Sejujurnya, Rika jarang sekali keluar untuk liburan karena dia sangat sibuk. Dia bisa memanfaatkan masa bulan madu untuk pergi ke tempat yang dia inginkan.“Aku sudah mengatur cuti setengah bulan untukmu. Selama waktu itu, kamu jangan urus urusan kantor, biarkan Ronald yang mengurusnya. Aku bawa kamu jalan-jalan biar kita bisa berkencan.”Biasanya Rika bisa memikirkan ucapan orang yang mengatakan dia pecinta sesama jenis. Oleh karena itu, dia jarang sekali pergi keluar bersama secara terang-terangan. Dia hanya bisa jalan-jalan di malam hari tanpa membawa pengawal. Mereka akan berkencan dengan sembunyi-sembunyi.Bahkan dia sudah membahas pernikahan, tetapi belum pernah berkencan dengan baik-baik dan tentu saja itu menjadi sebuah penyesalan.Setelah Rika berpikir sejenak, dia berkata, “Minggu ini jadwal aku padat dan ada urusan penting. Mungkin minggu depan baru bisa cuti. Aku akan minta asistenku batalkan semua jadwal minggu depan. Semua urusan biarkan Ronald yang urus.”“Bocah itu buka
Minggu depan dia dan Rika akan liburan selama setengah bulan. Mereka akan membangun hubungan dan berkencan. Tidak akan ada lagi orang yang akan mengomentari mereka jika berkencan.Di waktu yang sama, di kediaman keluarga Arahan tampak dipenuhi sanak keluarga yang datang. Rhoma dan istrinya juga tengah duduk dan membiarkan pelayan menyiapkan minuman serta buah-buahan.Mereka bisa mematikan ponsel dan menolak semua gangguan dari luar, tetapi mereka tidak bisa menolak keluarga yang sudah hadir di depan rumah. Ada beberapa keluarga inti dari keluarga Arahan, dan juga beberapa keluarga dekat.“Riko benaran perempuan?” tanya salah satu paman Rhoma dengan tidak percaya. Dia masih enggan percaya jika keponakannya adalah seorang perempuan.“Bukannya dulu kalian bilang anak kalian keduanya lelaki?”Ketika Cathy hamil anak kembar, seluruh keluarga besar Arahan sangat bahagia. Karena jarang sekali ada yang hamil anak kembar di keluarga mereka. Setelah dia melahirkan, semuanya mendengar jika dia me
“Kami juga nggak bilang ada pengaruh apa pun. Kalau dia perempuan, kami juga merasa lega dan berani bertemu orang-orang. Dulu mereka bilang kalau Rika atau Riko ini pecinta sesama jenis, kalian merasa nggak masalah. Setiap kami keluar rumah, selalu ada yang menanyakan pertanyaan.”“Anak di rumah ada yang disukai, tapi orang lain masih akan mencari tahu berbagai hal,” ujar salah satu pamannya Rhoma.Dia datang bukan untuk mempertanyakan apa pun, hanya ingin memastikan kebenaran saja. Jika Rika memang perempuan, maka itu akan menjadi urusan keluarga Arahan. Asalkan Rika tidak pecinta sesama jenis saja, maka itu sudah cukup bagi mereka.Rhoma tidak menyangka jika rumor tentang putrinya akan memengaruhi keluarganya yang lain. Pamannya juga tidak pernah mengatakan apa pun. Mungkin karena sikapnya dengan istri sudah tersebar kalau akan menghargai keputusan anak-anak mereka.Keluarga besar mereka juga mengerti jika mereka tidak pernah begitu mengatur kehidupan anak. Keluarga besarnya tahu jik
Namun, setelah Ricky mengejar Rika dengan terang-terangan, dia sudah menyerah.Pada awalnya memang sudah banyak saingan. Dia sudah tahu kalau tidak ada peluang untuk menang. Lebih baik menyerah lebih awal dan mencari orang lain untuk disukai. Sekarang dia sudah ada pasangan yang baru, tetapi ibunya memintanya untuk ke sini dan mencari tahu.Dia mengakui kalau dirinya terkejut ketika tahu hal itu, tetapi tidak ada hubungannya dengan dia.“Berita gosip, untuk apa hanya dengar kata orang? Kita bisa tanyakan langsung hingga jelas. Kalau cerita ke orang lain, bisa lebih meyakinkan.”“Mama cari tahu berita ini hanya untuk menyebarkan gosip?”“Jangan bicara lagi, pelayan sudah keluar,” ujar Tata dengan suara kecil.Bukankah banyak orang yang datang hanya untuk mendengar gosip? Pelayan keluar dan menyampaikan permintaan maafnya dan juga pesan dari Cathy. Setelah itu dia kembali masuk lagi ke dalam vila.“Kemungkinan orang yang datang juga banyak. Ada banyak mobil yang berhenti di halaman rumah
Fani berada di sebuah taman kecil dengan mengenakan gaun santai. Dia juga tengah duduk di ayunan yang ada di halaman rumah. Raina dan Benita merasa halaman rumah tersebut sedikit familier. Sedangkan wajah Dania justru terlihat menggelap.Halaman rumah tempat Fani berada sangat dikenal olehnya. Itu adalah rumah pernikahan yang disiapkan oleh mertuanya untuk mereka. Bahkan sertifikat rumahnya tertera nama mereka berdua. Setelah menikah, keduanya tinggal di rumah keluarga Gatara, sedangkan vila kecil itu hanya digunakan ketika berliburan saja.Fani bisa ada di sana karena Ivan yang mengatur semuanya.“Kak, siapa yang kirim foto ini?” tanya Raina yang merasa kasihan pada kakaknya. Dalam hatinya membatin jika suaminya berani menyembunyikan Fani, dia akan menghabisinya.Mengingat suami dan saudaranya sangat menyayangi Fani, membuat mereka beranggapan kemungkinan suami-suami yang lainnya akan bertukaran membantu Fani.Raina akhirnya tidak bisa diam. Ketika pertama kali menikah dan melihat sua
Meski Dania sangat marah, tetapi dia masih ada akal. Setelah diam sesaat, dia berkata, “Sepertinya kita sudah diawasi seseorang.”“Siapa?”Benita berpikir dan setelah itu berkata, “Apakah yang baru datang tadi?”Orang itu adalah Odelina. Apakah ini ulah Odelina? Yang dia mau yaitu membuat masalah di keluarga Gatara. Dania memasukkan kembali foto tersebut dan setelah berpikir sejenak, dia mengeluarkannya lagi. Setelah itu, dia memotret foto itu dengan ponselnya dan dikirim ke Felicia.Setelah itu, dia mengirimkan pesan suara yang berisi, “Felicia, aku menerima surat dan di dalamnya ada foto. Ini kamu yang memotretnya?”Dalam hatinya menebak ulah Odelina, tetapi dia tetap ingin bertanya dengan adik iparnya dulu. Sama saja dia tengah memberi tahu adik iparnya karena kelak, keluarga ini akan dikendalikan oleh adik iparnya.Lelaki di keluarganya sudah tidak ada harapan, tetapi anak-anak mereka masih harus hidup. Mereka masih memerlukan adik iparnya untuk menjaga mereka. Kelak, jika adik ipa
Felicia mengirimkan sebuah pesan lagi dan berkata, “Kak, ingat bilang sama dia kalau Pak Riko yang dia kagumi itu seorang perempuan.”“Felicia, itu benaran? Bukannya bilang dia lelaki yang pakai pakaian perempuan?”Felicia tertawa dan berkata, “Kalian nggak mengerti Pak Riko. Kalau dia benaran lelaki, sudah pasti nggak akan menyamar jadi perempuan. Minta Fani menyerah saja.”Setelah itu dia tidak membalas kakak iparnya lagi. Fani dulu begitu sombong ketika Felicia kembali ke keluarga Gatara. Ketiga kakak iparnya mencoba menyerang Fani, perempuan itu tidak akan bisa hidup nyaman lagi kecuali jika dia mencari gadun. Jika tidak, dia harus kembali ke orang tua asalnya.Dengan sifat yang dimiliki Fani, dia tidak mungkin kembali ke orang tua asalnya. Apa yang kakak iparnya lakukan, Felicia mengetahuinya. Dia hanya mencoba tutup sebelah mata dan melihat apa yang mereka lakukan. Lagi pula dia juga akan mendapat keuntungannya.Keluarga ini pasti akan mendapatkan pembalasan suatu hari nanti. Bia
Fani yang dulunya sombong, sekarang justru terluntang lantung di jalanan. Dia akan dihina dan diusir ketika berada di mana pun.“Dia di mana?” tanya Dania dengan dingin.“Di ayunan halaman belakang. Nggak tahu apa yang dia pikirkan, tapi sudah duduk di sana cukup lama.”Setelah itu, ketiga menantu keluarga Gatara berjalan ke arah halaman belakang. Bibi pengurus tadi tidak tahu apakah dirinya perlu menghubungi Ivan. Setelah dipikirkan lagi, dia bergegas masuk rumah dan memberi tahu suaminya. Suaminya merasa harus memberi tahu Ivan, sehingga mereka menghubungi lelaki itu.“Pak, Bu Dania dan dua Ibu yang lainnya datang. Dia langsung tanya Bu Fani ada di mana dan menghampirinya. Sekarang mereka ke halaman belakang dan nggak tahu apa yang akan dilakukan. Pak, sebaiknya Pak Ivan segera datang.”“Kenapa dia bisa tahu? Aku langsung ke sana.”Istrinya sangat benci dengan Fani dan sudah tidak ada hubungan keluarga apa pun yang tersisa. Jika dia tidak kembali, Fani pasti akan dihabisi oleh mereka
Yuna mengangguk."Sore nanti ajak Russel bersama ke sini." Setelah berpikir sejenak, Yuna menambahkan, "Dokter Panca bilang, waktu Kakek Setya nggak banyak lagi. Biarkan dia bertemu dengan anak-anak satu per satu." Semua orang saling memandang. Olivia dengan cemas bertanya, "Penyakit apa yang diderita Kakek Setya?" "Mungkin karena luka lama yang meninggalkan efek samping, ditambah usia lanjut. Orang tua pasti punya penyakit kecil di sana-sini," jawab Yuna sambil menghela napas, dia tidak melanjutkan lebih jauh. Dokter Panca sudah menyuruh mereka bersiap secara mental. "Sore nanti, aku akan menjemput Russel, lalu kita akan datang bersama." Olivia juga memahami bahwa usia Setya yang sudah sangat tua, ditambah keinginannya yang sudah terpenuhi, mungkin tidak akan bertahan lama lagi. "Apakah perlu memberi tahu Kak Odelina agar pulang?" "Untuk sementara nggak perlu. Kakek Setya belum menyerahkan bukti-buktinya ke aku, jadi dalam waktu dekat sepertinya nggak akan ada apa-apa. Saat dia
Wajah Yuna berubah drastis. “Dokter Panca, apakah nggak ada cara agar Om Setya bisa hidup beberapa tahun lagi?” Dokter Panca berkata, “Saya dan murid-murid saya sudah pakai semua obat terbaik yang kami tanam untuknya. Kami sudah melakukan yang terbaik. Dia bisa bertahan sampai sejauh ini, pertama karena kami membantu memulihkan tubuhnya, dan kedua karena obsesi yang ada di hatinya.” “Meski dendam besar mamamu belum terbalaskan, melihat kalian hidup dengan baik, memiliki kekuatan dan dukungan, Om Setya merasa lebih tenang. Dia percaya bahwa balas dendam untuk ibumu bisa diserahkan sama kalian, jadi dia bisa pergi menemui majikannya dengan hati lega.” “Begitu obsesi itu hilang, seperti yang saya katakan sebelumnya, semangatnya akan turun. Ketika itu terjadi, dia nggak akan bertahan lama lagi. Apalagi, usianya sudah hampir seratus tahun. Bahkan kalua hari itu tiba, kalian harus menerimanya dengan tenang.” Hidup hingga seratus tahun, meski sering diucapkan, berapa banyak orang yang be
Sama seperti para lelaki di keluarga menantunya. Tidak heran kedua keluarga itu bisa memiliki hubungan yang erat. Mereka adalah orang-orang yang sejenis. “Dokter Panca,” sapa Stefan dengan hormat. Lelaki tua itu mengangguk lagi. Kemudian, dia memperkenalkan beberapa teman lamanya kepada pasangan itu. Terakhir, dia menunjuk Setya dan berkata kepada Olivia, “Bu Olivia, kakakku ini adalah orang yang selama ini kalian cari. Tantemu memanggilnya Om Setya.” “Dokter Panca, panggil aku Olivia saja,” kata Olivia dengan sopan. Dia menoleh ke Setya dan menyapanya, “Kakek Setya.” Sebagai generasi muda, Olivia belum pernah bertemu dengan asisten tua itu, dan begitu pula sebaliknya. Karena itu, baik Olivia maupun Setya, tidak memiliki perasaan emosional yang sama seperti Yuna. Setya tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, “Kamu pasti Olivia, 'kan?” Bu Yuna benar, Olivia tidak begitu mirip dengan Reni. Sekilas terlihat sedikit mirip, tapi kalau diperhatikan lebih saksama, ternyata nggak. Keli
“Om Setya, putri sulung Reni sudah pergi ke Cianter untuk berkarier. Anda untuk sementara nggak bisa bertemu dengannya,” kata Yuna dengan suara lembut.Dia tahu alasan Setya sering memandang Amelia. Mungkin lelaki itu khawatir bahwa keluarga ibunya tidak ada yang mampu mengambil alih keluarga Gatara. Setya sangat setia, dan menganggap keluarga Gatara itu adalah milik keturunan majikannya.Meskipun Patricia telah duduk di posisi kepala keluarga selama lebih dari 40 tahun, Setya tetap tidak mengakui kedudukan Patricia yang sah. Perempuan itu tidak ingin Setya hidup, karena selama dia masih hidup, Patricia selalu merasa posisinya tidak kokoh. Tanpa Setya, dengan semua saudaranya ang telah tiada, mengambil alih keluarga Gatara menjadi hal yang wajar baginya, sehingga dia akan merasa lebih percaya diri. “Olivia sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi Anda bisa bertemu dengannya,” “Olivia lebih mirip ayahnya, sedangkan Odelina lebih mirip Reni. Anak laki-laki Odelina, Russel, sangat mirip
Yuna menangis sejadi-jadinya di depan nisan adiknya. Namun, tidak peduli seberapa keras tangisnya, dia tidak dapat menghidupkan kembali adiknya. Satu hal yang bisa dia lakukan hanyalah menjadi sosok ibu bagi kedua keponakannya dan memberikan mereka lebih banyak kasih sayang.Yuna dan adiknya mengalami masa kecil yang tragis. Kemudian, keduanya dipisahkan oleh dua alam yang berbeda. Setelah mengetahui penyebab kematian orang tuanya, Yuna sangat membenci Patricia.“Kalau nggak ingin orang tahu apa yang kamu lakukan, lebih baik nggak usah lakukan. Dia akan membayar harga atas semua perbuatannya,” ujar Setya dengan penuh kebencian.“Benar, Om. Dia akan bayar harga atas semua yang telah dia lakukan.”“Aku yang nggak berguna. Aku nggak punya banyak bukti. Hanya ada sedikit. Karena orang-orang yang tahu masalah ini sudah mati semua, jadi sulit untuk memberatkannya dengan bukti yang sedikit ini.” Usai berkata, Setya kembali menyalahkan dirinya sendiri dan menangis.“Aku nggak peduli ada bukti
Tahun lalu, Setya baru saja kembali dari gerbang kematian. Setelah mendengar perkataan Panca, Setya pun berusaha menenangkan dirinya. Dia menganggukkan kepala kepada teman-temannya, lalu berkata kepada yuna, “Non Yuna, aku akan berusaha tetap hidup. Sampai kalian membalaskan dendam orang tuamu, agar Bu Patricia terima hukuman atas perbuatannya. Kalau nggak, aku nggak bisa mati dengan tenang.”“Ini juga salahku. Selama bertahun-tahun, aku nggak bisa membalaskan dendam orang tuamu. Aku juga nggak bisa temukan keberadaan kamu dan adikmu.”Kalau saja Setya menemukan Yuna dan Reni lebih awal, Reni tidak akan meninggal secepat ini. Setya gagal melindungi kepala keluarga Gatara sebelumnya, juga gagal melindungi kedua putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya merasa sangat bersalah.Setya yang telah menjalani pelatihan khusus menjadi asisten terpercaya kepala keluarga Gatara. Dia telah melakukan banyak hal untuk kepala keluarga Gatara. Namun pada akhirnya, dia gagal melaksanakan dua hal t
Yuna memanggil pria itu Setya, adik Yuna juga ikut memanggilnya dengan nama itu. Setiap kali Yuna dan adiknya memanggil Setya, pria itu selalu menjawab sambil tersenyum.Dalam ingatan Yuna yang samar-samar, orang tuanya dan Setya sangat sibuk. Namun, kesehatan ibunya kurang baik, jadi ibunya sering meminta bibinya yang tidak lain adalah Patricia untuk melakukan sesuatu.Sekarang kalau dipikir-pikir, justru karena ibunya Yuna sakit. Jadi ibunya Yuna mau tidak mau sering minta Patricia mengurus perusahaan dan urusan keluarga, sehingga timbul keinginan di dalam hati Patricia untuk merebut kekuasaan.Patricia pasti merasa dia telah berbuat banyak, tapi semua orang tetap berpihak pada ibu Yuna. Oleh karena itu, Patricia ingin mengambil alih. Karena dia mengira hanya dengan menjadi kepala keluarga, semua orang akan sepenuhnya berpihak padanya.“Huh ....”Syuna memanggil Sety, Setya menghela napas sambil menahan air matanya. Keduanya sama-sama tidak memiliki kesan mendalam terhadap satu sama
Stefan tertawa pelan. “Oke, asal kamu nggak berebut dengan tantemu untuk dapat perhatian, sebenarnya kamu akan merasa sangat bahagia. Ada begitu banyak orang yang sayang sama kamu. Cepat gosok gigi dan cuci muka. Habis itu ambil tasmu dan turun untuk sarapan dulu. Nanti om sopir yang antar kamu ke sekolah. Om dan tantemu ada urusan, nggak bisa antar kamu.”Russel memanyunkan bibir lagi. Namun pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia pun pergi mencuci muka dan menggosok gigi dengan tenang. Sedangkan Stefan kembali ke kamarnya untuk membangunkan Olivia. Dia memberitahu Olivia kalau Dokter Panca membawa asisten nenek Olivia ke rumah keluarga Sanjaya.Olivia langsung bangun dan mandi secepatnya. Selesai ganti baju, dia bergegas turun bersama suaminya. Di sisi lain, Aksa juga telah membangunkan orang tuanya. Begitu mengetahui kedatangan para pria tua dan salah satu di antaranya adalah guru Kellin, Yuna langsung keluar dari kamar. Namun, suaminya segera menghentikannya.“Yuna, k
Mereka berdua sedang bertelepon, tapi Stefan malah bilang kalau dia tidak bicara dengan Aksa. Karena Aksa tahu Stefan pasti sedang mengurus Russel, Aksa pun tidak marah.“Oke, kamu bisa bicara sekarang.” Stefan akhirnya bicara dengan Aksa.Kalau bukan karena tahu Olivia masih tidur saat ini, Aksa sungguh tidak ingin menelepon Stefan. Dengar saja nada bicara Stefan, sangat menjengkelkan, bukan? Seolah-olah Aksa akan melapor ke Stefan saja.Aksa pun berkata sambil menahan amarahnya, “Dokter Panca bawa asisten nenekku datang ke sini. Selain mereka berdua, ada beberapa pak tua lainnya. Mereka mungkin para master yang menguasai dunia beberapa puluh tahun yang lalu. Kamu bilang sama Olivia. Kalau kamu bisa datang, kamu temani Olivia datang ke sini sebentar.”“Dokter Panca?” Stefan spontan mengerutkan kening. “Kamu yakin orang itu Dokter Panca?”“Aku nggak yakin. Makanya aku suruh Jonas datang. Jonas pernah bertemu dengannya. Tapi aku rasa mereka nggak akan berbohong. Nggak akan ada yang bera