Share

Bab 1516

Penulis: Anggur
"Lah, Tiara masih suka muntah? Hamilnya ‘kan sudah tiga bulan." Nenek Sarah bertanya dengan penuh perhatian.

Tiara yang duduk tidak jauh dari sana menjawab, “Sudah tiga bulan, tapi masih suka muntah-muntah. Setelah makan, sekitar setengah jam pasti muntah. Habis muntah rasanya lebih nyaman. Mama bilang aku mungkin akan muntah-muntah terus sampai lahiran.”

Meski reaksi kehamilan itu membuat Tiara merasa sangat tidak nyaman, tapi itu semua tidak mengurangi rasa cintanya pada anak dalam kandungannya. Sebentar lagi Tiara bahkan akan bisa merasakan gerakan bayi di perutnya.

Ketika usia kehamilannya memasuki tiga bulan, Tiara pergi ke rumah sakit untuk periksa kehamilan. Kata dokter, gerakan bayinya baik, tetapi memang masih belum bisa dirasakan karena gerakannya masih sangat lemah.

Berdasarkan apa yang dibaca dari buku, setelah enam belas minggu, sang ibu akan bisa merasakan gerakan bayi dengan kuat. Semakin bayinya tumbuh dengan baik, maka gerakannya akan semakin kuat.

Tadinya Aksa ber
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1517

    “Nanti kalau aku ada waktu, aku temani Nenek main kartu, deh,” kata Yuna.Yuna merasa kata-kata Sarah ada benarnya. Tidak peduli bagaimana pun hubungan mereka di masa lalu, sekarang kedua keluarga mereka sudah menjadi kerabat besan.Sebagai kerabat, tak ada salahnya saling berkunjung untuk mempererat persaudaraan.Yuna adalah anggota keluarga dari pihak Olivia. Yuna harus memberi dukungan kepada Olivia, dan harus lebih akrab dengan keluarga Adhitama agar supaya orang lain tidak membuat rumor bahwa keluarga Olivia dan keluarga Stefan tidak bisa akur.“Oke.” Sarah tersenyum ceria, setuju.“Nek, ayo makan.” Yuna mengatakan lagi.Nenek Sarah mengangguk, setelah Nenek Yuna berdiri, dia pun ikut berdiri.Amelia yang duduk paling dekat dengan Nenek Sarah, membantunya berdiri.Nenek Sarah membiarkan Amelia membantunya sedikit, lalu tertawa, “Nenek masih bisa jalan lincah kok, nggak pakai tongkat pun.”Nenek Sarah memang punya tongkat, tapi tongkatnya lebih banyak dia gunakan untuk memukul oran

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1518

    Setelah makan di rumah keluarga Sanjaya, Nenek Sarah dan Yuna mengobrol sejenak tentang keadaan keluarga masing-masing. Setelah itu, dia dan Jordy pergi dari rumah keluarga Sanjaya. Semua orang mengantar mereka berdua keluar. Setelah Jordy membawa nenek pergi dengan mobil, Yuna berbalik dan melihat Jonas. Yuna mengatupkan bibirnya, tidak mengatakan apa-apa. Lalu, Yuna masuk kembali ke dalam rumah.Tiara ingin beristirahat setelah makan siang. Rudy menemani istrinya. Sesaat setelah itu, hanya Amelia dan Jonas yang masih berdiri di halaman."Mau jalan-jalan?" Amelia mengajak Jonas.Jonas tersenyum lembut, "Jalan-jalan habis makan, ide bagus.”Seyum Jonas memberikan kesan tersendiri untuk Amelia. Setiap kali Amelia berbicara dengan Jonas, Jonas selalu tersenyum lembut kepadanya. Keduanya berjalan keluar dari halaman rumah keluarga Sanjaya.Di sebuah kamar di lantai dua, Yuna berdiri di depan jendela. Dia melihat putri kesayangannya dan Jonas berjalan keluar bersama.Yuna berbicara dengan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1519

    Amelia tidak tahu kalau semua orang di keluarganya khawatir dia akan dibawa pergi oleh Jonas.Dia dan Jonas keluar dari vila, lalu berjalan santai di sepanjang jalan cor semen.Biasanya, dia naik mobil keluar dan masuk vila, jadi dia tidak terlalu memperhatikan pemandangan di area vila.“Setelah bertahun-tahun tinggal di sini, aku baru sadar bahwa pemandangan di sini cukup indah. Tanaman hijaunya banyak dan ada banyak sekali kursi di pinggir jalan agar orang bisa duduk dan beristirahat ketika lelah. Tak jauh di depan juga ada sebuah pendopo.”Begitu memasuki area vila, ada taman kecil dengan pepohonan rindang, fasilitas olahraga untuk orang dewasa, dan arena bermain untuk anak-anak.Vila Keluarga Sanjaya dibangun dengan cara membeli beberapa vila kecil, lalu direnovasi sendiri menjadi vila besar dengan fasilitas olahraga dan rekreasi yang lengkap.Oleh karena itu, Amelia jarang berjalan-jalan di taman kecil di area vila ini. Maksudnya adalah, dia biasanya hanya melihat-lihat pemandanga

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1520

    Amelia duduk dan berkata, “Baguslah. Aku nggak tahan melihat orang-orang bermesraan. Setiap kali melihat Olivia dan Junia, aku jadi iri pada mereka.”“Amelia, kamu nggak perlu iri pada mereka. Kamu akan bahagia di masa depan, sama seperti mereka.”“Nggak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa tepan, tapi kalau aku nggak bahagia, aku nggak akan mau menahannya. Yang jelas, kalau suamiku nggak memperlakukanku dengan baik, aku akan menceraikannya dan pulang ke rumah orang tuaku. Dua kakakku bisa menghidupiku selama sisa hidupku.”Kepercayaan diri seorang wanita yang sudah menikah berasal dari keluarganya sendiri.Amelia merasa keluarganya sangat mampu mendukungnya.“Nggak akan, mertuamu pasti akan sangat baik padamu.”Jonas merasa para orang tua di keluarganya sangat baik. Tidak ada yang akan mempersulit menantu mereka.“Jangan ngomongin aku lagi. Cepat beri tahu aku, wanita mana yang kamu suka? Dia pasti dari Mambera kan? Rumah yang kamu beli di sini pasti untuk wanita itu.”Jonas me

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1521

    “Jonas, beri aku waktu untuk memikirkannya.”Amelia tidak menolak Jonas, tapi dia juga tidak menerima pria itu secara langsung. Dia hanya ingin memikirkannya.Jonas berkata dengan penuh pengertian, “Aku mengerti. Aku bisa memikirkannya pelan-pelan. Aku nggak terburu-buru, bahkan kalau kamu nggak mau menerimuku, aku bersedia menunggu, menunggu sampai kamu bisa menerimaku suatu hari nanti.”Amelia tersenyum dan berkata, “Aku hanya merasa semua ini agak mendadak.”“Maaf.” Jonas meminta maaf.Dia merasa semua orang bisa melihat bahwa dia tertarik pada Amelia, jadi rasanya tidak baik kalau dia menunda untuk mengungkapkan perasaannya kepada Amelia.Jadi, waktu Amelia bertanya, dia langsung mengakunya.Jika dia mencintai wanita ini, dia harus mengungkapkan perasaannya terhadap wanita ini.Tidak semua orang bisa merasakan cinta orang lain terhadap mereka.Tiba-tiba, ada keheningan di antara mereka berdua.Setelah duduk beberapa saat, Amelia berdiri dan berkata, “Ayo pulang.”“Oke.”Saat berjal

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1522

    Amelia tersenyum dan berkata, “Aku hanya baik di mata kalian. Di mata orang lain, aku adalah putri keluarga kaya yang liar. Orang tua di luuar sana nggak pernah mempertimbangkan aku untuk menjadi menantu mereka. Mereka merasa, mereka nggak bisa mengatur menantu sepertiku.”Dia tidak akan membiarkan dirinya ditindas oleh orang lain. Keluarganya kuat.Keluarga kaya di luar sana kebanyakan tidak akan mempertimbangkan untuk menjadikannya menantu mereka. Pria yang memiliki latar belakang keluarga mirip dengannya kebanyakan sudah menikah, atau lebih muda darinya. Dia juga tidak akan mempertimbangkan pria yang lebih muda darinya.“Itu karena mereka nggak bisa menilai orang. Mereka tidak mengamati dan memahamimu, hanya mendengar apa yang dikatakan orang-orang. Waktu pertama kali bertemu denganmu, aku dan Olivia langsung merasa kamu adalah orang yang jujur dan suka berterus terang.”Junia kembali ke dapur untuk membuat jus.“Amelia, kamu benar-benar wanita yang sangat baik. Bukan berarti kami

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1523

    Amelia tersenyum dan berkata, “Baru juga dibilang, orangnya sudah datang.”“Junia membuat jus pir dan bilang mau menyiapkan satu gelas untukmu, karena dia bilang kamu akan segera kembali. Dia baru saja bilang, kamu sudah pulang. Untung saja, kami nggak lagi ngomongin kamu yang buruk-buruk.”Olivia tersenyum dan berkata, “Junia pasti mendengar langkah kakiku.”Junia memberikan jus pir kepada kedua temannya itu.Olivia membawa jus itu ke meja kasir, lalu mengambil meja makan kecil tempat dia dan Junia biasa makan, dan menata meja.Mereka bertiga duduk di meja dan membawa jus masing-masing.“Oliv, kamu pergi ke Spring Blossom untuk mencari Rosalina?”Amelia bertanya, “Bagaimana kabar Rosalina? Dia sangat hebat, bisa menuntut ayah tiri dan ibu kandungnya, meskipun dia nggak bisa melihat.”“Aku pergi membeli karangan bunga untuk diantar ke tempat Stefan, tapi aku nggak melihat Rosalina di sana. Nggak tahu dia pergi ke mana. Karyawannya bilang akan meminta Rosalina untuk meneleponku ketika d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1524

    Kalau Amelia tidak kunjung menikah, Olivia akan selalu merasa dia telah merampas kebahagiaan Amelia.Amelia sangat mencintai Stefan dulu, tapi Stefan menikahinya.Jadi, Olivia berharap Amelia segera menemukan belahan jiwanya. Asalkan Amelia bahagia, maka Olivia akan merasa lebih baik.Meski Amelia tak pernah menyalahkannya, dia tak menyangka bahwa dialah yang “merebut” Stefan dari Amelia.Amelia bilang, Amelia dan Stefan tidak ditakdirkan untuk bersama, bahwa ini tidak ada hubungannya dengannya.Stefan tidak mencintainya, dan itulah kenyataannya.Kalaupun Olivia tidak muncul, akan ada wanita lain yang muncul.Daripada orang lain yang muncul, lebih baik Olivia saja.Amelia dengan bangga mengatakan bahwa Stefan jadi harus memanggilnya “kakak sepupu” karena menikah dengan Olivia. Dia diam-diam merasa senang bisa membuat pria yang dingin dan angkuh seperti Stefan memanggilnya “kakak sepupu”.“Oliv.” Amelia menjabat tangan Olivia.“Jangan sampai kamu merasa bersalah padaku. Kamu nggak perlu

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3512

    Ingatan anak sebelum usia tiga tahun biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, kejadian itu meninggalkan luka yang terlalu dalam bagi Russel, sehingga dia tidak dapat melupakannya.Setelah kejadian itu, Russel mengalami mimpi buruk untuk waktu yang lama. Dia juga selalu ingat adegan di mana ibunya terluka dan berlumuran darah ketika menyelamatkannya.“Aku hanya percaya Mama, Tante, Om Stefan, Om Daniel dan yang lainnya.” Russel berkata dengan serius, “Aku nggak berani percaya papaku dan yang lainnya.”Russel mengerti segalanya. Olivia mengelus wajah mungil keponakannya dan menatapnya dengan lembut.“Kamu segalanya bagi mamamu. Apa pun yang terjadi, Tante nggak akan biarkan kalian terpisah. Russel, mamamu sudah melewati banyak masa-masa sulit. Setelah dewasa, kamu harus berbakti pada mamamu.”“Pasti, Tante. Kalau aku sudah besar, aku akan cari banyak uang untuk beli rumah besar dan mobil baru untuk Mama. Biar Mama nggak perlu capek-capek kerja lagi. Aku juga akan belikan ru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3511

    Pukul sembilan malam, Kota Mambera.Setelah melakukan panggilan video dengan kakaknya, Olivia berkata kepada Russel, “Kamu sudah selesai kemas barangmu, belum? Jangan lupa bawa hadiah untuk Liam.”“Sudah. Aku hanya bawa beberapa mainan dan hadiah untuk Liam,” jawab Russel. “Biar aku yang ketinggalan, hadiah untuk Liam juga nggak akan ketinggalan.”Olivia tertawa pelan. “Kalau kamu ketinggalan, siapa yang kasihkan hadiah untuk Liam?”Russel tersipu malu. Olivia menggendongnya, lalu mendudukkannya di tempat tidur. “Om Stefan lagi ke luar kota. Malam ini kamu tidur sama Tante. Besok pagi habis sarapan, kita langsung pergi ke rumah Om Yose. Suruh kamu pergi bareng kakek-kakek itu, kamu nggak mau. Padahal mereka suka banget sama kamu. Mereka akan jaga kamu dengan baik.”Russel baring di tempat tidur, tapi dia menyandarkan kepalanya di paha Olivia dan berkata, “Mereka sangat suka sama aku. Tapi aku nggak terlalu kenal mereka. Tante dan Mama sering bilang jangan mau pergi dengan orang lain se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3510

    Kepala pelayan hanya bisa menghela napas dalam hati. Bahkan Cakra saja tidak memiliki kebebasan seperti ini, padahal dia adalah suami dari Patricia. Namun, perempuan itu lebih memercayai Dikta. Dia adalah asisten setia yang telah menemani Patricia sepanjang hidupnya. Sementara itu, sejak skandal perselingkuhannya, Cakra sudah tidak memiliki posisi apa pun di hati Patricia. Jika bukan karena mereka memiliki anak, demi mempertimbangkan masa depan anak dan cucunya, mungkin mereka sudah lama bercerai. Setelah naik ke lantai atas, Dikta langsung menuju ruang kerja. Dia mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendapatkan izin dari Patricia, barulah lelaki itu masuk. Di dalam, Patricia sedang berlatih kaligrafi. Dikta berjalan mendekat dan mengamati tulisan yang dibuatnya. "Bagaimana menurutmu?" Patricia bertanya. "Tulisan tanganku ini." "Hati Bu Patricia sedang gelisah. Tulisan tangan pun ikut gelisah. Lebih baik berhenti saja, jangan buang-buang tinta dan kertas." Dikta adalah satu-sa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3509

    "Kapan Pak Stefan datang?" Felicia bertanya. "Baru saja tiba. Setelah mendengar bahwa kamu dirawat di rumah sakit, dia ikut bersama kami untuk menjengukmu." Stefan berbohong kepada istrinya, mengatakan bahwa dia harus pergi dalam perjalanan bisnis, padahal dia sebenarnya datang ke Cianter. Dia ingin melihat situasi di Cianter dan berdiskusi dengan kakak iparnya sebelum kembali ke Mambera. Lelaki itu hanya memiliki waktu dua hingga tiga hari di sini, tidak bisa tinggal terlalu lama, agar Olivia tidak mengetahuinya. Felicia tersenyum dan berkata, "Pak Stefan benar-benar perhatian." Secara teknis, meskipun Felicia lebih muda beberapa tahun dari Stefan, dia adalah seniornya, karena dia adalah bibi nenek dari Olivia. Seharusnya, Stefan memanggilnya "Bibi Nenek". Seorang junior menjenguk seniornya sebagai bentuk hormat dan perhatian adalah hal yang wajar. Meskipun semua orang tahu alasan sebenarnya di balik kunjungan ini. Jika bukan karena Felicia memberi tahu Odelina sebelumnya, orang

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3508

    Vandi khawatir Felicia akan merasa pusing saat baru bangun, jadi dia membantunya berdiri dengan hati-hati. Felicia duduk di sofa dan melihat hidangan yang tersaji penuh di meja. Dia berkata, "Hanya kita berdua yang makan, kita nggak akan bisa menghabiskan sebanyak ini. Nggak perlu memasak terlalu banyak." "Nggak banyak, porsinya hanya untuk dua orang." Vandi mengambil semangkuk sup dan meletakkannya di depan Felicia, kemudian menyuruhnya minum sup terlebih dahulu. "Kamu juga makan." "Iya." Vandi tidak menolak. Dia sudah menyiapkan makanan ini sebelumnya dan membawanya dengan termos makanan. Dia sendiri belum makan. Dia suka makan bersama Felicia. Gadis itu memiliki nafsu makan yang baik, tidak seperti para putri konglomerat lainnya yang makan lebih sedikit daripada kucing hanya demi menjaga bentuk tubuh. Felicia selalu makan sesuai selera dan kebutuhannya, tidak pernah menelantarkan perutnya sendiri. Ponsel Felicia berbunyi di dalam kamar rawatnya. "Aku ambilkan untukmu." Van

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3507

    Menjadi seorang aktris, tidak ada yang tidak berharap suatu hari nanti bisa menjadi pemeran utama berkat kecantikan dan aktingnya. Sayangnya, semua wanita yang mencoba peruntungan memiliki wajah yang cantik. Dengan penampilannya, dia hanya bisa dikatakan lumayan, bukan seorang calon bintang sejati. Menjadi pengganti Giselle sudah memberinya bayaran yang cukup tinggi. Jika mendapat tamparan, masih ada kompensasi tambahan. Jauh lebih menguntungkan daripada menjadi figuran. "Mudah sekali mendapatkan uang ini. Kalau lain kali kamu mau mencari masalah dengan kakakmu lagi, aku bisa sengaja membuatnya marah dan membiarkan dia menamparku beberapa kali lagi, jadi aku bisa mendapatkan lebih banyak uang." Giselle tertawa sinis, "Hanya beberapa juta saja, apakah itu sepadan?" "Bu Giselle, Anda berasal dari keluarga kaya, tumbuh dalam kemewahan, sejak kecil nggak pernah kekurangan apa pun, dan memiliki uang yang nggak akan habis digunakan. Anda nggak akan pernah memahami kesulitan orang biasa s

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3506

    Semua ini salah bibinya yang terlalu ikut campur. Jika tida, si buta pasti sudah mati sejak lama. Rosalina sudah buta selama sepuluh tahun, siapa sangka suatu hari nanti dia bisa kembali melihat? Benar-benar manusia berencana, tetapi takdir yang menentukan. Pengganti itu terdiam saat ditanya oleh Giselle seperti ini. Dia hanyalah seorang pengganti, bahkan Giselle yang asli pun tidak bisa menikah masuk ke keluarga Adhitama sebagai nyonya muda. Selain itu, Giselle sudah menyinggung Calvin, jadi tidak ada lagi kesempatan baginya untuk masuk ke keluarga Adhitama. Dengan sedikit penyesalan, dia berkata,"Aku masih berharap bisa mendapatkan keberuntungan seperti Olivia, masuk ke keluarga Adhitama dan menjadi nyonya muda. Tapi sepertinya itu hanya harapanku yang berlebihan." Giselle tertawa, "Nggak heran kamu punya pemikiran seperti itu. Setiap gadis yang pernah melihat salah satu anak dari keluarga Adhitama, terlepas dari latar belakang mereka, pasti akan tergoda. Sayangnya, nggak ada sat

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3505

    Pengganti itu menatap Giselle dengan penuh harapan dan bertanya, "Berapa banyak anak lelaki keluarga Adhitama yang masih lajang?" Dari pertanyaan itu, Giselle langsung tahu apa yang ada di dalam pikirannya. Dengan nada sarkastik, Giselle berkata, "Kenapa? Kamu juga bermimpi menikah masuk ke keluarga Adhitama?""Keluarga Adhitama bukanlah tempat yang bisa dimasuki oleh sembarang orang. Lihat aku, aku ini putri kedua dari keluarga Siahaan yang asli. Saat papa dan mamaku masih mengurus keluarga, aset kami ada triliunan. Tapi tetap saja, kami nggak bisa bergaul dekat dengan keluarga Adhitama." "Di acara perjamuan, saat mamaku menyapa para nyonya dari keluarga Adhitama, mereka hanya mengangguk dan tersenyum sebagai balasan. Kalau mau berbincang akrab dengan mereka, itu hal yang mustahil." "Para nyonya keluarga Adhitama jarang menghadiri pesta. Kalau mereka datang ke suatu acara, itu pasti undangan dari orang-orang yang memiliki status dan kedudukan yang sangat tinggi di Kota Mambera, bar

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3504

    Penggantinya sudah tiba lebih dulu, tetapi dia tidak memiliki kunci untuk masuk, sehingga hanya bisa menunggu di depan vila. Setelah Giselle masuk, barulah pengganti itu mengendarai mobilnya dan mengikuti masuk ke dalam. Beberapa menit kemudian. Di ruang tamu yang megah, hanya ada dua wanita duduk di sofa mewah. Mereka saling menatap, mengamati satu sama lain. "Apakah wajahku terlihat sangat jelek sekarang? Rasanya wajahku bengkak seperti roti kukus yang mengembang." Orang pengganti itu meraba pipinya yang merah dan bengkak, terasa sangat sakit. Para pengawal keluarga Adhitama benar-benar kejam dalam menghukum orang. Giselle tidak bisa menahan tawanya, "Memang sangat jelek, hahaha, wajahmu bengkak sekali." Pengganti itu melotot padanya. "Kamu masih bisa tertawa? Aku ini menggantikanmu untuk menanggung hukuman! Cepat ambilkan es untukku, biar aku bisa mengompres wajahku. Ini sakit sekali!" "Kamu menyuruhku mengambilkan es untukmu?" Giselle membelalakkan matanya. "Aku ini nyonya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status