Se connecter“Kakak ipar kamu kapan lahiran?” tanya Yohanna. Yohanna tidak memiliki koki pribadi cadangan. Jika Ronny hanya cuti selama tiga hari, Yohanna masih bisa bertahan. Namun jika lebih lama dari itu, kemungkinan Ronny tidak akan diizinkan untuk cuti. Yohanna mengetahui kabar terkini tentang keluarga Adhitama, termasuk kehamilan Olivia, melalui teman baiknya. Olivia adalah kakak iparnya Ronny, hal yang wajar jika Ronny ingin pulang untuk melihat kelahiran keponakannya. “Nggak tahu. Aku sudah tanya kakakku, kemungkinan dua bulan lagi, tapi bisa jadi lebih cepat dari itu. Aku mau menjenguk kakak iparku selagi dia masih di rumah sakit pasca lahiran. Nanti kalau dia sudah boleh keluar dari rumah sakit dan istirahat di rumah, baru aku balik ke sini. Habis itu, pas keponakanku genap satu bulan, aku bakal ke sana lagi selama dua hari. Gimanapun juga keponakanku adalah anak pertama di generasi berikutnya.” Yohanna berpikir sejenak dan berkata, “Kalau cuma cuti tiga hari, aku bisa kasih izin kapan
Ronny sadar Yohanna sengaja mengatakan itu karena takut dia akan menolak. Ronny mana mungkin menolak? Dia justru senang sekali diajak makan bersama! “Baik. Asal kamu nggak keberatan, nanti kita makan bersama. Kamu makan saja dulu, aku mau siapkan buahnya dulu.” Yohanna hanya menatapnya tanpa mengatakan apa-apa, lalu dia pun keluar dari toilet. Biasanya Yohanna hanya makan buah ketika sedang menjamu klien atau tamu penting. Pada umumnya, Yohanna langsung kembali ke ruang istirahat selesai makan. Di waktu istirahatnya yang sempit itu, dia sudah tidak lagi berpikir untuk makan buah. Yohanna belakangan baru sadar kalau Ronny ternyata telah mengubah kebiasaannya tanpa disadari. Dengan mengubah kebiasaan kecil, waktu istirahat Yohanna menjadi sedikit lebih panjang. Alhasil Yohanna pun merasa lebih segar. Tak lama kemudian, Ronny keluar dengan buah yang sudah dia siapkan. Dia menyusun semua potongan buah itu menyerupai bentuk burung yang sedang mengepakkan sayap. Potongan buah yang tidak
“Kak Yohanna nanti malam masih ada janji sama klien. Habis itu masih harus lembur di kantor. Bawa saja makanannya ke dalam.” “Oke.” Ronny datang untuk membawakan makanan calon istrinya. Setelah itu Dira pun masuk ke dalam lift. Ketika membalikkan badan, dia melihat Ronny sudah pergi. Dira tertawa kepada dirinya sendiri dan bergumam, “Kapan, ya, aku bisa ketemu sama cowok yang segitu sayangnya sama aku?” Yohanna sudah dipertemukan dengan Ronny. Walaupun mereka masih belum resmi berpacaran, mereka sudah saling menyukai satu sama lain. Tak lama lagi, mereka pasti akan menjadi sepasang kekasih. Asalkan kedua pihak keluarga tidak keberatan, mereka bisa menjadi sepasang suami istri yang saling menyayangi. Namun mengingat kondisi keluarganya saat ini, Dira sedikit khawatir Yohanna dan Ronny tidak bisa bersama hingga akhir. Yohanna tidak mungkin pergi jauh dari Aldimo. Setelah menikah, Yohanna masih tetap harus mengurus usaha keluarga. Dia pasti akan sangat sibuk dan butuh pengertian dari
Yohanna sudah menggerakkan bibirnya, tetapi dia tidak jadi mengatakan apa-apa. Ucapan Dira cukup masuk akal. Yohanna tidak bisa terus-terusan memaksa kedua adik laki-lakinya. Mereka berdua masih kecil, baru juga berusia enam tujuh tahun. Masa kecil seharusnya diisi dengan kegiatan yang bahagia, tanpa ada rasa cemas atau khawatir. Selama ini Yohanna sudah memberikan tekanan yang terlalu besar kepada mereka. “Kalau lagi senggang, Ronny juga suka menemani mereka. Aku rasa Ronny bisa banget menemani anak-anak main bareng. Mungkin dia sudah ada pengalaman sebelumnya di keluarga dia sendiri.” Keluarga Adhitama memiliki sembilan orang cucu, tetapi semuanya laki-laki, tidak ada satu pun perempuan. Ronny berada di urutan keenam. Di bawahnya ada Jordy, Nicho, dan Sandy. Di antara mereka, Sandy yang paling kecil. Dia bahkan belum memasuki usia dewasa. Selama ini selalu ada delapan orang kakak yang menjaganya. Namun sejak kecil Sandy sudah merasakan tekanan yang begitu besar. Siapa yang bisa me
“Kak, di luar saja banyak restoran dan hotel yang menunggu Ronny dipecat. Mereka merekrut Ronny untuk kerja di tempat mereka.” Dengan kemampuan Ronny, di restoran atau hotel mana pun dia bekerja pasti akan menjadi tempat yang sangat populer di kalangan warga setempat. “Kita lihat saja siapa yang berani bayar paling mahal, apa mereka bisa membuat Ronny tergiur. Ronny juga punya hotel dan restoran sendiri. Dari awal dia sudah bekerja di industri food and beverages, dan prestasi dia juga kelihatan jelas. Nggak akan segampang itu orang lain mau merekrut dia jadi koki, kecuali hotel atau restoran mereka yang diakuisisi sama Ronny. Lagi pula aku masih belum bosan sama masakannya. Biar saja mereka yang tunggu. Kamu boleh taruhan sama siapa saja, apakah Ronny bisa bekerja di bawahku selama satu tahun penuh. Aku rasa kamu bakal menang, tapi bisa juga kalah.” Yang namanya taruhan pasti ada menang dan kalah. “Sudah ada yang taruhan duluan, tapi mereka taruhannya apakah Ronny bisa bertahan sel
Kelakuan mesum Lota tidak hanya terkenal di Harindang saja, bahkan seluruh warga Aldimo juga tahu dia mengganti pasangannya semudah mengganti pakaian. Sudah banyak wanita yang dipelihara olehnya hamil, lalu berpikir bisa menggantikan Charlotte dengan memanfaatkan anak status anak mereka.Namun siapa sangka, mereka akan dilupakan begitu saja begitu Lota memasang risleting celananya kembali. Hampir semua simpanannya hamil, tetapi hanya beberapa saja, yang tidak memiliki ambisi besar, yang bisa melahirkan anak mereka. Kalaupun lahir, anak-anak itu tidak diperkenankan untuk memiliki marga Brata. Mereka harus menggunakan marga dari ibu. Untungnya Lota masih memberikan sebuah vila gandeng kepada simpanannya untuk mereka tinggal, serta pengasuh untuk membantu merawat anak yang baru lahir itu. Setiap bulan Lota juga mengirimkan uang untuk menjamin kualitas hidup anak tersebut. Untuk simpanan yang tidak diizinkan untuk melahirkan anak, mereka dipaksa untuk melakukan aborsi. Jika mereka menolak







