Share

Bab 1510

Author: Anggur
Di dalam hati, ia berharap kakaknya tidak melemparkan pabrik kecil yang paling sulit dikelola kepadanya.

Adhitama Group sangat besar dengan banyak anak perusahaan. Ada banyak anak perusahaan yang juga membuka perusahaan kecil. Beberapa perusahaan kecil tersebut tidak menjalankan bisnis dengan baik, bahkan ada yang hampir bangkrut.

Saat adik-adik Stefan baru memasuki dunia kerja, biasanya mereka mendapatkan pekerjaan pertama mereka dari Nenek Sarah atau Stefan. Seringkali mereka akan dimasukkan ke Adhitama Group dari level paling bawah.

Tidak jarang mereka malah dilemparkan ke perusahaan-perusahaan kecil yang sedang mengalami kesulitan. Tujuannya tidak lain untuk mengasah kemampuan mereka dalam berbisnis.

Jika mereka ternyata bisa membuat perusahaan kecil itu bangkit kembali dan memperluas pasar perusahaan, itu berarti mereka mampu dalam berbisnis.

Setelah pengasahan fase awal, barulah Stefan akan menyerahkan beberapa anak perusahaan yang cukup kuat untuk dikelola.

Akhirnya berdasa
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1511

    Setelah nenek mengatakan demikian, Olivia merasa sedikit lebih baik. Jika tidak, dia akan merasa gagal dalam perannya sebagai menantu anak tertua keluarga Adhitama."Oliv, Junia, kalian berdua bantu Nenek urus yang di sini, ya. Nenek sama Jordy mau antar undangan dulu."Nenek duduk sebentar dan kemudian bangkit pergi. Olivia dan Junia juga berdiri."Nenek, makan siang di sini, ‘kan?""Nggak usah, Nenek sudah undang Pak Riko untuk makan siang bersama kita di hotel, biar Ricky yang nemenin." Nenek berkata demikian sembari memberikan isyarat kepada Olivia.Olivia paham dan tersenyum, "Oke deh, Nek. Kapan-kapan makan di sini, ya? Lebih baik lagi kalau pindah kesini, tinggal sama kami. Pasti jadi lebih nyaman."Ketika dia mengatakan kata "nyaman," Olivia juga mengedipkan mata pada nenek. Nenek juga paham dan menyetujuinya, "Setelah ulang tahun Jordy, Nenek bakal pindah ke tempat kalian. Kalau si Stefan nggak setuju, kamu harus bantu Nenek, ya? Wah, sudah lama sekali Nenek nggak ngomelin Ste

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1512

    Jordy merasa lega. Syukurlah, umurnya baru dua puluh tiga tahun.Lagipula, dia masih punya beberapa kakak laki-laki yang bisa dia jadikan tameng. Kakaknya tahun ini sudah dua puluh enam tahun dan masih belum punya pacar. Kalau Nenek mau mendesak untuk menikah, maka seharusnya Nenek akan mendesak kakaknya terlebih dahulu.Jordy membuka pintu mobil. Setelah mempersilahkan Nenek masuk, dia berbalik dan berkata kepada Olivia dan Junia, “Kak Oliv, Kak Junia. Kalian nggak perlu antar. Aku mau bawa nenek ke keluarga Sanjaya.”Kedua wanita itu berdiri di pintu toko buku, melihat Nenek dan cucunya pergi.Setelah mobil Jordy menjauh, Junia berkata, “Jordy low profile, ya!”Merk mobil Jordy adalah merk yang sangat umum. Harga mobil baru setelah pajak hanya sekitar dua ratus dua puluh jutaan. Kalau dibandingkan dengan mobil yang sering digunakan oleh Stefan dan yang lainnya, mobil Jordy hampir seperti sepeda.Olivia menjawab, “Jordy baru mulai bekerja dan belum begitu punya pencapaian. Jadinya dia

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1513

    Olivia tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Junia."Kamu tuh ya bisa-bisanya cemburu sama anak sendiri."Junia dengan bangga menjawab, "Reiki ‘kan laki-lakiku, kalau ada yang mengalihkan perhatiannya, mana mungkin aku nggak cemburu? Bahkan anakku sendiri. Mereka nanti kalau sudah besar ‘kan juga akan punya pasangan yang mencintai mereka sendiri, makanya mereka nggak boleh ngerebut Reiki dari aku.”"Siapa tahu, justru Reiki yang khawatir harus bersaing sama anak-anak untuk dapat perhatian kamu."Olivia tertawa, "Suamiku sih nanti pasti akan cemburu sama anak-anak kami. Soalnya dia ‘kan dominan banget. Meskipun kelihatannya murah hati, tapi di dalam hati dia posesif bangett.”"Oliv, bentar, deh. Kok aku ngerasa kamu lagi pamer kemesraan ya sekarang?”"Nggak perlu pamer kemesraan sama kalian, ‘kan? Kamu sama Reiki sudah cukup mesra. Ohya, Junia, hari ini kamu tinggal di toko. ‘kan?""Iya," jawab Junia.Junia melanjutkan, "Kamu ada urusan? Kalau begitu, nggak apa-apa pergi sana. Biar

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1514

    Olivia menelepon Calvin.Setelah Calvin menjawab, dia berkata, “Calvin, Rosalina ganti nomor. Aku sudah ke toko bunganya dua kali pagi ini, tapi nggak ketemu dia. Apa kamu sudah ketemu sama dia?”Calvin menjawab, “Aku lagi di Cafe Lewis, nunggu dia kirim bunga ke sini.” Calvin juga tidak tahu nomor baru Rosalina. Pegawai toko juga tidak mau memberikannya. Jadi, dia hanya bisa mencatat nomor telepon toko Spring Blossom, lalu meminta manajer Cafe Lewis untuk menelpon Spring Blossom dan menyuruh Rosalina mengirim bunga ke sana. Dengan cara ini, Calvin baru akan bisa bertemu dengan Rosalina.“Rosalina datang sendiri?”“Pegawainya yang antar dia pakai motor. Kak Oliv, terima kasih, ya.” Meski Olivia tidak berhasil bertemu dengan Rosalina sehingga tidak bisa membantu Calvin untuk berbicara dengannya, tapi karena Olivia sudah pergi dua kali ke Spring Blossom, Calvin merasa sangat terharu dan merasa sang kakak ipar sangat menghargainya.“Kita itu satu keluarga, nggak perlu sungkan begitu. Ka

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1515

    Di sisi lain, anak gadis Yuna dan Jonas bisa berbincang dengan sangat akrab. Hal ini membuat hati Yuna bergejolak. Perkataan Stefan kepada Jonas sepertinya tidak berpengaruh sedikitpun. Jonas masih saja datang berkunjung setiap beberapa hari sekali sebagai tetangga. Bahkan, dia sering datang menjelang waktu makan. Jelas-jelas dia datang untuk makan gratis!Setelah semua orang masuk ke dalam rumah, Amelia langsung menuangkan air untuk Nenek Sarah. Jonas membantu membawa beberapa buah dan camilan. Nenek Sarah memperhatikan. Jonas terlihat sudah sangat mengenal seluk-beluk rumah keluarga Sanjaya. Anak muda ini licik juga. Dia bahkan bisa membuat Yuna tak berdaya. Lagipula, dia belum mengungkapkan perasaannya kepada Amelia, dia hanya datang sebagai tetangga. Setelah datang berkunjung berkali-kali, wajar saja Jonas bisa mengenal seluk beluk kediaman keluarga Sanjaya.Jonas sangat tak tahu malu. Dia seolah-olah tidak melihat wajah muram yang diberikan Yuna kepadanya di belakang Amelia, j

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1516

    "Lah, Tiara masih suka muntah? Hamilnya ‘kan sudah tiga bulan." Nenek Sarah bertanya dengan penuh perhatian.Tiara yang duduk tidak jauh dari sana menjawab, “Sudah tiga bulan, tapi masih suka muntah-muntah. Setelah makan, sekitar setengah jam pasti muntah. Habis muntah rasanya lebih nyaman. Mama bilang aku mungkin akan muntah-muntah terus sampai lahiran.” Meski reaksi kehamilan itu membuat Tiara merasa sangat tidak nyaman, tapi itu semua tidak mengurangi rasa cintanya pada anak dalam kandungannya. Sebentar lagi Tiara bahkan akan bisa merasakan gerakan bayi di perutnya. Ketika usia kehamilannya memasuki tiga bulan, Tiara pergi ke rumah sakit untuk periksa kehamilan. Kata dokter, gerakan bayinya baik, tetapi memang masih belum bisa dirasakan karena gerakannya masih sangat lemah. Berdasarkan apa yang dibaca dari buku, setelah enam belas minggu, sang ibu akan bisa merasakan gerakan bayi dengan kuat. Semakin bayinya tumbuh dengan baik, maka gerakannya akan semakin kuat. Tadinya Aksa ber

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1517

    “Nanti kalau aku ada waktu, aku temani Nenek main kartu, deh,” kata Yuna.Yuna merasa kata-kata Sarah ada benarnya. Tidak peduli bagaimana pun hubungan mereka di masa lalu, sekarang kedua keluarga mereka sudah menjadi kerabat besan.Sebagai kerabat, tak ada salahnya saling berkunjung untuk mempererat persaudaraan.Yuna adalah anggota keluarga dari pihak Olivia. Yuna harus memberi dukungan kepada Olivia, dan harus lebih akrab dengan keluarga Adhitama agar supaya orang lain tidak membuat rumor bahwa keluarga Olivia dan keluarga Stefan tidak bisa akur.“Oke.” Sarah tersenyum ceria, setuju.“Nek, ayo makan.” Yuna mengatakan lagi.Nenek Sarah mengangguk, setelah Nenek Yuna berdiri, dia pun ikut berdiri.Amelia yang duduk paling dekat dengan Nenek Sarah, membantunya berdiri.Nenek Sarah membiarkan Amelia membantunya sedikit, lalu tertawa, “Nenek masih bisa jalan lincah kok, nggak pakai tongkat pun.”Nenek Sarah memang punya tongkat, tapi tongkatnya lebih banyak dia gunakan untuk memukul oran

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1518

    Setelah makan di rumah keluarga Sanjaya, Nenek Sarah dan Yuna mengobrol sejenak tentang keadaan keluarga masing-masing. Setelah itu, dia dan Jordy pergi dari rumah keluarga Sanjaya. Semua orang mengantar mereka berdua keluar. Setelah Jordy membawa nenek pergi dengan mobil, Yuna berbalik dan melihat Jonas. Yuna mengatupkan bibirnya, tidak mengatakan apa-apa. Lalu, Yuna masuk kembali ke dalam rumah.Tiara ingin beristirahat setelah makan siang. Rudy menemani istrinya. Sesaat setelah itu, hanya Amelia dan Jonas yang masih berdiri di halaman."Mau jalan-jalan?" Amelia mengajak Jonas.Jonas tersenyum lembut, "Jalan-jalan habis makan, ide bagus.”Seyum Jonas memberikan kesan tersendiri untuk Amelia. Setiap kali Amelia berbicara dengan Jonas, Jonas selalu tersenyum lembut kepadanya. Keduanya berjalan keluar dari halaman rumah keluarga Sanjaya.Di sebuah kamar di lantai dua, Yuna berdiri di depan jendela. Dia melihat putri kesayangannya dan Jonas berjalan keluar bersama.Yuna berbicara dengan

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3512

    Ingatan anak sebelum usia tiga tahun biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, kejadian itu meninggalkan luka yang terlalu dalam bagi Russel, sehingga dia tidak dapat melupakannya.Setelah kejadian itu, Russel mengalami mimpi buruk untuk waktu yang lama. Dia juga selalu ingat adegan di mana ibunya terluka dan berlumuran darah ketika menyelamatkannya.“Aku hanya percaya Mama, Tante, Om Stefan, Om Daniel dan yang lainnya.” Russel berkata dengan serius, “Aku nggak berani percaya papaku dan yang lainnya.”Russel mengerti segalanya. Olivia mengelus wajah mungil keponakannya dan menatapnya dengan lembut.“Kamu segalanya bagi mamamu. Apa pun yang terjadi, Tante nggak akan biarkan kalian terpisah. Russel, mamamu sudah melewati banyak masa-masa sulit. Setelah dewasa, kamu harus berbakti pada mamamu.”“Pasti, Tante. Kalau aku sudah besar, aku akan cari banyak uang untuk beli rumah besar dan mobil baru untuk Mama. Biar Mama nggak perlu capek-capek kerja lagi. Aku juga akan belikan ru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3511

    Pukul sembilan malam, Kota Mambera.Setelah melakukan panggilan video dengan kakaknya, Olivia berkata kepada Russel, “Kamu sudah selesai kemas barangmu, belum? Jangan lupa bawa hadiah untuk Liam.”“Sudah. Aku hanya bawa beberapa mainan dan hadiah untuk Liam,” jawab Russel. “Biar aku yang ketinggalan, hadiah untuk Liam juga nggak akan ketinggalan.”Olivia tertawa pelan. “Kalau kamu ketinggalan, siapa yang kasihkan hadiah untuk Liam?”Russel tersipu malu. Olivia menggendongnya, lalu mendudukkannya di tempat tidur. “Om Stefan lagi ke luar kota. Malam ini kamu tidur sama Tante. Besok pagi habis sarapan, kita langsung pergi ke rumah Om Yose. Suruh kamu pergi bareng kakek-kakek itu, kamu nggak mau. Padahal mereka suka banget sama kamu. Mereka akan jaga kamu dengan baik.”Russel baring di tempat tidur, tapi dia menyandarkan kepalanya di paha Olivia dan berkata, “Mereka sangat suka sama aku. Tapi aku nggak terlalu kenal mereka. Tante dan Mama sering bilang jangan mau pergi dengan orang lain se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3510

    Kepala pelayan hanya bisa menghela napas dalam hati. Bahkan Cakra saja tidak memiliki kebebasan seperti ini, padahal dia adalah suami dari Patricia. Namun, perempuan itu lebih memercayai Dikta. Dia adalah asisten setia yang telah menemani Patricia sepanjang hidupnya. Sementara itu, sejak skandal perselingkuhannya, Cakra sudah tidak memiliki posisi apa pun di hati Patricia. Jika bukan karena mereka memiliki anak, demi mempertimbangkan masa depan anak dan cucunya, mungkin mereka sudah lama bercerai. Setelah naik ke lantai atas, Dikta langsung menuju ruang kerja. Dia mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendapatkan izin dari Patricia, barulah lelaki itu masuk. Di dalam, Patricia sedang berlatih kaligrafi. Dikta berjalan mendekat dan mengamati tulisan yang dibuatnya. "Bagaimana menurutmu?" Patricia bertanya. "Tulisan tanganku ini." "Hati Bu Patricia sedang gelisah. Tulisan tangan pun ikut gelisah. Lebih baik berhenti saja, jangan buang-buang tinta dan kertas." Dikta adalah satu-sa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3509

    "Kapan Pak Stefan datang?" Felicia bertanya. "Baru saja tiba. Setelah mendengar bahwa kamu dirawat di rumah sakit, dia ikut bersama kami untuk menjengukmu." Stefan berbohong kepada istrinya, mengatakan bahwa dia harus pergi dalam perjalanan bisnis, padahal dia sebenarnya datang ke Cianter. Dia ingin melihat situasi di Cianter dan berdiskusi dengan kakak iparnya sebelum kembali ke Mambera. Lelaki itu hanya memiliki waktu dua hingga tiga hari di sini, tidak bisa tinggal terlalu lama, agar Olivia tidak mengetahuinya. Felicia tersenyum dan berkata, "Pak Stefan benar-benar perhatian." Secara teknis, meskipun Felicia lebih muda beberapa tahun dari Stefan, dia adalah seniornya, karena dia adalah bibi nenek dari Olivia. Seharusnya, Stefan memanggilnya "Bibi Nenek". Seorang junior menjenguk seniornya sebagai bentuk hormat dan perhatian adalah hal yang wajar. Meskipun semua orang tahu alasan sebenarnya di balik kunjungan ini. Jika bukan karena Felicia memberi tahu Odelina sebelumnya, orang

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3508

    Vandi khawatir Felicia akan merasa pusing saat baru bangun, jadi dia membantunya berdiri dengan hati-hati. Felicia duduk di sofa dan melihat hidangan yang tersaji penuh di meja. Dia berkata, "Hanya kita berdua yang makan, kita nggak akan bisa menghabiskan sebanyak ini. Nggak perlu memasak terlalu banyak." "Nggak banyak, porsinya hanya untuk dua orang." Vandi mengambil semangkuk sup dan meletakkannya di depan Felicia, kemudian menyuruhnya minum sup terlebih dahulu. "Kamu juga makan." "Iya." Vandi tidak menolak. Dia sudah menyiapkan makanan ini sebelumnya dan membawanya dengan termos makanan. Dia sendiri belum makan. Dia suka makan bersama Felicia. Gadis itu memiliki nafsu makan yang baik, tidak seperti para putri konglomerat lainnya yang makan lebih sedikit daripada kucing hanya demi menjaga bentuk tubuh. Felicia selalu makan sesuai selera dan kebutuhannya, tidak pernah menelantarkan perutnya sendiri. Ponsel Felicia berbunyi di dalam kamar rawatnya. "Aku ambilkan untukmu." Van

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3507

    Menjadi seorang aktris, tidak ada yang tidak berharap suatu hari nanti bisa menjadi pemeran utama berkat kecantikan dan aktingnya. Sayangnya, semua wanita yang mencoba peruntungan memiliki wajah yang cantik. Dengan penampilannya, dia hanya bisa dikatakan lumayan, bukan seorang calon bintang sejati. Menjadi pengganti Giselle sudah memberinya bayaran yang cukup tinggi. Jika mendapat tamparan, masih ada kompensasi tambahan. Jauh lebih menguntungkan daripada menjadi figuran. "Mudah sekali mendapatkan uang ini. Kalau lain kali kamu mau mencari masalah dengan kakakmu lagi, aku bisa sengaja membuatnya marah dan membiarkan dia menamparku beberapa kali lagi, jadi aku bisa mendapatkan lebih banyak uang." Giselle tertawa sinis, "Hanya beberapa juta saja, apakah itu sepadan?" "Bu Giselle, Anda berasal dari keluarga kaya, tumbuh dalam kemewahan, sejak kecil nggak pernah kekurangan apa pun, dan memiliki uang yang nggak akan habis digunakan. Anda nggak akan pernah memahami kesulitan orang biasa s

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3506

    Semua ini salah bibinya yang terlalu ikut campur. Jika tida, si buta pasti sudah mati sejak lama. Rosalina sudah buta selama sepuluh tahun, siapa sangka suatu hari nanti dia bisa kembali melihat? Benar-benar manusia berencana, tetapi takdir yang menentukan. Pengganti itu terdiam saat ditanya oleh Giselle seperti ini. Dia hanyalah seorang pengganti, bahkan Giselle yang asli pun tidak bisa menikah masuk ke keluarga Adhitama sebagai nyonya muda. Selain itu, Giselle sudah menyinggung Calvin, jadi tidak ada lagi kesempatan baginya untuk masuk ke keluarga Adhitama. Dengan sedikit penyesalan, dia berkata,"Aku masih berharap bisa mendapatkan keberuntungan seperti Olivia, masuk ke keluarga Adhitama dan menjadi nyonya muda. Tapi sepertinya itu hanya harapanku yang berlebihan." Giselle tertawa, "Nggak heran kamu punya pemikiran seperti itu. Setiap gadis yang pernah melihat salah satu anak dari keluarga Adhitama, terlepas dari latar belakang mereka, pasti akan tergoda. Sayangnya, nggak ada sat

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3505

    Pengganti itu menatap Giselle dengan penuh harapan dan bertanya, "Berapa banyak anak lelaki keluarga Adhitama yang masih lajang?" Dari pertanyaan itu, Giselle langsung tahu apa yang ada di dalam pikirannya. Dengan nada sarkastik, Giselle berkata, "Kenapa? Kamu juga bermimpi menikah masuk ke keluarga Adhitama?""Keluarga Adhitama bukanlah tempat yang bisa dimasuki oleh sembarang orang. Lihat aku, aku ini putri kedua dari keluarga Siahaan yang asli. Saat papa dan mamaku masih mengurus keluarga, aset kami ada triliunan. Tapi tetap saja, kami nggak bisa bergaul dekat dengan keluarga Adhitama." "Di acara perjamuan, saat mamaku menyapa para nyonya dari keluarga Adhitama, mereka hanya mengangguk dan tersenyum sebagai balasan. Kalau mau berbincang akrab dengan mereka, itu hal yang mustahil." "Para nyonya keluarga Adhitama jarang menghadiri pesta. Kalau mereka datang ke suatu acara, itu pasti undangan dari orang-orang yang memiliki status dan kedudukan yang sangat tinggi di Kota Mambera, bar

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3504

    Penggantinya sudah tiba lebih dulu, tetapi dia tidak memiliki kunci untuk masuk, sehingga hanya bisa menunggu di depan vila. Setelah Giselle masuk, barulah pengganti itu mengendarai mobilnya dan mengikuti masuk ke dalam. Beberapa menit kemudian. Di ruang tamu yang megah, hanya ada dua wanita duduk di sofa mewah. Mereka saling menatap, mengamati satu sama lain. "Apakah wajahku terlihat sangat jelek sekarang? Rasanya wajahku bengkak seperti roti kukus yang mengembang." Orang pengganti itu meraba pipinya yang merah dan bengkak, terasa sangat sakit. Para pengawal keluarga Adhitama benar-benar kejam dalam menghukum orang. Giselle tidak bisa menahan tawanya, "Memang sangat jelek, hahaha, wajahmu bengkak sekali." Pengganti itu melotot padanya. "Kamu masih bisa tertawa? Aku ini menggantikanmu untuk menanggung hukuman! Cepat ambilkan es untukku, biar aku bisa mengompres wajahku. Ini sakit sekali!" "Kamu menyuruhku mengambilkan es untukmu?" Giselle membelalakkan matanya. "Aku ini nyonya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status