Gadis itu jelas tidak percaya dengan kata-kata Calvin. Calvin hanya tersenyum dan berkata, “Memang benar, ini Adhitama Group. Selain itu, ada banyak orang yang nama belakangnya Adhitama kerja di sini. Tapi Adhitama Group punya banyak cabang perusahaan di berbagai bidang. Nggak semuanya orang dari keluarga Adhitama kerja di sini. Ada beberapa di antaranya kerja di perusahaan cabang. Satu hal lagi, nggak semua orang yang punya nama belakang Adhitama bisa kerja di Adhitama Group.”Beberapa orang dari keluarga Adhitama yang tidak kompeten tidak memenuhi kualifikasi untuk kerja di Adhitama Group. Ada juga karena keinginan mereka sendiri yang tidak mau bekerja di Adhitama Group. Orang-orang itu akan bekerja di perusahaan lain.“Oh gitu, ya. Kalau begitu, aku yang berpikir terlalu sederhana. Maaf sudah mengganggu Bapak.”Gadis itu merasa perkataan Calvin masuk akal. Bukan berarti semua orang yang memiliki nama belakang Adhitama pasti akan bekerja di Adhitama Group. Samuel mungkin benar-benar
“Sam, kamu salah apa sama dia? Sampai dia datang ke sini cari kamu,” kata Calvin.Samuel terdiam sejenak. “Seorang gadis? Namanya siapa?”“Dia nggak bilang.” Calvin bertanya lagi, “Kamu curi barangnya? Atau habis kamu apakan dia? Aku lihat dia sepertinya geram sekali setiap kali ungkit soal kamu. Dia datang karena mau buat perhitungan denganmu, kan?”Setelah mendengar gadis itu tidak memberitahu alasan dia mencari Samuel, Samuel pun berkata, “Kak Calvin, memangnya aku orang seperti itu? Lagi pula, keluarga kita nggak kekurangan apa pun. Untuk apa aku curi barang dia? Yang ada orang lain yang curi barang kita.”“Aku juga nggak mungkin lakukan apa pun padanya. Dia pasti salah orang. Lagi pula, aku nggak kenal banyak gadis muda. Biasanya aku lebih sering hadapi ibu-ibu.”Para wanita karier yang cukup tangguh sampai memenuhi kualifikasi untuk berbisnis dengan Samuel umumnya sudah berusia di atas 40 tahun.“Jangan-jangan dia target yang Nenek tetapkan untuk kamu?” ujar Calvin.Samuel berkat
Samuel hanya bertemu dengan orang yang mengganggunya dalam mimpinya. Kemudian, dia melakukan sesuatu yang membuat orang itu marah. Faktanya, dia bahkan tidak tahu nama orang tersebut. Samuel sama sekali tidak menyangka orang itu tahu namanya, bahkan bisa sampai datang ke Kota Mambera untuk mencarinya. Terlebih lagi, orang itu sampai datang ke Adhitama Group.Hati nurani Samuel merasa bersalah. Meskipun dia sendiri merasa perbuatannya tidak termasuk buruk, tetap saja dia merasa sangat gelisah, takut ketahuan oleh kakaknya.***Stefan menemani Olivia pergi ke bagian rawat inap. Olivia membawa sebuket bunga, sedangkan Stefan membawa beberapa kantong di tangannya. Keduanya sangat merendah, tidak membawa tim pengawal mereka. Mereka bahkan sengaja memakai kacamata hitam dan masker agar tidak dikenali.Keduanya pergi ke bagian rawat inap Obstetri dan Ginekologi dengan menggunakan lift. Begitu keluar dari lift, Olivia mempercepat langkah kakinya.Stefan mengikutinya dan mengingatkannya dengan
“Kak Tiara hari ini sudah boleh keluar dari rumah sakit. Jadi aku kepikiran beli buket bunga untuk Kak Tiara.” Olivia melihat ke sekeliling ruangan, lalu tertawa pelan. “Aku nggak menyangka semua orang berpikiran sama seperti aku. Semua barang sudah dibereskan? Nggak ada yang bisa aku bantu. Kalau begitu aku bantu bawa bunga saja.”Usai berkata, Olivia tertawa lagi. Tiara keluar dari rumah sakit setelah melahirkan anak. Rombongannya begitu menarik perhatian.Olivia dan Stefan berada di tengah kerumunan, masing-masing memegang buket bunga. Keduanya berjalan berdampingan, sesekali mereka akan saling menatap dan memberikan senyuman kepada satu sama lain. Mereka terlihat begitu bahagia dan mesra.Setelah keluar dari bangsal rawat inap, semua orang berjalan menuju tempat parkir rumah sakit. Tempat parkir berada di depan pintu masuk poli rawat jalan. Jadi mereka mau tidak mau harus melewati pintu masuk poli rawat jalan. Siapa sangka, Stefan dan Olivia berpapasan dengan Giselle di pintu masu
Calvin tidak hanya membentak Giselle dengan keras dan mengusirnya keluar, Calvin juga mengambil semua barang yang bisa diraihnya dan melemparkannya ke arah Giselle.Sikap pria itu membuat Giselle begitu ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat pasi. Secara naluriah, dia pun segera berdiri dan berlari untuk menyelamatkan nyawanya sendiri. Meskipun Giselle sudah berlari sangat cepat, punggungnya beberapa kali dihantam piring yang dilemparkan Calvin, membuat Giselle sakit setengah mati.Namun, Giselle hanya bisa terus berlari dengan cepat, tidak sempat menghiraukan rasa sakit di punggungnya lagi. Setelah berlari jauh dari rumah itu, dia baru berani berhenti. Dia menunggu selama beberapa saat, baru berani berbalik dan kembali untuk mengambil mobilnya. Kemudian, dia cepat-cepat kembali ke rumah kontrakannya yang sekarang. Awalnya Giselle ingin mengoles obat sendiri. Namun, punggungnya sangat sakit tak tertahankan sehingga mau tidak mau dia harus ke rumah sakit untuk diperiksa dokter dan dib
Bibi tukang bersih-bersih itu hanya melemparkan secarik kertas ke dalam mobil Giselle lalu pergi begitu saja. Awalnya dia ingin memberitahu Giselle kalau seseorang sedang menunggunya di toko roti dekat rumah sakit. Namun, Giselle langsung memarahinya, bahkan dengan kata-kata yang begitu kasar. Bibi itu berusaha keras baru berhasil menahan diri untuk langsung memukul Giselle, tapi jangan harap dia mau bicara dengan Giselle lagi.Giselle awalnya mengira bibi itu membuang sampah ke dalam mobilnya. Dia mengambil kertas itu dan hendak turun dari mobil. Tiba-tiba dia menyadari ada tulisan di kertas tersebut. Dia membuka kertas itu dan melihat satu kalimat tertulis di sana. Kita ketemu di toko roti, Nyonya Vikar. Giselle baru sadar, ternyata bibi itu mengetuk jendela mobilnya karena sedang membantu seseorang memberikan catatan itu padanya. Giselle pun segera keluar dari mobil dan mengejar bibi itu, tapi sayangnya bibi itu sudah pergi. Terlebih lagi, Giselle baru saja memarahinya dengan amat
Tujuan Patricia adalah menyingkirkan Olivia. Karena Olivia adalah menantu keluarga Adhitama. Selama Olivia masih hidup, keluarga Adhitama akan selalu menjadi penopang Olivia dan Odelina. Keluarga Adhitama juga akan bersekutu dengan keluarga Sanjaya untuk melawan keluarga Gatara.Patrisia membunuh kakak dan adiknya, mengorbankan keluarganya sendiri untuk menjadi kepala keluarga Gatara. Dia telah menjadi kepala keluarga Gatara selama puluhan tahun. Sekarang suruh dia menyerahkan posisinya kepada keturunan kakaknya, Patricia sungguh tidak bisa.Dulu, dia bahkan bisa menyingkirkan kakak dan adik kandungnya. Sekarang, menyingkirkan keponakan dan cucu keponakannya baginya seperti mematikan seekor semut. Tidak ada rasa sakit, juga tidak akan ada keraguan sama sekali.Namun, Patricia tidak bisa tinggal lama di Kota Mambera. Dia sudah tinggal terlalu lama di kota ini, sehingga keluarga Adhitama juga keluarga Sanjaya terus mengawasinya. Selain itu, dia tidak memiliki kekuasaan dan pengaruh di Ko
Olivia tersenyum dan menggoda Amelia. “Mel, kamu sangat suka anak-anak, cepat punya anak sama Jonas.”Amelia mencium keponakannya, lalu berkata, “Tunggu aku menikah dengan Jonas, kami akan cepat-cepat punya anak. Setelah punya anak, urusan terbesar dalam hidup sudah selesai. Aku bisa fokus jalankan bisnis kita.”“Aku kira setelah menikah kamu butuh waktu untuk jalani kehidupan berdua dulu. Dua tahun kemudian baru punya anak,” kata Tiara.“Awalnya aku mau hidup berdua dulu selama dua tahun setelah menikah. Tapi sekarang aku berubah pikiran. Aku dan Jonas sudah nggak terlalu muda lagi. Kalau kami menikah tahun depan, kami harus mulai buat rencana sedini mungkin. Setelah punya anak, usiaku sudah 30 tahun.”Amelia satu tahun lebih tua dari Olivia. “Dulu aku nggak suka anak-anak. Tapi sejak bertemu Russel, aku jadi mulai suka anak-anak. Sekarang aku semakin suka. Bayi seperti keponakan ini sangat mudah diasuh. Kalau sudah kenyang ya tidur, bangun tidur minum susu lagi. Nggak sering merengek