Tujuan Patricia adalah menyingkirkan Olivia. Karena Olivia adalah menantu keluarga Adhitama. Selama Olivia masih hidup, keluarga Adhitama akan selalu menjadi penopang Olivia dan Odelina. Keluarga Adhitama juga akan bersekutu dengan keluarga Sanjaya untuk melawan keluarga Gatara.Patrisia membunuh kakak dan adiknya, mengorbankan keluarganya sendiri untuk menjadi kepala keluarga Gatara. Dia telah menjadi kepala keluarga Gatara selama puluhan tahun. Sekarang suruh dia menyerahkan posisinya kepada keturunan kakaknya, Patricia sungguh tidak bisa.Dulu, dia bahkan bisa menyingkirkan kakak dan adik kandungnya. Sekarang, menyingkirkan keponakan dan cucu keponakannya baginya seperti mematikan seekor semut. Tidak ada rasa sakit, juga tidak akan ada keraguan sama sekali.Namun, Patricia tidak bisa tinggal lama di Kota Mambera. Dia sudah tinggal terlalu lama di kota ini, sehingga keluarga Adhitama juga keluarga Sanjaya terus mengawasinya. Selain itu, dia tidak memiliki kekuasaan dan pengaruh di Ko
Olivia tersenyum dan menggoda Amelia. “Mel, kamu sangat suka anak-anak, cepat punya anak sama Jonas.”Amelia mencium keponakannya, lalu berkata, “Tunggu aku menikah dengan Jonas, kami akan cepat-cepat punya anak. Setelah punya anak, urusan terbesar dalam hidup sudah selesai. Aku bisa fokus jalankan bisnis kita.”“Aku kira setelah menikah kamu butuh waktu untuk jalani kehidupan berdua dulu. Dua tahun kemudian baru punya anak,” kata Tiara.“Awalnya aku mau hidup berdua dulu selama dua tahun setelah menikah. Tapi sekarang aku berubah pikiran. Aku dan Jonas sudah nggak terlalu muda lagi. Kalau kami menikah tahun depan, kami harus mulai buat rencana sedini mungkin. Setelah punya anak, usiaku sudah 30 tahun.”Amelia satu tahun lebih tua dari Olivia. “Dulu aku nggak suka anak-anak. Tapi sejak bertemu Russel, aku jadi mulai suka anak-anak. Sekarang aku semakin suka. Bayi seperti keponakan ini sangat mudah diasuh. Kalau sudah kenyang ya tidur, bangun tidur minum susu lagi. Nggak sering merengek
Masih ada beberapa hari lagi sebelum masa cuti Stefan berakhir.“Ada apa, Kak?” tanya Olivia.“Hari ini aku dan Daniel sama-sama sibuk, nggak sempat pergi jemput Russel pulang sekolah. Kamu dan Stefan pergi jemput dia, lalu antar saja dia ke tempat papanya. Papanya bilang mau bertemu dengannya.”Roni bilang dia tidak akan pernah muncul di hadapan Odelina lagi, juga tidak akan mengganggu kehidupan Odelina lagi. Dia sungguh menepati janjinya.Jika keluarga Pamungkas ingin bertemu dengan Russel, maka Odelina akan mengantar Russel ke rumah yang dia tinggali bersama Roni dulu. Ibu Roni akan menunggu di bawah. Setelah menyerahkan Russel ke neneknya, Odelina langsung pergi. Saat Russel mau pulang, keluarga Pamungkas akan langsung mengantar Russel ke Resto Makan Sepuasnya.“Oke. Nanti aku dan Stefan akan jemput Russel. Russel makan di rumah papanya?”“Tanya Russel saja. Kalau dia mau makan di sana, biarkan saja. Besok Sabtu, dia libur. Dia boleh menginap di sana. Kalian nggak perlu tunggu dia.
“Beberapa saat yang lalu, Patricia sudah tinggalkan Kota Mambera.” Stefan mengemudikan mobilnya sambil berkata, “Tapi sepertinya salah satu pengawal yang dia bawa ke sini diganti dengan orang lain.”“Diganti dengan orang lain? Seingatku dia punya beberapa pengawal.”“Betul, dia bawa beberapa pengawal ke sini. Jumlah pengawal yang ikut dia pulang ke Kota Cianter tetap sama, tapi salah satu pengawalnya orang baru. Aku nggak tahu apakah karena dia pecat salah satu dari mereka, atau tinggalkan satu orang untuk bantu dia cari informasi di Kota Mambera.”Stefan akan mengatur orang untuk mengawasi Patricia, Patricia juga akan mengatur orang untuk mengawasi mereka.Olivia menatap wajah suaminya dari samping. Stefan juga meliriknya sebentar, lalu melihat ke depan lagi. Istrinya ada di dalam mobil, dia tidak berani tidak fokus ketika mengemudikan mobil.“Sayang, matamu tajam sekali.” Olivia memuji sang suami. “Kamu baru bertemu Patricia beberapa kali, tapi kamu ingat semua wajah pengawalnya.”Ol
Beberapa jam kemudian, Kota Cianter.Pesawat yang ditumpangi Patricia mendarat dengan selamat. Patricia segera mengeluarkan ponselnya dan mematikan mode pesawat. Setelah mematikan mode pesawat, dia menerima pesan dari nomor tidak dikenal.“Benar-benar nggak menyangka suamimu sudah tua tapi masih hebat di ranjang. Kamu masih bisa memuaskan suamimu di ranjang?” Itu isi pesan yang diterima Patricia.Setelah membaca pesan tersebut, raut wajahnya seketika berubah drastis. Di usianya yang sekarang, dia sudah lama tidak tertarik dengan urusan ranjang. Selain itu, dia sangat sibuk. Setiap pulang ke rumah dia sudah lelah bukan main. Bagaimana dia masih bisa membahas urusan ranjang dengan suaminya?Patricia dan suaminya sudah lama tidak melakukannya. Namun Patricia tahu, hasrat suaminya tidak padam. Selain itu, suaminya masih cukup kuat. Pria tua itu pandai merawat diri. Meskipun uang jajannya sedikit, kalau suaminya ingin makan sesuatu, dia tinggal bilang ke orang dapur. Boleh dibilang, keingin
Patricia bergumam pelan. “Baguslah kalau begitu. Selama aku nggak ada di rumah, kalian dengarkan perintah Felicia. Siapa pun yang berani nggak menghormati Felicia, berarti dia nggak menghormati aku.”Wajah pengurus rumah tangga seketika menjadi tegang, lalu dia segera menjawab, “Baik, Bu.”“Oke, aku tutup dulu.”Setelah menutup telepon, Patricia sudah bisa turun dari pesawat. Dia tidak menelepon suaminya dulu. Dia juga tidak memberitahu siapa pun untuk menjemputnya di bandara. Dia kembali lebih awal hanya untuk melihat bagaimana kemampuan Felicia menyelesaikan masalah ketika Patricia tidak berada di rumah. Oleh karena itu, Patricia tidak menyuruh siapa pun untuk menjemputnya di bandara.Setelah turun dari pesawat, Patricia dan rombongan pengawalnya keluar dari bandara. Dia menghentikan dua taksi dan memberitahu alamat Gatara Group sebagai alamat tujuan. Patricia tidak langsung pulang ke rumah, melainkan ke perusahaan.Setelah taksi melaju lebih dari sepuluh menit, Patricia baru menelep
Di dua kalimat terakhir, Cakra sebenarnya sedang mengeluh. Patricia malah berkata dengan ketus, “Oke, oke. Kamu nggak bisa urus. Tunggu aku pulang, aku baru urus.”Usai berkata, Patricia menutup telepon. Setelah itu, dia segera mengirim pesan kepada asistennya untuk membantunya cari tahu sedang berada di mana Cakra. Dia menelepon ke rumah lebih dulu. Pengurus rumah tangga jelas-jelas mengatakan kalau Cakra tidak ada di rumah.Cakra jelas berbohong pada Patricia. Meskipun ponselnya tidak ada baterai, dia bisa mengisi daya di lantai bawah. Kenapa Cakra harus mengisi daya ponselnya di lantai atas?Beberapa menit kemudian, asisten Patricia membalas pesan Patricia. Saat ini, Cakra sedang berada di Blanche Hotel. Itu adalah hotel di bawah naungan Adhitama Group yang terletak di Kota Cianter. Hotel itu sering bersaing dengan Amber Palace Hotel yang berada di seberangnya. Keduanya termasuk hotel kelas atas di Kota Cianter.Saat ini seperti ada bola api besar di dalam hati Patricia. Raut wajahn
“Masih berapa banyak kerjaan penting yang harus kamu selesaikan? Kamu percaya nggak sama aku? Bagaimana kalau aku bantu kamu?” tanya Ricky.“Nggak usah. Patricia sudah sampai di Kota Cianter?” Rika balik bertanya.“Dia sedang dalam perjalanan kembali dari bandara dengan taksi. Mungkin 40 menit lagi baru sampai.”Ricky melihat jam tangannya sebentar, lalu berkata, “Kamu bisa kerja setengah jam lagi. Setelah itu kita pergi ke hotel. Waktunya pas banget.”Saat mereka tiba di hotel, kebetulan memang sudah jam makan. Patricia hanya akan mengira mereka kebetulan sedang makan di sana. Patricia tidak akan curiga kalau Ricky yang telah merencanakannya.“Mau lihat pertunjukan seru, nggak?” Ricky bertanya lagi pada Rika.Rika memelototinya dan berkata, “Kamu sudah bilang padaku. Bagaimana mungkin aku nggak pergi? Tentu saja aku harus lihat pertunjukan yang begitu seru.”Pada akhirnya, Rika memelototi Ricky lagi dan mengeluh, “Pada dasarnya aku bukan orang yang suka hal-hal seperti ini. Kamu yang
Katarina memberikan Olivia kartu namanya lalu berkata, “Bu Olivia, ini kartu namaku dan ada nomor kontakku. Aku akan berada di Mambera selama seminggu, jadi kamu bisa menghubungiku kalau ada berita dari Samuel.”Olivia menerima kartu nama itu lalu berkata dengan penuh perhatian, “Bu Katarina menginap di mana?”“Di Mambera Hotel milik keluarga Adhitama.”Olivia langsung tersenyum seraya berkata, “Mambera Hotel adalah salah satu hotel terbaik di Mambera dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi.”“Kamu bisa menginap di sana gratis karena semua biaya akan kutanggung. Aku akan meneleponmu jika ada kabar dari Samuel.”“Terima kasih atas tawarannya, tapi aku bisa membayar biaya menginapku sendiri,” balas Katarina yang juga berasal dari keluarga kaya raya dan sama sekali tidak kekurangan uang. “Aku tahu kalau Bu Katarina tidak kekurangan uang sedikit pun. Tapi, kamu sudah menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk sampai ke Mambera, jadi izinkan aku untuk melakukan yang terbaik sebagai tuan
Samuel adalah laki-laki yang sangat berbakti kepada neneknya dan sangat menghormati sepupu tertuanya. Dia lebih memilih untuk bercerita kepada sepupu tertuanya ketika terjadi masalah daripada kakak kandungnya sendiri. Stefan Adhitama yang merupakan kakak sepupu tertua Samuel adalah laki-laki yang terkenal sebagai penyayang istri. Stefan akan menceritakan segala hal yang diceritakan saudara-saudaranya kepada Olivia. Oleh karena itu, Katarina memberanikan diri untuk menemui Olivia. Namun, orang-orang perusahaan Olivia justru mencurigai Katarina sebagai saingan cinta Olivia. Bahkan Olivia juga sempat curiga padanya. Pada awalnya, Olivia hanya meminta sekretarisnya menghidangkan teh untuk Katarina. Olivia baru menghidangkan camilan dan buah setelah mengetahui tujuan Katarina menemuinya. Namun, Katarina tidak marah dengan sikap Olivia. Karena dirinya akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi Olivia. Matanya pasti akan berubah merah setiap kali bertemu dengan saingan cintanya. Ol
Apa karena alasan ini, Katarina sampai berniat menemuinya untuk menanyakan Samuel?“Jadi, apa hubunganmu dan Samuel sekarang?” tanya Olivia blak-blakan. Katarina sempat terdiam beberapa saat lalu berkata, “Aku juga tidak tahu, apa hubunganku dengannya. Dia terlihat seperti ingin mengejarku setelah kami berkenalan. Tapi, dia terlihat biasa saja dan tidak mengejarku dengan sepenuh hatinya.”“Akhirnya, aku menganggap dia tidak menyukaiku. Tapi anehnya, dia justru mengirimkanku bunga ketika aku ingin melupakannya. Dia juga mengajakku makan bersama, membantu pekerjaanku. Dia diam-diam membantuku menyelesaikan masalahku.”“Tapi, dia tiba-tiba menghilang ketika aku mau membalas kebaikannya. Dia tidak menjawab panggilan teleponku ataupun membalas pesanku. Aku juga tidak tahu di mana dia tinggal.”“Akhirnya, aku menyuruh orang untuk menyelidikinya dengan bermodalkan namanya. Aku benar-benar tidak menyangka kalau dia ternyata adalah anggota keluarga Adhitama.”Olivia langsung terdiam. Samuel be
Amelia memutuskan untuk keluar dari lounge setelah duduk selama beberapa menit dengan mengatakan kalau dia sedang sibuk. Lagi pula, dia sama sekali tidak khawatir dengan keadaan Olivia karena ilmu bela diri Olivia sekarang sudah sedikit lebih baik dari sebelumnya. Padahal kekuatan bela diri Olivia yang sebelumnya saja sudah bisa menghabisi beberapa gangster. Olivia memberikan isyarat kepada sekretarisnya untuk melakukan pekerjaan setelah Devina menuangkan teh untuk Olivia dan Katarina. Tidak lama kemudian, Devina berjalan keluar dari lounge. Olivia pun tersenyum lalu berkata, “Bu Katarina sudah bisa mengatakan tujuan ibu menemui saya.”Katarina tiba-tiba mengatupkan bibirnya lalu berkata, “Bu Olivia, aku hanya ingin bertemu dan mengenalmu.”Olivia langsung mengerutkan keningnya. Ingin bertemu dan mengenalnya? Olivia bukanlah seorang bintang yang memiliki banyak penggemar. Wajah Katarina tiba-tiba saja tampak memerah. Olivia tiba-tiba saja mengerti lalu bertanya, “Apa kamu datang ke
“Saya sudah tahu dari penjaga keamanan tadi.”Devina kembali berkata, “Sepertinya, Bu Katarina itu bukan orang biasa. Tapi, saya juga tidak tahu dia berasal dari mana. Bahkan dia tidak mau menjawab ketika Bu Amelia menanyakan dari perusahaan mana dan dari daerah mana dia berasal.”“Bu Amelia curiga kalau perempuan itu adalah saingan cinta Bu Olivia. Jadi, Bu Olivia harus mempersiapkan hati dan mental Ibu sebaik mungkin.”Olivia langsung kehilangan senyumannya lalu berkata, “Kenapa kalian semua berpikir kalau ada perempuan muda yang mencariku pastinya adalah saingan cintaku? Lagi pula, kenapa Amelia mengizinkan perempuan itu masuk kalau memang perempuan itu adalah saingan cintaku?”“Bu Amelia juga tidak tahu siapa dia. Pokoknya, Bu Olivia harus waspada karena perempuan itu sangat mencurigakan.”Stefan Adhitama adalah laki-laki yang luar biasa, jadi wajar saja kalau ada banyak saingan cinta Olivia yang muncul dari waktu ke waktu. Bahkan Olivia pernah mengatakan kalau dia kemungkinan masi
Namun, Daniel tidak segan untuk menggigit siapa pun yang menginjak ekornya. Mereka pastinya tidak akan melakukan hal buruk seperti itu jika mereka masih memiliki akal sehat. Semua orang yang melihat Daniel langsung menyapanya dengan sopan. Pegawai kantin juga sudah menyiapkan makanan untuk Daniel dan sudah menghidangkannya di atas meja. Kemudian Daniel duduk bersama beberapa petinggi perusahaan untuk makan bersama. Mereka makan sambil terus mengobrol dengan sangat akrab tanpa ada rasa canggung seakan mereka menganggap Daniel adalah teman mereka dan bukan bos mereka. Mereka tidak membicarakan pekerjaan di luar jam bekerja. Mereka terbiasa mengobrol tentang hal-hal konyol layaknya teman. Daniel sering mengatakan kalau mereka harus lebih bersantai setelah selesai bekerja agar tidak stres. Di saat yang bersamaan, Stefan sedang makan bersama istri tercintanya di Mambera Hotel. Mereka memutuskan untuk beristirahat di presidensial suit yang berada di lantai atas hotel setelah selesai makan
Si sekretaris mengangguk lalu kembali berkata, “Saya hanya ingin bilang kalau ada orang yang biasanya mengenakan pakaian kerja biasa lalu tiba-tiba dia mengubah penampilannya dengan mengenakan pakaian kasual yang sangat cantik. Apa yang dilakukannya pasti untuk menarik perhatian seseorang.”“Entah dia sedang jatuh cinta atau karena alasan lainnya. Tapi, perempuan terkenal senang menyenangkan diri mereka sendiri.”Daniel langsung menoleh ke arah sekretarisnya lalu berkata, “Kamu cukup mengerti tentang perempuan, ya.”“Pak Daniel, saya adalah ayah dari dua anak. Laki-laki yang sudah berkeluarga pastinya memahami perempuan. Pak Daniel bisa belajar dari saya jika ingin menyenangkan hati Bu Odelina.”“Andai saja, saya tahu sejak lama kalau kamu sangat memahami perempuan, pastinya saya sudah berhasil mendapatkan perempuan itu,” ujar Daniel bercanda. “Saya memang tidak terlalu mengerti hati perempuan. Tapi, saya tahu kalau dengan mencintai perempuan itu adalah hal yang lebih dari cukup untuk
Daniel bisa menyukai dan jatuh cinta kepada Odelina pasti karena mereka sering bertemu dan berkomunikasi satu sama lain. Daniel bukanlah laki-laki yang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Daniel adalah laki-laki yang bisa jatuh cinta seiring berjalannya waktu. Raisa yakin, kalau dirinya pasti jauh lebih baik dari Odelina selama dia diberikan waktu yang cukup. Dia akan membuat Daniel melihat keunggulannya dan memilihnya. Waktu makan sudah tiba ketika mereka selesai membicarakan bisnis. Raisa langsung berinisiatif untuk mengajak Daniel makan malam bersama. Namun, Daniel menolaknya dengan berkata, “Saya belum bisa bergerak dengan leluasa. Saya tidak akan makan di luar dengan siapa pun, kecuali dengan orang-orang terdekat. Saya juga lebih suka makan di kantin perusahaan.”“Oke, saya akan mentraktir Pak Daniel setelah Pak Daniel pulih sepenuhnya.”Raisa tidak bisa memaksakan keinginannya kepada Daniel. Dia takut, sikap agresifnya justru akan membuat Daniel membencinya. Dia juga taku
Raisa selalu merasa senang dan santai setiap kali minum kopi ketika suaminya masih hidup. Namun sekarang, dia harus minum kopi agar bisa tetap segar ketika bekerja. Daniel meminta sekretarisnya untuk menyiapkan kopi bagi Raisa dengan berkata, “Siapkan kopi untuk Bu Raisa saja dan segelas air hangat untuk saya. Saya sudah minum kopi di kantornya Stefan.”Daniel terbiasa minum kopi di pagi hari. Dia jarang sekali minum kopi di sore hari karena dia takut tidak bisa tidur ketika malam hari dan akan membuat matanya kelelahan. “Pak Daniel pergi ke Adhitama Group tadi?” tanya Raisa dengan senyuman lembut di wajahnya. “Ya, ada urusan mendesak, makanya saya pergi ke sana untuk mendiskusikannya dengan Pak Stefan,” jawab Daniel seadanya. Raisa memutuskan untuk tidak menanyakan hal itu lebih lanjut setelah mendengar jawaban Daniel yang seakan tidak ingin membicarakannya secara detail. Semua masyarakat kelas atas Mambera mengetahui kalau Stefan, Daniel dan Reiki adalah sahabat yang sangat dekat