“Kak, aku telepon ke ponselmu, tapi kenapa kamu nggak angkat?” tanya Ronald.“Aku atur ke mode senyap. Ricky sialan!”Rika langsung memarahi Ricky. Kemudian, dia bertanya pada adiknya, “Kenapa kamu bisa pakai telepon interkom hotel padahal kamu di rumah?”“Aku lagi di hotel, di bagian resepsionis. Si Permen Karet juga ada di sini. Kami berdua datang ke sini untuk jemput kamu pulang ke rumah untuk makan siang. Selain itu, kamu dan Si Permen Karet lagi-lagi masuk pencarian populer di Kota Cianter. Kalau kamu mau lihat, lihat saja. Nggak tahu bakal jadi pencarian teratas, nggak.”Rika langsung menutup telepon. Setelah meletakkan telepon, dia pun duduk di tempat tidur. Kemudian, dia mengambil ponselnya dan mematikan mode senyap dulu, lalu mengubahnya kembali menjadi berdering.Setelah itu, Rika baru melihat pencarian populer di Kota Cianter. Benar saja, lagi-lagi mereka muncul di pencarian populer. Foto itu diambil tadi malam, saat dia dan Ricky sedang jalan-jalan.Paparazzi itu sungguh lu
“Kakakku datang.” Ronald ingin mengingatkan Ricky, tapi siapa sangka Ricky sudah berdiri lebih dulu dan berjalan ke arah Rika dengan dua kantong di tangannya.“Matanya sangat tajam, gerakannya juga sangat cepat,” gumam Ronald.Pantas saja Ricky berani mengejar Rika, juga bisa membuat Rika menolerirnya. Orang lain melihat Rika terus diganggu Ricky, mereka pun bertanya-tanya kapan mereka berakhir bersama. Namun, adik kembarnya justru merasa kalau kakaknya membiarkan Ricky mengganggunya.Ronald tahu jelas orang seperti apa kakaknya. Orang sehebat kakaknya bagaimana mungkin dia tidak mampu menyingkirkan Ricky? Jelas-jelas kakaknya juga sangat mengagumi Ricky, jadi dia memasang sikap seperti tidak berdaya diganggu oleh Ricky dan membiarkan Ricky terus mengganggunya.Oh, tentu saja Ronald hanya bisa mengatakan kata-kata seperti itu di dalam hati, jangan sampai dia mengatakannya dengan lantang. Kalau dia berani melakukannya, kakaknya pasti akan memukulinya habis-habisan.Rika melihat Ricky be
Ricky juga sangat menyukai calon adik iparnya ini.***Kota Mambera.Tadi malam Odelina memberitahu putranya kalau dia akan membawa Russel ke rumah sakit untuk menjenguk ayahnya hari ini.Russel tidur sampai siang baru bangun. Kemudian, dia makan sedikit dulu. Saat dia keluar, matahari sudah begitu tinggi, di luar terasa sangat panas.Russel membawa tas kecil sambil mengikuti ibunya ke bawah. Tasnya berisi beberapa makanan ringan. Russel bilang makanan ringan itu untuk ayahnya.“Mama, kita mau pergi beli bunga, nggak?” tanya Russel sambil berjalan.Odelina tiba-tiba berhenti, menunggu Russel mendekat. Setelah itu, dia menggandeng tangan Russel dan bertanya, “Kamu mau beli bunga untuk Papa?”“Mau, aku juga bawa uang. Orang-orang di TV selalu bawa bunga saat pergi ke rumah sakit.”Sekarang Russel sudah masuk TK. Sebelumnya dia tidak begitu aktif. Namun setelah masuk TK, dia menjadi lebih pengertian dan sok dewasa. Dia tahu harus membeli bunga ketika pergi menjenguk ayahnya.“Berapa banya
Odelina menghampiri mereka dan menyapa, “Pak Daniel.”Daniel menatapnya dengan lekat, “Odelina, hari ini aku juga mau ke rumah sakit sebentar. Begitu tahu kamu mau bawa Russel jenguk papanya, aku datang ke sini tunggu kalian. Ayo, kita pergi bareng.”Sebenarnya Daniel tidak perlu kembali ke rumah sakit. Waktu untuk pemeriksaan ulang bahkan belum tiba. Hanya saja, dia butuh alasan. Dia tidak bisa membiarkan Odelina dan putranya pergi ke rumah sakit berdua saja.Daniel khawatir keluarga Pamungkas akan mencuci otak Odelina lagi, membujuk Odelina untuk menikah lagi dengan Roni. Setelah mengalami kejadian hingga membuat dirinya di ambang kematian, Roni pasti sudah mengerti siapa yang cocok untuknya. Siapa tahu Roni akan mendengar bujukan keluarganya dan mendekati Odelina lagi.Dulu Roni tidak suka dengan Odelina yang menjadi gemuk dan jelek. Roni yang berselingkuh dan mengkhianati Odelina. Bagaimana mungkin dia masih punya muka untuk meminta Odelina menikah lagi dengannya?Odelina juga berk
Setelah beberapa hari pemulihan, kondisi mental Roni sedikit lebih baik dibandingkan saat pertama kali sadar. Akan tetapi, dia masih belum bisa turun dari tempat tidur dan berjalan sendiri.Roni mengalami terlalu banyak luka tusuk. Sungguh ajaib dia bisa selamat setelah ditusuk secara membabi buta seperti itu oleh Yenny. Dokter bilang akan memakan waktu lebih lama sampai Roni bisa turun dari tempat tidur.Setelah berada di ambang kematian, Roni baru tahu siapa yang baik dan siapa yang jahat. Namun, dia tidak menyalahkan Yenny. Pada akhirnya, dialah yang telah mencelakakan Yenny.Seperti kata Yenny, awalnya Roni sendiri yang mulai menggoda Yenny. Jika Roni tidak menggodanya, Yenny hanya akan menjadi sekretarisnya. Mereka berdua tidak akan pacaran, juga tidak akan mengalami begitu banyak hal.Roni telah melepaskan istri terbaiknya. Setelah menikahi Yenny, dia juga tidak bisa memberikan kehidupan yang Yenny inginkan. Mereka menjalani kehidupan yang tidak bahagia sama sekali. Mereka berten
Shella membantu ibunya menyalahkan adiknya, “Roni, kali ini kamu harus ceraikan dia apa pun yang terjadi. Kamu nggak boleh bersama perempuan jahat itu lagi. Kamu tahu nggak bagaimana kehidupan keluarga kita setelah dia tikam kamu?”“Kamu nggak bisa hanya pikirkan perasaan kamu dan perempuan itu. Kamu juga harus pikirkan perasaan kami. Demi menyelamatkan kamu, aku juga terluka sampai harus diopname di rumah sakit selama beberapa hari. Kita saudara kandung, jadi aku nggak minta ganti rugi biaya rumah sakit sama kamu.”“Tapi kamu harus dengarkan kami, cepat ceraikan perempuan jahat itu. Selain itu, kamu juga jangan kasih surat damai. Dia hampir saja bunuh kamu, kamu tetap maafkan dia. Untuk apa coba?! Sekalipun kamu yang goda dia lebih dulu, kalau dia nggak ada perasaan apa pun padamu, kalian berdua juga nggak akan bersama. Semuanya nggak akan terjadi kalau hanya kamu yang punya perasaan.”“Saat kamu goda dia, kenapa dia nggak undurkan diri? Kenapa dia nggak menjauh darimu? Dia malah main
Hanya Aiden yang masih tidak mengerti apa-apa. Dia paling bungsu, usianya juga masih kecil. Terlebih lagi dia yang paling dimanjakan di keluarganya. Dulu, dia selalu menindas Russel, merebut barang-barang Russel.Kemudian, saat pergi ke rumah pamannya, dia tidak melihat Russel lagi. Aiden pun tidak memiliki target untuk ditindas. Dia juga tidak bisa mengambil apa pun dari Russel lagi. Sekian lama tidak bertemu, begitu bertemu, sifat Aiden yang ingin merebut semua milik Russel pun muncul kembali. Dia bahkan merasa pakaian yang dikenakan Russel sangat bagus, dia juga mau.“Anak-anak sudah terbiasa panggil kamu seperti itu.”Shella mengambil sekantong buah apel dari tangan Odelina dan berkata, “Kamu datang saja sudah cukup, nggak usah repot-repot beli apa-apa. Kamu ini terlalu sungkan.”Sekali lihat isi dalam kantong itu hanya ada apel. Shella ingat harga apel sekarang beberapa puluh ribu per kilogram. Sekantong buah apel ini harganya puluhan ribu sampai seratus ribu. Meskipun Shella mer
Aiden mendekat sambil mengulurkan tangannya untuk menyentuh bunga itu. Roni langsung berkata, “Aiden, jangan pegang-pegang. Ini bunga dari Russel untuk Om.”“Om, bunganya cantik sekali. Aku juga mau, kasih aku satu.”Roni tidak rela, dia pun meletakkan buket bunga di sisi lain tubuhnya agar keponakannya tidak bisa memetik bunganya.“Aiden, kalau kamu petik bunganya, bunganya nggak cantik lagi. Kak, kamu cuci apelnya buat Odelina, Pak Daniel dan Russel.”Shella langsung mengiyakan. Dia juga berkata pada putra bungsunya, “Aiden, kamu yang nurut. Itu bunga dari Russel untuk Om Roni, bukan mainan. Kamu nggak boleh petik. Ayo pergi cuci tangan. Mama kasih kamu apel.”Begitu mendengar ada apel, Aiden pun berhenti merengek ingin memetik bunga. Dia melihat pakaian Russel, bahkan menyentuhnya dengan tangannya. Dia tarik-tarik sebentar, lalu bertanya, “Russel, Tante Odelina yang belikan baju ini untuk kamu? Bagus banget, aku juga mau baju baru.”Aiden menoleh ke arah Odelina dan berkata, “Tante
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela