Yuna tidak berani percaya dengan kata-kata dan tindakan Bram. Bram bilang dia menyiapkan buket bunga itu untuk Amelia! Apa-apaan ini!Setelah Bram melakukan semua itu, dia mengabaikan reaksi semua orang dan berkata pada Yuna, “Tante, aku masuk dan minta segelas air, ya. Sebentar lagi aku harus pergi.”Yuna baru sadar. Terlepas dari apa maksud Bram, dia harus mengundang pria itu ke dalam rumah terlebih dahulu. Tiara sendiri yang menuangkan segelas air hangat untuk Bram.Yuna dan Tiara duduk bersama, menatap Bram yang sedang minum air hangat dengan santai. Pada saat Jonas dan Amelia masuk, Yuna dan Tiara pun menatap keduanya. Pokoknya, tatapan mereka tertuju pada ketiga orang itu secara bergantian.Yuna seorang senior, Bram juga menghormatinya. Yuna tidak tahan untuk menanyakan masalah ini sampai jelas.“Pak Bram, apa maksudmu tadi? Kenapa kamu bisa pulang bersama Amelia? Kamu bilang kamu siapkan buket bunga itu untuk Amelia?” tanya Yuna.“Aku tahu Amelia kembali dari perjalanan bisnisny
Bram meletakkan gelas airnya ke atas meja, lalu memberitahu Yuna kalau dia akan pergi. Setelah itu, dia pun berdiri dan beranjak pergi. Pada saat melewati Jonas, dia bahkan menepuk bahu Jonas.Jonas segera berkata pada Yuna, “Tante, aku antar Pak Bram keluar dulu.”Jonas ingin mengetahui apa yang sebenarnya Bram ingin lakukan. Yuna tidak berkata apa-apa. Jonas menyerahkan koper kepada Amelia, lalu berbalik dan mengikuti Bram keluar rumah.Begitu sampai di luar, Jonas bertanya pada Bram, “Pak Bram, aku tahu kamu nggak benar-benar ingin kejar Amelia. Boleh beritahu aku alasan Pak Bram lakukan semua ini?”Bram menghentikan langkah kakinya, lalu menoleh ke arah Jonas, “Untuk saat ini aku belum bisa beritahu kamu. Tapi Pak Jonas, kalau kamu nggak berusaha keras dan mendapatkan Amelia secepat mungkin, mungkin saja benar-benar akan ada orang yang datang merebut Amelia dari kamu. Kalau kamu bisa tunangan dengannya, kamu pun nggak perlu khawatir lagi.”Jonas tertawa getir, “Kamu kira aku nggak
Bram sedang membantu Yogi menghindari masalah, jadi Yogi tentu saja harus membantunya tanpa syarat.Tanpa perlu Bram mengingatkannya, Jonas pun tidak akan menyebarkan hal ini. Karena tidak ada gunanya baginya jika kabar ini menyebar. Dia berdiri di depan pintu vila keluarga Sanjaya sambil melihat mobil Bram yang telah pergi menjauh.Tunggu perayaan 100 hari keponakannya tiba, Jonas harus kembali dan meminta bantuan orang tua, kakak dan kakak iparnya, minta mereka turun tangan membantu. Pada awalnya Jonas ingin mengandalkan ketulusan dan perasaannya untuk perlahan-lahan membuat Yuna menerimanya.Jonas juga pernah berkata pada kakaknya kalau dia tidak takut akan kesulitan. Selama perasaannya dan Amelia tulus, suatu hari nanti Yuna akan bisa menerima kenyataan.Jonas juga merasa dalam hal mengejar istri harus mengandalkan diri sendiri. Dia tidak mau meminta bantuan orang tua dan saudaranya, kecuali benar-benar diperlukan.Sampai saat ini Yuna masih tidak mau menerima Jonas, yang berarti a
Begitu melihat Jonas masuk, Yuna langsung memasang wajah datar dan tidak berkata apa-apa. Jonas merasa suasana di ruangan itu berbeda. Dia tahu saat dia mengantar Bram keluar, Amelia dan ibunya bertengkar lagi.Namun, Jonas pura-pura tidak tahu. Dia berjalan kembali ke sisi Amelia dan berkata pada Yuna, “Tante, Pak Bram sudah pulang.”Setelah mengerutkan bibirnya, akhirnya Yuna menjawab, “Oke, kamu ada tanya apa maksudnya?”“Pak Bram nggak mengatakan yang sebenarnya.” Jonas menjawab dengan jujur, “Pak Bram minta kita rahasiakan hal ini. Jangan sampai Pak Ardian tahu, kalau nggak nanti dia datang melamar.”“Kamu benar-benar jujur. Dia ngomong apa, kamu pun ngomong apa. Kamu nggak takut Pak Ardian datang melamar dan aku terima lamarannya?” ujar Yuna.“Ma.” Amelia segera menjelaskan, “Aku hanya mencintai Jonas. Kami berdua saling mencintai. Sekalipun Pak Ardian datang melamar, aku juga nggak akan setuju. Siapa yang setuju, dia saja yang nikah.”Yuna, “....”Amelia mengeluarkan ponselnya d
Jonas tahu apa yang ada di pikiran Amelia, dia pun tersenyum dan berkata, “Aku nggak akan salahkan Tante. Tante begitu karena dia khawatir, enggan berpisah denganmu. Aku belum berbuat cukup banyak, belum cukup baik, makanya belum bisa buat Tante percayakan kamu ke aku. Aku akan terus berusaha.”Keduanya masuk ke dalam mobil, lalu Jonas bertanya pada Amelia, “Kamu mau makan di mana?”“Terserah kamu mau bawa aku makan di mana.”Jonas tersenyum. Amelia benar-benar percaya padanya. Dia pun menyalakan mesin mobil dan mengendarai mobilnya keluar dari halaman vila.Amelia menambahkan, “Selesai makan, temani aku ke SMP Negeri Kota Mambera. Akhir-akhir ini toko buku Olivia dan Junia ada buka. Junia merasa bosan di rumah terus, ladang sayur jauh dari kota, Reiki nggak izinkan dia pergi ke sana. Jadi dia buka toko saja.”Junia si kesayangan keluarga Ardaba, demi menghabiskan waktu, dia tetap pergi membuka toko sekalipun toko buku sepi. Setiap hari dia main ke toko orang lain dan mengobrol dengan
Bram merasa ayahnya sudah gila karena saking paniknya dan tidak peduli apa pun lagi. Setiap ada lawan jenis yang dilirik sebentar oleh Bram, Ardian pasti akan mengujinya.Tentu saja, gadis kecil itu pada akhirnya diantar kembali ke orang tuanya. Masalah itu pun dirahasiakan dengan sangat baik, hanya sedikit orang luar yang mengetahuinya.Amelia dan yang lainnya bisa tahu tentu saja karena mendengarnya dari Junia. Oleh karena itu, kegilaan Ardian membuat Amelia merasa cemas. Usianya dua puluhan, belum menikah. Kalau Ardian tahu Bram memberinya bunga, menjemputnya di bandara, mungkin saja malam ini juga Ardian akan datang ke rumahnya untuk melamar.Amelia mengirim pesan ke Olivia dan menanyakan kapan Olivia akan kembali. Alih-alih membalas pesannya, Olivia langsung menelepon Amelia.“Amelia, kamu sudah kembali dari perjalanan bisnis?”“Baru saja kembali hari ini. Kamu dan Nenek Sarah kapan kembali ke sini? Russel juga, aku kangen banget sama Russel. Dia lagi bareng sama kamu, nggak? Suru
“Oke.”Olivia yang mengakhiri panggilan lebih dulu. Sesaat kemudian, Russel dan Liam yang berada di luar berlari masuk ke dalam rumah. Satu di depan dan satu lagi di belakang, jelas sedang main kejar-kejaran.Kedua anak itu main hingga kepala mereka basah oleh keringat, wajah kecil mereka juga memerah. Dua menit kemudian, dua pengasuh yang mengikuti mereka baru datang. Kedua pengasuh itu terengah-engah, pasti sudah lama mengejar kedua anak kecil.Begitu melihat Olivia dan Mulan sedang menyeka keringat kedua anak, kedua pengasuh tersenyum dan berkata, “Non Oliv, Den Russel dan Den Liam larinya terlalu cepat. Kami berdua sama-sama nggak bisa kejar mereka.”Olivia menyeka keringat keponakannya dan menanggapi perkataan si pengasuh, “Mereka berdua ada latihan bela diri. Kekuatan kaki mereka jauh lebih baik dari anak-anak seusia mereka. Aku juga hampir nggak bisa kejar mereka.”Padahal Olivia juga pernah belajar ilmu bela diri.“Aku sudah lama nggak bisa kejar Liam. Setelah dia ikut Dokter P
Pada saat Mulan pergi melihat putranya, Sarah pun berkata pada Mulan, “Mulan, putrimu benar-benar anteng. Saat bangun atau tidur pun tetap anteng.”Mulan menggendong putranya yang sedang menangis. Setelah mendengar ucapan Sarah, dia tertawa pelan dan berkata, “Nenek gendong Audrey sepanjang hari. Mana mungkin dia bakal menangis. Tapi memang dasarnya dia bukan bayi yang rewel.”Mulan berani mengatakan kalau temperamen putrinya pasti mirip dengan temperamen Yose. Bahkan lebih baik dari Yose.Sarah tersenyum, “Aku dan Olivia sebentar lagi pulang ke Kota Mambera. Setelah pulang ke sana, kami nggak tahu kapan lagi bisa bertemu Audrey. Aku harus gendong dia sepanjang hari, sampai puas.”Dengan usianya yang sudah tua, Sarah mungkin tidak akan datang ke Vila Ferda lagi. Kecuali Mulan dan suaminya datang ke Kota Mambera dan membawa kedua anaknya. Kalau tidak, Sarah tidak akan memiliki kesempatan untuk melihat kedua anak yang menggemaskan ini lagi.“Nenek, kalau kami pergi ke Kota Mambera, aku a
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela