sudah sering berpesan agar aku menjaga Mama, jangan sampai Mama menangis. Mama sudah menangis seharian kemarin.”Amelia mengambil tisu dari tangan Olivia, lalu membantu mengelap air mata ibunya. Dia menghibur ibunya, “Ma, Mama pergi t
Dalam perjalanan ke tempat melakukan tes DNA, Olivia menerima pesan berisi pemberitahuan bahwa ada uang 100 juta yang ditransfer ke rekeningnya.Stefan takut dia tidak mau menerimanya, jadi pria itu mengirim pesan. “Olivia, kalau kamu nggak mau menerimanya, itu artinya kamu nggak menganggapku sebagai suamimu. Karena uang suami memang dihabiskan untuk istrinya.”Olivia tersenyum membaca pesan itu.Stefan sudah tahu cara membuatnya merasa bersalah.Dia tidak langsung membalas pesan itu. Setelah sampai di tempat tes DNA dan diambil darahnya bersama Yuna, dia baru membalasnya.Dengan uang 100 juta dari suaminya itu, dia pun mentraktir Yuna dan Amelia dengan sangat murah hati di hotel bintang lima.Hotel bintang lima di Mambera yang paling dia tahu adalah Mambera Hotel.Mambera Hotel berada di bawah naungan Adhitama Group. Keluarga Adhitama dan keluarga Sanjaya tidak begitu dekat, bisa dibilang merupakan rival bisnis. Setelah membawa Amelia dan ibunya ke Mambera Hotel, dia baru teringat aka
“Oke, aku mengerti. Kamu boleh pergi.”Calvin dengan cepat menyusul yang lain, menghampiri ke sisi kakaknya dan memperingatkan dengan suara rendah, “Kak, Pak Darion bilang dia melihat Kak Olivia datang membawa Yuna Sanjaya dan putrinya beberapa menit yang lalu. Mereka memilih sebuah ruangan VVIP.”Ruangan VVIP adalah jenis ruangan paling mewah di Mambera Hotel. Orang yang dompetnya tidak cukup tebal tidak akan berani memilih ruangan itu.Namun, kalau Non Olivia mau mentraktir Yuna Sanjaya, dia memang harus memilih ruangan VVIP.“Aku mengerti.” Stefan sama sekali tidak kaget mendengarnya.“Kita nggak akan bertemu mereka,” ujar Stefan dengan suara rendah.Dia biasanya menjamu klien di kamar presidensial di lantai paling atas, yang terletak di lantai yang berbeda dengan ruangan VVIP. Dia juga memiliki lift khusus dan tamu hotel tidak bisa memasuki lift itu tanpanya.Mereka tidak akan bertemu, kecuali kalau mereka bertemu di depan pintu lift.Melihat keyakinan kakaknya, Calvin pun tidak ba
“Kalau suami wanita itu ada hubungannya dengan keluarga terkaya di Mambera, keluarga Adhitama, kamu pikir kita berdua bisa hidup tenang sekarang? Dia pasti sudah menggunakan kekuasaan tuan muda Adhitama untuk menghancurkan kita.”Roni memikirkan perbuatan terkutuk yang pernah dilakukannya, dan berpikir apa yang dikatakan Yenny ada benarnya. Jadi, dia pun tidak memikirkannya lagi.Lagi pula, tuan muda keluarga Adhitama itu statusnya sangat tinggi. Olivia mau bereinkarnasi berapa kali pun tidak akan bisa punya nasib untuk menikah dengan pria itu.Mereka berdua pun keluar dari hotel dengan mesra. Namun, mereka melihat Odelina di depan pintu hotel.Odelina datang sendirian. Setelah Russel tidur, dia meninggalkan Bi Lesti di rumah untuk menjaga Russe, lalu datang ke sini untuk menunggu Roni dan Yenny.Dia bisa datang ke sini karena dia melihat dari informasi dan bukti-bukti yang diberikan Stefan padanya, bahwa Roni sangat suka membawa Yenny ke Mambera Hotel.Meskipun mereka sudah bertengkar
Yenny menarik Roni dan bertanya, “Apa yang ingin dibicarakan wanita gendut itu dengan kita?”“Dia nggak menyetujui isi surat perceraian yang aku usulkan. Dia mungkin ingin bicara tentang masalah perceraian itu denganku.”Pengajuan cerai memang membutuhkan waktu.Mungkin Odelina tidak mau menunggu lebih lama lagi setelah apa yang terjadi pada Russel.Roni membawa Yenny ke mobilnya. Setelah keduanya masuk ke dalam mobil, dia mencondongkan tubuh dan menyentuh wajah Yenny dengan sedih. “Sakit?”“Kamu sakit, nggak?”Roni menyentuh wajahnya lagi. “Sakit. Apa yang terjadi pada Russel membuatnya sangat marah. Biarkan dia melampiaskan amarahnya dengan menamparku. Aku bisa menahannya.”Yenny juga menyentuh pipinya yang ditampar Odelina dan berkata, “Roni, wanita itu ingin cepat-cepat bercerai. Kamu bisa mengajukan persyaratan perceraian dengan sedikit lebih menguntungkan lagi. Sebaiknya suruh dia bercerai tanpa harta gono gini.”“Kalau dia nggak bersedia, suruh dia gugat ke pengadilan. Kita bisa
“Nggak usah pedulikan aku dapat semua ini dari mana. Roni, kalau aku melaporkan semua penyuapan yang kamu dapatkan dari orang kepada bosmu. Menurutmu apa kamu masih bisa menjadi manajer di Wieland Electro?” Olivia sudah mengingatkannya. Jangan kasih lihat bukti-bukti penyuapan kepada Roni. Katakan saja untuk menakut-nakuti pria itu.Odelina sangat memahami Roni. Kalau tidak ada bukti, Roni tidak akan takut. Jadi, dia membuat salinan atas semua bukti yang dikumpulkan teman Stefan untuknya.Kalaupun Roni merobeknya, dia masih bisa membuat banyak salinan.Dengan bukti-bukti tersebut, Roni pasti rela mengalah dan menegosiasikan syarat perceraian dengannya, demi mempertahankan pekerjaannya.Odelina tidak tahu bahwa Stefan telah memerintahkan Reiki untuk melakukan penumpasan menyeluruh pada Wieland Electro. Cepat atau lambat, Roni dan Yenny akan kehilangan pekerjaan mereka.Raut muka Roni sangat masam.Dia memelototi Odelina dengan galak.Odelina juga pernah bekerja di Wieland Electro sebel
Begitu Odelina menggemuk, kecantikannya lenyap.Kecantikannya dihancurkan oleh tangan Roni sendiri.“Odelina, apa yang kamu inginkan?” Roni melembutkan nada bicaranya dan bertanya, “Katakan apa yang kamu mau. Kalau aku bisa memberikannya, akan aku berikan. Setelah itu, kita pisah baik-baik, dan kamu akan memberiku semua salinan asli dari semua ini.”Sekarang, asetnya kurang lebih ada 4 miliar.Namun, kalau dia tidak bernegosiasi dengan baik dengan Odelina, apabila Odelina menuntutnya di pengadilan, wanita itu akan sangat diuntungkan dengan semua bukti-bukti yang ada. Dia adalah pihak yang dirugikan. Kalau pengadilan yang memutuskan, dia pasti tetap harus memberikan setengah dari hartanya pada Odelina.Kalau Odelina memberi bukti penyuapan yang diterimanya pada bosnya, bosnya mungkin tidak akan memecatnya, tetapi dia pasti akan dipecat sebagai manajer.Terlebih lagi, dia telah menerima suap dari klien dan juga membantu klien melakukan hal-hal yang menyebabkan perusahaan merugi. Bosnya a
Alasan utamanya karena Yohanna ingin mempersingkat perjalanan bisnisnya, sehingga dia lembur setiap hari dan baru bisa kembali ke hotel untuk beristirahat pada larut malam. Sering kali, dia harus pergi kerja seperti biasa keesokan harinya.Kurang istirahat membuatnya tidak berenergi. Setiap hari Yohanna harus minum beberapa cangkir kopi agar tetap bisa bekerja.Yohanna berdiri dan berjalan ke depan jendela untuk melihat dunia luar. Di cuaca yang dingin, ada beberapa orang yang berjalan dengan tergesa-gesa di jalan. Tidak banyak orang.Ronny bilang kalau di Kota Mambera, baik siang maupun malam, ada banyak orang yang berlalu lalang. Kota itu hanya akan menjadi sepi saat Tahun Baru. Karena pekerja dari luar akan pulang kampung untuk merayakan Tahun Baru.Paling hanya beberapa hari. Saat mereka kembali ke kota, Kota Mambera kembali ke suasana ramai dan sibuk seperti biasanya.Untungnya selama beberapa hari ini ada Ronny yang mengatur jadwal makan tiga kali sehari Yohanna. Tidak peduli ses
“Jangan tidur dulu. Kompres mukamu pakai es. Masih merah dan bengkak. Kalau kamu tidur, aku juga akan kompres pakai es. Nanti kamu malah jadi kebangun juga.”Vandi tahu Felicia malu. Dia mencium wajah Felicia yang merah dan bengkak, lalu berkata, “Aku milikmu, akan selalu jadi milikmu. Aku hanya nikmati sebentar, kamu sudah malu begini.”“Siapa bilang aku malu. Mukaku tebal, nggak akan merasa malu. Kamu sendiri juga bilang, kamu milikku. Memangnya kenapa kalau aku cium sebentar? Sekalipun aku tiduri kamu, kamu juga nggak boleh lawan.”Felicia tidak mau mengaku kalau dia malu. Vandi mengambil es dan menempelkannya ke wajah Felicia. Dia tertawa ketika mendengar ucapan Felicia barusan.“Silakan tiduri aku, kapan saja juga boleh. Tapi lebih baik beritahu aku dulu. Aku bisa bersih-bersih dulu sebelum kamu nikmati.”Felicia, “....”“Lain kali harus menghindar. Dua sisi bengkak begini.”Felicia terdiam sejenak, lalu berkata, “Aku yang khianati dia lebih dulu. Sudah seharusnya dia marah. Seka
“Vandi, setelah masalah ini selesai, bagaimana kalau kita tinggalkan Kota Cianter? Jauhi semua ini. Nggak perlu pergi jauh-jauh. Pergi dari pusat kota juga sudah cukup.”Felicia ingat kalau perusahaannya masih di Kota Cianter, tapi tidak di pusat kota. Dia telah menghabiskan beberapa tahun untuk mengembangkan perusahaan itu. Dia tidak berencana pindah untuk sementara waktu.Memindahkan perusahaan ke kota baru dan lingkungan baru sama saja dengan memulai dari awal lagi. Itu tidak baik untuk perkembangan perusahaan.“Selama Bu Felicia ingin pergi, aku akan selalu menemani. Sudah kubilang, aku akan jadi milik Bu Felicia selamanya,” jawab Vandi.Tidak peduli urusan pekerjaan maupun pribadi, tubuh dan hati Vandi hanya akan menjadi milik Felicia seorang. Felicia mendongak dan menatap Vandi. Dia bisa melihat perasaan mendalam dari mata pria itu.Felicia tiba-tiba merasa Vandi sebenarnya cukup tampan. Tidak setampan Rika, juga tidak setampan pria dari keluarga Adhitama. Namun dibandingkan deng
Saking kerasnya, Patricia mencolok dahi Felicia dengan jarinya dan marah, “Sebenarnya apa yang ada di otakmu? Kenapa kamu begitu keras kepala dan ngotot mengalah? Untuk apa kamu pikirkan masa lalu? Sekarang aku yang kelola keluarga Gatara. Aku ibu kandungmu, bukan tantemu. Tantemu sudah meninggal puluhan tahun yang lalu. Semua sudah berubah!”“Coba kamu lihat drama-drama sejarah dulu. Mana ada yang naik tahta tanpa pertumpahan darah? Banyak raja yang bisa naik tahta setelah bunuh saudara-saudaranya. Habis itu dia baru jadi raja. Kalau anak saudaranya datang untuk minta kembali tahta itu, apa dia akan kembalikan? Nggak, sama sekali nggak mungkin!”Felicia terdiam. Tidak peduli apa pun yang ibunya katakan, dia tetap tidak setuju dengan cara kerja ibunya. Alasan utamanya karena dia ingin mengundurkan diri dari persaingan memperebutkan posisi kepala keluarga Gatara. Dia merasa dia bisa menciptakan kerajaan baru untuk dirinya sendiri dengan kemampuannya sendiri.Dengan begitu, Felicia bisa
Anak muda yang tidak mau bekerja biarkan saja mereka kelaparan. Biaya hidup untuk anak muda harus dihapuskan. Saat mereka tidak memiliki siapa-siapa untuk diandalkan, mereka akan keluar untuk mencari pekerjaan dan menjadi mandiri. Hanya dengan begitu baru bisa dipilih yang mana yang bagus untuk diambil dan dilatih jadi penerus. Akomodasi untuk orang lanjut usia tidak diubah juga tidak masalah.“Di keluarga banyak orang yang nggak berguna, hanya bisa andalkan kita untuk cari uang dan hidupi mereka. Mama ingin ubah keluarga ini dan jadi miliki keluarga kita saja. Tapi Mama butuh kerja samamu.”“Felicia, Mama sudah berkorban banyak untuk dapatkan posisi kepala keluarga ini. Mama juga sudah kerja keras selama puluhan tahun. Meskipun kemampuan Mama terbatas dan gagal bawa keluarga kembali ke puncak kejayaan, seenggaknya Mama sudah memusatkan kekuasaan dan kepentingan sedikit demi sedikit. Sekarang para tetua susah mau menggoyahkan kekuasaan kepala keluarga.”“Kalau mereka berani bicara, Mam
“Sekalipun aku dapatkan dengan cara yang nggak benar, kamu bisa ambil dengan cara yang baik dan benar. Kalau posisi kepala keluarga kembali ke tangan keturunan tantemu, bukankah aku akan jadi bahan tertawaan semua orang? Aku juga sudah kehilangan banyak hal karena ini,” kata Patricia dengan tegas.Usai berkata, Patricia mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Felicia yang bengkak. Dia menghela napas, lalu berkata, “Felicia, aku lakukan semua ini benar-benar demi kebaikan kamu sendiri. Mama harap semua yang ada di keluarga Gatara bisa diberikan ke kamu.”Felicia membalas tatapan ibunya. Dia percaya perkataan ibunya tentang keinginannya untuk mewariskan segalanya di keluarga Gatara kepadanya. Namun, keluarga Gatara bukan milik ibunya seorang.Patricia ingin menjadikan semua milik keluarga Gatara menjadi miliknya sendiri. Setelah Felicia kembali ke keluarga Gatara, Felicia menyadari banyak orang yang tidak senang dengan ibunya karena ibunya secara bertahap berusaha menghapuskan aturan k
Felicia tahu Vandi khawatir. Dia menyuruh Vandi keluar dulu sambil menenangkannya, “Tenang saja, Mama nggak akan benar-benar bunuh aku. Aku anak kandungnya. Aku sudah rusak rencananya. Aku pantas ditampar olehnya.”Patricia tidak benar-benar membunuh Felicia. Felicia merasa ibunya masih peduli dengan hubungan di antara mereka.Vandi menatap Patricia sejenak, lalu menatap kembali wajah Felicia yang bengkak dengan ekspresi tidak tega. Setelah itu, dia keluar dari ruangan. Vandi pergi minta es pada perawat dan meminta Felicia mengompres wajahnya terlebih dahulu.Felicia mengambil es dari Vandi dan berkata, “Aku akan kompres. Kamu keluar saja.”Vandi mengerutkan bibir. Pada akhirnya, dia keluar dari ruangan lagi. Setelah di dalam ruangan tinggal mereka berdua, Felicia mengompres wajahnya dengan es sambil berkata, “Mama capek berdiri terus, kan? Mama ambil sendiri kursi dan duduk dulu.”Patricia memelototi Felicia sejenak, lalu menarik kursi dan duduk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.“La
“Aku sudah alami banyak hal. Pandangan dan perspektifku sudah lama terbentuk. Aku nggak bisa lagi jadi orang seperti yang Mama inginkan.”“Kamu katakan semua ini untuk buat aku merasa bersalah?” tanya Patricia.Felicia tertawa pelan. “Aku mana berani? Lagi pula, apakah Mama akan merasa bersalah? Mama masih punya hati?”Begitu Felicia selesai berkata, Patricia menamparnya lagi. Kali ini, tamparan mengenai sisi wajah Felicia yang lain. Kedua sisi wajah Felicia merah dan bengkak. Lebih banyak darah mengalir dari sudut mulutnya.“Bu Felicia!” teriak Vandi yang tidak tega melihat Felicia ditampar.Vandi tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Jika Patricia memukul Felicia lagi, dia mungkin akan mengusir Patricia. Felicia adalah orang yang ingin dia lindungi seumur hidupnya. Bagaimana mungkin dia bisa membiarkan Patricia terus menyakiti Felicia?Patricia menatap Vandi dan berakta, “Kamu keluar, Vandi. Ini masalah kami berdua, nggak ada hubungannya sama kamu!”Patricia benar-benar takut Vandi ak
Ekspresi Vandi serius dan tegas. “Bu Felicia anak kandung Bu Patricia!” ujar Vandi.Patricia memberi perintah dengan dingin, “Lepas, Vandi. Jangan lupa, sekarang aku masih kepala keluarga. Kamu harus dengar perintahku!”“Sejak aku ditugaskan untuk kerja bersama Bu Felicia, tugasku adalah melindungi Bu Felicia selamanya. Aku hanya akan setia padanya, hanya dengar perintahnya. Itulah tugas kami sebagai asisten. Kami juga hanya punya satu majikan. Majikanku adalah Bu Felicia, bukan Bu Patricia. Tugasku adalah melindungi Bu Felicia. Aku nggak akan biarkan siapa pun sakiti dia, termasuk Bu Patricia.”Wajah Patricia menjadi semakin buram. Memang, sejak Vandi kerja bersama Felicia, dia hanya setia kepada Felicia dan hanya akan melayani Felicia. Sekalipun Patricia masih berstatus kepala keluarga, Patricia bukan majikan Vandi. Dia tidak berhak menyuruh Vandi melakukan apa pun.Patricia hendak memukul Felicia langsung di depan Vandi. Tentu saja, Vandi harus menghentikannya.Felicia berkata kepad