"Dokter Dharma, silakan diminum."Kellin mengambil gelas air hangat itu, "Terima kasih, Bu Fenny." Kellin meneguk setengah gelas air. Dia memang sudah mulai merasa haus."Saya yang seharusnya berterima kasih, Dok. Dokter Dharma baru saja selesai masa nifas, tapi sudah diundang sama Calvin. Saya sampai merasa bersalah, sempat marah sama Calvin karena itu.""Nggak apa-apa, Bu. Saya di rumah terus-terusan itu rasanya sudah mau berjamur, sudah ingin keluar rumah dari dulu. Cuma suami saya yang nggak mengizinkan, dia terus memaksa saya untuk istirahat di rumah, memulihkan kondisi. Padahal saya ini dokter, saya tahu gimana caranya membantu diri sendiri pulih setelah melahirkan, lebih tahu dari dia.""Den Calvin sangat perhatian sama tunangannya, sayang dan penuh perhatian. Demi mengobati mata tunangannya, dia rela menghadapi ketidaksetujuan dari keluarga saya dan terus meminta saya untuk membantu. Saya terharu dengan kecintaannya yang dalam, dan saya senang bisa membantu Non Rosa. Saya berha
"Nenek Sarah semangat dan sehat sekali, ya," puji Kellin kepada Sarah. Saat mereka di Villa Verda, Kellin sempat mengecek kesehatan Nenek Sarah dan menemukan bahwa wanita tua itu sangat sehat, bahkan mungkin bisa hidup sepuluh tahun lebih lama lagi.Sama seperti guru Kellin yang telah menggunakan banyak bahan obat herbal untuk menjaga kesehatannya. Kondisi fisik Nenek Sarah sangat baik. Dokter Panca bahkan pernah berkata bahwa dia masih ingin mencapai banyak hal, termasuk hidup hingga 120 tahun untuk melihat Tiano menikah dan memiliki anak. Padahal Tiano sendiri masih sangat kecil.Nenek Sarah tersenyum sambil menggenggam tangan Kellin. "Kellin, ada nggak obat dari gurumu yang bisa membuat umur jadi lebih panjang? Beri sedikit buat Nenek, dong. Biar Nenek bisa lebih bersemangat dan hidup lebih lama lagi, sampai 120 tahun. Sekarang hidup sampai 100 tahun ‘kan sudah biasa," kata Nenek Sarah. “Nenek belum tahu kapan bisa menggendong cicit perempuan, nih. Nenek harus bisa menggendongnya s
Rosalina sudah buta bertahun-tahun. Dia telah mencari pengobatan ke mana-mana bersama Tante Rida, yang bahkan sempat membawanya berdoa di berbagai tempat ibadah.Setiap kali, mereka pulang dengan tangan hampa, dan kegagalan yang berulang membuat Rosalina tak berani berharap lagi. Namun, Dokter Dharma menjadi harapan terakhir bagi mereka semua. Rosalina khawatir jika hasilnya tidak memuaskan, bukan hanya dia yang kecewa, tapi semua orang yang berharap bersamanya."Jangan takut," kata Calvin memeluk Rosalina dengan erat. Setelah melepaskan pelukan, dia mencium kening Rosalina dengan lembut, "Jangan khawatir, aku ada di sini."Rosalina mencoba melihat wajah Calvin, meski pandangannya gelap. Ucapan dan kehangatan pelukan Calvin, ditambah ciumannya, seperti menyirami hati Rosalina yang gersang dengan hangatnya sinar matahari. Perasaan itu menenangkan dan menghangatkannya seketika. Rosalina mengangguk pelan.Sambil menggandeng tangan Rosalina, Calvin berjalan menuju villa. Tiba-tiba, telepon
"Kakak belum ketemu Dokter Dharma. Pas Dokter Dharma datang, aku lagi dinas luar kota. Ini, baru saja kakak iparmu jemput Kakak. Sekarang kita di rumah kakak iparmu, sebentar lagi ketemu Dokter Dharma," kata Rosalina menjelaskan situasinya. Dia merasa lega karena Jordan ternyata masih peduli."Kak, apa pun hasilnya, jangan putus asa, ya. Kalau Dokter Dharma nggak bisa, kita cari dokter lain yang lebih baik lagi," Jordan menghibur kakaknya. Memang, semua orang tahu jika Dokter Dharma saja tidak bisa menyembuhkan mata kakaknya, kemungkinan Rosalina untuk bisa melihat lagi sangat kecil. Dokter Dharma adalah murid terbaik Dokter Panca, dan kualitas Dokter Panca sebagai dokter sudah tidak perlu diragukan lagi.Setelah mendengar itu, Rosalina, dengan suara yang lembut, berusaha menghibur adiknya, "Jordan, kakak nggak akan sedih, kok, apa pun hasilnya nanti. Kakak sudah terbiasa hidup dalam kegelapan, yang bikin kakak sedih, kakak iparmu kan orangnya hebat, tapi harus menikahi aku yang buta i
Nama Dokter Dharma memang sudah terkenal luas, sehingga banyak yang membayangkan beliau sebagai dokter paruh baya dengan reputasi luar biasa sebagai dokter yang hebat dalam pengobatan dan racun, mirip dengan Dokter Panca."Dokter Dharma, ini tunanganku, Rosalina," ujar Calvin sambil membantu tunangannya.Saat melihat Calvin membantu seorang wanita yang tidak dikenal masuk, Kellin langsung tahu bahwa itu adalah pasiennya."Non Rosa," sapa Kellin, menyadari bahwa Rosalina menggunakan pendengarannya untuk mengidentifikasi posisi orang lain. Saat Rosalina masuk, dia menghadap ke arah tangga.Mendengar suara Kellin, Rosalina berpaling ke arahnya dan tersenyum, "Dokter Dharma, halo.""Non Rosa, mari sini duduk, saya cek nadinya dulu," ajak Kellin tanpa basa-basi, meminta Calvin untuk membantu Rosalina duduk di sampingnya. Nenek Sarah yang duduk di samping Kellin bergeser memberi tempat untuk Rosalina.Setelah memeriksa nadi Rosalina, Kellin juga memeriksa matanya dan berkata, "Non Rosa, kebu
Kellin tersenyum sambil menepuk lembut tangan Rosalina, "Tenang saja, ini bukan penyakit yang nggak bisa diobati. Saya yakin dengan perkataan saya. Maksimal tiga bulan. Kalau dalam tiga bulan Non Rosa masih belum bisa melihat dengan jelas, saya akan minta guru saya datang membantu. Tapi sebenarnya, untuk urusan racun, saya lebih ahli dari beliau."Kabar itu membuat semua yang hadir merasa lega dan gembira, yakin bahwa Dokter Dharma bisa menyembuhkan mata Rosalina."Dokter Dharma, terima kasih banyak," ucap Rosalina, sambil menggenggam tangan Kellin dengan erat, penuh rasa syukur.Kellin hanya tersenyum dan berkata, "Nggak usah berterima kasih sama saya. Non Rosa harusnya berterima kasih sama Tante Rida, pamanmu, dan calon suamimu. Mereka yang tak pernah menyerah, yang membuat hari ini mungkin."Rosalina mengenang masa lalunya, "Kalau bukan karena Tante Rida yang datang menolong, mungkin saya sudah nggak ada di dunia ini." Kenangan pahit tentang kebutaan yang dia alami selama bertahun-t
Ayah Rosalina, Kakak Rida, meninggal dengan air mata. Dahulu, Rida tidak tahu bahwa kakak dan kakak iparnya terlibat dalam kematian kakaknya. Mereka sungguh kejam! Rida merasa bahwa hukuman penjara yang mereka terima sekarang memang pantas. Mereka tidak layak mendapat simpati. Menurut Rida, kakak dan kakak iparnya layak mendapat hukuman lebih berat mengingat apa yang telah mereka perbuat terhadap Rosalina dan ayahnya.Giselle sebentar lagi akan bebas. Namun, memangnya kenapa? Tanpa orang tua sebagai penopang, jika mata Rosa pulih nanti, apa pun tingkah laku Giselle tidak akan berarti apa-apa.Rida juga teringat dua kakak perempuannya yang sama kejamnya, yang mencoba menipu Rosa dengan menyamar sebagai Calvin. Sekarang mereka juga mendapat balasan dari Calvin dan hampir bangkrut. Itu pantas!Rida dan Rosalina menangis terisak-isak dalam pelukan, tak ada yang menghentikan mereka. Orang-orang di sana membiarkan mereka meluapkan semua kesedihan yang tertahan.Kellin membuka kotak obat yan
Karena kedatangan Dokter Dharma, bahkan nenek pun juga pulang ke vila. Para anggota keluarga lain yang sedang berada di Mambera juga berbondong-bondong kembali ke vila. Makan malam diselenggarakan di rumah Calvin. Karena memang Dokter Dharma diundang oleh Calvin, jadi wajar jika rumah Calvin yang menjamu tamu penting ini.Melihat Samuel dan Hansen juga pulang, Olivia berkedip sambil bertanya pelan pada suaminya, “Sayang, Samuel dan Hansen masih di Mambera ya, aku kira mereka sudah pergi mengejar istri.”Stefan menjawab dengan suara rendah, “Mereka baru terima foto yang nenek kirimkan, belum sempat bergerak sepertinya. Samuel kayaknya juga kurang suka sama pilihan nenek. Kalau Hansen, entah lah, dia selalu pandai menyembunyikan perasaannya.”Adik laki-laki Stefan yang keenam baru berusia dua puluh lima tahun, nenek sebenarnya sudah mencarikan calon untuknya. Akan tetapi, Nenek Sarah merasa dia bisa menunggu dua tahun lagi. Menurut Nenek Sarah, pria berusia dua puluh lima tahun belum cuk