Usai berbasa-basi sejenak, Felicia berkata, “Pak Riko, aku ingin bahas proyek kerja sama dengan perusahaan Pak Riko. Aku sudah bawa proposal. Pak Riko silakan lihat dulu.”Felicia mengambil proposal dari sekretarisnya lalu menyerahkannya kepada Riko dengan kedua tangan. Riko mengambil proposal itu dan membaca dengan serius. Selesai membaca, dia meletakkan proposal di atas meja sofa. Dia terdiam sejenak, lalu berkata, “Bu Felicia, menurutku proposal kalian bagus. Tapi Gatara Group bukanlah perusahaan yang ingin aku ajak untuk kerja sama. Aku rasa Gatara Group nggak cukup kuat,” jelas Rika serta-merta.Rika bersedia bekerja sama dengan perusahaan milik Felicia sendiri. Dia tidak hanya punya satu mitra kerja sama, masih ada beberapa mitra lainnya. Dia hanya memberi muka kepada Felicia. Setelah perusahaan Odelina didirikan, Odelina juga akan mendapat proyek dari Aurora Group.Felicia tersenyum ramah. “Pak Riko, aku tahu kalau dibandingkan dengan Aurora Group, Gatara Group masih tertinggal.
Setidaknya Riko mau bertemu dengan Felicia. Kalau orang lain yang datang, Riko belum tentu mau bertemu.Setelah turun ke lantai pertama, Felicia berkata kepada sekretarisnya, “Kamu kembali ke perusahaan sendiri, ya. Aku mau pulang urus masalah di rumah. Selama beberapa hari ini Bu Patricia nggak ada waktu luang.”Ibu Felicia masih “merawat” ayahnya dengan baik di rumah sakit. Si sekretaris juga sudah mendengar ada sedikit insiden di keluarga Gatara. Orang-orang di perusahaan tidak tahu. Mereka hanya tahu kalau Patricia dan ketiga putranya tidak datang ke kantor. Hanya Felicia yang pergi ke kantor untuk mengurus segala sesuatu di perusahaan.Hal ini menyebabkan orang-orang di perusahaan diam-diam membicarakan keluarga Gatara. Jangan lihat Felicia sering dimarahi Patricia dan dibilang tidak berguna. Namun, Felicia adalah anak kandung Patricia. Jika sungguh terjadi sesuatu pada keluarga Gatara, pada akhirnya orang yang akan mengemban tanggung jawab tetaplah Felicia.Sedangkan mereka yang
“Ricky.” Rika sedang dalam suasana hati yang baik. Dia bahkan tertawa pelan ketika mulai bicara.Ricky yang berada di ujung telepon spontan kaget sekaligus senang. Dia tersenyum dan berkata, “Rika, apa yang buat kamu begitu bahagia? Kamu panggil namaku sambil tertawa pelan. Aku sudah kenal kamu begitu lama. Jarang-jarang kamu seperti ini.”Rika memiliki perasaan terhadap Ricky, tapi sikapnya terhadap Ricky sering kali masih begitu dingin. Itu juga karena memang seperti begitulah sifatnya. Rika memiliki sifat yang dingin dan serius.“Kamu ingin aku suasana hatiku jadi buruk?”“Tentu saja nggak. Aku justru berharap kalau selalu dalam suasana hati baik, bahagia dan riang setiap hari. Tapi beban yang kamu bawa terlalu berat sehingga buat kamu berada di bawah tekanan yang besar. Setiap hari pasang wajah murung, nggak tersenyum. Setiap kali lihat Ronald tertawa, rasanya aku ingin tutup mulutnya dengan lakban.”Perempuan yang dicintainya bekerja tanpa henti untuk Aurora Group setiap hari. Se
Ricky tidak menyadarinya, Rika pun tidak akan menjelaskannya. Biar jadi kejutan untuk Ricky besok malam. Itu juga akan mengejutkan seluruh Kota Cianter.Rika sudah memastikan perasaannya terhadap Ricky. Jika tidak ada hal di luar dugaan, dia akan menikah dengan Ricky dalam dua tahun ke depan. Karena Rika mencintainya, dia tidak ingin Ricky terus dicap sebagai seorang gay lagi. Ricky bukan gay, dia seorang pria normal.Rika yang telah menipu semua orang. Demi Ricky, Rika bersedia kembali menjadi seorang perempuan. Ricky pasti akan sangat senang. Namun, mereka berdua mungkin tidak menyangka kalau citra Rika sebagai seorang pria tertancap dalam di hati semua orang. Sekalipun Rika mengenakan pakaian perempuan ke pesta, ada kemungkinan orang lain akan mengira kalau Rika adalah seorang penerima dalam hubungannya dengan Ricky. Atau akan ada yang mengira Rika sengaja berpenampilan seperti perempuan untuk menyenangkan hati Ricky.Ricky juga pernah pura-pura menjadi seorang perempuan untuk menye
“Ma, aku agak ragu.”Setelah mendengar jawaban Rika, Cathy segera berkata, “Jangan ragu-ragu lagi. Pada dasarnya kamu memang seorang perempuan. Sudah seharusnya pakai baju perempuan. Kamu sudah pakai baju laki-laki selama 20 tahun lebih. Seharusnya dari awal kamu ganti pakai baju perempuan. Kamu bayangkan betapa senangnya Ricky saat dia temani kamu ke pesta dan lihat kamu pakai baju perempuan.”“Nanti semua orang akan tahu kalau kamu sebenarnya seorang perempuan. Mereka nggak akan bilang kalau kalian pasangan gay lagi. Setiap kali orang-orang datang dan minta aku pisahkan kalian berdua, aku sangat kesal. Mereka bilang kamu anak baik, tapi malah dirusak Ricky. Mereka juga bilang kamu dari dulu terlihat normal. Pasti karena Ricky sering ganggu kamu, makanya kamu terpaksa jadi gay.”“Mama benar-benar ingin bantah semua omongan mereka. Kalian berdua pasangan normal, bukan pasangan gay. Tapi selama ini kamu nggak mau kembali jadi perempuan. Mama nggak bisa ngomong apa-apa, hanya bisa bersab
“Oke, kamu kerja dulu. Sekarang juga Mama telepon papamu. Kami akan pergi beli gaun dan sepatu hak tinggi.”Cathy mengakhiri panggilan dengan gembira. Dia menjauhkan ponselnya dari telinganya, lalu berteriak keras, “Rhom, Rhoma. Rhoma.”Rhoma yang sedang berada di luar menjawab, “Ada apa?”Pria itu segera berlari masuk dari luar. “Ada apa? Kamu teriak begitu keras, buat orang jadi panik.”“Ayo, cepat ganti baju. Temani aku pergi beli baju. Aku mau pilihkan sendiri baju untuk Rika. Dia mau pakai baju perempuan. Akhirnya aku bisa beli gaun-gaun yang cantik lalu dandani anak kita jadi cantik.”Rhoma spontan tersenyum lebar ketika mendengar hal itu. “Rika sendiri yang bilang? Itu benar-benar kabar bagus. Tinggal suruh orang bawa sketsa desainnya ke sini, kamu tinggal pilih. Nggak usah pergi sendiri ke toko. Rika mau pakai baju perempuan. Kita harus belikan yang terbaik. Pakai pesan saja.”“Kalau pesan sudah nggak keburu lagi. Dia mau pakai buat besok malam. Katanya dia mau ke pesta besok m
Sore harinya, mobil yang sering digunakan Ricky melaju ke Aurora Group dan sampai di sana tepat waktu. Mobil berhenti tepat di depan pintu masuk gedung kantor.Ricky turun dari mobil dengan buket bunga di pelukannya. Dia selalu terlihnat begitu tampan dalam balutan jasnya.“Pak Ricky.”Ricky masuk sambil membawa buket bunga. Semua orang yang melihatnya akan menyapa sambil tersenyum. Begitu Ricky sudah melewati mereka, senyum para karyawan itu langsung memudar.Ricky tahu betul. Banyak orang di Aurora Group membencinya. Jika bukan karena statusnya, orang-orang itu bahkan tidak akan repot-repot memberinya senyuman palsu. Apa daya, mungkin dia tidak bekerja cukup keras dalam mengejar istrinya. Sampai sekarang, Rika tidak berniat kembali ke identitasnya sebagai seorang perempuan.Ricky hanya bisa terus membiarkan dirinya dicap sebagai seorang gay dan dibenci para perempuan di Kota Cianter.Ricky segera menata perasaannya. Sejak dia mulai mengejar Rika, dia sudah siap mental. Tidak peduli a
Ricky melengkungkan bibirnya. “Nggak. Setiap kali aku kasih kamu bunga, kamu selalu bilang aku buang-buang uang. Kamu suruh aku jangan kasih kamu bunga. Aku sudah kasih kamu bunga selama setengah tahun lebih. Sikapmu nggak pernah berubah. Kali ini sikapmu tiba-tiba berubah. Aku kaget. Tapi aku sangat senang. Akhirnya kamu suka bunga yang aku kasih.”Rika menatap Ricky dengan lekat sejenak tanpa berkata apa-apa. Kemudian, dia berdiri dan keluar dari meja kerjanya. Dia memasukkan bunga ke dalam vas, lalu mundur beberapa langkah dan memeriksanya sebentar. Setelah itu, dia berkata, “Vas ini cukup besar, pas untuk satu buket bunga.”“Semua yang aku berikan padamu pasti pas.”Rika bergumam pelan. Dia berbalik dan kembali ke meja kerjanya, lalu mulai merapikan meja kerjanya. Saat datang kerja, meja dalam kondisi rapi. Saat pulang kerja, mejanya juga harus dalam kondisi rapi.“Ayo pergi makan. Jangan biarkan Kak Odelina dan Pak Daniel menunggu terlalu lama.”Ricky berjalan berdampingan dengan
Nando tidak tahu mengapa Odelina datang. Oleh karena itu, dia menjamu Odelina dengan hati-hati.“Ada sedikit urusan, jadi terlambat.” Felicia memberikan penjelasan dengan suara pelan.Kemudian, Felicia berjalan ke ruang VIP. Dia pun melihat Odelina dan rombongan pengawalnya duduk di sana, dengan secangkir teh di depan mereka. Namun, mereka tampaknya sama sekali tidak menyentuh cangkir teh tersebut.Begitu melihat Felicia datang, Odelina tersenyum dan berkata, “Kalau kamu sibuk, kamu nggak perlu datang ke sini. Kita bisa bicara lewat telepon.”Felicia juga tersenyum. “Manusia boleh berencana, Langit yang menentukan. Baru mau keluar, kakakku datang ke ruanganku. Ada dokumen yang perlu aku tandatangani. Habis itu, dia ngomong ini ngomong itu. Terus telepon mamaku sebentar. Makanya aku terlambat, buat kamu menunggu lama.”“Nggak apa-apa. Aku nggak menunggu lama.”Odelina berdiri. Setelah Felicia mendekat, mereka berdua duduk kembali. Nando juga menuangkan secangkir teh untuk Felicia. Felic
Orang yang berani menyerang Felicia hanyalah ketiga kakak dan juga ayahnya. Selain mereka, tidak akan ada yang berani sembarang menyerangnya.“Baik. Saya akan selesaikan pekerjaan saya lebih cepat. Nanti saya pergi jemput Bu Felicia.”Felicia tidak menolak. Setelah mengakhiri panggilan telepon, Felicia terdiam sejenak. Dia merasa dirinya semakin tergantung pada Vandi. Dia semakin tidak bisa meninggalkan pria itu. Selain itu, Vandi adalah satu-satunya orang yang bisa dia percayai.Felicia mengirim pesan kepada Odelina dan bertanya apakah Odelina sudah tiba. Dia juga memberitahu Odelina kalau dia akan segera tiba. Odelina segera membalas pesan. Odelina bilang dia sudah sampai di perusahaan Felicia. Seorang manajer yang menyambutnya. Felicia membalas dengan emotikon oke. Setelah menyimpan kembali ponselnya, Felicia menyalakan kembali mobilnya dan segera melaju pergi.Empat puluh menit kemudian, mobil Felicia tiba di perusahaannya sendiri. Perusahaannya berkembang dengan baik dan telah men
Sekalipun Felicia tidak ikut serta dalam persaingan keluarga Gatara, dia tetap terlibat dalam pertarungan dunia bisnis. Orang yang terjun ke dunia bisnis hanya sedikit yang benar-benar baik. Orang yang berbisnis pasti licik, yang tidak licik tidak bisa berbisnis.Setelah Felicia memulai bisnisnya sendiri, dia sudah bekerja keras sampai ke titik dia berada saat ini. Dia juga sudah melewati berbagai pertarungan. Banyak pabrik dan perusahaan kecil yang tidak dapat bersaing dengan perusahaannya. Pada akhirnya, mereka tidak mendapat pesanan dan bangkrut. Banyak perusahaan-perusahaan kecil ditutup. Di dunia ini, hanya mereka yang kuat yang akan bertahan hidup.“Saya akan cari tahu. Kalau Bu Yuna benar-benar temukan asisten itu, saya rasa dia akan segera datang ke sini,” kata Vandi.Jika kepala keluarga sebelumnya benar-benar dibunuh oleh Patricia, bagaimana mungkin Yuna tidak membalaskan dendam orang tuanya? Itu kejadian puluhan tahun yang lalu. Patricia mungkin tidak akan dijatuhi hukuman m
Setelah terdiam sejenak, Vandi berkata, “Ada penemuan baru di Kota Mambera. Sekarang saya belum tahu jelas. Coba lihat apakah Odelina akan ungkapkan sedikit informasi ke Bu Felicia.”“Nggak masalah dia ungkapkan atau nggak. Bagaimanapun juga, kami berdua saingan. Jujur saja, aku berani percaya dia, tapi dia nggak berani percaya padaku sepenuhnya. Jika dia berani percaya padaku sepenuhnya, dia nggak cocok untuk ambil alih keluarga Gatara.”Sebelum kebenaran tentang kematian kakak dan adik ibunya terungkap, Felicia tidak akan menyerahkan keluarga Gatara kepada siapa pun. Dia pernah bilang, jika benar ibunya yang membunuh kedua tantenya, dia akan kerja sama dengan Odelina dan mengembalikan semuanya kepada keturunan tantenya. Felicia akan pergi jauh dan tidak akan memberikan masalah atau ancaman apa pun terhadap Odelina.Kalau kedua tantenya meninggal murni karena kecelakaan, maka Odelina harus bersaing dengan Felicia untuk mendapatkan posisi sebagai kepala keluarga. Jika Odelina bisa mele
Kalau bukan karena campur tangan Odelina, Fani tidak akan mati. Sekalipun kematian Fani disebabkan oleh banyak faktor, Ivan juga tidak bisa dan tidak berani melakukan apa pun pada ibu serta adiknya. Oleh karena itu, dia hanya bisa melampiaskannya kepada Odelina.Di belakang Odelina ada tiga keluarga besar. Namun, keluarga Adhitama, keluarga Lumanto dan keluarga Sanjaya berada di Kota Mambera. Di sini Kota Cianter. Selama Ivan tidak melakukannya secara terang-terangan, maka tidak akan ada masalah.Felicia tidak tahu apa yang dipikirkan kakaknya. Dia berjalan keluar dari gedung kantor. Baru saja masuk ke mobil, Felicia menerima hasil penyelidikan yang dikirim oleh Vandi. Setelah melihat hasil penyelidikan, Felicia bersikap seperti biasa saja. Dia mengemudikan mobilnya keluar dan meninggalkan perusahaan.Beberapa menit kemudian, Vandi menelepon. Felicia menepikan mobilnya dan mengangkat telepon dari Vandi.“Bu Felicia, Pak Ivan adalah dalang dibalik kejadian dua mobil yang menabrak Bu Ode
Felicia menatap Ivan sejenak, lalu berkata, “Baguslah kalau nggak ada. Sekarang aku sangat sibuk. Mama nggak ada di sini juga. Kalau Kak Ivan buat masalah, aku nggak ada waktu untuk bantu Kak Ivan.”“Tenang saja, nggak akan. Aku kerja setiap hari. Kalau nggak kerja juga pergi ke rumah mama mertuaku. Urusan dengan kakak iparmu saja nggak kelar-kelar, mana ada waktu untuk pergi buat masalah. Lagi pula, aku sudah tua. Kalau aku benar-benar buat masalah, aku akan bereskan sendiri. Aku mana berani minta kamu bantu aku.”“Baguslah kalau begitu. Kak Ivan kembali saja. Aku juga mau keluar,” kata Felicia.Usai berkata, Felicia berdiri dan berjalan keluar dari meja kerjanya. Keduanya keluar dari ruangan bersama-sama. Ivan ingin cari tahu apa yang Felicia lakukan di luar, tapi Felicia menutup rapat mulutnya. Alhasil, Ivan tidak mendapatkan informasi apa pun.Setelah masuk ke dalam lift, Felicia berdiri tegak di depan. Sedangkan Ivan di belakangnya. Dia yang mengenakan setelan formal benar-benar m
“Memangnya kenapa kalau dia punya banyak pendukung? Toh mereka semua ada di Kota Mambera. Mereka hanya punya bisnis kecil di Kota Cianter. Kamu kira mereka bisa ikut campur urusan keluarga kita?”“Memangnya kenapa kalau dia keturunan Tante? Tante sudah meninggal puluhan tahun yang lalu. Kepala keluarga yang sekarang adalah mama kita. Kalau kamu nggak mampu, wajar saja posisi kepala keluarga dikembalikan ke mereka. Tapi kamu mampu. Mana mungkin posisi ini dikembalikan ke mereka?”“Apakah Odelina punya kemampuan itu? Memangnya kenapa kalau dia buka perusahaan di Kota Cianter? Keluarga Gatara nggak ada yang kenal dia. Saat kamu baru pulang pun, banyak orang yang nggak anggap kamu bagian dari keluarga. Apalagi Odelina. Banyak orang yang nggak senang dengan Mama. Tapi mereka bisa apa?” ujar Ivan panjang lebar.Usai berkata, Ivan bergumam pelan, “Mungkin saja Odelina juga orang yang berumur pendek, seperti neneknya, meninggal di usia paruh baya.”Ivan sudah menyuruh orang untuk menabrak Odel
Felicia menatap dan berkata, “Keponakanku usianya hanya sepuluh tahun lebih muda dariku, nggak cocok jadi anakku. Kalau memang mau adopsi, keponakan yang paling kecil baru berusia beberapa tahun, dia lebih cocok.”Keponakan Felicia yang paling kecil adalah anak dari Erwin, kakak ketiga Felicia. Anak itu baru berusia enam tahun. Tentu saja, Felicia hanya asal bicara saja. Dia tidak akan benar-benar mengadopsi keponakannya untuk menjadi anaknya. Felicia ingin punya anak sendiri.Jika tidak ada pria lain, dengan Vandi pun tidak masalah. Nanti Felicia tinggal melakukan program bayi tabung dengan menggunakan benih dari Vandi. Dengan kecerdasan dan kemampuan Vandi, anak mereka pasti akan jadi anak yang pintar juga.Sebenarnya bakat beberapa keponakan Felicia boleh dibilang rata-rata, sulit untuk dilatih menjadi penerus keluarga. Kalau bisa, Patricia juga tidak akan terburu-buru untuk melatih Felicia. Begitu tahu Fani bukan anak kandungnya, perhatian Patricia sudah tertuju pada cucu-cucunya.
Patricia tidak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Ivan. Dia pun berkata, “Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup dulu teleponnya.”“Ma, aku akan bantu Felicia. Nggak ada apa-apa, Ma. Mama lanjut kerja saja.”Patricia menutup telepon. Ivan spontan menghela napas lega setelah ibunya menutup telepon. Kemudian, dia mengangkat tangannya untuk menyeka keringat dingin di dahinya. Setelah bertindak impulsif dengan menuding ibunya, Ivan langsung berkeringat dingin. Di cuaca yang begitu dingin, dia masih bisa berkeringat. Itu membuktikan kalau dia sangat ketakutan.Felicia mengambil tisu dan memberikannya kepada Ivan. Ivan meletakkan ponsel dan mengambil tisu dari adiknya, lalu menyeka keringat di wajahnya sambil berkata, “Aku ketakutan setengah mati tadi. Aku bahkan nggak tahu kenapa aku berani ngomong seperti itu.”“Salah makan obat kali, makanya jadi berani.”Ivan memelototi Felicia dan menyalahkannya. “Gara-gara kamu. Kamu telepon sama Mama, kenapa pula kasih ponselmu ke aku. Sekarang a