Aiden mendekat sambil mengulurkan tangannya untuk menyentuh bunga itu. Roni langsung berkata, “Aiden, jangan pegang-pegang. Ini bunga dari Russel untuk Om.”“Om, bunganya cantik sekali. Aku juga mau, kasih aku satu.”Roni tidak rela, dia pun meletakkan buket bunga di sisi lain tubuhnya agar keponakannya tidak bisa memetik bunganya.“Aiden, kalau kamu petik bunganya, bunganya nggak cantik lagi. Kak, kamu cuci apelnya buat Odelina, Pak Daniel dan Russel.”Shella langsung mengiyakan. Dia juga berkata pada putra bungsunya, “Aiden, kamu yang nurut. Itu bunga dari Russel untuk Om Roni, bukan mainan. Kamu nggak boleh petik. Ayo pergi cuci tangan. Mama kasih kamu apel.”Begitu mendengar ada apel, Aiden pun berhenti merengek ingin memetik bunga. Dia melihat pakaian Russel, bahkan menyentuhnya dengan tangannya. Dia tarik-tarik sebentar, lalu bertanya, “Russel, Tante Odelina yang belikan baju ini untuk kamu? Bagus banget, aku juga mau baju baru.”Aiden menoleh ke arah Odelina dan berkata, “Tante
Daniel tertawa, tapi kata-katanya justru membuat Roni merasa tidak enak hati. Roni pun bertanya dengan nada prihatin, “Bagaimana pemulihan kaki Pak Daniel?”Dalam hati Roni berharap Daniel tidak bisa kembali normal. Dia tahu mustahil baginya untuk menikah lagi dengan Odelina. Karena Odelina tidak akan mau kembali padanya. Namun, dia juga tidak ingin melihat Odelina menikah dengan orang lain, apalagi kalau pria itu Daniel.Jika Odelina bersama pria biasa, hati Roni mungkin akan merasa sedikit lebih baik. Namun, orang yang mendekati Odelina adalah Daniel. Daniel jauh lebih baik darinya dalam segala aspek. Satu-satunya kelemahan Daniel adalah usianya yang sedikit lebih tua. Akan tetapi, Daniel belum pernah menikah. Sekalipun usianya yang lebih tua, untuk perempuan yang sudah pernah menikah dan punya anak seperti Odelina, di mata orang luar tetap saja Odelina yang diuntungkan.Meskipun Daniel cacat, selama dia mau menikah, banyak perempuan yang ingin menikah dengannya.“Terima kasih atas p
“Russel, kalau Om Daniel sakit, Om pasti akan ngomong sama kamu. Om nggak akan merasa nggak enak hati ngomong sama kamu.”Daniel memberikan penjelasan kepada Russel. Kemudian, dia berkata pada Shella, “Aku benar-benar nggak apa-apa. Russel memang masih kecil, tapi dia sangat pengertian. Saat kakiku sakit, dia nggak akan duduk di kakiku. Aku sudah lama keluar dari rumah sakit, juga sudah direhabilitasi. Kalau gendong Russel masih bisa. Jangan takut-takuti Russel.”Keluarga Pamungkas melakukan itu hanya karena mereka tidak ingin Russel dekat dengan Daniel. Namun, Daniel dan Russel telah menghabiskan waktu bersama begitu lama. Keluarga Pamungkas tidak bisa menjauhkan Russel dari Daniel dengan seenaknya mereka.“Pak Daniel jangan terlalu memanjakan Russel, nanti dia jadi manja,” kata Shella.“Tenang saja, Russel nggak akan jadi anak manja. Mamanya sangat ketat padanya. Dia tahu apa yang boleh dia lakukan dan apa yang nggak boleh dia lakukan. Aku sangat suka Russel. Dia sangat pengertian da
“Nggak perlu, karyawanku pada sudah terbiasa dengan pekerjaannya. Mereka juga sangat baik, aku percaya pada mereka. Selain itu, aku masih sanggup kelola sendiri. Kalau suatu hari nanti aku buka banyak restoran di Kota Mambera dan nggak sanggup kelola sendiri lagi, aku akan rekrut Kak Shella. Sekarang benar-benar nggak butuh orang. Bisnis modal kecil, sebisa mungkin hemat biaya tenaga kerja.”Shella mengerutkan bibirnya. Dia tahu kalau Odelina tidak mau mempekerjakannya. Odelina sengaja berkata tidak tahu bagaimana bisnisnya nanti. Dengan statusnya sebagai kakak ipar Stefan, apa mungkin bisnis Odelina akan buruk?Shella tahu jelas betapa bagusnya keterampilan memasak Odelina. Selama Odelina mengelola bisnisnya dengan baik, restorannya pasti berkembang dengan pesat. Shella dengar restoran yang sedang ramai penjualannya bisa mencapai ratusan juta sebulan. Setelah dikurangi biaya ini itu, Odelina masih bisa mendapatkan keuntungan banyak dalam sebulan.Shella benar-benar tergoda setiap kali
Usai berkata, Odelina memanggil putranya, “Russel, ayo kita pergi. Dadah dulu sama Papa.”“Odelina, hari ini akhir pekan, Russel nggak usah pergi sekolah. Biarkan Russel tinggal sama papanya di rumah sakit saja dua hari ini. Besok malam kami akan antar Russel pulang. Boleh, nggak?” Andi menanyakan pendapat Odelina.Andi ingin cucunya menghabiskan waktu lebih banyak bersama mereka. Andi tidak banyak bicara. Namun, saat Russel dan Daniel terlihat begitu dekat, dia juga merasakan krisis. Dia khawatir Daniel akan menjadi ayah sambung Russel. Setelah melihat mereka begitu dekat, Andi merasa saat Daniel jadi ayah sambung Russel, hubungan mereka pasti akan sangat baik. Pada saat itu, sosok Roni sebagai ayah kandung pun akan dilupakan.Sudahlah tidak bisa mendapatkan kembali mantan menantunya. Itu karena keluarga mereka telah melukai hati Odelina. Namun, Russel adalah darah daging keluarga Pamungkas, satu-satunya penerus keluarga Pamungkas. Andi tidak bisa membiarkan Russel menjauh dari keluar
Andi langsung memarahi putrinya dengan tegas, “Russel pergi ke rumah tantenya. Odelina sibuk dengan urusannya, dia saja nggak sempat urus Russel, harus Olivia yang bantu jaga. Kamu suruh Aiden ikut ke sana, siapa yang bantu kamu jaga anak? Aiden begitu nakal. Kalau sampai dia merusak sesuatu, kamu sanggup ganti rugi?”Tempat seperti apa Vila Permai? Itu adalah rumah besar keluarga Adhitama, keluarga terkaya di Kota Mambera. Tempat itu bukan tempat yang bisa didatangi oleh orang biasa seperti mereka.Mereka pernah mendengar betapa indah dan mewahnya tempat itu. Semua perabotan di rumah orang terkaya itu mahal-mahal. Andi tahu betapa nakalnya cucunya, suka merusak barang di rumah. Kalau sampai Aiden merusak barang di rumah Stefan, mereka sudah pasti tidak akan sanggup ganti rugi.Setelah dimarahi ayahnya, Shella hanya bisa mengerutkan bibir dan tidak mengatakan apa-apa lagi.Odelina juga tidak mungkin membawa Aiden ke Vila Permai. Ingatan saat Aiden menindas Russel masih membekas. Saat i
“Setelah papa Russel menikah dengan Yenny, dia juga sering disiksa sedemikian rupa oleh Shella dan mamanya sampai ribut setiap hari. Kalau bisa, aku akan jauhi dia sejauh mungkin. Aku nggak akan makan bareng dia, kecuali aku benar-benar bodoh. Aku juga nggak mungkin minta dia kerja di tokoku.”Odelina masih trauma dengan Shella yang tidak tahu malu. Daniel hanya bergumam pelan. Dia menunduk dan melihat Russel yang duduk di pangkuannya. Dia dan Odelina pun tidak membicarakan keluarga Pamungkas lagi.Setelah keluar dari rumah sakit, Daniel baru bertanya pada Odelina, “Mau makan di mana?”“Aku traktir Pak Daniel makan, tentu saja harus ke tempat yang lebih baik. Biasanya Pak Daniel sering makan di mana? Ke tempat yang Pak Daniel sering pergi saja.”Daniel tertawa pelan, “Dulu aku sering makan di Mambera Hotel.”Daniel adalah sahabat Stefan, tentu saja dia akan membantu meningkatkan penghasilan Mambera Hotel dengan makan di sana.Daniel tidak berkecimpung dalam industri makanan dan minuman
Kedua anak Shella yang lebih besar sedang dalam masa pertumbuhan, sehingga mereka jadi kuat makan. Terlebih lagi, mereka sudah lama tidak makan besar. Membawa anak-anak makan di restoran membutuhkan banyak uang.Shella berkata sambil bernostalgia, “Sayang, kita juga tanggung akibat perbuatan kita sendiri. Sebelum Roni dan Odelina cerai, selalu ada makanan enak di rumah kita. Kita nggak perlu keluarkan uang lagi. Roni akan kasih biaya hidup ke Papa dan Mama, lalu mereka kasih ke kita.”“Aku suka makan seafood dan daging sapi. Selama aku bilang ke Odelina aku mau makan yang mahal-mahal itu, dia akan belikan untukku. Aku bisa makan sampai puas. Sekarang, Odelina sudah nggak peduli sama aku lagi. Dia bahkan nggak mau kasih aku pekerjaan.”Chris ingin mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya pria itu diam saja. Chris juga merindukan masa lalu. Dia dan Shella hanya tahu pergi kerja. Mertuanya yang asuh anak-anak di rumah. Uang pensiun mertuanya dan biaya hidup dari Roni dipakai untuk keluargan