Share

Bab 3008

Penulis: Anggur
“Ma, izinkan aku membeli satu mainan saja, ya?” tawar Russel.

“Nggak boleh! Nanti, mainanmu akan menumpuk semakin banyak. Lagi pula, kamu kadang nggak membereskan mainanmu setelah kamu mainkan dan Mama terpaksa membantumu membereskannya.”

“Ma, aku janji akan membereskan mainanku sendiri,” ucap Russel yang terkadang lupa untuk membereskan mainannya.

“Bukannya kamu bawa mainan ke sini?”

Odelina tidak akan mengizinkan anaknya untuk membeli terlalu banyak mainan. Karena mainan Russel memang sudah sangat banyak.

Russel langsung cemberut lalu berkata, “Pokoknya aku mau beli mainan baru agar aku bisa memainkannya sama adikku.”

“Adikmu itu masih bayi, jadi dia belum bisa main mainan.”

“Kalau begitu, aku mau beli buku saja agar aku bisa menulis dan menggambar, boleh kan?”

Russel berusaha mencari benda lainnya yang bisa dia beli. Di dalam toko mainan, juga terdapat banyak sekali alat tulis dan buku yang dijual di sana. Russel sudah mengunjungi toko mainan itu terlebih dahulu sebelum dia kemba
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3009

    Odelina langsung menyentil dahi anaknya seraya berkata, “Russel, kamu ngomong apa, sih?”Russel menyentuh dahinya lalu berkata kepada Daniel, “Om, dahiku sakit karena disentil Mama. Tolong tiupin!”Daniel langsung meniup dan membelainya lembut lalu berkata kepada Odelina, “Odelina, jangan menyentil dahi Russel begitu. Kamu bisa membuat anak pintar ini bodoh kalau begitu terus.”“Sentilan itu nggak ada hubungannya dengan bodoh atau pintar. Dia akan tetap bodoh kalau dasarnya memang sudah bodoh.”“Russel itu pintar dan nggak bodoh!” seru Russel sambil menatap Odelina kesal lalu membenamkan kepalanya dalam pelukan Daniel. Akhirnya, Daniel membawa Russel masuk ke dalam toko mainan. Anak itu langsung turun setibanya di toko mainan lalu mengambil beberapa buku belajar menulis.Kemudian dia kembali menghampiri Odelina seraya berkata, “Ma, aku sudah memilih buku menulisnya. Apa sekarang aku boleh memilih mainan?”Walaupun Om Daniel bilang kalau dia akan membelikan mainan untuk Russel, anak it

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3010

    Russel ingin segera kembali ke hotel agar bisa bermain dengan mainan barunya. Namun, Odelina enggan untuk kembali ke hotel karena dia masih ingin berjalan-jalan di pasar malam. “Russel, kamu pulang sama Om Dimas, ya. Mama masih mau jalan-jalan dulu sama Om Daniel.”Russel berpikir sejenak lalu setuju dengan perkataan ibunya. Dimas pun membawa Russel kembali ke hotel. Odelina dan Daniel akan terus berjalan-jalan seakan mereka sedang berkencan. “Daniel, kita nonton saja, yuk. Ada bioskop di dekat sini dan aku selalu melewatinya setiap hari. Tapi, nggak pernah sempat nonton di sana.”Daniel sama sekali tidak menolaknya. Dia meminta pengawalnya untuk membeli tiket terlebih dahulu agar Odelina dan dirinya bisa jalan perlahan dan santai. Sepuluh menit kemudian, pasangan itu sudah sampai di depan pintu masuk bioskop. Pengawal sudah yang membelikan tiket untuk mereka sudah menunggu mereka di sana. Pengawal itu juga membelikan mereka banyak sekali camilan. Mereka akan menikmati camilan ketik

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3011

    Daniel mengangkat tangan Odelina lalu menciumnya ketika tidak ada orang yang memperhatikan. Odelina dengan cepat menarik tangannya dengan wajah yang memerah. Untung saja, lampu bioskop redup, jadi Daniel tidak bisa melihat wajah Odelina yang memerah. “Daniel, biasa saja, dong,” bisik Odelina. Odelina dikenal dengan sifat keras dan murah hatinya. Wajah dan telinganya juga mudah memerah kalau dia merasa malu. Odelina sekarang bersikap layaknya seorang gadis remaja di hadapan Daniel. Bahkan Olivia pernah mengatakan kalau kakaknya sekarang sedang mengalami masa pubertas kedua. Daniel langsung tersenyum tipis seraya berkata, “Aku biasa saja, kok. Memangnya apa yang kulakukan?”“Odelina, kamu katakan saja apa yang kamu inginkan. Kamu mau berjalan-jalan, menonton film, atau liburan sekalipun, aku akan menemanimu dan mengesampingkan semua pekerjaanku hanya untukmu.”“Pekerjaanku memang penting, tapi kamu jauh lebih penting bagiku.”“Aku sama sekali nggak kekurangan uang, justru uangku terl

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3012

    Daniel juga terus memberikan Odelina makanan ringan sampai film selesai. “Perutku penuh sekali dengan camilan malam ini. Sepertinya, aku harus berjalan-jalan dulu sebentar untuk menurunkan makanan,” ujar Odelina.Daniel pun berdiri dan Odelina serta para pengawalnya langsung membantu Daniel berjalan. Daniel pun tersenyum lalu berkata, “Kalau begitu, tolong dorong kursi rodaku sampai ke hotel, ya. Anggap saja kita sedang berjalan-jalan menurunkan makanan.”Olivia tersenyum lalu berkata, “Oke, ayo kita berjalan-jalan. Tapi, aku nggak tahu jalan kalau kita jalan kaki begini. Jadi, jangan salahkan aku kalau kita tersesat dan berkeliling Kota Cianter sepanjang malam.”“Nggak akan.”Sekarang, malam sudah semakin gelap. Keadaan di jalanan setelah mereka keluar bioskop juga tidak ramai. Rasanya sepi dan damai. Odelina terus mendorong Daniel sambil berjalan perlahan dan diikuti oleh para pengawal mereka dari belakang. Tidak lama setelah mereka berjalan, salju tiba-tiba saja turun. “Daniel, t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3013

    “Olivia, sudah malam. Kamu tidurlah agar besok kita bisa sarapan bersama,” ujar Daniel pelan. “Selamat malam, Daniel,” ujar Odelina lalu berinisiatif mencium pipi Daniel. “Malam,” balas Daniel lalu Odelina mendorong kursi roda Daniel kembali ke kamar laki-laki itu. Daniel tidak bisa menahan senyuman di wajahnya. Semua ini terasa sangat manis baginya. Suasana berubah hening dan mereka tidak lagi bicara sepanjang malam. Pagi hari di akhir pekan, cuaca tiba-tiba saja berubah dingin dan membuat Stefan malas untuk bangun di pagi hari. Dia hari ini tidak berniat untuk bangun pagi dan tetap berada di atas kasur sebagai penghangat alami bagi istrinya. Suhu di Mambera sekarang sudah mulai dingin dengan suhu rata-rata 10 derajat. Walaupun sebenarnya suhu ini terhitung tidak terlalu rendah, warga Mambera merasa kalau suhu ini sangatlah dingin. Mereka semua langsung bergegas membeli berbagai macam mantel dan baju tebal untuk menghadapi suhu dingin di Mambera. Para pedagang dengan cepat mengi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3014

    Russel menganggap Ricky sudah membohonginya. Olivia menanggapi keponakannya dengan berkata, “Russel beruntung bisa melihat salju. Padahal Russel baru datang.”“Russel juga beruntung bisa bermain manusia salju. Tante saja nggak pernah melakukannya.”“Gimana sarapannya tadi? Kamu harus pakai baju yang tebal, ya. Jangan sampai masuk angin.”“Om Ricky sedang pergi berlibur selama 2 minggu. Kamu kan masih harus sekolah, jadi mana mungkin kamu bisa ikut Om Ricky?”Ricky pasti bersyukur karena dirinya tidak sempat bertemu dengan Russel. Tidak lama kemudian, Russel melakukan panggilan video kepada Olivia dan mereka berdua mengobrol selama setengah jam. Stefan bergumam setelah Olivia mengakhiri panggilan videonya, “Aku baru sadar kalau Russel ternyata sangat bawel. Dia bisa mengobrol denganmu sampai setengah jam lamanya.”Olivia tersenyum lalu berkata, “Dia akan menjadi laki-laki yang suka mengobrol dan hangat.”“Sekarang, sudah jam 9 lebih. Nenek, Papa dan Mama pasti sudah bangun. Kita haru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3015

    Olivia hanya mengatakan oh lalu kembali berkata kepada suaminya, “Stefan, gimana kalau kita menginap di Vila Permai selama dua hari ini?”“Lagi pula, kita kan nggak bekerja di akhir pekan ini. Toko bukuku juga nggak buka, kok.”Sebelumnya, Olivia sering membuka toko bukunya di akhir pekan ketika dia hanya memiliki bisnis toko buku saja untuk mendapatkan sedikit uang. Namun sekarang, bisnisnya sudah berjalan dengan baik. Dia dan Junia juga sepakat untuk tidak lagi membuka toko buku di akhir pekan. Mereka tidak lagi peduli tentang pendapatan toko buku mereka banyak ataupun sedikit. Namun, Stefan tiba-tiba saja mendapat pesan dari Reiki sebelum dia bisa menjawab Olivia. Dia memutuskan untuk membaca pesan terlebih dahulu. Setelah itu, dia tersenyum dan berkata kepada Olivia, “Oke, kita akan menginap di Vila Permai akhir pekan ini.”“Kita juga bisa mengundang Reiki dan Junia untuk makan siang bersama. Bagaimana kalau kita makan hot pot saja? Aku sudah lama nggak makan hot pot.”Handi sama

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3016

    Olivia dan Stefan memang ingin memiliki anak perempuan. Terlebih lagi, setelah melihat status media sosial Yose setiap harinya. Laki-laki itu selalu memamerkan putri kecilnya yang lucu dengan mata bulat yang menggemaskan. Yose memosting beberapa hal di status media sosialnya, termasuk putrinya. Tentu saja, tidak ada banyak orang yang bisa melihat status itu. Yose tidak akan mungkin sebodoh itu memamerkan putri kecilnya yang berharga di hadapan publik tanpa terkecuali. Bahkan orang-orang di Kota Aldimo saja tidak tahu bagaimana rupa putri kecil Yose yang berharga itu. Anak itu masih terlalu kecil dan membutuhkan banyak perlindungan dari kedua orang tuanya. Stefan bisa masuk ke dalam lingkar pertemanan di media sosial Yose karena hubungan Olivia yang baik dengan Mulan. Jika tidak, Stefan tidak mungkin bisa melihat banyak status Yose di media sosialnya. Stefan merasa Yose sengaja memosting putri kecilnya terus-menerus. Dia tahu kalau keluarga Adhitama sangat sulit untuk memiliki keturu

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3515

    “Kami nggak pilih kasih. Russel satu-satunya cucu keluarga Pamungkas. Kami juga sangat sayang Russel. Dulu, dulu ... karena kami yang asuh Aiden, jadi lebih dekat dengan Aiden. Otomatis juga jadi pilih kasih, lebih sayang Aiden. Sekarang nggak akan seperti itu lagi,” janji Rita.Rita tahu kalau Roni kesal terhadap mereka. Dia juga menyadari kalau ini salah mereka, karena mereka selalu lebih mengutamakan Shella.Terutama karena terakhir kali, ketika Shella mengajak mertuanya makan di restoran. Shella ingin menipu Olivia dan membuatnya bayar tagihan, tapi tentu saja dia gagal. Tidak disangka, Shella malah menelepon Rita dan minta Rita yang bayar. Rita tidak tahu Shella sedang menipunya, dia pun mentransfer uang ke rekening Shella.Russel yang mengungkapkan hal itu. Saat Roni tahu, dia marah besar kepada mereka, bilang kalau mereka lebih sayang Shella. Kalau begitu, mereka pindah saja ke rumah Shella. Roni tidak akan memberikan biaya hidup kepada mereka lagi.Sekarang Roni menjadi sopir t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3514

    Seumur hidupnya, Roni hanya memiliki satu anak, yaitu Russel. Baginya, yang penting Russel masih mau mengakuinya sebagai ayah. Meskipun tidak dekat, setidaknya anaknya tidak menjauh. Itu sudah termasuk penghiburan bagi Roni.Setelah mengakhiri panggilan telepon, Russel mengembalikan ponsel ke Olivia dan berkata, “Papa mau jemput aku dan suruh aku menginap di rumahnya selama beberapa hari. Aku bilang nggak mau. Besok kita mau pergi cari Liam. Aku nggak mau ke sana dan main sama Kak Aiden. Kak Aiden selalu ganggu aku. Tapi sekarang aku sudah nggak takut dengan Kak Aiden lagi. Aku sudah belajar ilmu bela diri.”Meskipun Russel tidak memiliki banyak bakat dalam seni bela diri, setelah menjalani latihan dalam waktu lama, tubuhnya menjadi lebih kuat dan bertenaga. Pelatih bilang kalau dia terus berlatih, Russel akan memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Russel tidak serakah. Dia hanya ingin memiliki kemampuan seperti Olivia.“Iya, kalau kamu nggak mau pulang ke sana ya nggak u

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3513

    “Angkat saja.”Pada akhirnya Russel mengangkat telepon dari ayahnya. Olivia menyerahkan ponselnya kepada Russel dan menyuruhnya mengangkat telepon. Selama bisa tidak bicara dengan Roni, Olivia tidak akan bicara dengan pria itu.“Papa,” panggil Russel.Roni menjawab dan bertanya sambil tertawa pelan, “Russel belum tidur?”“Ini sudah mau tidur. Tiba-tiba Papa telepon. Papa sudah pulang kerja? Ribut sekali di sana.”“Papa belum pulang kerja. Tapi kalau Papa mau pulang kerja juga nggak apa-apa. Tantemu ada di sana, nggak?” tanya Roni.“Ada. Papa cari Tante?”“Russel, kamu mau ke sini selama beberapa hari, nggak? Kamu lagi libur, kan. Bagaimana kalau kamu ke sini? Kakek dan nenekmu kangen sama kamu.”Roni menelepon untuk berdiskusi dengan Olivia. Dia ingin menjemput Russel ke rumahnya dan tinggal di sana selama beberapa hari. Toh, anak sekolah sedang libur. Apalagi orang tuanya juga rindu dengan cucu mereka.Shella mengantar Aiden ke sana. Kalau hanya ada Aiden, rasanya terlalu bosan. Jadi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3512

    Ingatan anak sebelum usia tiga tahun biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, kejadian itu meninggalkan luka yang terlalu dalam bagi Russel, sehingga dia tidak dapat melupakannya.Setelah kejadian itu, Russel mengalami mimpi buruk untuk waktu yang lama. Dia juga selalu ingat adegan di mana ibunya terluka dan berlumuran darah ketika menyelamatkannya.“Aku hanya percaya Mama, Tante, Om Stefan, Om Daniel dan yang lainnya.” Russel berkata dengan serius, “Aku nggak berani percaya papaku dan yang lainnya.”Russel mengerti segalanya. Olivia mengelus wajah mungil keponakannya dan menatapnya dengan lembut.“Kamu segalanya bagi mamamu. Apa pun yang terjadi, Tante nggak akan biarkan kalian terpisah. Russel, mamamu sudah melewati banyak masa-masa sulit. Setelah dewasa, kamu harus berbakti pada mamamu.”“Pasti, Tante. Kalau aku sudah besar, aku akan cari banyak uang untuk beli rumah besar dan mobil baru untuk Mama. Biar Mama nggak perlu capek-capek kerja lagi. Aku juga akan belikan ru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3511

    Pukul sembilan malam, Kota Mambera.Setelah melakukan panggilan video dengan kakaknya, Olivia berkata kepada Russel, “Kamu sudah selesai kemas barangmu, belum? Jangan lupa bawa hadiah untuk Liam.”“Sudah. Aku hanya bawa beberapa mainan dan hadiah untuk Liam,” jawab Russel. “Biar aku yang ketinggalan, hadiah untuk Liam juga nggak akan ketinggalan.”Olivia tertawa pelan. “Kalau kamu ketinggalan, siapa yang kasihkan hadiah untuk Liam?”Russel tersipu malu. Olivia menggendongnya, lalu mendudukkannya di tempat tidur. “Om Stefan lagi ke luar kota. Malam ini kamu tidur sama Tante. Besok pagi habis sarapan, kita langsung pergi ke rumah Om Yose. Suruh kamu pergi bareng kakek-kakek itu, kamu nggak mau. Padahal mereka suka banget sama kamu. Mereka akan jaga kamu dengan baik.”Russel baring di tempat tidur, tapi dia menyandarkan kepalanya di paha Olivia dan berkata, “Mereka sangat suka sama aku. Tapi aku nggak terlalu kenal mereka. Tante dan Mama sering bilang jangan mau pergi dengan orang lain se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3510

    Kepala pelayan hanya bisa menghela napas dalam hati. Bahkan Cakra saja tidak memiliki kebebasan seperti ini, padahal dia adalah suami dari Patricia. Namun, perempuan itu lebih memercayai Dikta. Dia adalah asisten setia yang telah menemani Patricia sepanjang hidupnya. Sementara itu, sejak skandal perselingkuhannya, Cakra sudah tidak memiliki posisi apa pun di hati Patricia. Jika bukan karena mereka memiliki anak, demi mempertimbangkan masa depan anak dan cucunya, mungkin mereka sudah lama bercerai. Setelah naik ke lantai atas, Dikta langsung menuju ruang kerja. Dia mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendapatkan izin dari Patricia, barulah lelaki itu masuk. Di dalam, Patricia sedang berlatih kaligrafi. Dikta berjalan mendekat dan mengamati tulisan yang dibuatnya. "Bagaimana menurutmu?" Patricia bertanya. "Tulisan tanganku ini." "Hati Bu Patricia sedang gelisah. Tulisan tangan pun ikut gelisah. Lebih baik berhenti saja, jangan buang-buang tinta dan kertas." Dikta adalah satu-sa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3509

    "Kapan Pak Stefan datang?" Felicia bertanya. "Baru saja tiba. Setelah mendengar bahwa kamu dirawat di rumah sakit, dia ikut bersama kami untuk menjengukmu." Stefan berbohong kepada istrinya, mengatakan bahwa dia harus pergi dalam perjalanan bisnis, padahal dia sebenarnya datang ke Cianter. Dia ingin melihat situasi di Cianter dan berdiskusi dengan kakak iparnya sebelum kembali ke Mambera. Lelaki itu hanya memiliki waktu dua hingga tiga hari di sini, tidak bisa tinggal terlalu lama, agar Olivia tidak mengetahuinya. Felicia tersenyum dan berkata, "Pak Stefan benar-benar perhatian." Secara teknis, meskipun Felicia lebih muda beberapa tahun dari Stefan, dia adalah seniornya, karena dia adalah bibi nenek dari Olivia. Seharusnya, Stefan memanggilnya "Bibi Nenek". Seorang junior menjenguk seniornya sebagai bentuk hormat dan perhatian adalah hal yang wajar. Meskipun semua orang tahu alasan sebenarnya di balik kunjungan ini. Jika bukan karena Felicia memberi tahu Odelina sebelumnya, orang

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3508

    Vandi khawatir Felicia akan merasa pusing saat baru bangun, jadi dia membantunya berdiri dengan hati-hati. Felicia duduk di sofa dan melihat hidangan yang tersaji penuh di meja. Dia berkata, "Hanya kita berdua yang makan, kita nggak akan bisa menghabiskan sebanyak ini. Nggak perlu memasak terlalu banyak." "Nggak banyak, porsinya hanya untuk dua orang." Vandi mengambil semangkuk sup dan meletakkannya di depan Felicia, kemudian menyuruhnya minum sup terlebih dahulu. "Kamu juga makan." "Iya." Vandi tidak menolak. Dia sudah menyiapkan makanan ini sebelumnya dan membawanya dengan termos makanan. Dia sendiri belum makan. Dia suka makan bersama Felicia. Gadis itu memiliki nafsu makan yang baik, tidak seperti para putri konglomerat lainnya yang makan lebih sedikit daripada kucing hanya demi menjaga bentuk tubuh. Felicia selalu makan sesuai selera dan kebutuhannya, tidak pernah menelantarkan perutnya sendiri. Ponsel Felicia berbunyi di dalam kamar rawatnya. "Aku ambilkan untukmu." Van

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3507

    Menjadi seorang aktris, tidak ada yang tidak berharap suatu hari nanti bisa menjadi pemeran utama berkat kecantikan dan aktingnya. Sayangnya, semua wanita yang mencoba peruntungan memiliki wajah yang cantik. Dengan penampilannya, dia hanya bisa dikatakan lumayan, bukan seorang calon bintang sejati. Menjadi pengganti Giselle sudah memberinya bayaran yang cukup tinggi. Jika mendapat tamparan, masih ada kompensasi tambahan. Jauh lebih menguntungkan daripada menjadi figuran. "Mudah sekali mendapatkan uang ini. Kalau lain kali kamu mau mencari masalah dengan kakakmu lagi, aku bisa sengaja membuatnya marah dan membiarkan dia menamparku beberapa kali lagi, jadi aku bisa mendapatkan lebih banyak uang." Giselle tertawa sinis, "Hanya beberapa juta saja, apakah itu sepadan?" "Bu Giselle, Anda berasal dari keluarga kaya, tumbuh dalam kemewahan, sejak kecil nggak pernah kekurangan apa pun, dan memiliki uang yang nggak akan habis digunakan. Anda nggak akan pernah memahami kesulitan orang biasa s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status