Sesaat kemudian, ketua tim satpam Aurora Group keluar bersama sekelompok satpam untuk menghancurkan bunga. Tentu saja, orang-orang suruhan Ricky segera menghentikan mereka.Suasana seketika menjadi ribut. Namun, Ricky tidak tergesa-gesa. Dia masih sempat memotret hasil “kerja kerasnya” dengan kamera ponselnya. Setelah mengambil beberapa foto, dia tidak sengaja melihat Ronald di tengah kerumunan. Dia pun berjalan ke arah Ronald.Sementara itu, Ronald berjongkok dan mengambil sekuntum bunga dari lautan bunga di depannya. Pada saat Ricky mendekat, dia langsung menyerahkan bunga itu kepada Ricky. Seulas senyum tipis merekah di wajahnya. “Kalau Pak Ricky suka pria, kenapa nggak kejar aku saja? Aku rasa aku lebih cocok untuk Pak Ricky. Kakakku nggak cocok untuk Pak Ricky. Kakakku seorang pria normal, dia nggak akan suka sama Pak Ricky,” kata Ricky.Ricky mengapit bunga itu dengan kedua jarinya. Kemudian, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan mencium bunga itu. “Baunya segar,” katanya.Seg
Rika, “....”Seandainya Rika tahu Ricky begitu sulit untuk dihadapi dan akan membuat keributan sebesar ini, dia pasti menerima buket bunga yang pria itu berikan padanya, lalu membuangnya ke tempat sampah setelah Ricky pergi. Mungkin saja tidak akan terjadi keributan besar seperti ini.“Pak Riko sudah pulang kerja, kan?”Ricky mendongak dan menatap matahari di langit yang tinggi. Sinar matahari yang menyilaukan membuatnya tidak bisa membuka matanya. Dia pun segera menundukkan kepalanya dan berkata pada Rika, “Pak Riko, aku traktir kamu makan. Mau, nggak?”“Maaf, siang ini aku sudah ada janji, nggak ada waktu.” Rika langsung menolak.Ricky tersenyum dan berkata, “Nggak apa-apa. Hari ini Pak Riko nggak ada waktu, di hari lain pasti ada waktu luang. Aku akan datang ke sini setiap hari untuk traktir kamu makan, buat lautan bunga di depan perusahaanmu ini, sampai kamu setuju untuk makan bareng aku.”Rika benar-benar dibuat emosi oleh pria di depannya ini. Untung saja didikan keluarganya sang
Rika tidak mengatakan apa pun. Dia terus berjalan ke mobilnya. Ronald memberi isyarat kepada sekretaris kakaknya untuk tidak mengikuti mereka lagi. Setelah itu, Ronald ikut kakaknya ke mobil.Segera, Rika masuk ke dalam mobil. Ronald juga masuk ke dalam mobil mewah kakaknya. Sopir menatap Ronald sebentar, lalu menyalakan mesin mobil tanpa berkata apa-apa.“Kak, tadi aku tanya sama Ricky, dia juga sudah mengaku. Dia manfaatkan kamu untuk menghindari desakan keluarganya.”Rika menatap adiknya dengan dingin, “Kamu percaya dengan apa yang dia katakan?”Ronald langsung terdiam. Sesaat kemudian, dia baru berkata, “Berdasarkan penyelidikan yang aku lakukan terhadap dia dan informasi yang kita miliki, aku percaya padanya. Apa mungkin dia benar-benar gay? Sekalipun dia benar-benar gay, dia juga nggak mungkin langsung terang-terangan kejar kamu setelah beberapa kali ketemu.”Kali ini giliran Rika yang terdiam. Dia tidak percaya kalau Ricky hanya memanfaatkannya untuk membuat skandal. Akan tetapi
“Dengar-dengar bahkan orang tuanya juga nggak tahu.”Rika berkata dengan suara berat, “Stefan pasti tahu. Ricky dan saudara-saudaranya yang lain sangat menghormati Stefan. Mereka selalu mengutamakan Stefan dalam segala hal, ada masalah apa pun juga akan beritahu Stefan. Mereka belum tentu beritahu orang tua mereka, tapi mereka pasti akan beritahu Stefan.”“Hanya saja, mulut Stefan sangat rapat, belum tentu bisa dapat informasi darinya. Kamu bisa cari tahu dari Olivia. Olivia adalah segalanya bagi Stefan. Pada dasarnya Olivia tahu apa yang Stefan ketahui.”Ronald berkata, “Bukannya Bu Sarah dan Olivia sedang pergi jalan-jalan? Takutnya susah untuk temui dia sekarang.”Rika terdiam lagi. Sesaat kemudian, dia baru berkata, “Aku nggak suruh kamu harus cari tahu dalam satu hari. Kamu hanya perlu ingat-ingat hal ini. Tentu saja, lebih baik kalau kamu bisa cari tahu secepat mungkin.”“Bagaimana kalau aku nggak dapatkan informasi apa pun?” tanya Ronald.Wajah Rika seketika menjadi muram, soro
Sepuluh menit kemudian.“Den Riko.”Sopir tiba-tiba menoleh dan berkata, “Den, Pak Ricky sedang menunggu di depan pintu masuk hotel. Dia juga bawa buket bunga.”Ricky tidak berada di Blanche Hotel, melainkan pergi ke hotel di bawah naungan Aurora Group di seberang jalan. Pria itu memegang buket mawar besar dan berdiri di depan pintu masuk hotel menunggu kedatangan Rika.Rika bilang kalau dia ada janji makan siang. Dia biasa makan bersama kliennya di hotel milik Aurora Group. Begitu Rika mendengar Ricky lagi-lagi mengejarnya, bahkan sampai di hotel dulu dan menunggunya, raut wajah Rika seketika menjadi muram.“Saat kita pergi, dia masih ada di depan perusahaan. Kenapa dia bisa lebih cepat dari kita?” tanya Rika yang kebingungan.“Mungkin Pak Ricky ambil jalan pintas,” jawab si sopir.“Kalau begitu kenapa kamu nggak ambil jalan pintas?” tukas Ronald kepada sopir.Sopir, “....”Si sopir mana tahu kalau Ricky akan mengejar mereka sampai ke sini, bahkan pria itu tiba lebih dulu.Rika menari
Sayangnya, pria tampan seperti itu malah tidak tahu malu. Pada detik berikutnya, Rika mengambil buket bunga dita tangan Ricky dengan sekuat tenaga, lalu melemparkannya ke tanah langsung di depan Ricky. Kemudian, Rika mengangkat kakinya dan menginjak buket itu beberapa kali. Selepas itu, dia berjalan melewati Ricky.“Bunganya sudah aku terima. Pak Ricky boleh pergi sekarang,” kata Rika dengan dingin.Ricky melihat buket bunga yang tergeletak di tanah, hancur diinjak-injak Rika. Setelah itu, dia juga melihat punggung Rika yang telah pergi menjauh. Ricky tertawa pelan dan bergumam, “Menarik, aku sedikit tertarik.”Awalnya, Ricky sama sekali tidak tertarik pada Rika. Akan tetapi, waktu yang diberikan neneknya akan segera berakhir. Ricky mau tidak mau harus mengambil tindakan.Hanya saja, Ricky masih tidak tertarik pada Rika. Sekarang dia telah mulai mengejar Rika, reaksi Rika justru membuat Ricky merasa hal ini sangat menarik. Akhirnya dia telah menemukan sedikit perasaan.Sementara itu,
Rika terdiam sejenak, lalu berkata dengan suara berat, “Ricky secara terang-terangan bilang mau kejar aku, terus ganggu aku. Tapi aku seorang pria. Aku rasa Pak Stefan juga nggak mau lihat adikmu jadi gay, kan. Pak Stefan harus turun tangan tangani hal ini.”“Ricky terang-terangan bilang ingin kejar kamu? Dia sudah ambil tindakan? Atau hanya ngomong saja?”Stefan jelas telah mendapat gosip eksklusif, tapi dia tetap pura-pura tidak tahu apa-apa dan bertanya pada Rika.“Hari ini dia mulai kejar aku. Dia kasih aku bunga, bahkan menuliskan sebaris kata dengan banyak mawar di depan perusahaanku, sampai menarik banyak perhatian orang. Sekarang orang-orang di Kota Cianter pasti sedang membicarakan hubunganku dengannya.”“Pak Stefan, setahu aku Ricky masih normal saat berada di Kota Mambera. Aku nggak pernah dia memiliki kecenderungan homoseksual. Mumpung sekarang dia baru jadi seperti ini, Pak Stefan harus segera hentikan dia. Jangan biarkan dia begini terus.”“Yang paling penting, aku nggak
Setelah mengakhiri telepon dengan Stefan, Stefan yang berada di sisi lainnya langsung menelepon Ricky. Ricky pun segera mengangkat telepon.“Halo, Kak.”“Kamu cepat juga, ya. Baru saja semalam telepon minta bantuan, hari ini kamu langsung kejar dengan gila-gilaan, sampai buat dia ketakutan.”Ricky telah meninggalkan hotel milik Aurora Group dan kembali ke Blanche Hotel. Yang penting tujuannya telah tercapai. Sisa setengah hari dia berikan kepada Rika untuk membiasakan diri.Di malam hari, Rika akan menghadiri sebuah perjamuan makan. Kebetulan, Ricky juga akan menghadiri perjamuan tersebut. Di perjamuan nanti, dia akan mengejar Rika lagi. Ricky ingin melihat berapa lama lagi Rika dapat mempertahankan identitasnya sebagai seorang pria.“Kak Calvin dan Kak Olivia yang sarankan aku untuk lakukan hal ini. Aku rasa perkataan mereka masuk akal juga. Waktu yang Nenek berikan tinggal sebentar lagi. Masih ada beberapa bulan lagi. Kalau aku nggak gencar, Tahun Baru tahun ini, Nenek bakal tendang