Stefan palsu berkata, “Selera Bu Stella sangat tinggi, aku nggak berani menginginkannya.”“Stella nggak punya pengalaman pacaran. Selama kamu bujuk dia baik-baik, patuh padanya, dia pasti akan jatuh cinta padamu karena sosok kamu yang mirip dengan pria itu. Ingat, jaga bentuk tubuh kamu. Itu baru rahasia suksesmu.”Jika pria itu bertambah gemuk atau jadi kurus, dia tidak akan mirip dengan Stefan lagi.“Oke, aku mengerti.”Demi bisa jadi kaya raya, dia pasti akan menjaga bentuk badannya. Pada saat pria itu mengantarkan makanan untuk Stella, Stella menatapnya sambil terpelongo. Dia pun tahu kalau sosoknya benar-benar mirip seseorang, dan orang itu adalah pujaan hati Stella.Tidak lama setelah panggilan berakhir, pria itu menerima transferan uang sejumlah 100 juta, itu merupakan bayaran dari orang yang berbicara dengannya di telepon barusan.Hanya dengan mengantarkan makanan kepada Stella satu kali dan muncul di depannya, pria itu bisa mendapatkan bayaran sebesar 100 juta. Hal ini membuat
Akan tetapi, Amelia tidak akrab dengan Bram, mereka pun jarang berinteraksi. Bisa-bisanya Bram berkata kalau dia datang menjemput Amelia.Hal ini membuat Amelia sangat terkejut sehingga dia mematung di tempat seakan tidak tahu caranya melangkahkan kakinya.“Bu Amelia, bunga ini untukmu.”Jonas datang menjemput Amelia sambil membawa bunga, Bram juga datang dengan membawa bunga. Siapa suruh Bram terjerat Yogi, bahkan bertaruh dengannya. Dia kalah dari Yogi, oleh sebab itu dia harus membantu Yogi lepas dari kekangan Yuna.Bram pura-pura memiliki perasaan terhadap Amelia, itu cukup untuk membuat Jonas jadi tegang dan stres, tapi juga membuat Yuna takut untuk menjodohkan mereka seperti menjodohkan Yogi dan Amelia.Lagi pula, Yuna juga tidak bisa mengetahui keberadaan Bram. Jadi bagaimana dia bisa menjodohkan Bram dan Amelia? Selain itu, Yuna juga tidak akan berani berharap Bram akan menjadi menantunya. Yuna tahu betul putrinya tidak akan cocok dengan Bram.Bram menyodorkan buket bunga ke ta
Demi menyembuhkan Bram, ayah Bram telah pergi ke mana-mana untuk mencari gadis yang sepuluh tahun lebih muda dari Bram, lalu menyuruh Bram pergi kencan buta dengan gadis-gadis itu. Lihat gadis mana yang bisa membuat Bram tertarik, maka sang ayah akan menyuruh Bram mengejar gadis itu.Gadis yang sepuluh tahun lebih muda dari Bram, yang berarti tahun ini baru berusia 24 tahun, masih sangat muda.Bram sama seperti Daniel, bujangan yang lebih tua di kalangan kelas atas Kota Mambera. Daniel lebih tua satu atau dua tahun dari Bram.Ahli spiritual kepercayaan Sarah yang memberitahu ayah Bram. Orang yang bisa mengubah Bram menjadi pria sejati adalah seorang gadis yang sepuluh tahun lebih muda dari Bram. Namun, dia tidak memberitahu nama atau seperti apa penampilan gadis itu. Jadi, ayahnya hanya bisa mencari semua gadis yang berusia 24 tahun.Bram sama sekali tidak memercayai hal ini. Apakah benar-benar ada ahli spiritual sehebat itu?Bram mengulurkan tangannya untuk menarik Jonas. Jonas pun me
Jonas tersenyum getir, “Pak Bram, kelakuanmu buat aku lebih takut daripada langit runtuh.”“Seperti yang aku katakan tadi, aku hanya ingin kejar Bu Amelia, bersaing secara adil dengan Pak Jonas. Pak Jonas, kamu juga harus berusaha lebih keras. Kalau aku benar-benar mendapatkan hati Bu Amelia, Pak Jonas hanya akan menderita. Bagaimanapun juga, aku punya kelebihan yang nggak dimiliki Pak Jonas. Aku penduduk Kota Mambera.”Jonas, “....”Meskipun Bram tidak sungguh-sungguh menyukai Amelia, dia justru merasa hal ini menarik. Bagus juga untuk menghabiskan waktu ketika dia bosan.“Ayo pergi.”Jonas dan Amelia mengikuti Bram. Amelia menghibur Jonas, “Nggak peduli apa maksud Pak Bram, dia nggak benar-benar suka sama aku. Kamu nggak usah khawatir.”“Mana bisa aku nggak khawatir? Yogi sudah lama diam-diam saja, sekarang muncul lagi Pak Bram. Tante segitunya nggak suka sama aku?” Jonas merasakan tekanan yang berat karena bertambahnya saingan cinta yang kuat.Jonas bahkan curiga kalau Bram adalah s
Pelayan pergi membuka pintu gerbang. Dua mobil itu pun masuk ke halaman vila keluarga Sanjaya.Yuna dan Tiara hanya mengenali mobil Jonas, tapi tidak mengenali mobil Bram. Jangankan mobil Bram, mereka bahkan sangat jarang bisa melihat Bram. Setelah pria itu turun dari mobil, Yuna dan Tiara berjalan mendekat, Yuna baru menyadari kalau salah satu pria itu adalah Bram.“Selamat sore, Tante.” Begitu Bram melihat Yuna datang, Bram langsung menyapanya sambil tersenyum lebar.“Pak Bram.” Yuna tersenyum, “Angin apa yang membawa Pak Bram ke sini? Tamu langka ini, silakan masuk.”“Sekalipun Tante nggak undang aku masuk ke dalam rumah, aku juga akan masuk dan minta segelas air tanpa malu-malu.”Bram berbalik dan mengambil buket bunga yang mau diberikan ke Amelia dari dalam mobil. Buket bunga yang dipegang Amelia sekarang adalah buket pemberian Jonas. Jonas juga sudah mengambil koper Amelia lebih dulu, tidak perlu bantuan Bram.“Tante, Kak.”Jonas mengabaikan sikap ramah Yuna terhadap Bram, dia te
Yuna tidak berani percaya dengan kata-kata dan tindakan Bram. Bram bilang dia menyiapkan buket bunga itu untuk Amelia! Apa-apaan ini!Setelah Bram melakukan semua itu, dia mengabaikan reaksi semua orang dan berkata pada Yuna, “Tante, aku masuk dan minta segelas air, ya. Sebentar lagi aku harus pergi.”Yuna baru sadar. Terlepas dari apa maksud Bram, dia harus mengundang pria itu ke dalam rumah terlebih dahulu. Tiara sendiri yang menuangkan segelas air hangat untuk Bram.Yuna dan Tiara duduk bersama, menatap Bram yang sedang minum air hangat dengan santai. Pada saat Jonas dan Amelia masuk, Yuna dan Tiara pun menatap keduanya. Pokoknya, tatapan mereka tertuju pada ketiga orang itu secara bergantian.Yuna seorang senior, Bram juga menghormatinya. Yuna tidak tahan untuk menanyakan masalah ini sampai jelas.“Pak Bram, apa maksudmu tadi? Kenapa kamu bisa pulang bersama Amelia? Kamu bilang kamu siapkan buket bunga itu untuk Amelia?” tanya Yuna.“Aku tahu Amelia kembali dari perjalanan bisnisny
Bram meletakkan gelas airnya ke atas meja, lalu memberitahu Yuna kalau dia akan pergi. Setelah itu, dia pun berdiri dan beranjak pergi. Pada saat melewati Jonas, dia bahkan menepuk bahu Jonas.Jonas segera berkata pada Yuna, “Tante, aku antar Pak Bram keluar dulu.”Jonas ingin mengetahui apa yang sebenarnya Bram ingin lakukan. Yuna tidak berkata apa-apa. Jonas menyerahkan koper kepada Amelia, lalu berbalik dan mengikuti Bram keluar rumah.Begitu sampai di luar, Jonas bertanya pada Bram, “Pak Bram, aku tahu kamu nggak benar-benar ingin kejar Amelia. Boleh beritahu aku alasan Pak Bram lakukan semua ini?”Bram menghentikan langkah kakinya, lalu menoleh ke arah Jonas, “Untuk saat ini aku belum bisa beritahu kamu. Tapi Pak Jonas, kalau kamu nggak berusaha keras dan mendapatkan Amelia secepat mungkin, mungkin saja benar-benar akan ada orang yang datang merebut Amelia dari kamu. Kalau kamu bisa tunangan dengannya, kamu pun nggak perlu khawatir lagi.”Jonas tertawa getir, “Kamu kira aku nggak
Bram sedang membantu Yogi menghindari masalah, jadi Yogi tentu saja harus membantunya tanpa syarat.Tanpa perlu Bram mengingatkannya, Jonas pun tidak akan menyebarkan hal ini. Karena tidak ada gunanya baginya jika kabar ini menyebar. Dia berdiri di depan pintu vila keluarga Sanjaya sambil melihat mobil Bram yang telah pergi menjauh.Tunggu perayaan 100 hari keponakannya tiba, Jonas harus kembali dan meminta bantuan orang tua, kakak dan kakak iparnya, minta mereka turun tangan membantu. Pada awalnya Jonas ingin mengandalkan ketulusan dan perasaannya untuk perlahan-lahan membuat Yuna menerimanya.Jonas juga pernah berkata pada kakaknya kalau dia tidak takut akan kesulitan. Selama perasaannya dan Amelia tulus, suatu hari nanti Yuna akan bisa menerima kenyataan.Jonas juga merasa dalam hal mengejar istri harus mengandalkan diri sendiri. Dia tidak mau meminta bantuan orang tua dan saudaranya, kecuali benar-benar diperlukan.Sampai saat ini Yuna masih tidak mau menerima Jonas, yang berarti a
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela
Sepasang ibu dan anak yang belum tidur semalaman itu sedang menikmati waktu sunyi berdua dengan berjalan santai di halaman rumah. Meski di luar udara sangat dingin, mereka berdua terlihat seperti tidak terpengaruh. Tidak ada pula dendam atau kebencian yang tersirat dari obrolan mereka. Mereka berdua mengobrol hal-hal biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Di momen itu mereka hanyalah ibu dan anak biasa.Entah berapa lama kemudian, Patricia berkata, “Felicia, ayo duduk. Aku sudah tua, nggak bisa jalan terlalu jauh.”Patricia berkata sembari duduk di kursi panjang yang terbuat dari batu. Felicia pun ikut duduk di kursi itu bersama ibunya.“Langitnya sudah mau terang,” ucap Patricia mendongak ke angkasa. “Di musim dingin, malam lebih panjang dari siang. Kalau di musim panas, jam segini langit pasti sudah terang.”Dia menarik jaketnya dan bertanya, “Felicia, kamu kedinginan, nggak?”“Iya. Suhu udara di luar rumah lumayan dingin.”“Kamu pakai jaket terlalu tipis. Seharusnya kamu pakai jaket y
Meski perjamuan malam ini menyimpan bahaya yang tersembunyi, Cakra tetap akan menemani Patricia terjun ke dalam jurang.“Tapi acara malam ini pasti bakal jadi pertumpahan darah. Kalian harus ikuti terus Felicia, biar aku yang jagain kalian,” kata Cakra. “Mama kalian nggak bakal membiarkan anak putri satu-satunya celaka. Makanya dia pasti sudah menyiapkan jalan keluar untuk Felicia. Kalian awasi terus Felicia, dijamin kalian pasti selamat.”“Pa, itu kan cuma dugaan saja. Kita ini juga anak kandung Mama. Kalau ada bahaya, masa iya Mama bakal sengaja minta kita datang ke sini? Papa mikirnya jangan terlalu mengada-ada.Mendengar itu, Cakra langsung memelototi anak sulungnya. “Kamu ini selalu saja membantah. Kalau saja kalain menurut apa kataku, malam ini kita semua sudah ada di kampung halamanku. Aku juga nggak perlu khawatir. Sekarang dinasihati baik-baik malah melawan. Mama kamu itu benci aku dan nggak pernah mau lihat wajahku, tapi tiba-tiba aku dipanggil untuk menginap di sini. Kamu pi