“Terima kasih, Bu Yura,” ujar Rosalina sopan. Kemudian Yura kembali berkata kepada Fenny, “Suara menantumu ini juga sangat merdu. Aku senang mendengarnya.”“Kalian pasti sangat gembira karena sudah memiliki menantu, sedangkan aku belum punya menantu sama sekali,” ujar Yura sambil melirik anak laki-laki dan perempuannya.Anak laki-laki bungsunya baru berusia awal dua puluhan, jadi dia tidak terlalu memedulikan anaknya itu. Namun, anak laki-laki sulung dan anak perempuannya yang sudah masuk usia matang menikah, belum juga menikah sampai saat ini. Putri Yura yang bernama Rebecca adalah sahabat Amelia. Yura adalah perempuan yang sangat pandai menempatkan diri, jadi tidak heran jika dia bisa dekat dengan keluarga Sanjaya dan keluarga Adhitama. Rebecca pernah memiliki kekasih sebelumnya. Namun, dia selalu menyembunyikan identitas aslinya yang merupakan anak keluarga kaya raya. Akhirnya, kekasihnya itu meninggalkannya untuk perempuan lain agar kekasihnya itu bisa mendapatkan kehidupan yang
Rosalina sudah terlatih hingga memiliki hati baja. Dia tidak akan tersinggung hanya karena sebuah rumor kecil. Lagi pula, kedua bibinya serta Giselle sudah berusaha dengan segala cara untuk menghancurkan reputasi Rosalina. Namun, tidak ada satu pun yang berhasil. Satu-satunya kelemahan Rosalina adalah seseorang sekarang selalu berada di sisinya mendukungnya apa pun yang terjadi, jadi apa lagi yang bisa menyakitinya?“Benar sekali! Kita memang tidak perlu memedulikan perkataan orang-orang di luar sana. Kamu pasti tahu kan tentang Amelia yang sering sekali dirumorkan buruk di luar sana.”“Menurutmu, Amelia tidak seperti apa yang orang-orang itu katakan, kan? Mereka semua mengatakan hal buruk tentangnya karena mereka iri sama Amelia.”Rosalina lalu berkata, “Benar, mereka hanya iri. Karena Amelia adalah sasaran mudah bagi mereka.”Untung saja, Amelia memiliki sifat ceria yang tidak peduli dengan apa yang orang katakan padanya. Orang-orang itu hanya iri kepada Amelia karena dia cukup beran
Rebecca berkata dengan nada minta maaf, “Rosalina, kamu diantar sama pelayanku, ya. Karena aku ingin menyapa Bu Lisa Brata dulu.”Rosalina melirik ke arah mertuanya yang sudah masuk ke dalam rumah dan disambut di ruang utama yang indah oleh Yura Wally dan orang-orang di sekitar mereka. Sayangnya, Rosalina tidak mengenal mereka semua. Oleh karena itu, dia pun berkata kepada Rebecca, “Apa kamu tidak keberatan kalau aku ikut menyapa Bu Lisa Brata bersamamu?”“Aku hanya kenal sedikit orang di sini,” tambah Rosalina. Rebecca pun tersenyum lalu berkata, “Boleh, kok. Ayo, aku mau lihat siapa sih orang yang bernama Lisa Brata itu. Karena aku belum pernah mendengarnya sama sekali.”Rebecca belum pernah mendengar ada keluarga bernama Brata di kalangan kelas atas Mambera. Bahkan ibu dan teman-teman ibunya juga belum pernah mendengar nama itu. Oleh karena itu, Rebecca sangat penasaran dengan sosok Lisa Brata. “Aku pernah bertemu dengan orang yang bernama Lisa Brata sebelumnya. Tapi, aku juga ti
Angka kelahiran akan menurun seiring menurunnya angka pernikahan. Walaupun pemerintah sudah melakukan banyak cara untuk meningkatkan tingkat pernikahan dan kelahiran, tetap saja semua itu tidak berhasil mendorong para generasi muda untuk menikah dan memiliki keturunan. Kedua perempuan itu terus mengobrol sambil berjalan, sampai akhirnya mereka tiba di pintu masuk vila. Para pelayan sedang sibuk mengarahkan mobil para tamu untuk diparkirkan di pintu masuk atau pinggir jalan vila karena halaman vila tidak bisa menampung semua mobil dari para tamu yang hadir. “Bu Rebecca,” panggil seorang pelayan ketika melihat Rebecca keluar. Rebecca menyapa para tamu yang baru hadir dan menyuruh para pelayan untuk mengantar mereka masuk lalu bertanya kepada seorang pelayan, “Di mana Bu Lisa Brata?”“Beliau masih berada di dalam mobil. Mobilnya baru saja selesai parkir,” ujar si pelayan sambil menunjuk ke arah sebuah mobil yang berada tidak jauh dari mereka. Giselle menatap ke arah Rosalina dan Rebec
Giselle menyapa dengan ramah sambil tersenyum lalu menjabat tangan Rebecca. Kemudian dia menoleh ke arah Rosalina. Rebecca memperkenalkan Rosalina seraya berkata, “Beliau adalah Rosalina Siahaan. Beliau adalah anggota keluarga Siahaan sekaligus menantu keluarga Adhitama.”Giselle tersenyum lalu berkata, “Ternyata kamu adalah menantu keluarga Adhitama. Sepertinya, kita pernah bertemu sebelumnya, benar kan?”Rosalina tersenyum lalu berkata dengan lembut, “Kita memang pernah bertemu sebelumnya. Aku bisa mengingat Bu Lisa Brata dengan mudah karena suaramu terdengar sangat familier bagiku.”Giselle sedikit panik setelah mendengar pernyataan Rosalina. Seperti yang dia duga sebelumnya, Rosalina memang merasa familier dengan suaranya. Sekarang, Giselle harus bersikap tenang dan jangan sampai menunjukkan celah untuk menambah kecurigaan Rosalina. Lota Brata pasti akan sangat murka kalau sampai Rosalina berhasil mengetahui identitas aslinya. Dia tidak boleh takut! Giselle berusaha meyakinkan di
Rosalina-lah yang sudah melakukan banyak kesalahan padanya. Namun, perempuan itu justru mengatakan kalau dirinya yang sudah melakukan banyak kesalahan. Bagaimanapun juga, Rosalina sudah mengintimidasinya sampai dia tidak bisa melawan sekarang. Orang-orang selalu mengatakan betapa lembutnya Rosalina setelah mengalami banyak hal buruk di dalam keluarga Siahaan. Bahkan sifatnya tetap jauh lebih anggun daripada Giselle Siahaan. Mereka pastinya tidak pernah menduga kalau ternyata Rosalina adalah seorang perempuan yang sangat licik. Rebecca tersenyum lalu berkata, “Bu Lisa, mari masuk.”Rebecca mempersilakan Lisa untuk masuk dengan lembut. Dia tidak lagi menggandeng tangan Rosalina karena perempuan itu sudah bisa melihat, sekalipun penglihatannya seperti orang yang menderita rabun jauh cukup tinggi. Oleh karena itu, Rebecca tetap berjalan di dekat Rosalina untuk menjaga perempuan itu. Walaupun pertemuan ini adalah pertemuan mereka yang pertama, kedua perempuan itu terlihat bagaikan teman
“Kamu pasti akan melakukan hal yang sama kalau kamu jadi dia. Mana mungkin kamu akan asal bicara kepada banyak orang kalau kamu mau mencari keadilan untuk ayah kandungmu sekaligus memasukkan ayah tirimu dan ibumu ke penjara?”“Kamu pastinya nggak akan bisa hidup sampai dewasa kalau kamu melakukannya.”Lena hanya bisa terdiam lalu kembali berkata beberapa saat kemudian, “Pokoknya aku nggak suka sama dia.”“Kamu nggak perlu menyukainya. Lagi pula, aku memperkenalkan kalian karena aku datang untuk mengobrol sebentar denganmu. Sudahlah, anggap saja aku angin lalu karena kamu hanyalah perempuan sombong yang suka merendahkan orang lain,” ujar Rebecca lalu berbalik dan pergi. Rebecca sudah mengenal Lena selama beberapa tahun. Keluarga Kirana adalah keluarga yang terkenal cukup sederhana, tapi status mereka tidaklah sederhana. Jika tidak, Lena tidak akan mungkin bisa muncul di acara jamuan makan keluarga Wally. Rebecca merasa dirinya telah salah menilai Lena setelah melihat gadis itu memanda
Pantas saja, sahabat terdekatnya hanya Amelia seorang. Bukan karena dia sangat pemilih dalam berteman, hanya saja dia tidak bisa berteman terlalu dekat jika dia tidak cocok dengan orang tersebut. “Dia bisa kembali melihat berkat Calvin. Entah sudah berapa kali, Calvin menghampiri Dokter Dharma dan memohon padanya sampai akhirnya Dokter Dharma bersedia untuk menyembuhkan Rosalina. Perempuan itu sungguh beruntung bisa mendapatkan laki-laki seperti Calvin Adhitama.”“Aku juga bisa melihat dengan jelas kalau Bu Fenny sangat baik kepada menantunya. Bahkan ada yang bilang kalau Bu Fenny juga sangat protektif padanya.”“Memang ada beberapa orang yang seberuntung itu di dunia ini!”Rebecca bisa mendengar rasa iri dan ketus dari kata-kata yang dilontarkan oleh Lena. Terutama ketika dia menyebut nama Calvin Adhitama. Rebecca memandang Lena dari atas sampai ke bawah lalu bertanya, “Kamu suka sama Calvin, ya?”Wakah Lena seketika memerah. Dia memang sangat mengagumi sosok Calvin. Dia selalu beru