Usai berkata, Odelina memanggil putranya, “Russel, ayo kita pergi. Dadah dulu sama Papa.”“Odelina, hari ini akhir pekan, Russel nggak usah pergi sekolah. Biarkan Russel tinggal sama papanya di rumah sakit saja dua hari ini. Besok malam kami akan antar Russel pulang. Boleh, nggak?” Andi menanyakan pendapat Odelina.Andi ingin cucunya menghabiskan waktu lebih banyak bersama mereka. Andi tidak banyak bicara. Namun, saat Russel dan Daniel terlihat begitu dekat, dia juga merasakan krisis. Dia khawatir Daniel akan menjadi ayah sambung Russel. Setelah melihat mereka begitu dekat, Andi merasa saat Daniel jadi ayah sambung Russel, hubungan mereka pasti akan sangat baik. Pada saat itu, sosok Roni sebagai ayah kandung pun akan dilupakan.Sudahlah tidak bisa mendapatkan kembali mantan menantunya. Itu karena keluarga mereka telah melukai hati Odelina. Namun, Russel adalah darah daging keluarga Pamungkas, satu-satunya penerus keluarga Pamungkas. Andi tidak bisa membiarkan Russel menjauh dari keluar
Andi langsung memarahi putrinya dengan tegas, “Russel pergi ke rumah tantenya. Odelina sibuk dengan urusannya, dia saja nggak sempat urus Russel, harus Olivia yang bantu jaga. Kamu suruh Aiden ikut ke sana, siapa yang bantu kamu jaga anak? Aiden begitu nakal. Kalau sampai dia merusak sesuatu, kamu sanggup ganti rugi?”Tempat seperti apa Vila Permai? Itu adalah rumah besar keluarga Adhitama, keluarga terkaya di Kota Mambera. Tempat itu bukan tempat yang bisa didatangi oleh orang biasa seperti mereka.Mereka pernah mendengar betapa indah dan mewahnya tempat itu. Semua perabotan di rumah orang terkaya itu mahal-mahal. Andi tahu betapa nakalnya cucunya, suka merusak barang di rumah. Kalau sampai Aiden merusak barang di rumah Stefan, mereka sudah pasti tidak akan sanggup ganti rugi.Setelah dimarahi ayahnya, Shella hanya bisa mengerutkan bibir dan tidak mengatakan apa-apa lagi.Odelina juga tidak mungkin membawa Aiden ke Vila Permai. Ingatan saat Aiden menindas Russel masih membekas. Saat i
“Setelah papa Russel menikah dengan Yenny, dia juga sering disiksa sedemikian rupa oleh Shella dan mamanya sampai ribut setiap hari. Kalau bisa, aku akan jauhi dia sejauh mungkin. Aku nggak akan makan bareng dia, kecuali aku benar-benar bodoh. Aku juga nggak mungkin minta dia kerja di tokoku.”Odelina masih trauma dengan Shella yang tidak tahu malu. Daniel hanya bergumam pelan. Dia menunduk dan melihat Russel yang duduk di pangkuannya. Dia dan Odelina pun tidak membicarakan keluarga Pamungkas lagi.Setelah keluar dari rumah sakit, Daniel baru bertanya pada Odelina, “Mau makan di mana?”“Aku traktir Pak Daniel makan, tentu saja harus ke tempat yang lebih baik. Biasanya Pak Daniel sering makan di mana? Ke tempat yang Pak Daniel sering pergi saja.”Daniel tertawa pelan, “Dulu aku sering makan di Mambera Hotel.”Daniel adalah sahabat Stefan, tentu saja dia akan membantu meningkatkan penghasilan Mambera Hotel dengan makan di sana.Daniel tidak berkecimpung dalam industri makanan dan minuman
Kedua anak Shella yang lebih besar sedang dalam masa pertumbuhan, sehingga mereka jadi kuat makan. Terlebih lagi, mereka sudah lama tidak makan besar. Membawa anak-anak makan di restoran membutuhkan banyak uang.Shella berkata sambil bernostalgia, “Sayang, kita juga tanggung akibat perbuatan kita sendiri. Sebelum Roni dan Odelina cerai, selalu ada makanan enak di rumah kita. Kita nggak perlu keluarkan uang lagi. Roni akan kasih biaya hidup ke Papa dan Mama, lalu mereka kasih ke kita.”“Aku suka makan seafood dan daging sapi. Selama aku bilang ke Odelina aku mau makan yang mahal-mahal itu, dia akan belikan untukku. Aku bisa makan sampai puas. Sekarang, Odelina sudah nggak peduli sama aku lagi. Dia bahkan nggak mau kasih aku pekerjaan.”Chris ingin mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya pria itu diam saja. Chris juga merindukan masa lalu. Dia dan Shella hanya tahu pergi kerja. Mertuanya yang asuh anak-anak di rumah. Uang pensiun mertuanya dan biaya hidup dari Roni dipakai untuk keluargan
Keluarga Yudhitira menyalahkan Yenny karena telah mencuri Kartu Keluarga mereka untuk mengurus akta nikah dengan Roni. Namun, mereka juga tidak mau putri mereka dirugikan. Setelah mendiskusikannya, mereka akhirnya memutuskan untuk mencarikan pengacara untuk putri mereka. Mereka berharap putri mereka bisa mendapatkan hukuman yang lebih ringan.Kakak dan kakak iparnya Yenny sebenarnya tidak mau membantu. Namun, setelah dimarahi terus oleh orang tua, mereka akhirnya berjanji pada orang tua mereka bahwa mereka semua akan mengeluarkan uang bersama untuk membayar pengacara untuk adik mereka.Shella dan suaminya sebenarnya tidak salah. Pasangan tua itu memang orang tuanya Yenny. Mereka datang ke rumah sakit untuk memohon agar menantu laki-laki mereka berbaik hati dan memaafkan putri mereka. Asalkan menantu mereka bersedia mengeluarkan surat yang menyatakan memaafkan Yenny, hukuman yang dijatuhkan untuk putri mereka pasti bisa lebih ringan. Kalau orang tua Yenny mendatangi Roni untuk meminta
Yuna sedang memegang remote TV dan terus mengganti salurannya. Dia berkata kepada suaminya, “Serial TV zaman sekarang nggak bagus. Nggak sebagus serial TV dulu. Semua aktornya terlihat sama. Apa aku yang ketinggalan zaman, jadi nggak bisa menganggap mereka cantik dan tampan?”Rudy tersenyum dan berkata, “Kamu nggak pernah suka menonton serial TV, juga nggak punya waktu untuk menonton TV. Kapan kamu bisa menyukai serial TV? Nyalakan musik saja.”Istri Rudy adalah career woman yang hebat. Sebelum pensiun, istrinya selalu fokus pada pekerjaan, setiap hari sibuk dengan urusan bisnis. Bagaimana mungkin istrinya punya waktu untuk menonton TV?Dulu, ketika anak-anak mereka masih kecil, setelah menyelesaikan urusan bisnis, istrinya masih harus mengurus pendidikan dan sekolah ketiga anak mereka. Ketika anak mereka tidur, hari sudah tengah malam. Mana ada mood lagi untuk menonton TV. Hari besoknya masih harus bangun pagi seperti biasa dan memulai hari kerja baru.Mereka berdua baru bisa pensiun
Ketika Yuna selesai berbicara, Amelia dan Jonas kebetulan masuk ke rumah dengan terburu-buru.Ketika kepala pelayan datang menghampiri dan memberi tahu mereka bahwa Aksa meminta mereka untuk datang, mereka mengira telah terjadi sesuatu, sehingga mereka segera datang.“Ma, Kak, apa yang terjadi?” tanya Amelia sambil berjalan mendekat.Melihat ekspresi serius di wajah orang tua dan kakaknya, serta melihat ada dokumen di tangan ibunya, Amelia langsung berjalan menghampiri ibunya dan duduk, lalu mengambil dokumen tersebut dari tangan ibunya dan bertanya, “Ma, apa semua ini?”Jonas juga memandang Yuna dengan ekspresi peduli. Dia duduk tak jauh dari Aksa. Sebenarnya masih ada tempat duduk untuk satu orang di sebelah Amelia, tetapi mengingat Yuna belum benar-benar menerimanya dan hanya bersikap sedikit lebih baik padanya, dia jadi tidak berani terlalu dekat dengan Amelia di depan Yuna.“Nggak apa-apa. Kakakmu menyelidiki beberapa orang di keluarga Gatara, mengumpulkan beberapa informasi dan m
Amelia terdiam sejenak, lalu bertanya, “Apa benar-benar nggak ada bukti sama sekali?”“Aku belum bisa menemukannya sekarang, mungkin karena belum lama mencarinya juga. Kalau mencari pelan-pelan, mungkin bisa menemukannya, tapi nggak boleh menaruh harapan terlalu tinggi. Bagaimanapun juga, kejadiannya sudah puluhan tahun lalu. Kalaupun ada celah yang bisa kita telusuri, juga akan ditutup mulutnya oleh wanita itu. Wanita itu pasti akan membersihkan semua jejaknya sampai bersih. Bisa jadi semua orang yang mengetahui hal ini sudah meninggal.”Amelia tidak mengatakan apa-apa.Yuna berkata kepada putrinya, “Amelia, kamu nggak perlu khawatir tentang masalah ini. Mama punya waktu dan akan pelan-pelan mencari bukti. Kalau memang dia yang melakukannya, kita pasti akan menemukan buktinya suatu hari nanti.”“Tante, aku bisa memberi tahu kakakku dan meminta bantuan keluarga dari kakak iparku untuk membantu menyelidiki masalah ini. Aku juga bisa meminta bantuan Pak Peter.”Peter adalah menantu dari
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela
Sepasang ibu dan anak yang belum tidur semalaman itu sedang menikmati waktu sunyi berdua dengan berjalan santai di halaman rumah. Meski di luar udara sangat dingin, mereka berdua terlihat seperti tidak terpengaruh. Tidak ada pula dendam atau kebencian yang tersirat dari obrolan mereka. Mereka berdua mengobrol hal-hal biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Di momen itu mereka hanyalah ibu dan anak biasa.Entah berapa lama kemudian, Patricia berkata, “Felicia, ayo duduk. Aku sudah tua, nggak bisa jalan terlalu jauh.”Patricia berkata sembari duduk di kursi panjang yang terbuat dari batu. Felicia pun ikut duduk di kursi itu bersama ibunya.“Langitnya sudah mau terang,” ucap Patricia mendongak ke angkasa. “Di musim dingin, malam lebih panjang dari siang. Kalau di musim panas, jam segini langit pasti sudah terang.”Dia menarik jaketnya dan bertanya, “Felicia, kamu kedinginan, nggak?”“Iya. Suhu udara di luar rumah lumayan dingin.”“Kamu pakai jaket terlalu tipis. Seharusnya kamu pakai jaket y
Meski perjamuan malam ini menyimpan bahaya yang tersembunyi, Cakra tetap akan menemani Patricia terjun ke dalam jurang.“Tapi acara malam ini pasti bakal jadi pertumpahan darah. Kalian harus ikuti terus Felicia, biar aku yang jagain kalian,” kata Cakra. “Mama kalian nggak bakal membiarkan anak putri satu-satunya celaka. Makanya dia pasti sudah menyiapkan jalan keluar untuk Felicia. Kalian awasi terus Felicia, dijamin kalian pasti selamat.”“Pa, itu kan cuma dugaan saja. Kita ini juga anak kandung Mama. Kalau ada bahaya, masa iya Mama bakal sengaja minta kita datang ke sini? Papa mikirnya jangan terlalu mengada-ada.Mendengar itu, Cakra langsung memelototi anak sulungnya. “Kamu ini selalu saja membantah. Kalau saja kalain menurut apa kataku, malam ini kita semua sudah ada di kampung halamanku. Aku juga nggak perlu khawatir. Sekarang dinasihati baik-baik malah melawan. Mama kamu itu benci aku dan nggak pernah mau lihat wajahku, tapi tiba-tiba aku dipanggil untuk menginap di sini. Kamu pi