Share

Bab 2728

Author: Anggur
Dengan hati-hati Dania bertanya, “Apakah benaran mau melakukan itu? Nggak menunggu Fani tersadar dulu dan dengarkan penjelasan dia?”

Patricia melotot pada menantu pertamanya itu dan berkata, “Kenapa? Sekarang sudah nggak mau dengar ucapan Mama? Lakukan apa yang Mama minta! Pergi! Segera! Kalau kamu nggak mau melakukannya, kamu bereskan barangmu dan keluar!”

Dania terlonjak kaget dan bergegas menjawab, “Ma, aku lakukan segera. Mama jangan marah lagi, nggak pantas kalau sampai mengganggu kesehatan.”

Dania melayangkan isyarat agar kedua adik iparnya ikut dia. Kepala pelayan juga ikut ke lantai dua. Sedari tadi dia hanya diam dan tidak berani bersuara karena mendengar amarahnya Patricia. Setelah ketiga kakak iparnya pergi, Felicia juga melihat kepala pelayan.

“Ma, jangan marah lagi, minum air dulu.”

Felicia mengulurkan segelas air untuk ibunya. Melihat ekspresi ibunya masih penuh dengan amarah, dia berjalan mendekati Kepala Pelayan dan bertanya, “Ada apa?”

“Bu, Bu Odelina mengalami kecelak
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2729

    “Apa pun yang terjadi, aku tetap harus ketemu keluarganya dulu.”“Orang tuanya sudah meninggal, hanya ada satu orang adik lelaki. Tunggu adiknya datang, aku akan mengabarimu. Odelina, keluargaku sekarang sedang kacau, aku urus dulu dan akan menghubungimu lain waktu.”Odelina berdeham dan memutuskan sambungan telepon.“Lepaskan aku, aku mau ketemu Mama! Lepaskan aku!” Fani yang sudah tersadar telah mengenakan pakaiannya dengan rapi. Namun, kedua kakak iparnya tengah menyeretnya turun. Seorang kakak iparnya yang lain membawakan beberapa pakaian di belakangnya.Ketiga kakak laki-lakinya tidak ada yang berani berbicara. Mereka masih menatap ayahnya yang tampak pucat pasi dan duduk di lantai tanpa tenaga. Anak-anaknya membantu dia merapikan pakaian, tetapi dia tetap merasa seperti tengah tidak berpakaian di hadapan anak-anaknya.Sekarang pikirannya kosong dan tidak tahu apa yang sudah terjadi. Melihat Fani yang diseret oleh ketiga menantunya membuat Cakra menatap dengan ketakutan. Namun, di

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2730

    “Ivan, bantu aku untuk menemui mamamu,” kata Cakra. Meski hatinya masih memikirkan Fani, tapi dia juga harus melindungi dirinya. Setelah tersadar, dia tahu bahwa dia harus mengaku salah dan menjelaskan.Ivan dan adiknya membantu ayah mereka berdiri dan mereka berempat bersama-sama keluar dari kamar.“Sayang.”Melihat istrinya yang tengah duduk di ruang kerja dengan wajah keruh, membuatnya bergegas melepaskan diri dan berjalan ke hadapan Patricia. Lelaki itu bersujud dan langsung menampar pipinya sendiri. Patricia hanya menatapnya dengan dingin.Ivan dan kedua adiknya juga tidak berani membantu ayahnya berbicara. Mereka hanya berdiri di sana dan menatap Cakra yang berlutut sambil menampar dirinya. Pukulan Cakra cukup kuat hingga membuat pipinya membengkak dan sudut bibirnya berdarah.Patricia hanya tetap menatapnya dingin dan membuat dia gemetar ketakutan. Dia merasa kali ini sepertinya akan berakhir tragis. Beberapa saat kemudian, Patricia berkata, “Sudah.”Cakra masih menampar wajahny

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2731

    “Ma, bicaralah baik-baik dengan Papa dan dengarkan penjelasannya. Jangan buat keputusan yang membuat Mama menyesal,” ujar Felicia dengan suara pelan.  Patricia mengibaskan tangannya dan meminta putrinya keluar dengan putranya. Felicia melewati ayahnya dan berbisik, “Pa, jelaskan baik-baik pada Mama. Papa dan Mama sudah menikah begitu lama.”Cakra mengangguk mengerti, dia ingin berkata sesuatu tetapi tidak tahu harus berkata apa. Putrinya ada hubungan darah dengannya, di situasi genting pasti akan membelanya. Setelah keempat anak-anaknya pergi, Patricia langsung berjalan dan menutup pintu ruang kerja. Bahkan dia memastikan lagi apakah keempat anaknya pergi dan tidak mendengar percakapan mereka nanti.Dia berbalik dan melangkah ke hadapan suaminya. Patricia menatap suaminya dengan dagu terangkat.“Sayang, aku benaran nggak tahu kenapa bisa terjadi hal seperti ini. Aku dan Fani pasti dijebak,” terang Cakra.Patricia menatap suaminya dan kembali duduk di sofa. Dengan dingin dia bertanya,

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2732

    Setelah Cakra tersadar, dia langsung berkata, “Sayang, alkoholnya ada sesuatu! Aku dan Fani begitu karena minum alkohol itu. Malam ini di rumah ada acara, apakah ada yang meletakkan sesuatu di alkohol?”“Pasti Odelina, ya? Dia adalah keturunan dari kakakmu. Banyak orang yang bilang kalau kamu membunuh kakakmu dan dia datang untuk balas dendam padamu. Dia nggak mau kamu hidup tenang. Dia juga tahu kalau kamu paling sayang dengan Fani. Apalagi Fani bukan putri kandung kita, makanya dia menjebakku dengan Fani untuk membuatmu terpukul.”Patricia memang tahu kalau ada yang salah dengan alkohol itu. Dia tertawa sinis dan berkata, “Odelina nggak pernah pergi setelah masuk dan nggak menyentuh minuman apa pun. Bagaimana mungkin dia menjebakmu dan Fani? Cakra, meski kalian berdua memang dijebak, itu juga bukan ulah Odelina. Aku tahu kalau dia datang ke sini bukan demi kamu, tapi demi keluarga Gatara.”“Aku juga sudah tua, tapi aku nggak sebodoh itu. Kamu mau menyalahkan Odelina tetapi itu nggak

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2733

    Apa pun pilihan Cakra, orang yang ada di Mambera tidak akan tahu.Ponsel Stefan berdering ketika tengah malam. Dia terbangun dan langsung menerima teleponnya tanpa melihat siapa yang menelepon. Dia mendudukkan dirinya dan bertanya, “Siapa?”“Kak, ini aku.”“Ricky, kenapa selarut ini belum tidur?”Mendengar suara Ricky, dia langsung berjalan keluar dari kamar dan bertanya, “Apakah terjadi sesuatu? “Kak, Kak Olivia nggak terbangun, ‘kan?”  tanya Ricky.“Nggak, setelah dia hamil, dia akan tertidur dengan lelap. Sesuatu terjadi dengan kakak iparku?”Jika tidak, adiknya tidak akan meneleponnya di tengah malam. Hati Stefan seketika mencelos.Odelina baru saja pergi ke Cianter. Jika terjadi sesuatu, Olivia pasti tidak bisa terima.“Memang terjadi sesuatu. Kami baru saja sampai hotel. Aku minta Kak Odelina istirahat dulu, besok baru dibicarakan lagi. Aku merasa masalah ini harus beri tahu Kak Stefan, makanya aku langsung menghubungimu. Meski aku nggak telepon sekarang, besok Kak Stefan juga ak

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2734

    “Pengawal Kak Odelina juga masuk ke mobil pengawalnya Rika. Mereka semua beralasan kalau minum alkohol dan nggak boleh mengemudi. Kepala Pelayan keluarga Gatara mungkin nggak tahu. Waktu Kak Odelina minta tolong, dia memenuhinya.”“Kecelakaan Itu terlihat seperti kecelakaan biasa, tapi kami semua nggak percaya itu hanya kebetulan. Rekaman dari dua kamera mobil pengawal yang ada di belakang juga terlihat kalau truk tersebut melaju dengan cepat. Mobil truk itu melaju dengan cepat dan melewati kedua mobil pengawal. Dia langsung menghantam mobil Kak Odelina. Di kedua sisi jalan nggak ada mobil.”“Seharusnya, mobil truk boleh memotong lewat jalur samping, bukan mengejar dari belakang. Kecepatannya sangat cepat hingga menghantam mobil yang sebelumnya ditumpangi Kak Odelina dan menghantam jalur seberang. Mobil itu terbalik dengan dan nggak lama kemudian terbakar. Kami nggak bisa menyelamatkan orang dan memadamkan api.”Pengawal yang mati terbakar tampak sangat mengenaskan.“Malam ini keluarga

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2735

    “Sayang, minum air.”Stefan mengikuti istrinya kembali ke tempat tidur, lalu dia mengangkat gelas berisi air hangat dan mengulurkannya pada Olivia. Perempuan itu hanya meminumnya dua teguk saja.”“Cukup basahi tenggorokan saja. Aku nggak mau minum terlalu banyak biar nggak bangun ke kamar mandi. Tadi siapa yang meneleponmu?”Dengan tenang Stefan berbohong, “Reiki nggak bisa tidur makanya tengah malam mengusikku. Aku memarahinya jadi dia mau balas dendam. Dulu aku sering membangunkannya tengah malam.”Olivia menatapnya dan berkata, “Sayang, aku tahu waktu kamu terima telepon. Karena aku terlalu mengantuk, jadi aku nggak mau bangun. Meski aku nggak kedengaran jelas kamu bicara apa, tapi aku yakin bukan Reiki.”“Kamu membohongiku karena takut aku khawatir. Ricky yang telepon, ya?”Stefan memeluknya dan berkata, “Kata orang begitu hamil akan langsung bodoh, tapi istriku tetap cerdas.”“Apa kata Ricky? Kakakku terjadi sesuatu?”“Kakak nggak apa-apa, tapi keluarga Gatara yang terjadi sesuatu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2736

    Cukup sekali mengalami ketakutan seperti itu. Stefan tidak ingin mengalami untuk kedua kalinya.“Apa yang terjadi dengan keluarga Gatara?” tanya Olivia. Kemudian, dia menambahkan, “Aku sudah melek begini, nggak bisa tidur lagi. Ceritakan padaku, dong.”Stefan mendekat dan mencium wajah Olivia, lalu mengecup bibir istrinya itu. Setelah itu, dia tertawa pelan dan berkata, “Aku takut akan kotori telinga kamu. Benar-benar bukan hal yang baik. Ralat, boleh dibilang itu termasuk hal baik bagi kita. Hal buruk yang terjadi pada keluarga Gatara adalah hal baik bagi kita.”Melihat wajah Olivia yang penuh rasa penasaran, Stefan pun membisikkan beberapa kata ke telinganya yang membuat mata Olivia seketika terbelalak. Dia menatap Stefan dengan wajah tidak terlalu percaya.Stefan mengangguk dan berkata, “Ricky yang bilang. Ricky juga lihat dengan mata kepalanya sendiri. Dia bilang dia saja kaget bukan main, sampai bola matanya lompat keluar. Dia raba-raba di lantai lama baru berhasil ambil bola mata

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3515

    “Kami nggak pilih kasih. Russel satu-satunya cucu keluarga Pamungkas. Kami juga sangat sayang Russel. Dulu, dulu ... karena kami yang asuh Aiden, jadi lebih dekat dengan Aiden. Otomatis juga jadi pilih kasih, lebih sayang Aiden. Sekarang nggak akan seperti itu lagi,” janji Rita.Rita tahu kalau Roni kesal terhadap mereka. Dia juga menyadari kalau ini salah mereka, karena mereka selalu lebih mengutamakan Shella.Terutama karena terakhir kali, ketika Shella mengajak mertuanya makan di restoran. Shella ingin menipu Olivia dan membuatnya bayar tagihan, tapi tentu saja dia gagal. Tidak disangka, Shella malah menelepon Rita dan minta Rita yang bayar. Rita tidak tahu Shella sedang menipunya, dia pun mentransfer uang ke rekening Shella.Russel yang mengungkapkan hal itu. Saat Roni tahu, dia marah besar kepada mereka, bilang kalau mereka lebih sayang Shella. Kalau begitu, mereka pindah saja ke rumah Shella. Roni tidak akan memberikan biaya hidup kepada mereka lagi.Sekarang Roni menjadi sopir t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3514

    Seumur hidupnya, Roni hanya memiliki satu anak, yaitu Russel. Baginya, yang penting Russel masih mau mengakuinya sebagai ayah. Meskipun tidak dekat, setidaknya anaknya tidak menjauh. Itu sudah termasuk penghiburan bagi Roni.Setelah mengakhiri panggilan telepon, Russel mengembalikan ponsel ke Olivia dan berkata, “Papa mau jemput aku dan suruh aku menginap di rumahnya selama beberapa hari. Aku bilang nggak mau. Besok kita mau pergi cari Liam. Aku nggak mau ke sana dan main sama Kak Aiden. Kak Aiden selalu ganggu aku. Tapi sekarang aku sudah nggak takut dengan Kak Aiden lagi. Aku sudah belajar ilmu bela diri.”Meskipun Russel tidak memiliki banyak bakat dalam seni bela diri, setelah menjalani latihan dalam waktu lama, tubuhnya menjadi lebih kuat dan bertenaga. Pelatih bilang kalau dia terus berlatih, Russel akan memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Russel tidak serakah. Dia hanya ingin memiliki kemampuan seperti Olivia.“Iya, kalau kamu nggak mau pulang ke sana ya nggak u

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3513

    “Angkat saja.”Pada akhirnya Russel mengangkat telepon dari ayahnya. Olivia menyerahkan ponselnya kepada Russel dan menyuruhnya mengangkat telepon. Selama bisa tidak bicara dengan Roni, Olivia tidak akan bicara dengan pria itu.“Papa,” panggil Russel.Roni menjawab dan bertanya sambil tertawa pelan, “Russel belum tidur?”“Ini sudah mau tidur. Tiba-tiba Papa telepon. Papa sudah pulang kerja? Ribut sekali di sana.”“Papa belum pulang kerja. Tapi kalau Papa mau pulang kerja juga nggak apa-apa. Tantemu ada di sana, nggak?” tanya Roni.“Ada. Papa cari Tante?”“Russel, kamu mau ke sini selama beberapa hari, nggak? Kamu lagi libur, kan. Bagaimana kalau kamu ke sini? Kakek dan nenekmu kangen sama kamu.”Roni menelepon untuk berdiskusi dengan Olivia. Dia ingin menjemput Russel ke rumahnya dan tinggal di sana selama beberapa hari. Toh, anak sekolah sedang libur. Apalagi orang tuanya juga rindu dengan cucu mereka.Shella mengantar Aiden ke sana. Kalau hanya ada Aiden, rasanya terlalu bosan. Jadi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3512

    Ingatan anak sebelum usia tiga tahun biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, kejadian itu meninggalkan luka yang terlalu dalam bagi Russel, sehingga dia tidak dapat melupakannya.Setelah kejadian itu, Russel mengalami mimpi buruk untuk waktu yang lama. Dia juga selalu ingat adegan di mana ibunya terluka dan berlumuran darah ketika menyelamatkannya.“Aku hanya percaya Mama, Tante, Om Stefan, Om Daniel dan yang lainnya.” Russel berkata dengan serius, “Aku nggak berani percaya papaku dan yang lainnya.”Russel mengerti segalanya. Olivia mengelus wajah mungil keponakannya dan menatapnya dengan lembut.“Kamu segalanya bagi mamamu. Apa pun yang terjadi, Tante nggak akan biarkan kalian terpisah. Russel, mamamu sudah melewati banyak masa-masa sulit. Setelah dewasa, kamu harus berbakti pada mamamu.”“Pasti, Tante. Kalau aku sudah besar, aku akan cari banyak uang untuk beli rumah besar dan mobil baru untuk Mama. Biar Mama nggak perlu capek-capek kerja lagi. Aku juga akan belikan ru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3511

    Pukul sembilan malam, Kota Mambera.Setelah melakukan panggilan video dengan kakaknya, Olivia berkata kepada Russel, “Kamu sudah selesai kemas barangmu, belum? Jangan lupa bawa hadiah untuk Liam.”“Sudah. Aku hanya bawa beberapa mainan dan hadiah untuk Liam,” jawab Russel. “Biar aku yang ketinggalan, hadiah untuk Liam juga nggak akan ketinggalan.”Olivia tertawa pelan. “Kalau kamu ketinggalan, siapa yang kasihkan hadiah untuk Liam?”Russel tersipu malu. Olivia menggendongnya, lalu mendudukkannya di tempat tidur. “Om Stefan lagi ke luar kota. Malam ini kamu tidur sama Tante. Besok pagi habis sarapan, kita langsung pergi ke rumah Om Yose. Suruh kamu pergi bareng kakek-kakek itu, kamu nggak mau. Padahal mereka suka banget sama kamu. Mereka akan jaga kamu dengan baik.”Russel baring di tempat tidur, tapi dia menyandarkan kepalanya di paha Olivia dan berkata, “Mereka sangat suka sama aku. Tapi aku nggak terlalu kenal mereka. Tante dan Mama sering bilang jangan mau pergi dengan orang lain se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3510

    Kepala pelayan hanya bisa menghela napas dalam hati. Bahkan Cakra saja tidak memiliki kebebasan seperti ini, padahal dia adalah suami dari Patricia. Namun, perempuan itu lebih memercayai Dikta. Dia adalah asisten setia yang telah menemani Patricia sepanjang hidupnya. Sementara itu, sejak skandal perselingkuhannya, Cakra sudah tidak memiliki posisi apa pun di hati Patricia. Jika bukan karena mereka memiliki anak, demi mempertimbangkan masa depan anak dan cucunya, mungkin mereka sudah lama bercerai. Setelah naik ke lantai atas, Dikta langsung menuju ruang kerja. Dia mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendapatkan izin dari Patricia, barulah lelaki itu masuk. Di dalam, Patricia sedang berlatih kaligrafi. Dikta berjalan mendekat dan mengamati tulisan yang dibuatnya. "Bagaimana menurutmu?" Patricia bertanya. "Tulisan tanganku ini." "Hati Bu Patricia sedang gelisah. Tulisan tangan pun ikut gelisah. Lebih baik berhenti saja, jangan buang-buang tinta dan kertas." Dikta adalah satu-sa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status