“Kakakmu itu ….” Yuna merasa hidup keponakannya yang satu itu penuh dengan penderitaan. Namun, dia enggan mengungkapkannya secara terang-terangan. “Apa Pak Daniel masih nggak mau ketemu orang lain?” tanya Yuna dengan ekspresi wajah prihatin. “Aku dan Stefan sempat pergi untuk menjenguk dia di rumah sakit, tapi dia nggak mau bertemu dengan kami. Selain itu, dia juga nggak menjawab telepon ataupun pesan yang Stefan kirim. Ego laki-laki itu sangatlah tinggi. Dia selalu berpikir kalau kami datang untuk mengasihaninya,” jawab Olivia. Yuna hanya bisa menghela napas setelah mendengar jawaban Olivia. Di sisi lain, Amelia dan Jonas terlihat sedang berpegangan tangan satu sama lain. Namun, mereka buru-buru melepaskan tangan mereka karena Yuna memelototi mereka. Jonas sadar kalau Yuna belum bisa menerima dirinya dengan baik. Jadi, dia tidak boleh terlalu dekat dengan Amelia ketika berada di depan Yuna. Amelia bergegas pergi untuk menaruh bunga di dalam vas dan kembali ke kamarnya untuk mena
Stella berkata dengan serius, “Goodbye, Pak Stefan.”Stefan tidak mengatakan apa-apa, ekspresi di wajahnya dingin.Stella justru menyukai sikapnya yang dingin itu. Selama mengikuti ayahnya, dia sudah bertemu dengan banyak bos besar dan orang kaya. Ini pertama kalinya dia melihat pria seperti Stefan.Dia tidak melihat kemampuan bisnis Stefan, tapi hanya melihat penampilan Stefan.Tampan dan dingin. Kesan pertama itu membangkitkan keinginannya untuk menaklukkan. Dia ingin menaklukkan pria ini.Stella tidak keberatan Stefan tidak mengatakan apa pun. Setelah ayahnya berpamitan dengan Stefan, dia mengikuti ayahnya ke mobil mereka.Sopir membuka pintu dan keduanya masuk ke dalam mobil.Petrus menekan tombol untuk kaca jendela mobil, lalu melambaikan tangan pada Stefan.Stefan melambai balik pada Petrus.Mobil mewah Petrus pun segera meninggalkan Mambera Hotel.“Stella, apa yang baru saja kamu lakukan pada Zhan Zong? Raut mukanya tiba-tiba menjadi masam.” Setelah menaikkan jendela mobil, Petr
“Dimas, apa yang barusan kamu lihat?” Stefan yang diam tiba-tiba bertanya.Dimas menjawab tanpa berpikir, “Aku melihat Bu Stella menautkan tangannya ke tangan Pak Stefan.”Setelah mengatakan itu, Dimas menyadari apa yang dia katakan dan dengan cepat mengubah kata-katanya, “Bukan, bukan. Pak, aku nggak melihat apa-apa. Sungguh, aku nggak melihat apa pun.”Pak Stefan sangat hebat, sehingga dia dapat dengan mudah membuat gadis-gadis muda menyukainya. Agar tidak menimbulkan masalah, Pak Stefan selalu membawa mereka setiap kali bepergian, selama bertahun-tahun. Tugas utama mereka adalah mencegah para wanita untuk mendekatinya.Dia tidak menyangka sesuatu yang begitu tidak terduga bisa terjadi malam ini.Cara Bu Stella memandang Pak Stefan itu sangat kentara sekali.“Ke depannya, jangan sampai ada wanita lain selain keluargaku muncul dalam jarak tiga meter dariku!”Stefan merasa harus menjaga jarak sejauh tiga meter dengan para wanita yang bukan keluarganya, seperti yang dia lakukan sebelumn
“Pak Arif, aku juga nggak mendengar apa pun, apalagi melihat apa pun. Aku mau pulang istirahat.”Pada akhirnya, Dimas tidak berani mengatakan bahwa Stefan disukai oleh putri kliennya. Dia cepat-cepat kabur.“Dasar anak itu.” Pak Arif mengocehi Dimas dan menatap ke arah sopir.Sopir itu menguap dan berkata, “Pak Arif, aku benar-benar nggak melihat atau mendengar apa yang dikatakan Pak Stefan. Aku hanya menyetir mobil.”“Pak Arif, ini sudah larut. Aku mau pulang istirahat. Selamat malam.”Setelah mengatakan itu, si sopir pun pergi.Para pengawal lainnya tidak tahu apa yang telah terjadi. Yang duduk satu mobil dengan Stefan adalah Dimas. Kalau Dimas tidak bilang apa-apa, mereka tidak akan tahu.Pak Arif tak punya pilihan lain selain kembali ke rumah.Stefan tidak berlama-lama di lantai satu dan sudah naik ke atas.Dia pergi ke ruang kerja dan mengetuk pintu dengan lembut.Olivia mungkin terlalu sibuk dan tidak mendengar suara di luar. Dia tidak tahu kalau Stefan sudah kembali. Saat dia me
Bukan masalah pekerjaan.Olivia mengerjapkan mata indahnya. Dia bertanya lagi, “Kalau begitu apa? Ngomong, dong. Kita ini suami istri. Kamu juga yang bilang sendiri, ke depannya kalau ada masalah apa pun, nggak ada yang boleh disembunyikan.”“Sayang.”Stefan berkata dengan suara rendah, “Aku digoda wanita lain.”Olivia terdian.Dia tercengang.Apa dia salah dengar?Ada yang berani menggoda Stefan?Pria ini memiliki wajah segalak ini sepanjang hari, memancarkan aura yang membuat orang ingin menjauh darinya dan diikuti oleh sekelompok pengawal ke mana pun dia pergi, sehingga orang asing tidak diperbolehkan sembarangan mendekatinya.Bagaimana mungkin dia bisa digoda?Kecuali kalau yang menggoda adalah seorang pria.Olivia berpikir seperti itu dan bertanya, “Apa orang itu laki-laki? Orang itu gay dan naksir kamu?”Dia pikir, hanya orang berjenis kelamin sama yang akan dibiarkan untuk mendektinya, hanya dengan begitu mereka akan memiliki kesempatan untuk menggodanya.Stefan terdiam, lalu be
Setelah mengatakan itu, senyum Olivia memudar. Dia kemudian mengatakan sesuatu yang mereka semua tahu, “Roni dan Yenny adalah contohnya. Tentu saja, Yenny nggak bisa disalahkan sepenuhnya. Kesalahan terbesar ada pada Roni.”Sekarang, Yenny mendapatkan balasannya.Roni belum.Stefan memasang tampang sedih dan berkata, “Sayang, aku nggak peduli. Aku milikmu. Kamu harus melindungiku mulai sekarang, dan nggak ada orang lain yang boleh menyentuhku lagi.”“Oke, oke. Aku akan melindungimu. Kapan pun kamu mau pergi bertemu klien ke depannya, aku akan menemanimu dan menunjukkan bahwa kamu adalah milikku di depan semua orang. Stefan hanya bisa menjadi milik aku, Olivia. Siapa pun yang berani merebut priaku, aku akan menghajar mereka sampai gigi mereka patah semua.”“Sayang, kamu terdengar seperti sedang membujuk anak kecil.”“Lalu, kamu maunya aku berkata apa?”Stefan berhenti bicara lagi.Olivia mengecup bibir pria itu sebentar, lalu memeluknya, menyandarkan tubuh bagian atasnya ke dada suaminy
Setidaknya ini adalah perasaannya yang paling tulus.Surat ini jauh lebih baik dari satu halaman penuh puisi indah yang disalinnya.Masih ada tulisan di belakang surat itu.Stefan membalik dan melihatnya.Bunyinya, “Aku mau lari pagi di luar. Kita sarapan bersama nanti.”Stefan dengan senang hati melipat surat itu dan memasukkannya kembali ke dalam amplop, lalu membuka laci dan memasukkan surat cinta itu ke dalam laci.Dia berdiri, berjalan ke jendela, dan membuka tirai tebal di kamar itu, membiarkan sinar matahari langsung masuk ke dalam.Di musim kemarau ini, sinar matahari pagi bisa sangat menyilaukan.Setelah musim kemarau yang terik, musim penghujan yang sejuk akan datang, juga waktu di mana hari pernikahannya dan Olivia akan diadakan.Yang lebih dinantikan Stefan adalah datangnya buah cinta antara dirinya dan Olivia.Orang pintar memberi tahu mereka dengan yakin bahwa anak mereka akan lahir di musim gugur. Sebelum saat ini, tidak peduli seberapa mesra dan saling mencintainya mere
Olivia tidak banyak berpikir dan berkata, “Oke. Kakakku akan pergi ke rumah sakit untuk menjaga Pak Daniel kalau dia punya waktu. Bu Yanti yang meminta padanya.”Stefan tidak terkejut. Daniel seperti ini sekarang, Yanti pasti sangat menyesal. Dia rela melakukan apa pun agar Daniel sembuh, meski diminta berlutut dan memohon pada Odelina sekalipun.“Apa Daniel mau bertemu dengan Kak Odelina?” tanya Stefan prihatin.“Aku nggak bertanya, tapi kalau adikku memutuskan untuk merawatnya, dia akan selalu punya cara untuk masuk ke dalam kamar pasiennya.”Bagaimanapun caranya, pasti bisa masuk.Bagaimanapun juga, mereka adalah kakak beradik. Olivia sangat mengenal kakaknya.Stefan bergumam mengerti. “Kuharap Daniel berhenti bersikap seperti itu dan bisa segera sembuh.”Kalau memikirkan Daniel yang dulu dan membandingkannya dengan Daniel yang sekarang, Stefan bisa memahami suasana hati Daniel. Kalau hal itu terjadi padanya, akan sulit baginya untuk mendapatkan kepercayaan dirinya lagi.“Semua akan