Pak Bima membalas sapaan itu dengan sopan. Kemudian dia menatap Ricky lalu menatap Rika yang dia pikir bernama Riko kembali dengan tatapan penuh rasa prihatin. Riko adalah sosok laki-laki yang sangat cakap bagi Bima. Mungkin dia akan menjodohkan putrinya kalau saja dia memiliki putri yang sudah berusia dewasa sama seperti Riko. Namun, sayangnya nasib Riko kurang beruntung karena dia harus terjerat oleh Ricky Adhitama. Ricky adalah sosok laki-laki tidak tahu malu yang masih saja terus menguntit Riko. Padahal Riko sudah mengatakan kalau dirinya tidak menyukai sesama jenis. Bahkan ada yang mengatakan kalau Ricky berhasil mengalahkan satu demi satu saingan cintanya untuk mendapatkan Riko Arahan. Oleh karena itu, para perempuan pengagum Riko sangat membenci Ricky. Namun, mereka tidak bisa melakukan apa pun untuk melawan Ricky.“Oke, saya akan menunggu Pak Riko selesai bekerja agar kita bisa makan malam bersama,” ujar Ricky yang mengerti maksud dari tatapan Bima. Ricky sama sekali tidak pe
Langit sudah berubah gelap ketika Rika selesai berdiskusi masalah bisnis dengan Bima Gandar. Mereka benar-benar larut dalam obrolan tentang bisnis dan kerja sama di antara kedua perusahaan. “Pak Bima, senang bisa berbisnis dengan Bapak,” ujar Rika sambil berjabat tangan dengan Bima. “Pak Bima, bagaimana kalau kita makan bersama malam ini? Saya yang akan membayar tagihannya nanti,” ajak Rika setelah melihat jam terlebih dahulu. Namun, Bima berkata dengan nada penyesalan, “Maaf, Pak Riko. Mungkin kita bisa makan bersama lain kali saja. Saya harus pulang cepat malam ini untuk makan malam di rumah. Karena hari ini adalah hari perayaan ulang tahun pernikahan saya dan istri saya yang ke-15.”“Kalau begitu, Bapak harus segera pulang agar bisa menemani istri Bapak di rumah. Kita bisa makan malam di lain waktu,” balas Rika penuh pengertian tanpa memaksanya sama sekali lalu mengantar Bima keluar ruangan kantor sampai ke lantai dasar. “Pak Riko tidak perlu mengantar saya sampai keluar. Sampai
“Pak Riko, Pak Ricky masih ada di dalam ruangan,” ujar sekretarisnya yang belum pulang berusaha mengingatkan Riko tentang keberadaan Ricky. “Saya tahu. Tolong, sekalian batalkan jadwal pertemuan malam ini. Setelah itu, kamu boleh pulang,” balas Riko cepat. “Baik, Pak,” ujar si sekretaris hormat. Si sekretaris tidak bisa menahan kebahagiaannya ketika mendengar kalimat pertemuan malam ini dibatalkan. Ini artinya, si sekretaris bisa pulang lebih awal dan menghabiskan malam dengan kekasihnya karena Riko tidak ada pertemuan apa pun. Dia memiliki jadwal yang padat dan sangat sibuk sebagai sekretaris Riko. Dia harus datang lebih awal dan pulang larut malam setiap harinya. Hal ini membuat dia sulit untuk berkencan dengan kekasihnya dan kekasihnya juga sering komplain dengan kesibukannya ini. Rika berjalan ke ruang tunggu VIP lalu membuka pintu dengan lembut setelah dia selesai memberi perintah kepada sekretarisnya untuk membatalkan semua pertemuan malam ini. Dia melihat Ricky sedang memega
Ricky merasa kasihan kepada Rika ketika mendengar perkataan perempuan itu. Karena Ricky tidak ingin Rika kelelahan karena pekerjaannya. Oleh karena itu, Ricky pun berkata, “Sudahlah, kamu langsung datang saja di hari pernikahannya dan nggak perlu menginap terlalu lama di sana. Aku sebenarnya mau mengajakmu jalan-jalan di Mambera kalau memang kamu bisa menginap beberapa hari.”“Tapi, kalau kamu nggak bisa ya nggak apa-apa. Lagi pula, aku akan tetap menemanimu di mana pun kamu berada. Aku juga nggak masalah kalau memang kamu mau langsung kembali ke Cianter.”Namun, raut wajah Rika justru tampak kesal lalu dia pun berkata, “Kamu setiap hari nggak mengerjakan apa-apa seperti pengangguran. Padahal kakakmu memberikan bisnis bidang makanan Adhitama Group di tanganmu. Suatu saat nanti bisnis makanan Adhitama Group bisa bangkrut karenamu. Kamu seharusnya bertanggung jawab sama pekerjaanmu. Bukannya malah bermalas-malasan kayak gini.”Ricky pastinya bisa menjadi sosok taipan bisnis yang mumpuni
Rika melihat mobil Felicia dan meminta sopir untuk berhenti. Kemudian dia membuka jendela mobil lalu bertanya, “Bu Felicia, ada apa? Apa ada masalah dengan mobil Ibu?”Felicia langsung menoleh setelah mendengar suara itu. Dia bergegas menghampiri mobil Rika ketika mengetahui kalau Rika yang memanggilnya. “Mobil saya mogok. Saya tidak tahu kenapa,” jawab Felicia. “Saya akan minta sopir saya untuk memeriksa keadaan mobil Ibu,” ujar Rika menawarkan bantuan. Kemudian Rika meminta sopirnya untuk keluar guna memeriksa keadaan mobil Felicia. Sopir yang dipekerjakannya bukan hanya pandai mengemudi, tapi juga pandai dalam urusan mesin mobil. Rika juga memutuskan untuk turun dari mobil lalu diikuti oleh para pengawalnya. Tidak lama kemudian, si sopir berkata setelah selesai memeriksa keadaan mobil Felicia, “Bu Felicia, Ibu bisa memanggil layanan mobil derek. Sebenarnya, saya bisa memperbaiki mobil Ibu, tapi sayangnya peralatan yang saya punya kurang lengkap.”“Tidak apa-apa, saya sudah meman
“Kembali ke rumah keluarga Arahan,” ujar Rika kepada sopirnya setelah Felicia masuk ke dalam gedung hotel. “Baik, Pak,” balas si sopir. Rika bersandar di jok mobil sambil memikirkan nasib Felicia. Orang yang berencana untuk menyakiti Felicia pastinya adalah anggota keluarga Gatara. Lagi pula, satu-satunya anggota keluarga Gatara yang ingin mengangkat Felicia sebagai kepala keluarga Gatara berikutnya hanyalah ibunya yang merupakan kepala keluarga Gatara saat ini dan orang-orang yang berada di luar keluarga Gatara. Mantan pewaris keluarga Gatara sebelumnya adalah Fani. Namun, Fani bukanlah putri kandung dari kepala keluarga Gatara, jadi bagaimana mungkin anggota keluarga Gatara lainnya mengizinkan Fani untuk menjadi kepala keluarga Gatara berikutnya?Namun, jika Felicia tidak mampu memikul tanggung jawab ini, kemungkinan besar para putri keluarga Gatara lainnya akan berusaha mengambil alih tanggung jawab itu dari tangan Felicia. Rika merasa kalau orang yang berniat mencelakai Felicia
Rasanya tidak mungkin kepala keluarga Gatara yang merusak mobil Felicia. Karena Patricia tidak akan melakukan suatu tindakan yang akan membahayakan nyawa putrinya hanya untuk melihat bagaimana cara Felicia menyelesaikan suatu masalah. Hal itu sepertinya tidak masuk akal. Bagaimana kalau mobil Felicia tiba-tiba mogok di tengah jalan lalu ditabrak oleh kendaraan lain? Bukankah itu sama saja seperti mempertaruhkan nyawa FeliciaKepala keluarga Gatara memang terlihat masih lebih memihak ke arah Fani daripada Felicia yang merupakan putri kandungnya sendiri jika dilihat secara sekilas. Namun, sebenarnya kepala keluarga Gatara sangat menghargai pertalian darah di antara dirinya dan Felicia. Jadi, rasanya tidak mungkin jika dia berani mempertaruhkan nyawa Felicia hanya untuk mengujinya saja. “Sudahlah, semua itu kan urusan Felicia. Jadi, kita nggak perlu ikut campur dan cukup jadi penonton saja,” ujar Ricky acuh tak acuh. Dia pastinya tidak akan memberikan bantuan kepada Felicia kalau saja
“Oke, aku akan mengatur semuanya. Aku jamin kamu akan senang dan menikmati kencan malam ini,” ujar Ricky yang rela melakukan apa saja selama Rika bersedia berkencan dengannya. Rika menatapnya sambil tersenyum seraya berkata, “Aku selalu gembira saat bersamamu. Sepertinya kamu punya potensi untuk jadi pelawak, deh.”Kata-kata itu membuat senyuman Ricky semakin lebar. Perempuan yang akan dinikahinya adalah Rika dan perempuan ini memiliki sifat tenang dan tidak terlalu banyak bicara. Bahkan Ricky tidak berharap kalau Rika akan mengucapkan kata-kata cinta kepadanya. Walaupun kata-kata yang dilontarkan Rika bukanlah kata-kata manis penuh kasih sayang, di telinga Ricky kata-kata itu tetap saja penuh dengan cinta dan terasa sangat manis di hatinya. Ricky sangatlah perhatian dengan Rika ketika mereka makan bersama. Bahkan Ricky hampir saja menyuapi Rika kalau saja Rika bersedia. Rika memandangi makanan yang menumpuk di piringnya bagaikan gunung sambil tersenyum lalu berkata, “Aku punya tang