Bagaimana mungkin Felicia bisa melepaskan klien pentingnya hanya untuk menjemput Fani? Bahkan sekalipun Felicia mungkin tidak perlu bertemu dengan kliennya ini, dia juga tidak akan bersedia untuk menjemput Fani. Kenapa dia harus menjemput penipu yang sudah mengambil segala hal yang seharusnya menjadi miliknya?“Siapa yang meneleponmu?” tanya Patricia Gatara setelah melihat putrinya tidak mengatakan sepatah kata pun setelah menerima panggilan telepon itu. “Fani yang menelepon,” jawab Felicia cepat. “Kenapa dia meneleponmu?” tanya Patricia lagi ketika mereka sudah masuk ke dalam hotel. “Dia bilang kalau mobilnya mogok, jadi dia menyuruhku untuk menjemputnya,” jawab Felicia. Raut wajah Patricia langsung berubah kesal lalu dia berkata, “Mama mengerti masalah ini. Mama akan memarahinya kalau sampai nanti dia mengeluh tentang masalah ini. Sekarang, dia nggak punya pekerjaan apa pun, sedangkan kamu harus pergi bekerja. Lagi pula, kita harus bertemu dengan klien penting. Selain itu, kamu j
“Mama?” Fani sangat terkejut karena yang mengangkat teleponnya adalah Patricia yang merupakan ibu angkat sekaligus kepala keluarga Gatara. Dia langsung mengubah nada suaranya menjadi sedih seraya berkata, “Ma, Ricky sudah menganiayaku. Dia mengempiskan ban mobilku. Sekarang, aku nggak bisa pulang dengan mobilku. Selain itu, cuaca hari ini benar-benar panas, makanya aku minta Felicia untuk jemput aku di sini.”“Lagi pula, sekarang kan sudah jam pulang kantor. Dia bisa menjemputku ke sini setelah dari kantor. Hal ini pastinya nggak akan memengaruhi pekerjaannya di kantor.”“Kenapa kamu cari masalah sama Ricky Adhitama lagi? Apa kamu nggak dengar apa yang Mama pernah katakan padamu? Jangan pernah mencari masalah sama Ricky Adhitama. Dia adalah anggota keluarga Adhitama yang luar biasa. Mama saja sangat hormat dan sopan saat bertemu dengannya. Tapi, kamu justru dengan beraninya mencari masalah sama laki-laki itu. Memangnya kamu pikir siapa kamu ini?” ujar Patricia penuh emosi dan tidak la
“Aneh rasanya kalau sampai dia nggak mengeluh soal kamu yang memintanya menjemputmu sama Mama. Selain itu, Mama pastinya sedang sangat bangga padanya karena dia berhasil memberikan keuntungan besar bagi perusahaan,” ujar Dania yang berhasil membuat Fani menggertakkan giginya dengan kesal. “Perempuan itu punya nasib yang sangat baik,” lanjut Dania terus berusaha memanas-manasi Fani. “Nggak!” seru Fani cemburu. Suami Dania akan dilupakan begitu saja kalau sampai Felicia bisa berdiri di kakinya sendiri dan menjadi kepala keluarga Gatara selanjutnya. Bagaimanapun juga, suaminya sudah bekerja sangat keras tanpa kenal lelah untuk Gatara Group, tapi pada akhirnya semua usahanya itu hanya untuk diberikan kepada seorang Felicia. Tentu saja, Dania maupun suaminya tidak bersedia hal ini terjadi pada mereka. Perang di antara putri palsu dan putri asli keluarga Gatara sedang memanas, sedangkan Olivia di Mambera sedang menjalankan hari-harinya sebagai orang paling berharga di dalam keluarganya.
“Benar, itu! Tidak peduli anak ini laki-laki atau perempuan selama anak ini lahir dengan sehat. Lagi pula, selama ini keluarga Adhitama selalu melahirkan keturunan laki-laki. Jenis kelamin seorang anak dalam kandungan ibu berasal dari pihak laki-laki,” ujar Amelia.“Olivia,” panggil sebuah suara yang terasa sangat familier di telinga Olivia. Suara itu adalah suara Nenek Sarah. Amelia dan Olivia langsung menoleh ke arah pintu kantor dan menemukan nenek serta Bi Lesti sedang melangkah masuk ke dalam kantor bersama. Bi Lesti terlihat membawa 4 kotak makan di tangannya. “Nenek kok ke sini?”“Nenek Sarah.”Kedua perempuan itu langsung berdiri untuk menyambut kedatangan nenek. Dia langsung mengerti maksud dan tujuan nenek datang ke sini setelah melihat kotak makan yang dibawa oleh Bi Lesti adalah untuk mengantarkan makan siang. Nenek langsung tersenyum seraya berkata, “Sekarang sudah hampir jam makan siang. Cuaca di luar sangat cerah dan panas. Nenek nggak mau kamu berjalan-jalan di luar
Bi Lesti meletakkan buah plum kering itu di meja lalu berkata, “Non Olivia jangan bilang ke Pak Stefan, ya. Nanti, gaji saya bisa dipotong kalau Bapak tahu.”“Saya juga sudah menyiapkan sepotong kecil kue manis untuk Non Olivia makan setelah selesai makan besar. Saya siapkan kuenya sedikit saja biar Non Olivia senang.”Olivia memperhatikan Bi Lesti yang mengeluarkan berbagai makanan lezat dan bergizi dari kotak makan lalu meletakkannya di atas meja. Kemudian dia juga melihat sepotong kecil kue yang bisa dihabiskannya dalam satu gigitan. “Bi, kok buah plumnya cuma satu dan kuenya juga cuma sepotong kecil? Ini sih terlalu sedikit dan cuma mengotori mulutku saja,” ujar Olivia memprotes kue dan buah plum yang dibawa Bi Lesti untuknya. Nenek dengan cepat mengambil alih pembicaraan ini dengan berkata, “Stefan kasihan padamu karena kamu muntah terus. Makanya, dia bilang sama Bi Lesti untuk nggak memberikan makanan manis dan asam buatmu agar kamu nggak muntah. Pagi ini, kamu muntah sampai ke
Olivia mengambil makanan yang dimasak oleh kakaknya. Matanya tampak langsung berbinar ketika memakannya. Hal yang sama juga terjadi pada nenek. Nenek dengan cepat bertanya pada Odelina, “Odelina, kapan restoran barumu itu akan buka? Aku mau mendaftar untuk jadi member di restoran barumu. Aku pasti setiap hari akan datang ke sana untuk menikmati masakanmu sekaligus mendukungmu. Keterampilan memasakmu benar-benar meningkat dari hari ke hari.”Olivia mendengar perkataan nenek sambil ikut mengangguk. Dia juga sangat menikmati makanan yang dimasak kakaknya ini. “Olivia, makannya jangan buru-buru. Nanti, kamu tersedak, loh,” ujar Odelina berusaha mengingatkan adiknya. Kemudian dia tersenyum seraya berkata, “Aku sudah mendaftar kelas memasak. Aku berlatih sendiri setelah selesai kelas. Pak Daniel yang membantuku mencicipi masakanku. Dia bilang kalau masakanku ini enak, makanya aku bawa ini biar kamu bisa mencobanya. Aku juga langsung merasa lega setelah Nenek bilang masakanku ini enak.”“K
Daniel sempat mengira kalau Odelina pergi mengunjungi mantan suaminya. Entah mengapa, Daniel selalu merasa ada yang mengganjal setiap kali Odelina pergi mengunjungi mantan suaminya. “Oh, begitu! Lalu bagaimana keadaan Olivia sekarang?” tanya Daniel mengganti topik pembicaraan. “Dia baik-baik saja, kok. Stefan bilang kalau Olivia nggak boleh makan makanan manis dan asam karena akan membuat muntahnya semakin parah,” jawab Odelina. Daniel langsung tersenyum lalu berkata, “Stefan pastinya nggak akan mengizinkan Olivia makan makanan manis dan asam sama sekali. Jika tidak, dia pasti akan merasa tertekan sampai nggak bisa bekerja sekalipun dia sedang berada di perusahaan kalau Olivia muntah-muntah terus.”Stefan sama seperti Daniel karena pikirannya akan terus tertuju kepada Odelina sekalipun dia sedang berada di perusahaan. Oleh karena itu, Daniel tidak terlalu sering datang ke perusahaan. Dia hanya datang untuk mengurus beberapa urusan ke perusahaan di pagi hari. Lalu dia akan bergegas p
“Untuk apa lagi bicara tentang itu!” seru Roni kepada kakaknya. Shella hanya mendengus.Andi pun terpaksa mengingatkan putrinya, “Shella, jangan sampai kamu bikin ulah lagi, ya. Kalau kamu nekat bikin rusuh, Papa nggak akan membiarkanmu!”Roni khawatir putrinya akan membuat keonaran lagi. Dia khawatir rasa terima kasihnya kepada Olivia yang telah menyelamatkan anaknya di kebun binatang dulu sudah hilang, sehingga Shella kembali pada sifat aslinya.Shella buru-buru membantah, “Pa, mana mungkin aku bikin ulah. Aku nggak mau cari masalah. Sekarang Odelina punya status dan kedudukan, kalau aku bikin rusuh, usaha kami juga bakal kena dampaknya. Aku nggak seiseng itu, kok.”“Aku cuma iri saja dikit. Suksesnya Odelina hari ini ‘kan juga ada sedikit jasa kita. Kalau bukan karena kita, dia nggak akan termotivasi untuk berhasil seperti sekarang.” Sifat tak tahu diri Shella bertambah parah dengan perkataannya itu. “Roni, sebaiknya kamu cepat cerai dari perempuan itu, terus sama Odelina ..,” ujar
Lift membawa Felicia dan Odelina ke lantai pertama. Setelah keduanya keluar dari lift, mereka mengganti topik pembicaraan ke topik yang lebih ringan. Mereka berjalan ke luar sambil mengobrol dan tertawa.Felicia berhenti di pintu masuk gedung kantor sambil melihat Odelina masuk ke mobil dan pergi. Setelah Odelina pergi, dia pun masuk ke mobilnya sendiri dan pergi. Tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan. Hanya tahu kalau keduanya mengobrol dengan seru.Di musim dingin, hari lebih cepat gelap. Lampu di setiap rumah sudah menyala. Tempat yang tidak ada cahaya lampu begitu gelap gulita. Felicia langsung memacu mobilnya kembali ke kota, tapi tidak pulang ke rumah. Dia pergi menemui klien sesuai jadwal malamnya. Mengenai kepulangan ibunya yang tiba-tiba, dia tidak ambil pusing. Dia pura-pura tidak tahu apa pun tentang hal itu.Patricia suka melakukan serangan mendadak. Felicia pun membiarkannya saja. Toh, Felicia tidak melakukan kesalahan apa pun. Jadi dia tidak perlu takut dengan ser
Felicia mengantar Odelina keluar. Setelah digoda Odelina, Felicia tetap bersikap seperti biasa. “Vandi bukan orang yang romantis,” kata Felicia. “Aku juga bukan orang yang romantis. Kami berdua belum sampai ke tahap itu.”“Kamu bahkan sudah kepikiran mau punya anak dengannya. Kenapa nggak pertimbangkan dulu? Selain dia, susah untuk cari orang yang benar-benar tulus padamu dan nggak akan seperti papamu. Di posisi dan statusmu, sudah pasti kamu susah cari suami yang baik dan bersedia jadi menantu keluarga Gatara. Tahu sendiri aturan keluarga Gatara.”“Vandi orang yang paling cocok untuk kamu. Kalian bersama atau nggak, dia akan selalu setia padamu dan senantiasa berada di sisimu. Kamu punya standar yang tinggi. Pandanganmu tentang pernikahan juga beda dari yang lain. Aku rasa, selain Vandi, kamu benar-benar nggak akan bisa suka dengan pria lain.”Felicia pernah menyukai Rika, tapi hanya sekadar rasa suka. Selain itu, Rika adalah seorang perempuan. Rika ingin menjodohkan Ronald dan Felici
Mungkin juga karena keinginan untuk balas dendam yang membuat Setya terus bertahan hidup.Felicia bergumam pelan. “Benar juga. Dia bisa hidup sampai sekarang, kalau dipikir-pikir, dia pasti sehat-sehat saja. Setelah mereka terpilih menjadi asisten, mereka mulai menjalani pelatihan keras. Fisik mereka lebih kuat dari orang biasa. Wajar saja mereka bisa hidup hingga lebih dari seratus tahun.”“Odelina, sepertinya mamaku pergi karena sudah tahu keberadaan orang itu. Apakah sekarang dia berada di tempat yang aman? Mamaku pergi cari dia. Gawat kalau sampai mamaku temukan dia.” Felicia sangat memahami ibunya.“Jangan khawatir, dia di tempat yang sangat aman.”Setya tinggal di rumah keluarga Sanjaya. Selain itu, Dokter Panca dan yang lainnya selalu bersamanya. Terlebih lagi, saat ini Setya berada di Kota Mambera. Sekalipun Patricia ingin membunuhnya, akan sulit untuk melakukannya di Kota Mambera.Bukannya Patricia tidak ingin memperluas kekuasaannya ke Kota Mambera. Awalnya dia berniat menggu
“Nggak tahu, kakakku ada tanya, tapi mamaku nggak jawab,” jawab Felicia dengan jujur. “Kalau kamu suruh mamaku yang urus, dia pasti nggak akan keras pada kakakku. Bagaimanapun juga, itu putra kandungnya.”“Aku tahu. Aku nggak akan lakukan hal yang melanggar hukum demi kakakmu. Tapi aku bisa kuliti dia hidup-hidup dan buat dia menderita selama bertahun-tahun. Ngomong-ngomong, kakak iparmu belum cerai dengan kakakmu?”“Belum.” Felicia terdiam sejenak, lalu berkata, “Meskipun mereka kakak kandungku, dari sudut pandang seorang perempuan, aku juga ingin meneriaki mereka bajingan.”Setelah belajar dari pengalaman Ivan, Julio dan Erwin memperlakukan istri mereka jauh lebih baik. Itu juga karena Fani meninggal. Mereka telah merasakan sendiri betapa kejamnya ibu mereka. Mereka pun tidak berani terlalu kurang ajar.Istri Julio dan Erwin sudah memaafkan mereka. Kehidupan mereka tampaknya telah kembali normal. Karena mereka masih ingin mempertahankan rumah tangga mereka, Felicia pun tidak ikut cam
Nando tidak tahu mengapa Odelina datang. Oleh karena itu, dia menjamu Odelina dengan hati-hati.“Ada sedikit urusan, jadi terlambat.” Felicia memberikan penjelasan dengan suara pelan.Kemudian, Felicia berjalan ke ruang VIP. Dia pun melihat Odelina dan rombongan pengawalnya duduk di sana, dengan secangkir teh di depan mereka. Namun, mereka tampaknya sama sekali tidak menyentuh cangkir teh tersebut.Begitu melihat Felicia datang, Odelina tersenyum dan berkata, “Kalau kamu sibuk, kamu nggak perlu datang ke sini. Kita bisa bicara lewat telepon.”Felicia juga tersenyum. “Manusia boleh berencana, Langit yang menentukan. Baru mau keluar, kakakku datang ke ruanganku. Ada dokumen yang perlu aku tandatangani. Habis itu, dia ngomong ini ngomong itu. Terus telepon mamaku sebentar. Makanya aku terlambat, buat kamu menunggu lama.”“Nggak apa-apa. Aku nggak menunggu lama.”Odelina berdiri. Setelah Felicia mendekat, mereka berdua duduk kembali. Nando juga menuangkan secangkir teh untuk Felicia. Felic
Orang yang berani menyerang Felicia hanyalah ketiga kakak dan juga ayahnya. Selain mereka, tidak akan ada yang berani sembarang menyerangnya.“Baik. Saya akan selesaikan pekerjaan saya lebih cepat. Nanti saya pergi jemput Bu Felicia.”Felicia tidak menolak. Setelah mengakhiri panggilan telepon, Felicia terdiam sejenak. Dia merasa dirinya semakin tergantung pada Vandi. Dia semakin tidak bisa meninggalkan pria itu. Selain itu, Vandi adalah satu-satunya orang yang bisa dia percayai.Felicia mengirim pesan kepada Odelina dan bertanya apakah Odelina sudah tiba. Dia juga memberitahu Odelina kalau dia akan segera tiba. Odelina segera membalas pesan. Odelina bilang dia sudah sampai di perusahaan Felicia. Seorang manajer yang menyambutnya. Felicia membalas dengan emotikon oke. Setelah menyimpan kembali ponselnya, Felicia menyalakan kembali mobilnya dan segera melaju pergi.Empat puluh menit kemudian, mobil Felicia tiba di perusahaannya sendiri. Perusahaannya berkembang dengan baik dan telah men
Sekalipun Felicia tidak ikut serta dalam persaingan keluarga Gatara, dia tetap terlibat dalam pertarungan dunia bisnis. Orang yang terjun ke dunia bisnis hanya sedikit yang benar-benar baik. Orang yang berbisnis pasti licik, yang tidak licik tidak bisa berbisnis.Setelah Felicia memulai bisnisnya sendiri, dia sudah bekerja keras sampai ke titik dia berada saat ini. Dia juga sudah melewati berbagai pertarungan. Banyak pabrik dan perusahaan kecil yang tidak dapat bersaing dengan perusahaannya. Pada akhirnya, mereka tidak mendapat pesanan dan bangkrut. Banyak perusahaan-perusahaan kecil ditutup. Di dunia ini, hanya mereka yang kuat yang akan bertahan hidup.“Saya akan cari tahu. Kalau Bu Yuna benar-benar temukan asisten itu, saya rasa dia akan segera datang ke sini,” kata Vandi.Jika kepala keluarga sebelumnya benar-benar dibunuh oleh Patricia, bagaimana mungkin Yuna tidak membalaskan dendam orang tuanya? Itu kejadian puluhan tahun yang lalu. Patricia mungkin tidak akan dijatuhi hukuman m
Setelah terdiam sejenak, Vandi berkata, “Ada penemuan baru di Kota Mambera. Sekarang saya belum tahu jelas. Coba lihat apakah Odelina akan ungkapkan sedikit informasi ke Bu Felicia.”“Nggak masalah dia ungkapkan atau nggak. Bagaimanapun juga, kami berdua saingan. Jujur saja, aku berani percaya dia, tapi dia nggak berani percaya padaku sepenuhnya. Jika dia berani percaya padaku sepenuhnya, dia nggak cocok untuk ambil alih keluarga Gatara.”Sebelum kebenaran tentang kematian kakak dan adik ibunya terungkap, Felicia tidak akan menyerahkan keluarga Gatara kepada siapa pun. Dia pernah bilang, jika benar ibunya yang membunuh kedua tantenya, dia akan kerja sama dengan Odelina dan mengembalikan semuanya kepada keturunan tantenya. Felicia akan pergi jauh dan tidak akan memberikan masalah atau ancaman apa pun terhadap Odelina.Kalau kedua tantenya meninggal murni karena kecelakaan, maka Odelina harus bersaing dengan Felicia untuk mendapatkan posisi sebagai kepala keluarga. Jika Odelina bisa mele
Kalau bukan karena campur tangan Odelina, Fani tidak akan mati. Sekalipun kematian Fani disebabkan oleh banyak faktor, Ivan juga tidak bisa dan tidak berani melakukan apa pun pada ibu serta adiknya. Oleh karena itu, dia hanya bisa melampiaskannya kepada Odelina.Di belakang Odelina ada tiga keluarga besar. Namun, keluarga Adhitama, keluarga Lumanto dan keluarga Sanjaya berada di Kota Mambera. Di sini Kota Cianter. Selama Ivan tidak melakukannya secara terang-terangan, maka tidak akan ada masalah.Felicia tidak tahu apa yang dipikirkan kakaknya. Dia berjalan keluar dari gedung kantor. Baru saja masuk ke mobil, Felicia menerima hasil penyelidikan yang dikirim oleh Vandi. Setelah melihat hasil penyelidikan, Felicia bersikap seperti biasa saja. Dia mengemudikan mobilnya keluar dan meninggalkan perusahaan.Beberapa menit kemudian, Vandi menelepon. Felicia menepikan mobilnya dan mengangkat telepon dari Vandi.“Bu Felicia, Pak Ivan adalah dalang dibalik kejadian dua mobil yang menabrak Bu Ode