Patricia menampar Cakra berkali-kali sampai menyebabkan wajah Cakra memar dan membengkak. Bahkan hidung dan bibirnya juga tampak mengeluarkan darah. Namun, Cakra sama sekali tidak berani melawan ataupun menahan amarah istrinya. Sampai akhirnya, dia meraih tangan Patricia setelah istrinya itu berhenti memukulnya seraya berkata, “Sayang, apa tanganmu sakit? Apa kamu lelah? Sini, biar aku pijit tanganmu.”Namun, Patricia justru menendangnya sampai Cakra terjatuh di atas lantai lalu berkata, “Bawa mereka berdua pergi dari sini!”Patricia dengan nada suara dingin memerintahkan para pengawalnya untuk membawa kedua orang itu keluar dari hotel ini agar dia bisa memberikan hukuman lainnya untuk mereka. Patricia tidak akan pernah memaafkan siapa pun yang berani mengkhianatinya. Kedua pengawalnya bergegas masuk ke dalam kamar dan membawa perempuan cantik itu lalu mengikuti Patricia dari belakang. Cakra tidak membutuhkan bantuan para pengawal untuk berjalan. Dia dengan cepat bangkit lalu mengiku
Kemudian Patricia kembali memukuli perempuan itu setelah perempuan itu berada di bawah kendali para pengawalnya. Dia memukuli perempuan itu sampai babak belur dan sulit untuk dikenali. “Sayang,” panggil Cakra. Dia meraih tangan Patricia karena dia takut Patricia akan membunuh perempuan itu di sini. Bagaimanapun juga, dia sudah pernah memadu kasih selama beberapa saat dengan perempuan itu. Hal ini berhasil menghentikan Patricia untuk memukul perempuan itu. Namun, saat ini pukulan Patricia beralih kepada Cakra. Patricia berbalik dan menampar wajah Cakra berkali-kali tanpa ragu. Sampai akhirnya, Ricky Adhitama yang sejak tadi menonton peristiwa ini melangkah maju lalu berkata, “Bu Patricia.”Ricky memanggil Patricia dengan suara dalam dan langsung berhasil menghentikan perempuan tua itu untuk terus memukul suaminya tanpa ampun. Patricia dengan cepat menoleh untuk mencari tahu siapa orang yang berani memanggilnya dan dia menemukan ternyata Ricky Adhitamalah yang berani memanggilnya.Se
Perempuan selingkuhan Cakra masih harus menanggung malu dari orang-orang yang mengkritiknya setelah dia harus menanggung rasa sakit karena pukulan Patricia. Semua orang mencibir ke arahnya ketika mereka mengetahui kalau perempuan itu adalah perempuan yang merusak pernikahan orang lain. Tidak ada satu pun orang yang bersimpati kepada perempuan itu. Dia berusaha bangkit sendiri dengan susah payah tanpa ada yang membantunya sama sekali. Dia tidak menyangka kalau laki-laki tua itu adalah suami dari kepala keluarga Gatara. Dia pastinya tidak akan berani bermain dengan Cakra kalau saja dia tahu hal itu. Dia juga tidak menyangka kalau latar belakang orang berkuasa yang selama ini dia gunakan tidak ada artinya ketika berhadapan dengan Patricia. Akhirnya, sekarang dia harus merasakan rasa sakit yang begitu menyiksa setelah dipukuli oleh Patricia.Di sisi lain, Ricky membawa Rika masuk ke dalam ruangan pribadi restoran di Blanche Hotel. Mereka mengobrol sambil menunggu hidangan disajikan. “Per
Tentu saja, pembicaraan itu tidak akan baik bagi hubungan mereka ke depannya. Oleh karena itu, Ricky berusaha menghindarinya sebisa mungkin. Di saat yang bersamaan, Felicia sudah pulang ke rumahnya. Felicia mendapatkan kabar kembalinya sang ibu ke Cianter dari Pak Vandi. Felicia juga tahu kalau ibunya langsung pergi ke Blanche Hotel sesampainya perempuan itu di Cianter dan langsung memergoki Cakra yang sedang berselingkuh dengan perempuan lain. Felicia terlihat seperti tidak tahu sama sekali tentang perselingkuhan ayahnya yang terjadi baru-baru ini, tapi sebenarnya dia sangat mengetahuinya dan menyimpannya di dalam hati. Dia menggunakan Ricky seakan laki-laki itu adalah dalang di balik peristiwa ini. Namun, sebenarnya Felicialah yang sudah merencanakan semua ini. Felicia mendapat perintah untuk segera pulang, jadi dia pun pulang tanpa banyak bertanya. Dia tahu kalau saat ini kemarahan ibunya pasti sedang sangat memuncak. Dialah orang pertama yang menyulut permasalahan ini. Ketiga s
Mereka semua memperhatikan orang-orang di sekitar mereka yang terdiam setelah melihat kondisi ayah mereka yang menyedihkan. Kemudian mereka juga melirik ke arah ibu mereka yang sedang duduk di atas sofa sambil merokok tanpa memandang ayah mereka yang berlutut sambil menangis di atas sebuah keyboard. Semua orang hanya bisa berdiri membeku tanpa berani mengatakan apa pun. Bahkan Fani yang sangat disayangi ibu mereka juga hanya bisa diam tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun dari mulutnya. Ivan berjalan perlahan ke samping istrinya lalu berbisik, “Apa yang terjadi sama Papa? Siapa yang memukulnya sampai babak belur begitu?”Dania menjawab pertanyaan Ivan dengan berbisik, “Mama yang memukul Papa. Memangnya kamu nggak lihat kalau Papa sedang berlutut di atas keyboard?”“Papa selingkuh dan Mama memergokinya. Bahkan perempuan selingkuhannya itu habis dipukul sampai babak belur.”Raut wajah Ivan seketika berubah setelah mendengar jawaban istrinya. Dia memikirkan tentang perselingkuhan ya
Felicia menatap ayahnya kaget dan penuh ketidakpercayaan. Pandangan Felicia membuat Cakra sangat malu. Biasanya, orang tua akan menutupi kesalahan mereka dari anak-anaknya agar citra orang tua tidak rusak di hadapan anak-anak mereka. Namun, Patricia kali ini membiarkan semua anaknya mengetahui tentang kesalahannya. Hal ini sama saja seperti mempermalukan Cakra di hadapan anak-anaknya. Bahkan Cakra merasa kalau harga dirinya sudah benar-benar hancur sampai dia tidak mampu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi di hadapan anak-anaknya. Untung saja, cucunya sedang tidak berada di rumah. Jika tidak, dia akan merasa semakin malu dan tidak berani lagi menatap wajah cucu-cucunya itu. “Ma, Papa mungkin sedikit kebingungan saja. Papa juga biasanya selalu bersikap baik dan sangat menyayangi Mama. Mungkin saja … dia dijebak oleh orang-orang itu yang sudah mempersiapkan semuanya untuk menjebak Papa,” bujuk Felicia berusaha menenangkan ibunya.“Perempuan itu yang sudah merencanakan semua ini. Felicia
Ketiga anak laki-laki Patricia hanya bisa teridam tanpa berani berkata-kata. Padahal ibunya sudah bersikap sangat baik kepada mereka, sekalipun mereka tidak bisa menjadi ahli waris keluarga Gatara seperti adik perempuan mereka. Selain itu, nama keluarga mereka juga bukan Gatara, melainkan Vikar sesuai nama keluarga ayah mereka. Namun, mereka tetap dianggap sebagai anggota keluarga Gatara. Di luar sana, orang-orang juga terus menyebut mereka sebagai anggota keluarga Gatara. Bahkan mereka juga memiliki posisi strategis di perusahaan yang bisa menghasilkan banyak uang. Selain itu, mereka juga jarang sekali mendapat omelan dari ibu mereka ketika mereka melakukan kesalahan di perusahaan, kecuali kesalahan itu sudah benar-benar keterlaluan. Tidak seperti adik kandung mereka ketika masuk ke dalam perusahaan dan terus mendapat omelan dari ibu mereka. Sekalipun posisi Felicia juga sedikit lebih baik daripada mereka, tapi ibu mereka sering sekali memarahi Felicia hanya karena masalah kecil. S
Ibunya akan memarahi ketiga kakak laki-lakinya setiap kali mereka membuat masalah. Bahkan ibunya tidak segan untuk memukul ketiga kakak laki-lakinya, tapi ibunya sama sekali tidak pernah memukul ataupun memarahi Fani setiap kali dia membuat masalah. Patricia menatap Fani dingin yang langsung bisa dirasakan oleh Fani. Akhirnya, dia tidak memiliki pilihan lain selain berlutut menuruti perintah ibunya bersama dengan ketiga kakak laki-laki angkatnya. Dia hanya bisa mengutuk perbuatan ayahnya yang sudah membuatnya menderita seperti ini. Dia tidak tahu kalau ternyata ayahnya menggunakan uang yang diberikannya untuk bermain perempuan. Dia memberikan uang ratusan juta kepada ayahnya karena dia merasa kasihan dengan ayahnya yang selalu merasa tertekan setiap kali ada ibunya di rumah. Jadi, dia memberikan uang itu agar ayahnya bisa bersantai sejenak. Namun, hasilnya sekarang dia justru merasa tersiksa karena perbuatan ayahnya. “Kalian berlima, pukul wajah kalian sendiri!” seru Felicia memberi
“Papa sudah makan?” tanya Russel.“Papa belum makan. Masih belum lapar. Habis antar dua penumpang lagi, Papa baru pergi makan,” jawab Russel dengan lembut. “Russel sudah makan, kan?”“Sudah. Tante Oliv dan Tante Junia bawa aku pergi makan hot pot. Tadi di tempat makan hot pot, aku bertemu Tante Shella. Kak Aiden panggil aku, tapi Tante Shella tutup mulutnya. Nggak tahu kenapa. Ada kakek dan neneknya Kak Aiden. Mereka ramai sekali. Kalau aku hanya ada Tante Oliv dan Tante Junia, sama Kak Katarina. Kami berempat.”Pada awalnya, Roni tidak terlalu memperhatikan. Dia tersenyum dan berkata, “Russel juga bertemu Tante, ya. Ada salam dengan Tante, nggak?”“Nggak.”Russel menjawab dengan jujur, “Kak Aiden panggil aku, tapi Tante tutup mulut Kak Aiden. Pa, kenapa Tante tutup mulut Kak Aiden, ya?”“Tantemu ... nggak usah pedulikan dia.” Akhirnya Roni sadar. Saat Shella melihat Russel, Shella tidak membiarkan Aiden menyapa pasti karena takut Russel ikut makan. Mereka telah bersaudara selama puluh
“Jangan percaya apa pun omongannya. Dia orang yang paling pandai ambil keuntungan dari orang lain,” kata Junia dengan sinis.Karena jarak mereka tidak terlalu jauh, Olivia bisa mendengar percakapan Shella dan ibunya. “Ma, aku bawa anak-anak pergi makan. Mereka bilang sudah lama nggak makan yang enak-enak. Jadi aku bawa mereka keluar. Sudah selesai makan, tapi uangku nggak cukup untuk bayar. Ma, rekening Mama ada saldo, nggak? Transfer ke aku empat juta dulu, ya.”Shella telah pergi. Olivia dan yang lainnya sudah tidak bisa mendengar jelas apa yang dia katakan lagi.“Kalau aku punya anak seperti Shella yang hanya tahu ambil keuntungan dari keluarganya, begitu lahir aku langsung cekik mati saja,” kata Junia kepada Katarina.“Saat lahir kamu juga nggak akan tahu dia akan jadi orang seperti apa,” kata Katarina.“Kalau begitu putuskan hubungan dengannya. Anggap saja nggak pernah lahirkan dia. Katarina, kamu nggak tahu. Dia tante kandungnya Russel. Paling suka ambil keuntungan dari orang lai
“Masuk akal, masuk akal. Tapi sebelum Samuel buat keputusan, lebih baik kamu tetap perjuangkan dulu,” kata Olivia.Katarina tersenyum. “Kak Oliv, Kak Junia, kita lagi makan hot pot. Nggak usah bicarakan soal pria. Suami kalian pria baik, masih bolehlah dibicarakan. Rasanya sangat bahagia. Tapi pria yang aku sukai itu nggak suka aku. Bicarakan dia akan pengaruhi nafsu makanku. Russel bilang makanan adalah hal terpenting bagi manusia. Kita makan hot pot saja.”Olivia dan Junia pun berhenti menggoda Katarina. Dalam hal perasaan, mereka juga tidak bisa mengatur-atur Samuel.“Kak Oliv, Kak Junia, kedatanganku ke sini kali ini sebenarnya nggak sia-sia. Aku dapat dua kakak. Nggak peduli aku dan Samuel bisa berakhir bahagia atau nggak, kita tetap jadi teman, jadi saudara. Kalian jangan jauhi aku, loh. Pokoknya aku pegang erat-erat kalian. Jangan coba tinggalkan aku sendirian.”Olivia spontan tertawa. Junia juga ikut tertawa. “Kamu bahkan sudah panggil aku kakak. Mana mungkin kami tinggalkan ad
“Yang tadi itu Shella sekeluarga, ya?” Setelah duduk, Junia bertanya kepada Olivia.“Seharusnya itu dia. Ternyata hidupnya masih enak, bisa dandan begitu.”Sebelum Odelina bercerai, Shella dan ibunya sering pergi ke toko buku untuk mengadu kepada Olivia. Junia pernah bertemu dengan mereka beberapa kali. Junia tidak ingin mengingatnya pun tidak bisa.“Iya, itu dia.” Olivia berkata dengan nada acuh tak acuh, “Aiden panggil Russel, dia cepat-cepat tutup mulut Aiden. Takut kita pergi nebeng makan. Dulu setiap minggu dia ke rumah kakakku untuk nebeng makan. Nggak mau bantu apa-apa lagi. Masih saja ngomong ini itu, cari masalah dengan kakakku.”Tidak peduli seberapa banyak mereka berubah, keluarga Pamungkas tetaplah keluarga Pamungkas. Seketika Olivia merasa Kota Mambera terlalu kecil. Selalu saja bisa bertemu sekali dua kali dengan orang yang tidak disukai.Katarina tidak tahu kejadian di masa lalu, tapi dia pun tidak bertanya. Dia hanya diam dan menyimak saja.“Benar-benar keluarga aneh. S
Mulan membelai kepala Liam dan berkata, “Anak yang baik bisa tahu kesalahannya sendiri dan mau berubah.”Liam mengangguk cepat. Dia akan berubah. Selama dia melakukan kesalahan dan orang dewasa memberitahunya mana yang salah, Liam pasti akan memperbaikinya.Mulan berdiri dan berkata lembut, “Kamu main sendiri dulu, ya.”“Audrey mana, Ma?” tanya Liam. “Aku mau main sama Audrey.”Sekarang Liam hanya punya satu adik perempuan, dia paling peduli dengan adik perempuannya. Walau adik laki-laki yang lain juga sangat menggemaskan.“Dibawa neneknya pergi main. Archie lagi sama Bibi. Kamu mau main sama Archie, nggak?”Liam berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku pergi cari Audrey saja. Archie ada Bibi yang temani, nggak butuh aku lagi.”Archie dan Tiano sama saja, sama-sama cengeng. Sedangkan kedua adik sepupu yang lain memang sudah beberapa bulan lebih tua dari Archie, tapi justru lebih sulit dijaga. Asalkan mereka tidur, Liam baru merasa mereka menggemaskan. Sedangkan Audrey tetap menggemaskan ti
Tahun depan Liam baru berusia empat tahun, tapi kemajuan belajarnya jauh lebih cepat daripada anak-anak lain. Para master memang punya cara yang berbeda dalam mengajar anak. Kembali lagi ke anak itu sendiri. Anak yang tidak memiliki kualifikasi dan kecerdasan yang tinggi tidak akan mampu mengikuti ajaran mereka. Tentu saja, mereka juga tidak akan mengajar anak yang tidak memenuhi kualifikasi.“Di tasku ada banyak PR musim dingin. Para kakek dan nenek kasih aku sebagai hadiah tahun baru. Aku sangat senang,” kata Liam dengan serius.Liam bahkan menekankan kalimat terakhir. Mulan berani bilang saat Liam membuka tas dan melihat tasnya penuh dengan tambahan “PR musim dingin”, Liam sebenarnya pasti ingin membuang tasnya. Mulan juga tahu seberapa besar tekanan yang Liam rasakan saat belajar. Tidak mudah untuk menjadi anak didik para master. Namun, itu hal yang diimpikan banyak orang yang belum tentu bisa tercapai.“Aku dan Russel seumuran. Aku saja suka, dia pasti suka. Jadi aku juga ingin ka
Mulan tersenyum. “Boleh, besok habis beli baju, Mama bawa kamu pergi beli hadiah,” kata Mulan.Mulan tidak berkata kalau dia akan membayar hadiah yang Liam beli. Dia membiarkan Liam membayar dengan uangnya sendiri. Pertama, karena Liam punya tabungannya sendiri. Liam tidak kekurangan uang. Kedua, karena Liam diminta belajar mengelola uangnya sendiri. Jadi biar saja Liam bayar sendiri. Dia yang bilang mau berikan hadiah kepada Russel. Tentu saja dia harus bayar sendiri.“Kasih hadiah apa ya ke Russel?”“Karena ini hadiah untuk Russel, tentu saja harus kasih sesuatu yang dia sukai,” kata Mulan dengan lembut.Liam seketika menjadi bingung. “Russel paling suka makan. Mainannya sudah terlalu banyak. Mau mainan apa juga ada.”“Kalau begitu kasih makanan kesukaannya saja.”“Dia nggak pilih-pilih makanan. Apapun yang bisa dimakan dan nggak beracun, dia pasti suka. Kalau begitu, bukannya aku harus siapkan banyak sekali hadiah untuknya?”Liam sepertinya tidak tega untuk mengeluarkan uang. Dia me
Kakek Guru terus membicarakan Tiano. Sebelum kembali, Kakek Guru harus melakukan panggilan video berkali-kali dalam sehari, hanya untuk melihat Tiano. Guru bahkan sudah merasa kesal, sampai-sampai bilang lebih baik kasih Tiano ke Kakek Guru saja. Biar Kakek Guru bawa dia ke gunung dan besarkan di sana. Toh, Kakek Guru memiliki pengalaman dalam membesarkan anak.Kakek Guru yang membesarkan Guru. Jadi Kakek Guru memang punya pengalaman dalam membesarkan anak. Namun, Jhon menolak, tidak membiarkan Kakek Guru membawa Tiano. Meskipun Tiano anak yang suka menangis dan tangisannya sering membuat Jhon sakit kepala, tapi Jhon tetap sangat menyayangi Tiano.Jhon bilang tempat yang ditinggali Liam dan Kakek Guru terlalu dingin. Tiano masih kecil, tidak akan tahan dengan cuaca sedingin itu.Memang benar, tempat tinggal Kakek Guru boleh dibilang terisolasi dari dunia. Cuacanya dingin hampir sepanjang tahun. Hanya saat musim panas yang akan terasa sedikit lebih hangat. Sekarang masih musim hujan sal
Dalam perjalanan menuju restoran hotpot, Olivia menerima telepon dari Mulan. Setelah dia menerima telepon tersebut, suara teriakan kecil terdengar dari sisi lain."Mulan, apa yang dilakukan Archie?" Olivia bertanya sambil tersenyum.Perempuan itu sedang menggendong anaknya di satu tangan dan memegang ponsel dengan tangan lainnya. Dia menjawab, "Lihat aku sedang menelepon, dia langsung mencoba merebut ponselku. Kalau aku nggak memberikannya, dia teriak-teriak memaksa aku kasih ponsel."Olivia tertawa. "Beli ponsel mainan yang bisa berbunyi buat dia.""Ada, dia suka main dengan ponsel mainan itu. Tapi setiap kali lihat aku pegang ponsel, dia langsung mau ambil. Mungkin dia anggap ponselku itu miliknya," kata Mulan."Olivia, kamu sudah makan?" tanya Mulan.Setelah itu, dia terdengar berbicara kepada orang lain, "Gendong Archie keluar jalan-jalan sebentar, supaya nggak berisik di dalam."Si kecil Archie memang suka teriak atau menangis. Benar-benar anak yang mudah menangis, mirip dengan an