Rosalina tiba-tiba berkata, “Aku juga mau segera punya bayi, tapi tubuhku belum mampu melakukannya. Jadi, memberikan cicit perempuan untuk Nenek masih menjadi beban kalian.”Nenek pun tersenyum seraya berkata, “Tenang saja, nenek kan punya 9 cucu laki-laki dan segera akan punya 9 cucu menantu. Nenek yakin, di antara kalian semua pasti bisa memberikanku setidaknya 1 orang cucu perempuan. Ayo, kita nikmati bunga-bunga itu. Calvin, nanti kamu panggil kami ya kalau sarapannya sudah siap.”Rosalina belum bisa memiliki keturunan dalam beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, Nenek buru-buru mengganti topik pembicaraan mereka agar Rosalina tidak merasa sedih. Kemudian Nenek berkata kepada Rosalina, “Rosalina, kamu dan Calvin nggak perlu buru-buru untuk punya anak. Kamu harus menyembuhkan kondisi tubuhmu dulu.”Rosalina membalas senyuman Nenek dengan berkata, “Nek, kami nggak buru-buru, kok. Karena buru-buru juga nggak ada gunanya.”Rosalina masih harus menunggu sampai satu setengah tahun ba
Lena terus menatap Calvin ketika dia baru masuk ke dalam rumah lalu segera mengalihkan pandangannya. Dia iri dan merendahkan Rosalina karena dirinya tidak memiliki kesempatan untuk bersama Calvin dan sekarang, dia harus membunuh perasaannya secepat mungkin. Lena pun berdiri lalu berkata dengan tulus, “Bu Rosalina, apa yang kulakukan kemarin malam benar-benar salah. Aku ingin meminta maaf padamu. Aku benar-benar minta maaf!”Rosalina dengan berbesar hati berkata, “Bu Lena, kamu sudah meminta maaf dengan tulus tadi malam padaku. Aku juga sudah memaafkanmu tadi malam.”Lena kembali berkata dengan nada penuh penyesalan, “Aku benar-benar menyesali perkataan burukku. Aku berharap bisa memukul mulutku sendiri. Padahal aku sangat suka membaca buku yang penuh dengan kata-kata bijak, sampai menganggap diriku sangat terpelajar. Tapi. Ternyata aku masih saja bisa mengeluarkan kata-kata jahat itu dari mulutku.”“Peristiwa kemarin malam, bukan hanya menyakiti Bu Rosalina, tapi juga menyakitiku. Kej
Reiki tersenyum lalu berkata, “Kami tahu kalau kalian saling mencintai, jadi kalian nggak perlu pamer kemesraan begitu di depan kami.”Kemudian Calvin pun berkata, “Kalian juga sering pamer kemesraan di depanku saat aku belum menikah dulu.”“Sekarang, aku mau pamer kemesraan di depan saudara-saudaraku yang belum menikah setiap harinya.”Ronny langsung mencari alasan untuk pergi karena dia adalah satu-satunya orang yang belum menikah di sini. Saudaranya yang lain yang belum menikah belum kembali ke Vila Permai. “Ronny, kamu kenapa tiba-tiba pergi begitu? Kamu seharusnya duduk di sini dan mendengarkan pengalaman kami agar kamu nggak bingung ketika kamu mau mengejar calon istrimu nantinya,” goda Reiki. Ronny bergegas pergi menuju pintu rumah lalu berkata tanpa menoleh sedikit pun, “Aku sudah cukup pintar dan berbakat, jadi aku nggak perlu bantuan kalian untuk membimbingku ataupun mengajariku.”Reiki terkekeh lalu berkata, “Aku juga percaya kalau kamu bisa mahir memasak seperti sekarang
Kemudian dokter itu berkata, “Usia kandunganmu sudah cukup untuk melakukan aborsi. Kamu harus melalui operasi kalau sampai bayi ini terlalu besar nantinya dan itu akan lebih berbahaya untukmu. Jadi, saran saya lebih baik kamu putuskan sekarang. Aborsi tidak akan terlalu sakit jika dilakukan di masa awal kehamilan.”“Seperti apa yang saya katakan sebelumnya, kamu harus lebih berhati-hati kalau memang ingin memiliki anak. Jangan sampai, kamu meminum sembarangan obat ataupun melakukan tes radioaktif.”Giselle langsung terdiam. Tidak lama kemudian, dia sudah keluar dari ruang konsultasi sambil membawa hasil tes bersamanya. Namun, dia memutuskan untuk duduk sebentar di luar ruang konsultasi sebelum pulang. Dia merasa tidak berdaya dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dia pasti tidak akan merasakan semua ini kalau saja kedua orang tuanya masih di sisinya saat ini. Semua ini terjadi karena kesalahan si buta Rosalina. Perempuan itu sampai sekarang, masih saja belum hamil set
“Kak Giselle kenapa nangis? Jangan nangis dulu. Apa yang terjadi, Kak?” tanya Jordan yang ketakutan dengan tangisan Giselle. Giselle adalah orang yang keras kepala, liar, dan tidak bernalar, tapi dia jarang sekali menangis. Giselle berkata sambil terisak, “Kamu masih peduli padaku? Aku pikir, kamu hanya mau mendengarkan Rosalina saja.”“Kak, kita kan saudara, jadi mana mungkin aku nggak peduli padamu?”“Kak, cepat katakan. Kakak kenapa?”Giselle buru-buru menyeka air matanya lalu berkata, “Jordan, hidupku hancur karena Rosalina. Aku harap kamu nggak lagi membantunya kalau memang kamu masih peduli padaku. Kamu bisa bergabung bersamaku untuk mengambil kembali keluarga Siahaan.”“Kamu harus kurangi mendengarkan kata-katanya. Dia sudah membohongimu dengan mengatakan kalau rumah itu adalah peninggalan ayahnya untuknya.”Jordan terdiam selama beberapa saat lalu kembali bertanya dengan nada yang lebih tenang, “Kak, apa yang terjadi padamu? Memangnya apa yang Kak Rosalina lakukan padamu?”Jo
“Kirimkan saja sebanyak-banyaknya.”Jordan tidak lagi mengatakan apa pun dan langsung menutup teleponnya. Kemudian dia mentransfer uang sebesar 10 juta kepada Giselle. Dia juga turut mengirimkan sebuah pesan suara. “Kak, aku kirimkan uang 10 juta karena biaya operasi kecil tidaklah banyak. Istirahat dan makan dengan baik setelah selesai operasi, ya.”Giselle menerima uang yang dikirim adiknya lalu mengirimkan pesan suara dengan nada penuh amarah, “Jordan, kenapa kamu sangat pelit, sih? Aku kan bilang kalau kamu bisa kirimkan aku uang sebanyak-banyaknya. Tapi, kenapa kamu malah memberikanku uang 10 juta saja?”“Lebih baik kirimkan saja uang itu pada pengemis. Padahal harta yang diberikan orang tua kita bisa mencapai ratusan miliar dan kamu bisa memberikan separuhnya untukku. Setidaknya, kamu bisa berikan 100 miliar kalau memang kamu nggak mau kasih aku setengahnya!”Giselle mengatakan seakan seluruh harta keluarga Siahaan adalah milik ayahnya seorang. Padahal dia juga tahu kalau ada be
Jordan tetap menghubungi Rosalina, sekalipun dia tahu tentang perselisihan di antara kedua saudarinya. Perempuan itu sedang menuruni gunung bersama Nenek dan yang lainnya ketika dia menerima panggilan telepon dari Jordan. Mereka sedang asyik mengagumi bunga kupu-kupu yang tumbuh di kedua sisi jalanan. Rosalina berhenti sejenak di bawah pohon untuk menerima panggilan telepon dari Jordan. Bunga-bunga yang berada di dahan yang rendah tampak mekar di depan wajahnya. Rosalina bisa menyentuh bunga-bunga itu hanya dengan sedikit mengangkat tangannya. Dia sudah lupa bagaimana indahnya bunga setelah hidup dalam kegelapan selama sepuluh tahun. Sampai akhirnya, penglihatan dia kembali dan dia bisa kembali melihat indahnya bunga-bunga yang ada di dalam tokoknya. Dia juga merasa kalau bunga-bunga yang ada di depan matanya saat ini sangatlah indah. Bunga kupu-kupu bisa mekar sejak bulan November sampai bulan April di tahun berikutnya.“Jordan, ada apa? Kamu bukannya sedang kelas sekarang?” tanya R
Jordan mengurus sendiri warisan dari orang tuanya yang berupa uang, sedangkan menyerahkan warisan berupa bisnis kepada Rosalina untuk dikelola. Jordan tidak kekurangan uang, tapi dia tetap berusaha menghasilkan uang sendiri. Dia bukanlah orang yang suka menghambur-hamburkan uang seperti kebanyakan orang di luar sana. “Ya, Kak! Aku mengerti.”“Oke, kamu lanjutkan belajarmu. Kakak mau berjalan-jalan sama Nenek dan yang lainnya di Vila Permai sekaligus menikmati bunga-bunga yang bermekaran di sini.”Jordan langsung mengangguk dan menutup panggilan teleponnya. Rosalina menyusul yang lainnya setelah selesai menelepon Jordan. “Siapa yang meneleponmu? Kalian mengobrol cukup lama, loh,” tanya Olivia. “Jordan.”“Jordan nggak ada kelas hari ini?”Rosalina tersenyum lalu berkata, “Pertanyaanmu sama sepertiku tadi. Hari ini kan hari Sabtu, jadi kita nggak berangkat kerja, begitu pun Jordan yang nggak ada kelas. Dia biasanya mengajar les di akhir pekan, tapi muridnya sakit, jadi dia nggak mengaj
Wajah Patricia seakan berubah 10 tahun lebih tua dari usianya setelah peristiwa Fani dan Cakra Vikar. Sebelumnya, Patricia adalah perempuan tua yang sangat terawat, sampai dia terlihat seperti perempuan berusia 50 tahunan di usianya yang sudah 70 tahun. Namun sekarang, wajahnya berubah seakan dia sudah berusia 80 tahun. Felicia tidak lagi membalas perkataan Patricia. Dia tidak bisa mengatakan apa pun mengenai pernikahan orang tuanya. “Papamu selalu bilang kalau ada orang lain di hatiku, tapi selama ini aku nggak pernah berselingkuh darinya. Lagi pula, semua itu hanyalah masa lalu. Memangnya siapa di dunia ini yang nggak punya masa lalu? Papamu juga belum putus dari kekasihnya sebelum dia masuk ke dalam keluarga Gatara. Bukankah perempuan itu adalah masa lalunya?”“Aku juga nggak pernah lagi membahas tentang masa lalunya setelah kami menikah. Tapi, dia dengan seenaknya justru mengatakan kalau ada laki-laki lain di hatiku.”Mata Felicia langsung berbinar lalu berkata, “Orang yang ada d
Felicia ingin melihat kembali foto-foto itu, tapi Patricia segera mencegahnya dengan berkata, “Jangan lihat foto-foto itu. Kamu belum menikah, jadi jangan kotori matamu.”“Aku hampir 30 tahun, jadi aku bisa melindungi diriku sendiri. Tapi, tunggu sampai aku menghabiskan permen kapas ini agar aku nggak muntah nanti.”“Ma, aku sempat melihat foto-foto itu sekilas dan gambarnya sangat jelas. Apa mungkin Fani sengaja membuka tirai kamarnya agar orang lain bisa mengambil foto mereka? Apa mungkin Fani sudah tahu kalau Mama sedang menyelidikinya, makanya dia sengaja membuat orang lain bisa memotretnya dengan jelas?”“Dia pasti akan menutupi aibnya dengan rapat kalau memang benar-benar berniat selingkuh. Menurutku, Fani sengaja melakukannya karena ingin membalas dendam. Mama pasti nggak akan tahu tentang perselingkuhan mereka kalau saja dia menutupnya rapat-rapat.”Kemudian Patricia berkata dengan dingin, “Aku nggak peduli, dia sengaja atau nggak. Pokoknya, Mama nggak akan melepaskannya begitu
“Adikku tidak tahan dengan cobaan itu. Akhirnya, dia melarikan diri dan mengalami kecelakaan. Setelah itu, semua urusan keluarga Gatara jatuh ke pundak ibu seorang.”Felicia jarang mendengar ibunya menyebutkan tentang kedua saudaranya. Sebenarnya, dia ingin menanyakan, apakah benar ibunya adalah dalang di balik kematian kedua saudarinya? Namun, Felicia kembali menelan pertanyaan itu dan tidak berani menanyakannya. Lagi pula, Felicia yakin kalau ibunya tidak akan menjawab pertanyaannya. Bahkan mungkin ibunya akan menuduh Felicia tidak mempercayainya sebagai putri kandungnya. “Ma, apa Mama punya foto mereka?”Felicia kembali menggigit permen manisan buahnya seraya bertanya dengan pura-pura penasaran, “Mama bilang kalau Odelina dan tanteku agak mirip, tapi aku nggak pernah melihat wajah Tante. Aku penasaran, seberapa mirip Odelina dan tanteku itu?”Patricia sempat terdiam cukup lama lalu berkata, “Dulu, Mama punya foto-foto mereka. Tapi foto-foto itu rusak dan sudah tidak jelas lagi, ma
Kemungkinan Felicia sengaja tidak menutup tirai apartemennya agar orang-orang bisa menyaksikan aksinya. Itu adalah bentuk balas dendam yang dilakukannya secara terang-terangan. “Pengurus rumah bilang kalau Mama nggak mau makan. Apa yang terjadi, Ma?”“Aku bisa menemani Mama makan malam karena aku juga belum makan.”Felicia sempat duduk di kursi yang berada di depan ibunya, tapi dia kembali berdiri untuk memberikan permen manisan buah untuk Patricia seraya berkata, “Ma, aku beli permen manisan buah tadi. Ini untuk Mama.”“Aku juga beli permen kapas, tapi aku sudah memakannya. Jadi, aku nggak bisa kasih Mama.”Patricia menatap permen manisan buah yang dipegang putrinya lalu melihat permen kapas berwarna pink yang biasanya disukai oleh anak kecil. Putrinya hampir berusia 30 tahun, tapi dia masih saja membeli permen seperti itu. Patricia tidak peduli jika orang dewasa lain memakan permen kapas seperti itu. Namun, putrinya adalah calon pewaris keluarga Gatara, jadi ….“Kenapa kamu membeli
“Kenapa Bu Felicia memakan makanan seperti ini?”“Memangnya kenapa kalau aku memakannya?” “Anak kecil yang biasa memakannya.”“Aku sedang menjadi anak kecil sekarang,” jawab Patricia yang langsung membuat si pengurus rumah terdiam. “Apa ada masalah?”Kemudian pengurus rumah berkata, “Bu Felicia, Bu Patricia makan sedikit sekali tadi siang. Malam ini dia juga tidak ingin makan apa pun. Apa Bu Felicia bisa ke atas dan berusaha membujuknya agar mau makan?”“Mamaku sedang tidak berselera makan, ya?”“Ya, beliau mengatakan seperti itu.”“Apa tadi ada yang datang?” tanya Patricia lagi. “Asisten kepala keluarga tadi datang. Bu Patricia mengatakan dia tidak ingin makan setelah asistennya pergi.”“Mungkin ada masalah yang mempengaruhi mood mamaku sampai dia tidak mau makan. Oke, aku akan ke atas dan menemuinya. Mamaku ada di ruang kerja, ya?”“Bu Patricia ada di ruang kerja. Tadi, beliau juga meminta Bu Dania untuk menemuinya di sana kalau Bu Dania sudah pulang. Apa Bu Felicia mau membawa ma
Hanya ada dua cucu Patricia dari putra ketiganya yang tidak tinggal di asrama karena mereka masih bersekolah di taman kanak-kanak. Namun, mereka biasanya tinggal di rumah keluarga menantunya karena rumah keluarga menantunya lebih dekat dengan sekolah mereka. Patricia juga membayarkan uang setiap bulannya untuk biaya kedua cucunya yang tinggal di sana. “Suruh dia menemuiku setelah dia kembali.”“Baik! Bu Patricia, waktu makan malam sudah tiba,” balas pengurus rumah sekaligus mengingatkan Patricia. Patricia sempat terdiam beberapa saat lalu berkata, “Aku tidak ada selera makan.”Dia tidak ingin makan sendirian karena suami dan anak-anaknya tidak ada di rumah. Selain itu, suasana hatinya juga sedang kurang baik.“Ibu makan sedikit sekali saat makan siang. Jadi, bagaimana mungkin Ibu tidak merasa lapar sekarang?”“Aku tidak ingin makan,” pungkas Patricia lalu menutup teleponnya. Tidak lama kemudian, Felicia tiba di rumah dengan diantar oleh Vandi. Felicia memegang permen bola kapas besa
Foto-foto itu berisikan gambar Ivan dan Fani yang sedang asyik bermesraan. Bahkan Julio yang merupakan putra keduanya juga sering muncul di Famous Garden. Kedua putranya datang dengan membawa berbagai macam hadiah yang pasti akan mereka berikan kepada Fani. Hati Patricia terasa sangat sakit sekaligus marah. Dia benar-benar sudah membenci Fani. Sebenarnya, dia sudah menduga hal seperti akan terjadi di antara Fani dan Ivan. Fani bukanlah perempuan yang bisa menahan diri dengan baik. Oleh karena itu, Patricia segera mengusirnya keluar dari rumah keluarga Gatara. Patricia juga akan mengambil kembali semua yang diberikannya kepada Fani. Dia juga tidak peduli kalau Fani marah padanya. Lagi pula, gadis itu juga bukan putri kandungnya. Sebenarnya, Patricia berencana memberikan Fani uang untuk menjamin hidup gadis itu kalau saja Fani memutuskan untuk meninggalkan Cianter setelah berbagai hal yang terjadi. Namun, Fani tidak melakukannya. Dia justru memilih untuk membalas dendam kepada Patrici
Wajah Patricia seketika melembut lalu berkata sambil tertawa ringan, “Anak itu mungkin tidak pernah pergi ke taman hiburan sejak dia kecil, makanya dia pergi ke sana sekarang.”Patricia tiba-tiba kembali membenci Fani setelah teringat bagaimana keluarga itu memperlakukan putri kandungnya dengan sangat buruk. Anehnya, Fani masih saja terus menyalahkan Felicia dan Patricia tanpa berpikir bagaimana kedua orang tua kandungnya sudah memperlakukan Felicia dengan sangat buruk. Padahal Feni sudah menjalani kehidupan mewah dengan segala kebutuhan yang dipenuhi sejak dia kecil. Dia sudah sangat sering bermain di taman bermain, bahkan taman bermain di luar negeri sekalipun. Di sisi lain, Felicia baru memiliki kesempatan pergi ke taman bermain ketika dia sudah dewasa. “Kehidupan gadis itu sebelumnya sangatlah sulit,” ujar si asisten seakan dia merasa kasihan dengan kehidupan Felicia dahulu. Asisten itu juga tidak menyukai Fani. Namun, dia harus menahan semua perasaan kesalnya karena dia pikir F
Odelina menemukan alasan untuk mengakhiri panggilan telepon. Dia berbalik sambil menggenggam ponsel di tangannya setelah selesai menelepon Yuna. Dia menatap Daniel yang sedang asyik bermain dengan Russel. Kemudian dia duduk di antara Daniel dan Russel lalu bertanya kepada putranya sambil tersenyum, “Russel, bagaimana kalau kita merayakan tahun baru bersama Om Daniel?”Namun, Russel justru balik bertanya, “Kita mau merayakan sama siapa lagi kalau bukan sama Om Daniel?”Odelina langsung terdiam. Russel sudah terbiasa melewati hari-harinya dengan menganggap Daniel sebagai anggota keluarganya. Odelina langsung membelai kepala Russel dengan lembut lalu bertanya kepada Daniel, “Kita bisa meresmikan pernikahan kita dan mendapatkan surat nikah di Catatan Sipil sebelum tahun baru. Kita baru akan melaksanakan resepsi pernikahan setelah kakimu pulih. Bagaimana menurutmu?”Namun, Daniel menolak rencana Odelina dengan berkata, “Odelina, aku nggak mau menikah secara diam-diam begitu. Aku ingin me