“Sarapanku mungkin sudah nggak panas lagi. Aku akan membawanya ke dapur dan menghangatkannya dulu. Amelia, kamu bisa dibilang pelanggan tetapku di sini. Bantu aku melayani Tante dengan baik.”Amelia tersenyum dan berkata, “Jangan khawatir. Aku dan mamaku nggak akan sungkan-sungkan di sini. Kami akan menganggap tokomu seperti rumah sendiri.”Olivia berpikir dalam hati, “Dengan kekayaan keluargamu, tokoku ini sama sekali bukan apa-apa di matamu.Dia membawa sarapan yang disiapkan Stefan untuknya ke dapur, memanaskannya kembali, lalu memakannya di dapur.Air jahe campur gula merah yang disiapkan Stefan untuknya di termos masih panas.Cuacanya dingin dan dia kebetulan sedang datang bulan. Dia merasa tangan dan kakinya dingin. Dia memegang termos dan meminum air jahe campur gula merah itu, merasa perutnya jauh lebih nyaman dari sebelumnya.“Kring. Kring.” Ponselnya berbunyi.Sambil minum air jahe campur gula merah itu, dia mengeluarkan ponselnya dan melihat Stefan yang meneleponnya. Dia pun
“Albert sudah pergi?” Stefan masih mengingat rivalnya.“Aku nggak melihatnya waktu sampai. Kamu masih cemburu?”Setelah diam sejenak, Stefan berkata, “Kamu sendiri juga bilang kalau sifatku memang seperti ini. Cemburu mungkin akan menjadi kebiasaanku.”Jika Reiki dan neneknya ada di sini, mereka pasti akan menyindirnya.Olivia terkekeh dan berkata, “Aku akan masak pare untukmu setiap hari mulai dari sekarang. Pahit banget.”“Selama itu masakanmu, aku akan menyukainya.”“Stefan, kamu mengoleskan madu ya di mulutmu? Kata-katamu semakin manis.”Stefan tersenyum. Neneknya selalu bilang dia tidak bisa mengatakan kata-kata romantis pada Olivia. Lihat, dia baru saja ngomong segini, Olivia sudah bilang mulutnya diolesi madu. Olivia mungkin tidak suka mendengar kata-kata manis.“Kamu kerja saja, aku nggak akan mengganggumu lagi.”“Oke.” Olivia menutup teleponnya terlebih dahulu.Stefan menjauhkan ponselnya dari telinga, menatap layar ponselnya untuk beberapa saat, lalu mengeluh, “Bahkan nggak m
Melihat Yuna meneteskan air matanya, Olivia segera memberi tisu pada wanita itu dan berkata dengan nada meminta maaf, “Tante, maafkan aku.”“Olivia.” Yuna memegang tangannya, berkata sambil terisak, “Tante yang minta maaf pada kalian. Tante nggak berguna, nggak bisa menemukan kalian. Kalau Tante bisa menemukan kalian lebih awal, mama kalian mungkin nggak akan meninggal.”Kalau dia menemukan adiknya sejak dulu, dia pasti akan membawa adiknya tinggal di daerah perkotaan. Adiknya tidak akan mengalami kecelakaan di jalanan pedesaan, sampai akhirnya meninggal bersama suaminya.Meskipun mereka belum melakukan tes DNA, Olivia juga ingin menangis saat mendengar perkataan Yuna. Matanya merah.Alangkah baiknya kalau ibunya masih hidup.“Ma, jangan nangis lagi. Papa sudah sering berpesan agar aku menjaga Mama, jangan sampai Mama menangis. Mama sudah menangis seharian kemarin.”Amelia mengambil tisu dari tangan Olivia, lalu membantu mengelap air mata ibunya. Dia menghibur ibunya, “Ma, Mama pergi t
Dalam perjalanan ke tempat melakukan tes DNA, Olivia menerima pesan berisi pemberitahuan bahwa ada uang 100 juta yang ditransfer ke rekeningnya.Stefan takut dia tidak mau menerimanya, jadi pria itu mengirim pesan. “Olivia, kalau kamu nggak mau menerimanya, itu artinya kamu nggak menganggapku sebagai suamimu. Karena uang suami memang dihabiskan untuk istrinya.”Olivia tersenyum membaca pesan itu.Stefan sudah tahu cara membuatnya merasa bersalah.Dia tidak langsung membalas pesan itu. Setelah sampai di tempat tes DNA dan diambil darahnya bersama Yuna, dia baru membalasnya.Dengan uang 100 juta dari suaminya itu, dia pun mentraktir Yuna dan Amelia dengan sangat murah hati di hotel bintang lima.Hotel bintang lima di Mambera yang paling dia tahu adalah Mambera Hotel.Mambera Hotel berada di bawah naungan Adhitama Group. Keluarga Adhitama dan keluarga Sanjaya tidak begitu dekat, bisa dibilang merupakan rival bisnis. Setelah membawa Amelia dan ibunya ke Mambera Hotel, dia baru teringat aka
“Oke, aku mengerti. Kamu boleh pergi.”Calvin dengan cepat menyusul yang lain, menghampiri ke sisi kakaknya dan memperingatkan dengan suara rendah, “Kak, Pak Darion bilang dia melihat Kak Olivia datang membawa Yuna Sanjaya dan putrinya beberapa menit yang lalu. Mereka memilih sebuah ruangan VVIP.”Ruangan VVIP adalah jenis ruangan paling mewah di Mambera Hotel. Orang yang dompetnya tidak cukup tebal tidak akan berani memilih ruangan itu.Namun, kalau Non Olivia mau mentraktir Yuna Sanjaya, dia memang harus memilih ruangan VVIP.“Aku mengerti.” Stefan sama sekali tidak kaget mendengarnya.“Kita nggak akan bertemu mereka,” ujar Stefan dengan suara rendah.Dia biasanya menjamu klien di kamar presidensial di lantai paling atas, yang terletak di lantai yang berbeda dengan ruangan VVIP. Dia juga memiliki lift khusus dan tamu hotel tidak bisa memasuki lift itu tanpanya.Mereka tidak akan bertemu, kecuali kalau mereka bertemu di depan pintu lift.Melihat keyakinan kakaknya, Calvin pun tidak ba
“Kalau suami wanita itu ada hubungannya dengan keluarga terkaya di Mambera, keluarga Adhitama, kamu pikir kita berdua bisa hidup tenang sekarang? Dia pasti sudah menggunakan kekuasaan tuan muda Adhitama untuk menghancurkan kita.”Roni memikirkan perbuatan terkutuk yang pernah dilakukannya, dan berpikir apa yang dikatakan Yenny ada benarnya. Jadi, dia pun tidak memikirkannya lagi.Lagi pula, tuan muda keluarga Adhitama itu statusnya sangat tinggi. Olivia mau bereinkarnasi berapa kali pun tidak akan bisa punya nasib untuk menikah dengan pria itu.Mereka berdua pun keluar dari hotel dengan mesra. Namun, mereka melihat Odelina di depan pintu hotel.Odelina datang sendirian. Setelah Russel tidur, dia meninggalkan Bi Lesti di rumah untuk menjaga Russe, lalu datang ke sini untuk menunggu Roni dan Yenny.Dia bisa datang ke sini karena dia melihat dari informasi dan bukti-bukti yang diberikan Stefan padanya, bahwa Roni sangat suka membawa Yenny ke Mambera Hotel.Meskipun mereka sudah bertengkar
Yenny menarik Roni dan bertanya, “Apa yang ingin dibicarakan wanita gendut itu dengan kita?”“Dia nggak menyetujui isi surat perceraian yang aku usulkan. Dia mungkin ingin bicara tentang masalah perceraian itu denganku.”Pengajuan cerai memang membutuhkan waktu.Mungkin Odelina tidak mau menunggu lebih lama lagi setelah apa yang terjadi pada Russel.Roni membawa Yenny ke mobilnya. Setelah keduanya masuk ke dalam mobil, dia mencondongkan tubuh dan menyentuh wajah Yenny dengan sedih. “Sakit?”“Kamu sakit, nggak?”Roni menyentuh wajahnya lagi. “Sakit. Apa yang terjadi pada Russel membuatnya sangat marah. Biarkan dia melampiaskan amarahnya dengan menamparku. Aku bisa menahannya.”Yenny juga menyentuh pipinya yang ditampar Odelina dan berkata, “Roni, wanita itu ingin cepat-cepat bercerai. Kamu bisa mengajukan persyaratan perceraian dengan sedikit lebih menguntungkan lagi. Sebaiknya suruh dia bercerai tanpa harta gono gini.”“Kalau dia nggak bersedia, suruh dia gugat ke pengadilan. Kita bisa
“Nggak usah pedulikan aku dapat semua ini dari mana. Roni, kalau aku melaporkan semua penyuapan yang kamu dapatkan dari orang kepada bosmu. Menurutmu apa kamu masih bisa menjadi manajer di Wieland Electro?” Olivia sudah mengingatkannya. Jangan kasih lihat bukti-bukti penyuapan kepada Roni. Katakan saja untuk menakut-nakuti pria itu.Odelina sangat memahami Roni. Kalau tidak ada bukti, Roni tidak akan takut. Jadi, dia membuat salinan atas semua bukti yang dikumpulkan teman Stefan untuknya.Kalaupun Roni merobeknya, dia masih bisa membuat banyak salinan.Dengan bukti-bukti tersebut, Roni pasti rela mengalah dan menegosiasikan syarat perceraian dengannya, demi mempertahankan pekerjaannya.Odelina tidak tahu bahwa Stefan telah memerintahkan Reiki untuk melakukan penumpasan menyeluruh pada Wieland Electro. Cepat atau lambat, Roni dan Yenny akan kehilangan pekerjaan mereka.Raut muka Roni sangat masam.Dia memelototi Odelina dengan galak.Odelina juga pernah bekerja di Wieland Electro sebel