Russel menganggap Ricky sudah membohonginya. Olivia menanggapi keponakannya dengan berkata, “Russel beruntung bisa melihat salju. Padahal Russel baru datang.”“Russel juga beruntung bisa bermain manusia salju. Tante saja nggak pernah melakukannya.”“Gimana sarapannya tadi? Kamu harus pakai baju yang tebal, ya. Jangan sampai masuk angin.”“Om Ricky sedang pergi berlibur selama 2 minggu. Kamu kan masih harus sekolah, jadi mana mungkin kamu bisa ikut Om Ricky?”Ricky pasti bersyukur karena dirinya tidak sempat bertemu dengan Russel. Tidak lama kemudian, Russel melakukan panggilan video kepada Olivia dan mereka berdua mengobrol selama setengah jam. Stefan bergumam setelah Olivia mengakhiri panggilan videonya, “Aku baru sadar kalau Russel ternyata sangat bawel. Dia bisa mengobrol denganmu sampai setengah jam lamanya.”Olivia tersenyum lalu berkata, “Dia akan menjadi laki-laki yang suka mengobrol dan hangat.”“Sekarang, sudah jam 9 lebih. Nenek, Papa dan Mama pasti sudah bangun. Kita haru
Olivia hanya mengatakan oh lalu kembali berkata kepada suaminya, “Stefan, gimana kalau kita menginap di Vila Permai selama dua hari ini?”“Lagi pula, kita kan nggak bekerja di akhir pekan ini. Toko bukuku juga nggak buka, kok.”Sebelumnya, Olivia sering membuka toko bukunya di akhir pekan ketika dia hanya memiliki bisnis toko buku saja untuk mendapatkan sedikit uang. Namun sekarang, bisnisnya sudah berjalan dengan baik. Dia dan Junia juga sepakat untuk tidak lagi membuka toko buku di akhir pekan. Mereka tidak lagi peduli tentang pendapatan toko buku mereka banyak ataupun sedikit. Namun, Stefan tiba-tiba saja mendapat pesan dari Reiki sebelum dia bisa menjawab Olivia. Dia memutuskan untuk membaca pesan terlebih dahulu. Setelah itu, dia tersenyum dan berkata kepada Olivia, “Oke, kita akan menginap di Vila Permai akhir pekan ini.”“Kita juga bisa mengundang Reiki dan Junia untuk makan siang bersama. Bagaimana kalau kita makan hot pot saja? Aku sudah lama nggak makan hot pot.”Handi sama
Olivia dan Stefan memang ingin memiliki anak perempuan. Terlebih lagi, setelah melihat status media sosial Yose setiap harinya. Laki-laki itu selalu memamerkan putri kecilnya yang lucu dengan mata bulat yang menggemaskan. Yose memosting beberapa hal di status media sosialnya, termasuk putrinya. Tentu saja, tidak ada banyak orang yang bisa melihat status itu. Yose tidak akan mungkin sebodoh itu memamerkan putri kecilnya yang berharga di hadapan publik tanpa terkecuali. Bahkan orang-orang di Kota Aldimo saja tidak tahu bagaimana rupa putri kecil Yose yang berharga itu. Anak itu masih terlalu kecil dan membutuhkan banyak perlindungan dari kedua orang tuanya. Stefan bisa masuk ke dalam lingkar pertemanan di media sosial Yose karena hubungan Olivia yang baik dengan Mulan. Jika tidak, Stefan tidak mungkin bisa melihat banyak status Yose di media sosialnya. Stefan merasa Yose sengaja memosting putri kecilnya terus-menerus. Dia tahu kalau keluarga Adhitama sangat sulit untuk memiliki keturu
“Sayang, pakailah perhiasan yang kuberikan padamu malam ini.”“Tidak masalah aku mau pakai perhiasan yang mana, selama perhiasan itu adalah pemberianmu.”Calvin mencium bibir istrinya lalu berkata, “Oke, aku akan menyerahkanmu pada Mama.”“Oh iya, istri dari kepala keluarga Brata yang sempat kamu ceritakan itu juga akan datang malam ini,” ujar Calvin tiba-tiba. Senyuman Rosalina seketika menghilang setelah Calvin menyebut perempuan yang perawakan dan suaranya mirip dengan Giselle lalu dia pun berkata dengan tenang, “Ini adalah saat yang tepat untuk mengamatinya. Pastinya ada celah kalau memang dia hanya menyamar.”“Aku akan menyuruh orang untuk mencari tahu apakah benar kalau perempuan itu berasal dari keluarga Brata.”“Oke,” balas Rosalina sambil mengangguk. Dia mencurigai kalau perempuan yang berasal dari keluarga Brata itu adalah Giselle. Namun sayangnya, dia tidak memiliki bukti apa pun. Kalau memang perempuan itu adalah Giselle yang menyamar pastinya ada orang di balik dari semu
Ronny dengan cepat memprotes neneknya dengan berkata, “Bukannya Nenek memintaku untuk menemani Nenek?”“Kenapa Nenek tiba-tiba saja memanggil teman-teman Nenek untuk mengobrol dan bermain kartu ketika kita baru saja sampai?”Kemudian Olivia ikut berkata, “Nenek bisa saja menghabiskan uang tabungan yang teman-teman Nenek kumpulkan dengan susah payah karena taruhan kartu kalian.”Nenek langsung tertawa seraya berkata, “Nenek nggak akan mengambil uang mereka. Orang yang kalah akan dicoret wajahnya sampai mereka berubah menjadi kucing.”Semua orang langsung terdiam. Mereka semua tidak memahami dunia orang-orang usia senja, jadi biarkan saja mereka sibuk dengan dunia mereka. Tidak lama kemudian, Reiki datang bersama Junia dan diikuti oleh kedua orang tua Reiki. Kedatangan mereka semua membuat suasana di vila semakin ramai. “Rizal, apa kakakmu dan keluarganya sudah pulang dari Malinjo?” tanya Nenek setelah melihat Rizal Ardaba. “Kakakku bilang, mereka akan pulang sebelum tahun baru,” jawa
“Nenek mau ke mana?” tanya Reiki setelah melihat Nenek berjalan keluar rumah. “Aku sudah lama nggak pulang ke sini, makanya aku mau ke kaki gunung untuk bertemu teman-teman lamaku. Aku mau mengobrol dan bermain kartu bersama mereka.”Nenek selalu memberikan aura muda di mana pun dia berada. Dia juga berteman dengan para pekerja tua di kaki gunung. Para perempuan tua itu senang bergosip bersama Nenek. “Kalian mengobrollah, Nenek mau keluar dulu. Kalian juga nggak usah memanggilku kalau hot potnya sudah jadi. Kalian suruh orang saja untuk membawa hot potnya ke kaki gunung. Aku mau memakannya bersama teman-temanku di sana. Kalau bisa kalian tambahkan barbeque juga agar terasa lebih lezat.”Olivia kemudian berkata, “Nenek sudah tua, jadi harus mengurangi masakan yang dibakar.”“Oke, aku nggak akan makan apa yang kamu larang,” balas Nenek. “Kenapa kalau aku yang melarang Nenek marah? Tapi, Nenek justru patuh ketika Olivia yang melarang Nenek,” keluh Stefan dengan sengaja. Ada yang bilan
Fenny kembali menutup jendela mobil dan menyuruh sopir untuk melaju setelah selesai berteriak. “Nenek benar-benar seperti anak kecil,” gumamnya. Rosalina langsung tersenyum lalu berkata, “Nggak apa-apa, selama Nenek bahagia.”“Dia selalu bahagia setiap harinya. Dia mengatakan kalau hidup itu hanya beberapa puluh tahun saja, jadi kita harus bahagia agar kehidupan kita terasa berharga.”Fenny sangat mengagumi sikap Nenek dalam menjalani kehidupan. Salah satu alasan Fenny bersedia menikah dengan suaminya adalah karena dia menyukai sifat mertuanya. Tradisi yang dimiliki keluarga Adhitama membuatnya tidak ragu untuk menjadi bagian dari keluarga ini. Faktanya, dia memang tidak menikah dengan orang yang salah. Fenny tidak pernah mengalami ketidakadilan selama puluhan tahun menjadi anggota keluarga Adhitama. Bahkan mertuanya memperlakukan para menantunya lebih baik daripada putra-putranya sendiri. Mereka juga tidak perlu khawatir dengan anak-anak mereka setelah lahir karena mertuanya sendi
“Terima kasih, Bu Yura,” ujar Rosalina sopan. Kemudian Yura kembali berkata kepada Fenny, “Suara menantumu ini juga sangat merdu. Aku senang mendengarnya.”“Kalian pasti sangat gembira karena sudah memiliki menantu, sedangkan aku belum punya menantu sama sekali,” ujar Yura sambil melirik anak laki-laki dan perempuannya.Anak laki-laki bungsunya baru berusia awal dua puluhan, jadi dia tidak terlalu memedulikan anaknya itu. Namun, anak laki-laki sulung dan anak perempuannya yang sudah masuk usia matang menikah, belum juga menikah sampai saat ini. Putri Yura yang bernama Rebecca adalah sahabat Amelia. Yura adalah perempuan yang sangat pandai menempatkan diri, jadi tidak heran jika dia bisa dekat dengan keluarga Sanjaya dan keluarga Adhitama. Rebecca pernah memiliki kekasih sebelumnya. Namun, dia selalu menyembunyikan identitas aslinya yang merupakan anak keluarga kaya raya. Akhirnya, kekasihnya itu meninggalkannya untuk perempuan lain agar kekasihnya itu bisa mendapatkan kehidupan yang