Rika terdiam sejenak, lalu berkata dengan suara berat, “Ricky secara terang-terangan bilang mau kejar aku, terus ganggu aku. Tapi aku seorang pria. Aku rasa Pak Stefan juga nggak mau lihat adikmu jadi gay, kan. Pak Stefan harus turun tangan tangani hal ini.”“Ricky terang-terangan bilang ingin kejar kamu? Dia sudah ambil tindakan? Atau hanya ngomong saja?”Stefan jelas telah mendapat gosip eksklusif, tapi dia tetap pura-pura tidak tahu apa-apa dan bertanya pada Rika.“Hari ini dia mulai kejar aku. Dia kasih aku bunga, bahkan menuliskan sebaris kata dengan banyak mawar di depan perusahaanku, sampai menarik banyak perhatian orang. Sekarang orang-orang di Kota Cianter pasti sedang membicarakan hubunganku dengannya.”“Pak Stefan, setahu aku Ricky masih normal saat berada di Kota Mambera. Aku nggak pernah dia memiliki kecenderungan homoseksual. Mumpung sekarang dia baru jadi seperti ini, Pak Stefan harus segera hentikan dia. Jangan biarkan dia begini terus.”“Yang paling penting, aku nggak
Setelah mengakhiri telepon dengan Stefan, Stefan yang berada di sisi lainnya langsung menelepon Ricky. Ricky pun segera mengangkat telepon.“Halo, Kak.”“Kamu cepat juga, ya. Baru saja semalam telepon minta bantuan, hari ini kamu langsung kejar dengan gila-gilaan, sampai buat dia ketakutan.”Ricky telah meninggalkan hotel milik Aurora Group dan kembali ke Blanche Hotel. Yang penting tujuannya telah tercapai. Sisa setengah hari dia berikan kepada Rika untuk membiasakan diri.Di malam hari, Rika akan menghadiri sebuah perjamuan makan. Kebetulan, Ricky juga akan menghadiri perjamuan tersebut. Di perjamuan nanti, dia akan mengejar Rika lagi. Ricky ingin melihat berapa lama lagi Rika dapat mempertahankan identitasnya sebagai seorang pria.“Kak Calvin dan Kak Olivia yang sarankan aku untuk lakukan hal ini. Aku rasa perkataan mereka masuk akal juga. Waktu yang Nenek berikan tinggal sebentar lagi. Masih ada beberapa bulan lagi. Kalau aku nggak gencar, Tahun Baru tahun ini, Nenek bakal tendang
“Kalian semua bilang kalau kalian sudah dapat pelajaran dari kejadian aku dan Olivia. Mulai sekarang, kalau kejar istri, kalian nggak akan pernah sembunyikan apa pun darinya atau menipunya.”“Sekarang dia yang sembunyikan identitasnya dan menipu aku. Oke, aku mengerti. Aku akan jelaskan semuanya padanya kalau waktunya sudah tepat,” kata Ricky.“Ya sudah, pandai-pandai kamu sendiri saja. Aku mau ke Mambera Hotel ketemu klien,” kata Stefan.Usai berkata, Stefan langsung menutup telepon. Dia sedang dalam perjalanan menuju ke hotel. Tidak ada istri yang menemaninya, yang ada hanya rombongan pengawalnya.Dulu Reiki akan ikut bersamanya. Namun sekarang, Reiki telah menjadi budak istri, Junia adalah segalanya di dunia ini. Belum waktunya pulang kerja, Reiki sudah pulang lebih awal untuk menemani istrinya.Stefan pun mengirimkan beberapa pesan ke istrinya. Dia memberitahu Olivia tentang langkah besar yang diambil Ricky, agar Olivia dapat terus menjadi yang terdepan dalam mengikuti gosip ini.*
Jika pria itu mengenakan jas hitam dan dasi, lalu dilihat dari belakang, dia akan terlihat sama persis seperti Stefan. Tentu saja, jangan lihat wajahnya.“Bu Stella, maaf, saya terlambat.” Pengantar makanan itu masih meminta maaf.“Nggak apa-apa, kamu tenang saja. Aku nggak akan kasih bintang satu, kok. Sekarang memang jam-jamnya sibuk, jalan pasti macet. Kamu pakai motor juga pelan-pelan, jangan terburu-buru. Nggak masalah kalau terlambat. Oh ya, kalau boleh tahu siapa namamu?”Otak Stella berputar cepat. Setelah melihat sosok dan postur saat berjalan pria itu mirip dengan Stefan, dia pun mendapatkan sebuah ide. Dia bisa memanfaatkan pria itu untuk menciptakan kesalahpahaman antara Stefan dan Olivia.Pengantar makanan itu memandang Stella, terlihat ragu-ragu, seperti tidak ingin memberitahukan namanya.Stella pun tidak memaksa pria itu. Dia memberikan kartu namanya dan berkata pada pria itu, “Aku lihat sosok kamu sangat mirip dengan orang yang aku kenal. Aku ingin kerja sama denganmu,
Stefan palsu berkata, “Selera Bu Stella sangat tinggi, aku nggak berani menginginkannya.”“Stella nggak punya pengalaman pacaran. Selama kamu bujuk dia baik-baik, patuh padanya, dia pasti akan jatuh cinta padamu karena sosok kamu yang mirip dengan pria itu. Ingat, jaga bentuk tubuh kamu. Itu baru rahasia suksesmu.”Jika pria itu bertambah gemuk atau jadi kurus, dia tidak akan mirip dengan Stefan lagi.“Oke, aku mengerti.”Demi bisa jadi kaya raya, dia pasti akan menjaga bentuk badannya. Pada saat pria itu mengantarkan makanan untuk Stella, Stella menatapnya sambil terpelongo. Dia pun tahu kalau sosoknya benar-benar mirip seseorang, dan orang itu adalah pujaan hati Stella.Tidak lama setelah panggilan berakhir, pria itu menerima transferan uang sejumlah 100 juta, itu merupakan bayaran dari orang yang berbicara dengannya di telepon barusan.Hanya dengan mengantarkan makanan kepada Stella satu kali dan muncul di depannya, pria itu bisa mendapatkan bayaran sebesar 100 juta. Hal ini membuat
Akan tetapi, Amelia tidak akrab dengan Bram, mereka pun jarang berinteraksi. Bisa-bisanya Bram berkata kalau dia datang menjemput Amelia.Hal ini membuat Amelia sangat terkejut sehingga dia mematung di tempat seakan tidak tahu caranya melangkahkan kakinya.“Bu Amelia, bunga ini untukmu.”Jonas datang menjemput Amelia sambil membawa bunga, Bram juga datang dengan membawa bunga. Siapa suruh Bram terjerat Yogi, bahkan bertaruh dengannya. Dia kalah dari Yogi, oleh sebab itu dia harus membantu Yogi lepas dari kekangan Yuna.Bram pura-pura memiliki perasaan terhadap Amelia, itu cukup untuk membuat Jonas jadi tegang dan stres, tapi juga membuat Yuna takut untuk menjodohkan mereka seperti menjodohkan Yogi dan Amelia.Lagi pula, Yuna juga tidak bisa mengetahui keberadaan Bram. Jadi bagaimana dia bisa menjodohkan Bram dan Amelia? Selain itu, Yuna juga tidak akan berani berharap Bram akan menjadi menantunya. Yuna tahu betul putrinya tidak akan cocok dengan Bram.Bram menyodorkan buket bunga ke ta
Demi menyembuhkan Bram, ayah Bram telah pergi ke mana-mana untuk mencari gadis yang sepuluh tahun lebih muda dari Bram, lalu menyuruh Bram pergi kencan buta dengan gadis-gadis itu. Lihat gadis mana yang bisa membuat Bram tertarik, maka sang ayah akan menyuruh Bram mengejar gadis itu.Gadis yang sepuluh tahun lebih muda dari Bram, yang berarti tahun ini baru berusia 24 tahun, masih sangat muda.Bram sama seperti Daniel, bujangan yang lebih tua di kalangan kelas atas Kota Mambera. Daniel lebih tua satu atau dua tahun dari Bram.Ahli spiritual kepercayaan Sarah yang memberitahu ayah Bram. Orang yang bisa mengubah Bram menjadi pria sejati adalah seorang gadis yang sepuluh tahun lebih muda dari Bram. Namun, dia tidak memberitahu nama atau seperti apa penampilan gadis itu. Jadi, ayahnya hanya bisa mencari semua gadis yang berusia 24 tahun.Bram sama sekali tidak memercayai hal ini. Apakah benar-benar ada ahli spiritual sehebat itu?Bram mengulurkan tangannya untuk menarik Jonas. Jonas pun me
Jonas tersenyum getir, “Pak Bram, kelakuanmu buat aku lebih takut daripada langit runtuh.”“Seperti yang aku katakan tadi, aku hanya ingin kejar Bu Amelia, bersaing secara adil dengan Pak Jonas. Pak Jonas, kamu juga harus berusaha lebih keras. Kalau aku benar-benar mendapatkan hati Bu Amelia, Pak Jonas hanya akan menderita. Bagaimanapun juga, aku punya kelebihan yang nggak dimiliki Pak Jonas. Aku penduduk Kota Mambera.”Jonas, “....”Meskipun Bram tidak sungguh-sungguh menyukai Amelia, dia justru merasa hal ini menarik. Bagus juga untuk menghabiskan waktu ketika dia bosan.“Ayo pergi.”Jonas dan Amelia mengikuti Bram. Amelia menghibur Jonas, “Nggak peduli apa maksud Pak Bram, dia nggak benar-benar suka sama aku. Kamu nggak usah khawatir.”“Mana bisa aku nggak khawatir? Yogi sudah lama diam-diam saja, sekarang muncul lagi Pak Bram. Tante segitunya nggak suka sama aku?” Jonas merasakan tekanan yang berat karena bertambahnya saingan cinta yang kuat.Jonas bahkan curiga kalau Bram adalah s
Mereka sangat menyayangi Fani, dan itu tulus. Setelah pewaris yang sebenarnya kembali, mereka tetap tidak bisa menerimanya, selalu merasa Felicia adalah penyusup yang merebut semua yang seharusnya milik Fani. Di hati mereka, ada rasa benci terhadap Felicia. Karena sejak kecil dia hidup di lingkungan yang keras tanpa kasih sayang, Felicia tidak pernah berharap bahwa orang tua kandung atau saudara laki-lakinya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana dia sendiri juga tidak memiliki banyak rasa terhadap mereka. Hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak, saudara laki-laki dan perempuan, memang perlu dipupuk. Karena dia tidak tumbuh besar di sisi orang tua kandung atau saudara laki-lakinya, tidak ada hubungan emosional yang terbentuk. Meskipun sudah kembali ke sisi orang tua kandung selama dua tahun, tetapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Fani yang tumbuh besar bersama keluarga Gatara sejak kecil. Sekarang, setelah Fani tiada, ayah dan tiga saudara laki-lakinya hanya
“Felicia, sekarang kamu ada waktu?” tanya Odelina.Felicia menjawab, “Selama kamu membutuhkan bantuan, aku selalu punya waktu.” “Kalau begitu, mari kita tentukan tempat untuk bertemu.” “Kamu yang pilih tempatnya.” Felicia mengangguk, lalu bertanya lagi, “Ada apa?” “Aku baru saja keluar dari Blanche Hotel, dan hampir saja tertabrak dua mobil di depan hotel. Pengemudinya bilang mereka gugup karena melihat banyak orang, lalu salah injak gas. Tapi ada kejanggalan, dan aku rasa ini bukan kecelakaan.” Felicia segera paham. Dia berkata, “Kamu curiga ini ulah mamaku yang menyuruh orang untuk menabrakmu? Mamaku sedang bepergian jauh, seharusnya bukan dia, 'kan?” Meski tahu ibunya bukan orang baik, Felicia tetap berharap ibunya tidak melakukan hal seperti itu. Odelina berkata, “Aku rasa ini bukan mamamu. Mamamu itu licik, kalau dia memang ingin aku mati, dia nggak akan menggunakan trik sepele seperti ini yang mudah ketahuan.” Sebelumnya, Waktu Ricky, dan Rika pergi ke pesta keluarga Gata
“Itu yang buat orang curiga.” Dimas berkata, “Mereka kemungkinan besar memang menargetkanmu.” “Aku sedang berpikir, apakah ini perbuatan tanteku atau putranya?” Odelina menganalisis, “Aku rasa bibi nenekku nggak akan buat kesalahan sepele seperti ini. Kalau dia yang mengatur, mereka pasti akan mempercepat mobil saat benar-benar mendekatiku, sehingga aku hampir nggak punya kesempatan untuk menghindar.”“Felicia juga nggak mungkin. Kami cukup dekat.” Meski dalam bisnis mereka adalah saingan, terkadang Odelina merebut pelanggan Felicia, kadang sebaliknya. Di luar itu, mereka bisa berbincang dengan dengan baik. Jika Felicia bukan pewaris utama keluarga Gatara, mungkin mereka bisa menjadi teman baik. Odelina sangat menyukai sifat perempuan itu."Ketiga putra keluarga Gatara mungkin memang ingin membunuhku, terutama Ivan. Aku pernah kirim foto dia dan Fani ke istrinya. Dia pasti bisa menebak itu aku.” “Sekarang Fani sudah meninggal. Mungkin dia ingin membalas dendam untuk Fani.“Bibi ne
“Maaf, saya melihat ada banyak orang berdiri di depan hotel, saya langsung panik dan, meskipun berniat menginjak rem, saya malah menginjak gas.” Setelah memarkir mobilnya, pengemudi mobil kedua turun dari mobil sambil terus-menerus meminta maaf. Dia adalah seorang gadis muda, dan tampaknya dia benar-benar panik.Tatapannya melewati kerumunan orang dan jatuh pada Odelina, yang sedang dibantu berdiri. Dengan nada penuh perhatian dan penyesalan, dia bertanya,"Kamu nggak apa-apa? Maaf, benar-benar maaf, aku baru dapat SIM setengah bulan yang lalu, ini pertama kali aku mengemudi keluar rumah. Kalau lihat banyak orang, aku masih nggak bisa menahan diri untuk merasa gugup." Pengemudi mobil pertama sudah membawa mobilnya masuk ke tempat parkir bawah tanah dan menghilang. Odelina melihat gadis muda itu yang terlihat sangat gugup. Wajar gugup kalau dia baru mendapatkan SIM-nya. Karena Odelina tidak mengalami apa-apa, dia berkata,"Aku nggak apa-apa, tapi kamu harus lebih hati-hati. Sebaiknya
Mobil berhenti di depan Blanche Hotel.Dia mengambil dua tisu untuk mengusap hidungnya yang baru saja bersin, lalu membuang tisu itu ke tempat sampah di pintu hotel. Setelah itu, dia turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam hotel bersama sekretaris dan beberapa anggota tim manajer untuk bertemu dengan klien."Bu Odelina."Para staf Blanche Hotel menyapa Odelina dengan hormat saat melihatnya.Meskipun perempuan itu belum sepenuhnya masuk dalam dunia bisnis di Cianter, tetapi karena dia adalah kakak dari Olivia maka para staf hotel memperlakukannya dengan sangat hormat. Bahkan Ricky yang ada di sini juga bersikap hormat pada perempuan itu.Odelina membalas dengan senyuman tanpa menghentikan langkah kakina. Perempuan itu langsung menuju ruang rapat bersama timnya. Dia sudah mengatur pertemuan dengan klien, tetapi klien belum tiba.Klien tersebut sudah menelepon sebelumnya dan mengatakan bahwa mereka akan tiba dalam beberapa belas menit. Karena Odelina yang ingin bekerja sama dengan or
Daniel terdiam sejenak. Setelah membuka pembicaraan, Erik melanjutkan, “Selain itu, kita semua tahu alasan sebenarnya Odelina pergi ke Cianter. Sekarang sudah pasti bahwa mereka adalah keturunan keluarga Gatara. Kalau benar dia mengikuti rencana bibinya untuk menjatuhkan kepala keluarga saat ini dan menggantikannya, maka dia akan menjadi kepala keluarga Gatara.” “Kalau begitu, kamu harus bersiap masuk ke keluarga Gatara. Hal ini juga perlu kamu pertimbangkan. Kakak tahu kamu rela melakukannya demi Odelina, tapi Papa dan Mama mungkin nggak akan mudah menerima hal ini.” Daniel menjawab, “Kak, aku sudah memikirkannya. Aku nggak peduli selama aku bisa bersama Odelina. Bagaimanapun keadaannya, aku terima. Mengenai Papa dan mama, mungkin awalnya mereka akan menolak, tapi aku akan perlahan-lahan membujuk mereka sampai mereka bisa memahami dan menerima.” Erik terdiam sejenak sebelum berkata, “Kalau kamu sudah memikirkan semuanya, Kakak nggak ada lagi yang perlu dikatakan.” “Meski begitu,
Daniel membayangkan pernikahannya dengan Odelina membuat matanya bersinar penuh harapan. Erik tersenyum dan berkata, “Tentu saja, pernikahan kamu nggak boleh kalah dengan dua sahabatmu itu.” “Nggak perlu tunggu sampai pulang ke rumah malam ini untuk bilang sama Papa dan Mama. Bilang sama mereka saja di grup keluarga.” “Oke,” jawab Daniel. “Odelina di Cianter baik-baik saja, 'kan? Kalau dia butuh bantuan, suruh dia jangan ragu untuk mengatakannya. Meskipun kita berjauhan, kita tetap bisa membantunya kalau dia butuh.” Sejak Daniel mengalami kecelakaan dan Odelina datang merawatnya, keluarga Lumanto mulai menganggap Odelina sebagai menantu mereka. Jika Odelina membutuhkan bantuan di sana, keluarga Lumanto tidak akan tinggal diam. “Untuk saat ini, dia belum butuh bantuan. Bahkan kalau ada masalah, dia pasti akan cari cara untuk selesaikan sendiri,” kata Daniel sambil bersandar di kursi.“Melihat dia perlahan-lahan jadi lebih kuat dan terus berkembang, rasanya sangat berbeda. Setelah
"Apa yang barusan membuatmu tertawa?" tanya Erik lagi.Daniel dengan jujur menjawab, "Baru saja telepon Odelina. Aku memikirkan bahwa kami akan segera menikah, jadi aku nggak bisa menahan senyum." "Kamu sudah melamarnya?" tanya Erik."Sudah, tapi dulu saat aku melamar, dia nggak menerimanya. Kak, aku nggak tidak akan membiarkannya merasa direndahkan.""Aku akan melamarnya lagi nanti saat dia kembali ke Mambera. Aku akan mengatur semuanya di luar, mendekorasi tempat lamaran dengan baik, dan aku mau melamarnya di depan umum. Aku ingin menunjukkan ke Roni dan keluarganya bahwa melepaskan Odelina adalah kerugian terbesar mereka." "Roni memang nggak pantas untuk Odelina." Daniel memendam tekad untuk membuat keluarganya Roni menyesal. Erik tertawa dan berkata, "Mereka sudah lama menyesal, tapi penyesalan itu nggak ada gunanya sekarang." "Benar, setelah mengalami satu pernikahan yang gagal, dia pasti ada trauma. Kalau bukan karena ketulusanmu, keteguhan hatimu, dan fakta bahwa dia melihat
Mereka akan terlebih dahulu mendaftarkan pernikahan mereka, tetapi tidak akan segera mengadakan upacara pernikahan. Setelah dia bisa berjalan seperti orang normal, barulah mereka akan mengadakan resepsi pernikahan. “Kalau begitu, sampai jumpa akhir pekan.” “Iya, sampai jumpa akhir pekan.” Dengan penuh rasa enggan, Daniel berkata, “Kamu lanjut bekerja dulu, aku juga akan bekerja. Aku nggak akan menyita waktumu, tapi ingatlah untuk menjaga kesehatan. Kesehatan adalah yang terpenting.” “Uang nggak akan pernah habis untuk dicari, dan kestabilan perusahaan juga bukan sesuatu yang bisa dicapai dalam satu hari. Itu memerlukan waktu dan usaha.” Daniel khawatir Odelina akan terlalu terburu-buru sehingga melelahkan dirinya sendiri. Perempuan itu mengangguk dan menjawab, “Aku tahu, aku akan menjaga kesehatanku. Kamu juga, ya. Kalau begitu, kita lanjut bicara nanti malam.” Setelah menutup telepon, Daniel masih enggan meletakkan ponselnya. Dia memandangi ponselnya sambil tersenyum, membayangk