“Apa serunya nonton sendirian? Ajak Kak Raina dan Kak Benita juga baru seru. Kalau Mama pulang dan lihat kalian, Kak Dania nggak sendirian. Mama nggak akan apa-apakan kalian bertiga,” kata Felicia.“Meskipun Mama marah lalu usir dia dan bilang nggak akan biarkan dia pakai nama keluarga Gatara, Mama bisa apa kalau Fani nggak mau ubah nama belakangnya? Dia pasti nggak mau ganti nama. Dia sangat benci dengan orang tua kandungnya. Ibu kandungnya datang cari dia, dia usir ibunya seperti usir seorang pengemis.”Terakhir kali ibu kandung Fani datang mencari Fani. Felicia tahu bagaimana cara Fani memperlakukan ibu kandungnya. Ibu kandung Fani sangat jahat pada Felicia, dia pantas diperlakukan buruk oleh putri kandungnya sendiri.“Aku khawatir setelah amarah Mama mereda, Fani menangis dan memelas di depannya, nanti Mama nggak tega padanya lagi,” kata Felicia.Dania berkata dengan kaget, “Setelah semua ini, Mama masih bakal biarkan dia kembali?”“Siapa tahu, kan.”Setelah teringat betapa ibu mer
“Yang penting di depan mamaku jangan panggil dia Bu Fani lagi. Mamaku masih marah,” kata Felicia dengan murah hati. Usai berkata, dia berjalan keluar rumah.Pengurus rumah tangga mengikuti Felicia dan bertanya sambil berjalan, “Maaf, Bu Felicia, saya mau tanya sebentar. Apa yang Pak Cakra dan Fani lakukan tadi malam? Sampai buat Bu Patricia murka begitu. Fani diusir dari rumah, Pak Cakra dilarikan ke rumah sakit. Fani melukai Pak Cakra?”Pengurus rumah tangga sebelumnya bukanlah pengurus rumah tangga. Namun, dia sudah lama bekerja di keluarga Gatara. Boleh dibilang, sejak Patricia menjadi kepala keluarga, dia sudah mulai bekerja untuk keluarga Gatara sampai sekarang. Dia tahu seperti apa hubungan Cakra dan Patricia. Jika Fani melukai Cakra, sudah pasti Patricia akan marah.“Jangan tanya-tanya tentang hal-hal yang mamaku nggak ingin kamu tahu. Tahu terlalu banyak nggak akan ada gunanya bagimu. Aku ngomong seperti ini juga demi kebaikanmu sendiri.”Pengurus rumah tangga terkekeh, “Bu Fel
Tidak peduli dulu, sekarang atau di masa depan, Fani tidak akan pernah memiliki peluang. Selera Riko begitu tinggi. Dia tidak pernah menyukai siapa pun. Ralat, dia menyukai pria. Sekarang dia dan Ricky selalu pergi ke mana pun berdua.Di mana ada Ricky, di situ pasti ada Riko. Selama ada Riko, Ricky juga akan selalu ada di situ. Kalah dari seorang pria membuat banyak perempuan yang muda dan cantik merasa terpukul dan tidak terima, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan.“Kenapa semua jadi begini?” gumam Fani pada dirinya sendiri.Tadi malam, Fani masih putri kedua keluarga Gatara. Hari ini, dia sudah menjadi anak yang dibuang keluarga Gatara. Ibunya tidak menginginkannya lagi. Dia juga tidak punya muka untuk bertemu dengan orang tuanya lagi. Apakah dia harus kembali mencari orang tua kandungnya? Ayahnya masih di penjara. Sedangkan ibunya ....Setiap kali memikirkan kehidupan keluarga kandungnya, Fani sungguh tidak ingin kembali ke sana. Sekalipun ibu kandungnya sangat menyayanginya, F
“Kalau bukan milikmu, nggak akan pernah jadi milikmu. Kehidupan sejahtera yang kamu miliki selama dua puluh tahun lebih itu adalah kehidupan orang lain yang kamu curi. Mulai sekarang, kamu akan jadi miskin melarat. Cepat pergi dari sini, kembali ke kampungmu sana.”“Berani-beraninya kamu bilang Felicia kampungan. Orang yang benar-benar kampungan itu kamu! Cih!”Ketiga menantu keluarga Gatara mencaci-maki Fani. Saat ini, kehidupan Fani telah hancur. Mereka pun terus mengejeknya.Fani duduk di tanah dan berkata, “Nggak, aku nggak akan pergi. Aku mau tunggu Mama pulang. Aku mau jelaskan pada Mama. Bukan aku yang ingin begitu. Aku dijebak orang. Kalau sampai aku tahu siapa yang jebak aku, aku akan balas dia seratus kali lipat!”Fani memelototi ketiga kakak iparnya. Tiba-tiba, dia bertanya, “Kalian yang jebak aku?”Dania berjalan ke depan Fani dan menamparnya dengan keras. “Kamu kira kamu siapa? Sampai harus aku turun tangan dan kotori tanganku. Kamu sendiri yang j*lang, nggak tahu malu. Ma
Setelah berhasil duduk dengan bantuan Ivan, Fani langsung melemparkan dirinya ke dalam pelukan Ivan sambil menangis histeris. Apa salahnya? Mengapa semua orang memperlakukannya dengan cara seperti ini? Padahal dia juga menjadi korban dalam masalah ini.Ivan memeluk Fani dan berkata, “Sudah, jangan menangis lagi. Kamu pergi dulu, daripada nanti mereka datang pukul kamu lagi. Sekarang mereka sangat benci kamu. Begitu ada kesempatan, mereka pasti akan siksa kamu habis-habisan.”Karena Fani selalu berpihak pada Ivan dan kedua adiknya. Jadi, istrinya sangat membenci Fani. Sekalipun mereka sama-sama perempuan, Fani adalah adik mereka. Kalau tidak berpihak pada kakaknya, memangnya Fani harus berpihak pada kakak iparnya? Mana ada adik ipar yang benar-benar memihak kakak iparnya?Felicia membantu ketiga kakak iparnya bukan karena solidaritas, tapi karena dia tidak dekat dengan kakak-kakaknya.“Aku nggak mau pergi. Kak Ivan, aku nggak akan pergi. Aku mau tunggu Mama pulang. Aku mau jelaskan pada
“Kak Ivan, sekarang aku nggak punya apa-apa lagi. Aku nggak punya uang sama sekali. Aku bisa ke mana coba?”Ivan masih memiliki perasaan terhadap Fani meskipun Fani bukan adik kandungnya. Dia mengeluarkan dompet dan membukanya, lalu mengeluarkan semua uang tunai di dalam dompet itu. Dia menaruh uang ke tangan Fani, lalu di juga memberikan kartu bank kepada Fani dan berkata, “Hanya ini yang bisa aku berikan ke kamu. PIN kartu ini ulang tahunku. Uang di dalamnya nggak banyak, tapi cukup bagimu untuk atasi kesulitan saat ini.”“Kamu cari hotel dan tinggal di sana dulu, sembuhkan lukamu. Beberapa hari lagi, setelah amarah Mama mereda sepenuhnya, aku baru bantu kamu cari kesempatan untuk jelaskan ke Mama.”Fani menerima uang dan kartu bank dari Ivan sambil menangis. “Terima kasih, Kak Ivan. Kakak yang paling sayang aku.”Ivan menghela napas. “Kamu cepat pergi. Kalau sampai mereka tahu aku kasih kamu uang, mereka pasti akan rebut. Nanti kamu benar-benar nggak punya uang sepeser pun lagi.”Fa
Mulan sekeluarga yang beranggotakan lima orang itu berencana naik jet pribadi kembali ke Kota Aldimo. Yose juga sangat sibuk mengelola Ferda Group yang begitu besar.“Aku malam banget baru tidur. Sekarang masih ngantuk. Nggak apa-apa, jangan khawatir. Aku tidur sebentar lagi.”Odelina merasa tidak bertenaga dan sakit kepala. Dia berkata pada adiknya kalau dia baik-baik saja agar adiknya tidak khawatir. Dia ingin melanjutkan tidurnya lagi.“Kak, lain kali apa pun yang terjadi, kamu harus beritahu aku secepatnya. Oke?”“Kamu masih nggak percaya dengan aku? Kamu cukup istirahat baik-baik di rumah, kerja dengan tenang, dan bantu aku jaga Russel. Nggak usah khawatirkan aku. Badai macam apa yang belum pernah aku lalui? Jangan khawatir, kerjakan urusanmu saja.”Olivia terdiam sejenak, lalu berkata, “Kak, aku dan Russel tunggu kamu di rumah.”Odelina tertawa pelan. “Aku akan berusaha selesaikan apa yang diminta Tante Yuna secepat mungkin, lalu pulang dan berkumpul dengan kalian lagi. Tenang sa
Terlebih lagi, Daniel sangat baik pada Odelina dan anaknya. Daniel menganggap Russel seperti anak kandungnya sendiri. Saat Odelina menolak Daniel dan berkata tidak ingin menikah lagi, karena dia khawatir setelah menikah lagi, dia akan jatuh ke dalam lubang yang sama. Dia juga khawatir Russel akan menderita.Namun, Daniel membantu Odelina mengatasi semua rintangan. Sekarang keluarga Lumanto juga telah menerima Odelina sepenuhnya, berharap dia menikah dengan Daniel. Odelina tidak perlu khawatir Russel akan menderita. Daniel lebih menyayangi Russel daripada Roni si ayah kandung. Jika Odelina ingin menikah lagi, Daniel adalah pasangan terbaik.“Kak Daniel takut jadi beban Kakak. Dia ingin kasih kalian kebahagiaan, bukannya jadi beban buat kalian. Kakak tunggu saja, percaya Kak Daniel akan segera bisa berdiri lagi.”“Aku tahu, makanya aku tunggu dia. Nggak peduli berapa tahun, aku akan tetap tunggu dia. Sambil tunggu dia, aku akan kerja keras kembangkan karierku.”Benar, sekarang Odelina ha
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela