Lena terus menatap Calvin ketika dia baru masuk ke dalam rumah lalu segera mengalihkan pandangannya. Dia iri dan merendahkan Rosalina karena dirinya tidak memiliki kesempatan untuk bersama Calvin dan sekarang, dia harus membunuh perasaannya secepat mungkin. Lena pun berdiri lalu berkata dengan tulus, “Bu Rosalina, apa yang kulakukan kemarin malam benar-benar salah. Aku ingin meminta maaf padamu. Aku benar-benar minta maaf!”Rosalina dengan berbesar hati berkata, “Bu Lena, kamu sudah meminta maaf dengan tulus tadi malam padaku. Aku juga sudah memaafkanmu tadi malam.”Lena kembali berkata dengan nada penuh penyesalan, “Aku benar-benar menyesali perkataan burukku. Aku berharap bisa memukul mulutku sendiri. Padahal aku sangat suka membaca buku yang penuh dengan kata-kata bijak, sampai menganggap diriku sangat terpelajar. Tapi. Ternyata aku masih saja bisa mengeluarkan kata-kata jahat itu dari mulutku.”“Peristiwa kemarin malam, bukan hanya menyakiti Bu Rosalina, tapi juga menyakitiku. Kej
Reiki tersenyum lalu berkata, “Kami tahu kalau kalian saling mencintai, jadi kalian nggak perlu pamer kemesraan begitu di depan kami.”Kemudian Calvin pun berkata, “Kalian juga sering pamer kemesraan di depanku saat aku belum menikah dulu.”“Sekarang, aku mau pamer kemesraan di depan saudara-saudaraku yang belum menikah setiap harinya.”Ronny langsung mencari alasan untuk pergi karena dia adalah satu-satunya orang yang belum menikah di sini. Saudaranya yang lain yang belum menikah belum kembali ke Vila Permai. “Ronny, kamu kenapa tiba-tiba pergi begitu? Kamu seharusnya duduk di sini dan mendengarkan pengalaman kami agar kamu nggak bingung ketika kamu mau mengejar calon istrimu nantinya,” goda Reiki. Ronny bergegas pergi menuju pintu rumah lalu berkata tanpa menoleh sedikit pun, “Aku sudah cukup pintar dan berbakat, jadi aku nggak perlu bantuan kalian untuk membimbingku ataupun mengajariku.”Reiki terkekeh lalu berkata, “Aku juga percaya kalau kamu bisa mahir memasak seperti sekarang
Kemudian dokter itu berkata, “Usia kandunganmu sudah cukup untuk melakukan aborsi. Kamu harus melalui operasi kalau sampai bayi ini terlalu besar nantinya dan itu akan lebih berbahaya untukmu. Jadi, saran saya lebih baik kamu putuskan sekarang. Aborsi tidak akan terlalu sakit jika dilakukan di masa awal kehamilan.”“Seperti apa yang saya katakan sebelumnya, kamu harus lebih berhati-hati kalau memang ingin memiliki anak. Jangan sampai, kamu meminum sembarangan obat ataupun melakukan tes radioaktif.”Giselle langsung terdiam. Tidak lama kemudian, dia sudah keluar dari ruang konsultasi sambil membawa hasil tes bersamanya. Namun, dia memutuskan untuk duduk sebentar di luar ruang konsultasi sebelum pulang. Dia merasa tidak berdaya dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dia pasti tidak akan merasakan semua ini kalau saja kedua orang tuanya masih di sisinya saat ini. Semua ini terjadi karena kesalahan si buta Rosalina. Perempuan itu sampai sekarang, masih saja belum hamil set
“Kak Giselle kenapa nangis? Jangan nangis dulu. Apa yang terjadi, Kak?” tanya Jordan yang ketakutan dengan tangisan Giselle. Giselle adalah orang yang keras kepala, liar, dan tidak bernalar, tapi dia jarang sekali menangis. Giselle berkata sambil terisak, “Kamu masih peduli padaku? Aku pikir, kamu hanya mau mendengarkan Rosalina saja.”“Kak, kita kan saudara, jadi mana mungkin aku nggak peduli padamu?”“Kak, cepat katakan. Kakak kenapa?”Giselle buru-buru menyeka air matanya lalu berkata, “Jordan, hidupku hancur karena Rosalina. Aku harap kamu nggak lagi membantunya kalau memang kamu masih peduli padaku. Kamu bisa bergabung bersamaku untuk mengambil kembali keluarga Siahaan.”“Kamu harus kurangi mendengarkan kata-katanya. Dia sudah membohongimu dengan mengatakan kalau rumah itu adalah peninggalan ayahnya untuknya.”Jordan terdiam selama beberapa saat lalu kembali bertanya dengan nada yang lebih tenang, “Kak, apa yang terjadi padamu? Memangnya apa yang Kak Rosalina lakukan padamu?”Jo
“Kirimkan saja sebanyak-banyaknya.”Jordan tidak lagi mengatakan apa pun dan langsung menutup teleponnya. Kemudian dia mentransfer uang sebesar 10 juta kepada Giselle. Dia juga turut mengirimkan sebuah pesan suara. “Kak, aku kirimkan uang 10 juta karena biaya operasi kecil tidaklah banyak. Istirahat dan makan dengan baik setelah selesai operasi, ya.”Giselle menerima uang yang dikirim adiknya lalu mengirimkan pesan suara dengan nada penuh amarah, “Jordan, kenapa kamu sangat pelit, sih? Aku kan bilang kalau kamu bisa kirimkan aku uang sebanyak-banyaknya. Tapi, kenapa kamu malah memberikanku uang 10 juta saja?”“Lebih baik kirimkan saja uang itu pada pengemis. Padahal harta yang diberikan orang tua kita bisa mencapai ratusan miliar dan kamu bisa memberikan separuhnya untukku. Setidaknya, kamu bisa berikan 100 miliar kalau memang kamu nggak mau kasih aku setengahnya!”Giselle mengatakan seakan seluruh harta keluarga Siahaan adalah milik ayahnya seorang. Padahal dia juga tahu kalau ada be
Jordan tetap menghubungi Rosalina, sekalipun dia tahu tentang perselisihan di antara kedua saudarinya. Perempuan itu sedang menuruni gunung bersama Nenek dan yang lainnya ketika dia menerima panggilan telepon dari Jordan. Mereka sedang asyik mengagumi bunga kupu-kupu yang tumbuh di kedua sisi jalanan. Rosalina berhenti sejenak di bawah pohon untuk menerima panggilan telepon dari Jordan. Bunga-bunga yang berada di dahan yang rendah tampak mekar di depan wajahnya. Rosalina bisa menyentuh bunga-bunga itu hanya dengan sedikit mengangkat tangannya. Dia sudah lupa bagaimana indahnya bunga setelah hidup dalam kegelapan selama sepuluh tahun. Sampai akhirnya, penglihatan dia kembali dan dia bisa kembali melihat indahnya bunga-bunga yang ada di dalam tokoknya. Dia juga merasa kalau bunga-bunga yang ada di depan matanya saat ini sangatlah indah. Bunga kupu-kupu bisa mekar sejak bulan November sampai bulan April di tahun berikutnya.“Jordan, ada apa? Kamu bukannya sedang kelas sekarang?” tanya R
Jordan mengurus sendiri warisan dari orang tuanya yang berupa uang, sedangkan menyerahkan warisan berupa bisnis kepada Rosalina untuk dikelola. Jordan tidak kekurangan uang, tapi dia tetap berusaha menghasilkan uang sendiri. Dia bukanlah orang yang suka menghambur-hamburkan uang seperti kebanyakan orang di luar sana. “Ya, Kak! Aku mengerti.”“Oke, kamu lanjutkan belajarmu. Kakak mau berjalan-jalan sama Nenek dan yang lainnya di Vila Permai sekaligus menikmati bunga-bunga yang bermekaran di sini.”Jordan langsung mengangguk dan menutup panggilan teleponnya. Rosalina menyusul yang lainnya setelah selesai menelepon Jordan. “Siapa yang meneleponmu? Kalian mengobrol cukup lama, loh,” tanya Olivia. “Jordan.”“Jordan nggak ada kelas hari ini?”Rosalina tersenyum lalu berkata, “Pertanyaanmu sama sepertiku tadi. Hari ini kan hari Sabtu, jadi kita nggak berangkat kerja, begitu pun Jordan yang nggak ada kelas. Dia biasanya mengajar les di akhir pekan, tapi muridnya sakit, jadi dia nggak mengaj
“Pak Lota, bagaimana kalau kita mempertahankan anak ini dulu sementara? Aku masih takut karena aku sempat lihat di internet ada banyak orang yang mengalami pendarahan sampai kematian setelah melakukan aborsi,” ujar Giselle dengan wajah pucat. “Aku masih muda dan belum mau mati. Aku takut mati.”Lota menyentil dahi Giselle lalu berkata sambil tersenyum, “Dasar bodoh! Dokter masih ada di lantai bawah. Kemampuan medisnya juga sangat baik. Bahkan dia pernah menyelamatkan perempuan yang mengalami emboli cairan ketuban saat melahirkan.”“Tidak akan terjadi hal buruk padamu selama dokter itu ada di sini.”“Mungkin ada yang berbahaya dari aborsi ini, tapi kemungkinan itu sangat kecil. Sudahlah, jangan takut. Aku sudah bilang, kamu masih berguna untukku, jadi aku nggak akan membiarkanmu mati.”“Lagi pula, kamu masih sangat muda dan cantik. Aku nggak akan tega membiarkanmu mati.”Kemudian Lota mencubit wajah Giselle seraya berkata kembali, “Selain itu, kamu sudah meminum pil kontrasepsi yang ak
“… kan bisa saja apa yang aku minta kalian nggak bisa bantu, makanya aku minta bantuannya ke kakak iparku. Kak Olivia sudah pergi ke Vila Ferda, Kak Rika masih belum resmi masuk keluarga Adhitama dan aku juga nggak begitu dekat sama dia. Cuma Kak Rosalina saja yang bisa kuminta bantuan. Memang nggak boleh aku minta tolong sama dia?”Rosalina adalah kakak iparnya yang paling tua, tetapi keluarga Adhitama ini terdiri dari beberapa anak lelaki dari ayah yang berbeda sehingga Olivia secara tidak langsung hanya ipar tiri statusnya. Hanya Rosalina saja yang bisa dianggap sebagai ipar dari saudara kandung.“Rosalina bahkan nggak kenal dan nggak pernah ketemu sama cewek yang kamu suka. Dia nggak bakal bisa bantu banyak juga, jadi mending kamu nggak usah ganggu dia. Kalau ada apa-apa, bilang ke aku saja. Kalau aku rasa Rosalina bisa bantu, nanti biar aku yang ngomong ke dia.”“Ini bukan soal si Rubah, tapi soal Nana. Kak Rosalina kan kenal sama Nana dan seharusnya mereka juga pernah berinteraks
“Ini mah banyak banget!” keluh Samuel.“Kamu pikir kami semua sesantai kamu? Kamu saja yang bisa santai, aku dan Kak Stefan setiap hari sibuknya bukan main.”“Kata siapa aku santai? Aku juga punya kesibukan sendiri, kok.”“Masa? Aku nggak pernah lihat kamu sibuk.”“.…”Samuel tidak ditempatkan di kantor pusat Adhitama Group, jelas saja para kakak yang lebih tua tidak pernah melihat Samuel sibuk. Ini salah Samuel sendiri yang tadi mengatakan kalau dia sedang senggang. Bukankah akan lebih baik jika dia terus terang saja apa tujuan dari kedatangannya ke sini?“Kak Stefan jauh lebih capek dari aku,” ucap Calvin.Stefan adalah kunci dari Adhitama Group. Meskipun urusan sepele tidak perlu melalui persetujuan Stefan lagi, tetap saja masih ada banyak urusan lain yang harus dia tangani secara langsung. Adhitama Group sangat besar. Setiap ari ada saja pekerjaan yang harus Stefan urus, belum lagi rapat yang tidak pernah ada habisnya dan sesekali harus pergi menjamu klien.Saat masih bertunangan,
Masih berbicara dengan suaminya di telepon, Rosalina berkata, “Kamu kan sibuk, beresin saja dulu sana. Aku mau menemani Nenek jalan-jalan lagi sebentar. Dia tadi habis marah-marah sama Dewi sampai mukanya merah semua.”Sarah, “….”Di telepon Calvin tertawa sangat keras, tetapi dia cukup sadar diri untuk tidak menanyakan apa yang Dewi katakan kepada neneknya, supaya neneknya tidak melampiaskan kekesalannya dengan cara mengumbar aib Calvin yang lain. Setelah pembicaraan di telepon berakhir, Calvin meletakan ponselnya dan menyeruput kopinya. Sebelum dia meletakkan kembali gelasnya di atas meja, dia mendengar suara ketukan pintu.“Masuk,” ujarnya.Lantas pintu ruang kantornya terbuka dimasuki oleh Samuel. Melihat kedatangan adik kecilnya itu, Calvin pun dengan rapi meletakkan gelasnya kembali ke tatakan gelas dan berkata dengan senyum tipis di wajah, “Tuben, ada angin apa kamu datang ke sini?”“Aku merasa sedikit tersinggung Kak Calvin ngomong begitu. Aku ini adik kandungmu, lho.”Samuel d
Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.“Nggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,” ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, “Rosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.”“Nenek!” sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap
Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, “Aku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?”Sarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, “Aku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan
Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.“Aku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,” ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, “Nek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi
“Duduk dulu di sana, kita bicarakan pelan-pelan,” kata Nenek Sarah seraya menunjuk ke sebuah gazebo yang terletak tidak jauh dari mereka.”Rosalina dengan lembut menanggapi ajakan itu dan menuntun Sarah menuju ke gazebo yang dimaksud. Setelah mereka sampai di sana dan duduk, Sarah memegang tangan Rosalina dan berkata kepadanya, “Rosalina, tekanan menjadi menantu di keluarga Adhitama pasti berat, ya. Nggak peduli apa pun yang kalian lakukan, pasti akan selalu ada mata yang terus mengawasi setiap pergerakan kalian kalaupun kalian melakukannya dengan baik, nggak banyak orang yang kasih pujian ke kalian, dan kalau mereka merasa kalian kurang baik, pasti banyak yang menghujat. Kalau privasi kalian nggak terjaga dengan baik, pasti akan dengan mudah tersebar ke luar dan menimbulkan rumor yang jadi hiburan untuk orang lain. Ini akan bikin kalian sangat frustrasi dan kerepotan.”Namun ketika mendengar itu, Rosalina hanya mengatupkan bibirnya dan menjawab, “Nek, aku baik-baik saja, kok. Awalnya
Sarah hanya ingin mencari topik pembicaraan dengan cucu menantunya itu, makanya dia pura-pura tertarik.“Aku rasa mereka orang yang sama. Mereka sampai cari satu pengganti untuk menyamar jadi Giselle. Habis itu, Lisa juga muncul di depanku. Dia ingin buat aku nggak curiga. Target mereka sepertinya Olivia. Tapi karena aku paling kenal Giselle, jadi mereka mau nggak mau harus libatkan aku juga.”Hanya dengan membuat Rosalina tidak curiga, Olivia baru akan berhenti curiga. Karena Rosalina kakaknya Giselle.“Aku hanya ingin beritahu Olivia, biar bisa analisis bersama. Rasanya mereka sedang main catur besar di belakang. Nggak perlu terburu-buru. Mereka nggak buru-buru, kita juga nggak buru-buru. Makanya aku pagi ini baru datang ke sini, tapi ternyata Olivia sudah pergi.”Rosalina merasa iri pada Olivia. “Aku juga ingin libur, bawa anak-anak pergi main. Tapi sayangnya aku nggak punya keponakan.”Rosalina memiliki adik perempuan, tapi Giselle juga belum menikah. Jadi dia belum memiliki kepona
“Iya, Mama sudah tua, nggak usah keliaran ke mana-mana dan buat anak-anak khawatir,” kata Dewi.Sarah sengaja melotot ke arah menantunya. “Kenapa kamu ikut-ikutan juga? Aku nggak keliaran. Sekarang aku diam saja di rumah, kan? Aku nggak ikut Oliv pergi gendong Audrey.”Dewi langsung mengungkap kebohongan ibu mertuanya. “Bukannya karena Mama selalu mau culik anak orang setiap kali pergi ke sana jadi sekarang mereka nggak mau terima kunjungan Mama?”Wajah Sarah memerah. Rosalina spontan tertawa cekikikan.“Rosalina, temani Nenek jalan-jalan. Suasana hati Nenek jadi nggak bagus karena tantemu. Dia nggak kasih aku cucu perempuan. Aku suka cucu orang lain, dia malah salahkan aku.”“Mama juga nggak punya anak perempuan, masih saja mau salahkan aku. Memangnya kami yang nggak mau punya anak perempuan? Ada masalah dengan feng shui keluarga Adhitama. Aku curiga rumah dan makam leluhur kita ada di tanah milik seorang biksu,” kata Dewi sambil menutup mulut untuk menahan tawa.Keluarga Adhitama han