Apa pun pilihan Cakra, orang yang ada di Mambera tidak akan tahu.Ponsel Stefan berdering ketika tengah malam. Dia terbangun dan langsung menerima teleponnya tanpa melihat siapa yang menelepon. Dia mendudukkan dirinya dan bertanya, “Siapa?”“Kak, ini aku.”“Ricky, kenapa selarut ini belum tidur?”Mendengar suara Ricky, dia langsung berjalan keluar dari kamar dan bertanya, “Apakah terjadi sesuatu? “Kak, Kak Olivia nggak terbangun, ‘kan?” tanya Ricky.“Nggak, setelah dia hamil, dia akan tertidur dengan lelap. Sesuatu terjadi dengan kakak iparku?”Jika tidak, adiknya tidak akan meneleponnya di tengah malam. Hati Stefan seketika mencelos.Odelina baru saja pergi ke Cianter. Jika terjadi sesuatu, Olivia pasti tidak bisa terima.“Memang terjadi sesuatu. Kami baru saja sampai hotel. Aku minta Kak Odelina istirahat dulu, besok baru dibicarakan lagi. Aku merasa masalah ini harus beri tahu Kak Stefan, makanya aku langsung menghubungimu. Meski aku nggak telepon sekarang, besok Kak Stefan juga ak
“Pengawal Kak Odelina juga masuk ke mobil pengawalnya Rika. Mereka semua beralasan kalau minum alkohol dan nggak boleh mengemudi. Kepala Pelayan keluarga Gatara mungkin nggak tahu. Waktu Kak Odelina minta tolong, dia memenuhinya.”“Kecelakaan Itu terlihat seperti kecelakaan biasa, tapi kami semua nggak percaya itu hanya kebetulan. Rekaman dari dua kamera mobil pengawal yang ada di belakang juga terlihat kalau truk tersebut melaju dengan cepat. Mobil truk itu melaju dengan cepat dan melewati kedua mobil pengawal. Dia langsung menghantam mobil Kak Odelina. Di kedua sisi jalan nggak ada mobil.”“Seharusnya, mobil truk boleh memotong lewat jalur samping, bukan mengejar dari belakang. Kecepatannya sangat cepat hingga menghantam mobil yang sebelumnya ditumpangi Kak Odelina dan menghantam jalur seberang. Mobil itu terbalik dengan dan nggak lama kemudian terbakar. Kami nggak bisa menyelamatkan orang dan memadamkan api.”Pengawal yang mati terbakar tampak sangat mengenaskan.“Malam ini keluarga
“Sayang, minum air.”Stefan mengikuti istrinya kembali ke tempat tidur, lalu dia mengangkat gelas berisi air hangat dan mengulurkannya pada Olivia. Perempuan itu hanya meminumnya dua teguk saja.”“Cukup basahi tenggorokan saja. Aku nggak mau minum terlalu banyak biar nggak bangun ke kamar mandi. Tadi siapa yang meneleponmu?”Dengan tenang Stefan berbohong, “Reiki nggak bisa tidur makanya tengah malam mengusikku. Aku memarahinya jadi dia mau balas dendam. Dulu aku sering membangunkannya tengah malam.”Olivia menatapnya dan berkata, “Sayang, aku tahu waktu kamu terima telepon. Karena aku terlalu mengantuk, jadi aku nggak mau bangun. Meski aku nggak kedengaran jelas kamu bicara apa, tapi aku yakin bukan Reiki.”“Kamu membohongiku karena takut aku khawatir. Ricky yang telepon, ya?”Stefan memeluknya dan berkata, “Kata orang begitu hamil akan langsung bodoh, tapi istriku tetap cerdas.”“Apa kata Ricky? Kakakku terjadi sesuatu?”“Kakak nggak apa-apa, tapi keluarga Gatara yang terjadi sesuatu
Cukup sekali mengalami ketakutan seperti itu. Stefan tidak ingin mengalami untuk kedua kalinya.“Apa yang terjadi dengan keluarga Gatara?” tanya Olivia. Kemudian, dia menambahkan, “Aku sudah melek begini, nggak bisa tidur lagi. Ceritakan padaku, dong.”Stefan mendekat dan mencium wajah Olivia, lalu mengecup bibir istrinya itu. Setelah itu, dia tertawa pelan dan berkata, “Aku takut akan kotori telinga kamu. Benar-benar bukan hal yang baik. Ralat, boleh dibilang itu termasuk hal baik bagi kita. Hal buruk yang terjadi pada keluarga Gatara adalah hal baik bagi kita.”Melihat wajah Olivia yang penuh rasa penasaran, Stefan pun membisikkan beberapa kata ke telinganya yang membuat mata Olivia seketika terbelalak. Dia menatap Stefan dengan wajah tidak terlalu percaya.Stefan mengangguk dan berkata, “Ricky yang bilang. Ricky juga lihat dengan mata kepalanya sendiri. Dia bilang dia saja kaget bukan main, sampai bola matanya lompat keluar. Dia raba-raba di lantai lama baru berhasil ambil bola mata
Stefan tertawa pelan. “Anak-anak pada dasarnya memang suka main. Biasanya Russel nggak punya teman main. Dia selalu sendirian. Sekalipun kita temani dia, dia juga akan merasa kesepian. Anak-anak lebih suka main dengan anak-anak.”Stefan mengelus perut Olivia dan berkata, “Tahun depan anak kita baru lahir. Kalau dia sudah sebesar Russel, Russel sudah nggak suka main dengan anak-anak lagi.”“Russel pasti sayang adik-adiknya. Dia mirip Kak Odelina yang selalu punya aura seorang kakak.”“Tentu saja. Ayo tidur. Kalau kamu masih nggak mau tidur, bantu aku sesuatu.”“Aku tidur, aku sudah tidur.”Olivia segera menutup mata dan berkata kalau dia sudah tidur. Stefan tertawa pelan. “Sudah tidur tapi masih bisa ngomong.”“Aku lagi ngigau.”Stefan tersenyum dan menggigit bibir Olivia dengan pelan. Kemudian, dia memeluk istri tercinta dan tidur lagi.Malam berlalu dengan tenang. Keesokan paginya, di rumah keluarga Gatara di Kota Cianter.Felicia yang terbiasa bangun pagi sudah mengenakan baju olahra
“Apa serunya nonton sendirian? Ajak Kak Raina dan Kak Benita juga baru seru. Kalau Mama pulang dan lihat kalian, Kak Dania nggak sendirian. Mama nggak akan apa-apakan kalian bertiga,” kata Felicia.“Meskipun Mama marah lalu usir dia dan bilang nggak akan biarkan dia pakai nama keluarga Gatara, Mama bisa apa kalau Fani nggak mau ubah nama belakangnya? Dia pasti nggak mau ganti nama. Dia sangat benci dengan orang tua kandungnya. Ibu kandungnya datang cari dia, dia usir ibunya seperti usir seorang pengemis.”Terakhir kali ibu kandung Fani datang mencari Fani. Felicia tahu bagaimana cara Fani memperlakukan ibu kandungnya. Ibu kandung Fani sangat jahat pada Felicia, dia pantas diperlakukan buruk oleh putri kandungnya sendiri.“Aku khawatir setelah amarah Mama mereda, Fani menangis dan memelas di depannya, nanti Mama nggak tega padanya lagi,” kata Felicia.Dania berkata dengan kaget, “Setelah semua ini, Mama masih bakal biarkan dia kembali?”“Siapa tahu, kan.”Setelah teringat betapa ibu mer
“Yang penting di depan mamaku jangan panggil dia Bu Fani lagi. Mamaku masih marah,” kata Felicia dengan murah hati. Usai berkata, dia berjalan keluar rumah.Pengurus rumah tangga mengikuti Felicia dan bertanya sambil berjalan, “Maaf, Bu Felicia, saya mau tanya sebentar. Apa yang Pak Cakra dan Fani lakukan tadi malam? Sampai buat Bu Patricia murka begitu. Fani diusir dari rumah, Pak Cakra dilarikan ke rumah sakit. Fani melukai Pak Cakra?”Pengurus rumah tangga sebelumnya bukanlah pengurus rumah tangga. Namun, dia sudah lama bekerja di keluarga Gatara. Boleh dibilang, sejak Patricia menjadi kepala keluarga, dia sudah mulai bekerja untuk keluarga Gatara sampai sekarang. Dia tahu seperti apa hubungan Cakra dan Patricia. Jika Fani melukai Cakra, sudah pasti Patricia akan marah.“Jangan tanya-tanya tentang hal-hal yang mamaku nggak ingin kamu tahu. Tahu terlalu banyak nggak akan ada gunanya bagimu. Aku ngomong seperti ini juga demi kebaikanmu sendiri.”Pengurus rumah tangga terkekeh, “Bu Fel
Tidak peduli dulu, sekarang atau di masa depan, Fani tidak akan pernah memiliki peluang. Selera Riko begitu tinggi. Dia tidak pernah menyukai siapa pun. Ralat, dia menyukai pria. Sekarang dia dan Ricky selalu pergi ke mana pun berdua.Di mana ada Ricky, di situ pasti ada Riko. Selama ada Riko, Ricky juga akan selalu ada di situ. Kalah dari seorang pria membuat banyak perempuan yang muda dan cantik merasa terpukul dan tidak terima, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan.“Kenapa semua jadi begini?” gumam Fani pada dirinya sendiri.Tadi malam, Fani masih putri kedua keluarga Gatara. Hari ini, dia sudah menjadi anak yang dibuang keluarga Gatara. Ibunya tidak menginginkannya lagi. Dia juga tidak punya muka untuk bertemu dengan orang tuanya lagi. Apakah dia harus kembali mencari orang tua kandungnya? Ayahnya masih di penjara. Sedangkan ibunya ....Setiap kali memikirkan kehidupan keluarga kandungnya, Fani sungguh tidak ingin kembali ke sana. Sekalipun ibu kandungnya sangat menyayanginya, F