“Ricky, kalau kamu diam-diam fotoin aku lagi, aku akan banting ponselmu itu.”Tiba-tiba, Rika memberi peringatan kepada Ricky. Ricky langsung meletakkan ponsel yang tadinya diarahkan ke Rika untuk mengambil foto. Pria itu tersenyum dan berkata, “Rika, kamu nggak kerja dengan serius, ya. Kamu bahkan tahu aku diam-diam fotoin kamu. Atau kamu perhatikan aku, diam-diam lihat aku.”Rika berkata dengan dingin tanpa mendongakkan kepala, “Kamu setampan aku, nggak? Aku diam-diam lihat kamu yang lebih jelek dari aku, kan?”Ricky, “....”Ricky tergolong tampan di antara pria lainnya. Namun jika dibandingkan dengan Rika yang menyamar sebagai seorang pria, dia tidak sekeren Rika.“Kalau kamu ganti pakaian perempuan dan panjangkan rambutmu, itu baru namanya cantik menawan, sampai buat aku nggak bisa alihkan pandanganku darimu.”Rika tidak berkata apa-apa lagi. Setelah duduk selama dua menit dan mendapati Rika diam saja, Ricky berdiri dan berjalan mendekat, lalu duduk di depan meja kerja Rika.“Mau m
“Aku nggak apa-apa kalau kamu akan merasa senang dengan memukulku, sekalipun kepalaku berdarah karena ulahmu. Asalkan kamu mau bertanggung jawab untuk merawatku kalau sampai aku dirawat di rumah sakit.”“Dasar nggak tahu malu!” seru Rika kesal. Ricky langsung terkekeh lalu berkata, “Aku pikir, kamu mau bilang kalau kamu sangat mencintaiku tanpa ada batasnya.”“Kamu itu yang nggak tahu malu tanpa batas,” balas Rika lagi dan dibalas dengan senyuman oleh Ricky. “Kamu jangan duduk di depanku dan menggangguku bekerja. Lebih baik, kamu duduk jauh dariku,” ujar Rika tidak mengizinkan Ricky untuk duduk di dekatnya. Bagaimanapun juga, Ricky selalu saja memiliki topik pembicaraan yang akan mengalihkan perhatian Rika dari pekerjaannya. Selain itu, Ricky juga akan terus menatap tajam ke arah Rika sambil mengagumi kecantikan Rika, seakan Rika adalah harta karun langka dan satu-satunya di dunia ini. “Jangan mengeluarkan suara apa pun dan jangan mengganggu pekerjaanku.”“Tatapanmu itu juga bisa m
Selain itu sampai saat ini, Rika masih belum berniat untuk membuka identitas aslinya yang merupakan seorang perempuan di depan publik. Jadi, tentu saja Ronald sangat kaget ketika mendengar tentang cincin pertunangan yang disebutkan Ricky. “Bukan lamaran resmi begitu, kok,” jawab Ricky jujur. Ronald langsung tersenyum setelah mendengar jawaban Ricky lalu berkata, “Aku pikir kamu sudah melamar kakakku. Lagi pula, bagaimana mungkin aku dan keluargaku nggak tahu kalau memang kamu sudah melamar kakakku? Ternyata, bukan lamaran resmi. Kalau begitu, kapan kira-kira kamu mau melamarnya secara resmi?”“Lamaranmu nanti harus sangat megah. Selain itu, kamu harus memilih tempat di mana ada banyak orang yang melihat kamu melamarnya agar mereka bisa berteriak agar dia menerima lamaranmu,” ujar Ronald antusias. Ricky yakin, pastinya tidak akan ada orang yang berteriak agar Rika menerima lamaran Ricky jika dia melamar Rika di depan umum. Orang-orang itu justru mungkin akan berteriak marah kepada Ri
Ricky langsung memelototi Ronald lalu berkata, “Pantas saja, aku bisa cocok mengobrol denganmu. Ternyata sifat kita sama, yaitu nggak tahu malu dan nggak tahu diri.”Ronald hanya bisa terdiam setelah mendengar perkataan Ricky. Kemudian dia pergi meninggalkan Ronald yang tidak bisa membalas perkataan pedas Ricky. Bagaimanapun juga, urusan Aurora Group bukanlah urusannya. Lagi pula, Ricky masih belum menikah dengan Rika, jadi dia juga tidak punya hak untuk ikut campur dalam masalah ini. Jangan sampai, ada orang yang mengira kedatangannya ke dalam keluarga Arahan hanya untuk uang keluarga Arahan. Lagi pula, Ricky tidak terlalu peduli dengan aset milik keluarga Arahan. Walaupun keluarga Arahan adalah salah satu keluarga terkaya di Cianter, aset yang mereka miliki tetap saja tidak sebanyak keluarga Adhitama. Ricky membuka pintu kantor Rika ketika Rika baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Ricky adalah orang yang tepat waktu, begitu pun dengan Rika. “Rika, kamu sudah selesai, kan? Ayo, se
“Maaf, apa Pak Cakra ada?” tanya Patricia sopan dan tidak langsung menyerang perempuan itu. “Siapa? Siapa yang mencariku?” tanya Cakra yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil menyeka rambutnya dengan handuk kering. Dia sangat tercengang ketika melihat sosok istrinya yang berada di depan pintu. Dia sempat mengira kalau dirinya sudah salah melihat, jadi dia menyeka matanya beberapa kali. Namun, tetap saja sosok yang di hadapannya saat ini tidaklah berubah. Istrinya yang sudah tampak menua, sekalipun sudah melakukan berbagai perawatan masih tetap berada di depan pintu kamar hotelnya. “Sayang, ada yang mencarimu,” ujar si perempuan muda sambil membalik tubuhnya menghadap Cakra. Sebenarnya, dia juga tahu di dalam hatinya kalau suatu saat istri dari Cakra pasti akan berhasil memergoki mereka. Namun, perempuan cantik itu tidak peduli sama sekali. Dia tidak peduli jika istri Cakra memergoki mereka. Entah sudah ada berapa banyak istri yang memergokinya kalau memang dia takut akan hal
Patricia menampar Cakra berkali-kali sampai menyebabkan wajah Cakra memar dan membengkak. Bahkan hidung dan bibirnya juga tampak mengeluarkan darah. Namun, Cakra sama sekali tidak berani melawan ataupun menahan amarah istrinya. Sampai akhirnya, dia meraih tangan Patricia setelah istrinya itu berhenti memukulnya seraya berkata, “Sayang, apa tanganmu sakit? Apa kamu lelah? Sini, biar aku pijit tanganmu.”Namun, Patricia justru menendangnya sampai Cakra terjatuh di atas lantai lalu berkata, “Bawa mereka berdua pergi dari sini!”Patricia dengan nada suara dingin memerintahkan para pengawalnya untuk membawa kedua orang itu keluar dari hotel ini agar dia bisa memberikan hukuman lainnya untuk mereka. Patricia tidak akan pernah memaafkan siapa pun yang berani mengkhianatinya. Kedua pengawalnya bergegas masuk ke dalam kamar dan membawa perempuan cantik itu lalu mengikuti Patricia dari belakang. Cakra tidak membutuhkan bantuan para pengawal untuk berjalan. Dia dengan cepat bangkit lalu mengiku
Kemudian Patricia kembali memukuli perempuan itu setelah perempuan itu berada di bawah kendali para pengawalnya. Dia memukuli perempuan itu sampai babak belur dan sulit untuk dikenali. “Sayang,” panggil Cakra. Dia meraih tangan Patricia karena dia takut Patricia akan membunuh perempuan itu di sini. Bagaimanapun juga, dia sudah pernah memadu kasih selama beberapa saat dengan perempuan itu. Hal ini berhasil menghentikan Patricia untuk memukul perempuan itu. Namun, saat ini pukulan Patricia beralih kepada Cakra. Patricia berbalik dan menampar wajah Cakra berkali-kali tanpa ragu. Sampai akhirnya, Ricky Adhitama yang sejak tadi menonton peristiwa ini melangkah maju lalu berkata, “Bu Patricia.”Ricky memanggil Patricia dengan suara dalam dan langsung berhasil menghentikan perempuan tua itu untuk terus memukul suaminya tanpa ampun. Patricia dengan cepat menoleh untuk mencari tahu siapa orang yang berani memanggilnya dan dia menemukan ternyata Ricky Adhitamalah yang berani memanggilnya.Se
Perempuan selingkuhan Cakra masih harus menanggung malu dari orang-orang yang mengkritiknya setelah dia harus menanggung rasa sakit karena pukulan Patricia. Semua orang mencibir ke arahnya ketika mereka mengetahui kalau perempuan itu adalah perempuan yang merusak pernikahan orang lain. Tidak ada satu pun orang yang bersimpati kepada perempuan itu. Dia berusaha bangkit sendiri dengan susah payah tanpa ada yang membantunya sama sekali. Dia tidak menyangka kalau laki-laki tua itu adalah suami dari kepala keluarga Gatara. Dia pastinya tidak akan berani bermain dengan Cakra kalau saja dia tahu hal itu. Dia juga tidak menyangka kalau latar belakang orang berkuasa yang selama ini dia gunakan tidak ada artinya ketika berhadapan dengan Patricia. Akhirnya, sekarang dia harus merasakan rasa sakit yang begitu menyiksa setelah dipukuli oleh Patricia.Di sisi lain, Ricky membawa Rika masuk ke dalam ruangan pribadi restoran di Blanche Hotel. Mereka mengobrol sambil menunggu hidangan disajikan. “Per
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela