Karena Rosalina mencurigai ada sesuatu yang janggal dengan kematian ayahnya, mereka pun ingin membunuh Rosalina. Lagi pula, di rumah keluarga Siahaan, Rosalina seperti orang tak kasat mata. Sekalipun dia meninggal karena sakit, tidak akan ada yang menyelidiki kematian Rosalina.Kalau bukan karena tante Rosalina yang telah menikah dan pindah ke tempat jauh tiba-tiba pulang ke rumah, lalu menemukan Rosalina sakit parah dan mengantarnya ke rumah sakit, Rosalina pasti sudah mati di tangan ibu kandungnya sendiri sepuluh tahun yang lalu.Tentu saja, Calvin dan Rosalina juga percakapan Johan dan Sinta tentang meminta Calvin untuk bertanggung jawab terhadap Rosalina.Usai mendengar rekaman itu, Calvin menatap Rosalina tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sedangkan Rosalina sedang mengatupkan kedua tangannya dengan erat, terdiam cukup lama.Meski selama ini Rosalina memang mencurigai kematian ayahnya ada hubungannya dengan mereka, dia hanya bisa curiga karena tidak memiliki bukti.Namun, begitu
Calvin menatap mata Rosalina sesaat, lalu berkata, “Kak Olivia benar. Kalau kamu ingin mengumpulkan bukti, kamu harus sembuhkan matamu lebih dulu. Kamu serahkan saja padaku alat perekam ini, aku bantu kamu simpan dulu. Daripada nanti jatuh ke tangan mereka, bisa-bisa kamu kehilangan nyawamu.”“Terima kasih, Pak Calvin.”Rosalina tidak pernah berpikir untuk membawa kembali alat perekam itu. Seperti kata Calvin, kalau Rosalina membawa kembali alat perekam itu dan tidak menyimpannya dengan baik, bisa-bisa Rosalina kehilangan nyawanya.“Kalau mereka terus ingin memanfaatkan aku untuk menyelamatkan adikku, aku akan mengikuti rencana mereka. Apakah kamu keberatan?”Rosalina spontan memasang raut wajah tidak mengerti.“Apa maksud Pak Calvin dengan mengikuti rencana mereka?”“Papa tirimu ingin aku bertanggung jawab padamu, kan. Mereka mengira aku pasti nggak mau, dengan begitu mereka bisa mengajukan persyaratan padaku untuk menyelamatkan adikmu. Perhitungan mereka sangat bagus, tapi jawaban da
Roni melihat sekarang kehidupan Odelina menjadi lebih baik, kondisi mental perempuan itu pun pelan-pelan berubah. Roni merasa ingin menambahkan masalah untuk Odelina.Contohnya saja masalah kali ini. Sebenarnya Roni hanya ingin membeli baju untuk putranya. Tapi setelah diprovokasi Yenny, dia pun merasa Odelina sengaja tidak membiarkannya dekat dengan Russel, tidak membiarkannya bertemu dengan putranya sendiri.Oleh karena itu, Roni bersikeras ingin membawa Russel pergi mencoba baju. Odelina tidak setuju, maka dia akan bertengkar dengan Odelina.“Russel mana? Kamu sembunyikan Russel di mana?”Roni melihat ke sekeliling toko tapi tidak menemukan putranya di sana.“Kamu sembunyikan Russel di tempat Olivia?”Tidak, toko buku Olivia tidak buka selama dua hari terakhir. Roni sudah coba pergi ke toko buku itu.“Russel lagi di kelas, agak siang baru pulang.” Odelina berkata dengan acuh tak acuh, “Roni, aku nggak bermaksud menghalangi kamu bertemu dengan Russel. Kalau kamu benar-benar mau bawa
“Mama.”Russel yang memakai seragam dari guru seni bela dirinya berlari masuk ke dalam toko sambil memanggil ibunya.“Russel sudah pulang.”Odelina tersenyum dan memeluk putranya, “Bagaimana? Capek, nggak? Russel menangis, nggak?”Russel menggelengkan kepalanya, “Aku nggak menangis, tapi capek banget.”“Capek banget, ya. Mama cium Russel, habis itu Russel nggak capek lagi. Russel harus bertahan, ya.” Odelina takut putranya tidak bisa bertahan. Setelah mencium wajah putranya, Odelina menyemangati putranya untuk bertahan, jangan sampai mengecewakan Stefan.Russel merasa sangat lelah, dia juga tidak ingin pergi lagi. Namun, dia ingat dengan perkataan Stefan. Kalau Russel belajar ilmu bela diri, Russel tidak perlu takut pada orang jahat lagi. dia juga bisa melindungi ibunya. Russel ingin menjadi pria yang bisa melindungi ibunya.Setelah mendengar perkataan ibunya, Russel pun mengangguk dengan penuh semangat, “Mama, aku akan bertahan.”Dimas juga ikut masuk ke dalam toko.“Bu Odelina,” sapa
“Boleh saja kalau kamu mau. Kalau kamu nggak mau, kamu harus berani ngomong nggak mau.”Odelina tidak memaksa Russel, dia juga menghormati pilihan putranya itu.Russel memiringkan kepalanya dan menatap sang ayah. Setelah berpikir sejenak, dia bertanya, “Mama pergi, nggak?”“Pergi, dong. Waktu itu Papa sudah kasih undangan ke mamamu, kan?”Russel menjawab dengan kata oh, lalu mengangguk dan berkata, “Kalau begitu aku mau, Pa.”Roni langsung tersenyum lebar. Dia tahu putranya masih sayang padanya dan bersedia menjadi penabur bunga di pernikahannya nanti.“Kalau begitu kita pergi coba baju, yuk?”Russel menatap ibunya lagi. Roni tidak punya pilihan selain berkata kepada Odelina, “Kalau kamu ikut, ayo cepat.”Odelina tidak menggubrisnya. Dia memeriksa saklar listrik di toko dan memastikan gas sudah dimatikan lebih dulu. Setelah memastikan semuanya aman, dia meminta kedua karyawannya untuk pulang lebih dulu. Kemudian, Odelina berkata kepada Dimas, “Dimas, aku mau temani Russel pergi coba ba
Roni menyesal, sebenarnya dia sudah lama menyesali keputusannya. Sejak dia mempublikasikan hubungannya dan Yenny, dia baru menyadari kalau semuanya tidak seindah yang dia bayangkan. Roni pun sedikit menyesal.Apalagi keluarga Roni terus menentang dan berdebat dengan Yenny. Hal itu membuat Roni merasa sangat kesal. Makanya dia sangat menyesal.Begitu kekasih menjadi istri, ternyata semua sama saja. Selain itu, kalau saat itu Roni memperlakukan Odelina dengan baik, meminta Odelina menurunkan berat badan dan berdandan ketika sempat, istrinya tidak akan kalah dari kekasih gelapnya ....“Sayang, kenapa kamu melamun begitu?”Yenny mendapati Roni sedang melamun sambil melihat Odelina memarkirkan mobilnya. Dia pun menyenggol Roni dan memanggilnya.“Nggak apa-apa.”Roni tidak berani mengakui kalau dia sedang mengenang masa lalu dan menyesali keputusannya. Bisa-bisa Yenny bertengkar dengannya di jalan.Roni masih memiliki harga diri, dia tidak ingin bertengkar dengan perempuan di jalan. Apalagi
Russel berteriak sambil meronta, berusaha melepaskan diri dari pria itu. Dia bahkan menendang dan memukul pria itu. Sayangnya, tenaga kecil Russel sama sekali tidak terasa apa-apa bagi pria bertubuh tinggi itu. Semua usaha Russel sia-sia.Setelah mendapati tendangan dan pukulannya tidak berhasil, Russel tiba-tiba memukul mata pria berbaju hitam itu. Pukulannya kali ini langsung berhasil.Pukulan Russel di mata pria berbaju hitam itu mempengaruhi penglihatan pria itu. Dia seketika terhuyung-huyung, sehingga larinya tidak secepat sebelumnya.Melihat hal itu, Odelina langsung mengerahkan seluruh tenaga untuk mempercepat larinya. Dia terus berlari hingga jaraknya dan pria berbaju hitam itu semakin berkurang hingga tersisa sepuluh meter, lima meter, satu meter ....Pada saat pria berbaju hitam yang marah ingin membuat Russel pingsan, Odelina menerjang ke arah pria itu, lalu mendorong pria itu dengan badan sedangkan tangannya merebut kembali Russel dari pria itu. Akan tetapi, setelah Odelina
Entah apakah Roni terlalu lelah karena berlari, atau karena ketakutan. Kaki dan tangan Roni menjadi lemas tak bertenaga. Dia bahkan tidak bisa menggendong Odelina.“Jangan sembarang menyentuh Bu Odelina!”Pengawal keluarga Adhitama mendorong Roni menjauh, tidak membiarkan Roni sembarangan menyentuh Odelina. Daripada salah tindakan membuat Odelina mengeluarkan lebih banyak darah.Pengawal itu telah menelepon ambulans, dia juga berusaha membantu menghentikan darah di luka Odelina. Pada saat yang sama, dia juga menghubungi Stefan dan yang lainnya.Setelah mengetahui kakak iparnya ditikam beberapa kali, Stefan langsung membentak, “Begitu banyak orang yang awasi mereka, begitu banyak orang yang ikuti mereka, tapi kakak iparku masih saja terluka!”Bagaimana caranya Stefan menjelaskan hal ini pada Olivia?Pengawal itu tidak berani menjawab. Jumlah mereka banyak, tapi jumlah lawan juga banyak. Hal itu yang menyebabkan mereka terlambat beberapa menit saat mengejar Odelina. Hanya dalam beberapa
Bayi cepat lapar tapi juga cepat kenyang. Setelah perut kenyang, dia pun berhenti menangis. Aksa menyerahkan si bayi kepada Tiara dengan hati-hati. Kemudian, dia menelepon Bram dan menanyakan apakah Bram mendapat informasi tentang asisten itu.“Kami sudah cari sekian lama, tapi masih belum dapat informasi apa pun. Pak Aksa, aku rasa orang yang kalian cari sudah meninggal,” kata Bram dengan tidak enak hati.Banyak orang tua yang berusia 70 atau 80 tahun. Namun, jarang orang yang bisa hidup sampai usia 90 tahun. Orang tua yang dicari Yuna usianya hampir seratus tahun. Bram menduga orang itu sudah tidak hidup lagi. Selain itu, kejadian itu terjadi puluhan tahun yang lalu. Bram hanya mendapat sedikit informasi.Itu juga menjadi masalah besar bagi mereka untuk mencari orang. Yuna bahkan sudah tidak mengingat siapa nama orang itu. Dia hanya ingat saat dia masih kecil, dia selalu memanggil orang itu paman. Namun, Yuna tidak tahu namanya. Bagaimana Bram bisa mencari orang itu?Keluarga Ardaba
“Sayang, siapa yang telepon pagi-pagi begini?”Tiara mendengar suara dering ponsel. Dia membalikkan tubuhnya, lalu bangun dan duduk. Kemudian, dia membungkuk untuk menggendong anaknya yang menangis.“Jangan gendong dia, Sayang. Kalau kamu gendong dia, dia nggak akan mau minum susu yang aku buatkan.”Aksa segera menghentikan istrinya menggendong anak mereka. “Kecil-kecil dia sudah pintar sekali. Begitu cium aroma tubuhmu, dia nggak akan mau minum susu formula lagi.”Tiara melihat Aksa yang sudah mulai membuat susu. Dia pun tidak jadi menggendong anaknya. Tidak masalah bayi menangis sebentar.“Pengurus rumah tangga yang menelepon. Katanya ada bapak-bapak tua datang ke sini cari Mama. Mereka bilang mereka orang yang selama ini Mama cari.”Aksa menjawab pertanyaan istrinya sambil membuat susu. “Nggak tahu benar atau bukan. Aku suruh dia jamu mereka dulu. Habis kasih susu ke anak, aku baru turun.”“Orang yang selama ini Mama cari adalah orang kepercayaan Nenek saat Nenek masih hidup, kan?”
Pada saat ini, anak Aksa sedang menangis. Aksa menggendong putranya dan berjalan mengelilingi ruangan sambil membujuknya. Tiara bertanya bahkan tanpa membuka matanya, “Lagi lapar atau popoknya sudah harus diganti?”“Mungkin karena lapar. Sayang, kamu tidur saja. Biar aku yang bujuk. Aku buatkan susu dulu. Habis minum susu, dia bisa tidur sampai jam sembilan lewat.”Tiara bergumam pelan. Dia membalikkan badan dan tidur lagi. Ada pengasuh di rumah, tapi si kecil hanya bisa digendong oleh pengasuh saat tidur. Saat bangun, dia akan menangis dalam waktu dua menit jika digendong oleh pengasuh. Karena dia tidak mencium aroma ibunya.Oleh karena itu, Tiara harus mengurus anaknya sendiri hampir sepanjang hari. Untung saja mertua dan adik iparnya mau bantu. Si kecil juga sangat bekerja sama. Kalau tidak, Tiara pasti akan sangat lelah.Amelia sering memuji keponakannya karena sudah bisa mengenali orang. Kalau keluarga yang gendong, dia tidak akan menangis. Sekali digendong pengasuh, dia pasti men
Setya berkali-kali ingin kembali untuk membalaskan dendam, tapi Panca dan yang lainnya menghentikannya. Mereka bilang jika Setya kembali dan bisa membalaskan dendam, lantas siapa yang akan menjadi kepala keluarga Gatara? Kecuali Setya telah menemukan putri kepala keluarga sebelumnya.Setya baru mendapat kabar tentang putri kepala keluarga sebelumnya tahun ini. Itu juga berkat si Rubah Perak. Setelah mengetahui keberadaan putri kepala keluarga Gatara sebelumnya, Cipta ingin segera menemuinya. Apa daya, kondisi kesehatannya yang buruk membuatnya tidak bisa bepergian jauh.Panca butuh waktu lama untuk mengobati Setya, itu pun hanya sedikit lebih baik. Setya juga merasa dia sudah semakin tua. Dia berharap bisa segera menemui putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya ingin memberitahu semuanya serta menyerahkan sebagian bukti kecil yang ada di tangannya.Setya merasa bersalah kepada kepala keluarga Gatara sebelumnya karena gagal membalaskan dendamnya. Dia hanya bisa menyerahkan tanggun
“Aku baik-baik saja.” Si pria yang batuk berkata dengan suara pelan. “Cuma karena kita kejar perjalanan terus, aku sudah nggak sanggup lagi.”“Hei, cepat bukakan pintu untuk kami. Kamu nggak lihat kami sudah nggak sanggup lagi? Nggak usah peduli siapa kami. Karena kami datang ke sini, berarti kami tamu. Keluarga Sanjaya nggak tahu bagaimana cara menjamu tamu?”Pria tua yang berkata kalau dia bisa mendobrak pintu memiliki suara yang sangat keras, serta sifat yang agak kasar. Dia memelototi si pengurus rumah tangga, mendesaknya untuk membuka pintu. Seandainya dia tidak ditahan oleh yang lain, dia pasti sudah merobohkan gerbang pagar.“Putu.”Pria tua yang menopang pria tua yang batuk memanggil pria tua yang kasar itu dengan suara berat. Pria tua yang bernama Putu itu langsung terdiam.“Anak muda, kakak tertua kami ini adalah orang yang selalu dicari majikanmu. Tenang saja, kami bukan orang jahat.”“Tolong bukakan pintu untuk kami. Biarkan kami masuk dan minum segelas air hangat. Kakak te
Keesokan harinya, hujan masih turun. Namun, hujannya tidak sederas kemarin. Hanya hujan gerimis. Suhu di Kota Mambera turun sampai ke titik terendah tahun ini, hanya tujuh derajat.Pada pagi hari di musim dingin yang begitu dingin, keluarga Sanjaya justru kedatangan beberapa tamu asing. Saat bel pintu berbunyi, pengurus rumah tangga spontan bergumam, “Siapa juga yang datang pagi-pagi begini.”Para karyawan belum mulai bekerja. Karena cuaca dingin ditambah hujan pula, tukang kebun yang bertanggung jawab mengurus halaman rumah jadi masuk kerja sekitar pukul delapan. Kemarin turun hujan deras. Pengurus rumah tangga meliburkan mereka selama satu hari.Pengurus rumah tangga mengira yang datang adalah Jonas yang tinggal di sebelah. Jonas adalah calon menantu keluarga Sanjaya. Dia sering datang pagi-pagi buta hanya untuk menemani Amelia sarapan.Pengurus rumah tangga keluar dari rumah dan berjalan ke gerbang sambil membawa payung. Dia pun melihat lima pria tua berdiri berjajar di depan gerban
“Nenek yang pilih dia sebagai calon istriku. Lagi pula aku nggak seperti Kak Samuel, ada perempuan lain yang dia sukai. Yohanna pasti akan jadi istriku. Tentu saja aku akan lindungi dia. Nenek pilihkan istri yang pandai makan untukku karena aku suka masak. Istriku suka makan, jadi sangat cocok, kan? Kalau nggak ada yang bisa bantu cari kekurangan dari masakanku, gimana aku bisa maju?” kata Ronny.Stefan tertawa pelan. “Masuk akal juga. Nenek mungkin juga berpikir seperti itu. Makanya dia carikan perempuan yang sangat pilih-pilih makanan untukmu. Dia dinas ke luar kota tapi bawa kamu. Itu artinya dia cukup percaya padamu. Jaga dia baik-baik. Biar dia lihat kebaikanmu. Nanti kamu bisa dekati dia dengan lebih mulus.”“Aku hanya urus makanannya tiga kali sehari. Yang lain nggak perlu aku urus. Nggak perlu buru-buru. Baru kenal beberapa hari. Aku bahkan belum merasakan apa-apa.”Ronny tidak jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Yohanna. Dia hanya tahu kalau neneknya telah memilih Yohann
Ronny kembali ke kamar yang dia tempati, dua pengawal pria sedang satu mandi, satu lagi sedang menonton TV. Ronny hanya menyapa mereka, kemudian masuk ke kamarnya sendiri. Setibanya di Doha, dia tidak perlu lagi berada di sisi Yohanna, jadi kamarnya sudah selesai dibereskan. Lelaki itu hanya perlu menunggu untuk mandi. Melihat waktu sudah tengah malam, Ronny mengirim pesan di grup keluarga, "Saudara-saudara, ada yang belum tidur? Temani aku mengobrol sebentar." Tidak lama kemudian, kakaknya, Stefan, merespon di grup, "Kalau mau ngobrol, personal saja, jangan di grup, nanti mengganggu istirahat para orang tua dan kakak iparmu." Olivia biasanya tidur sekitar jam 10 malam. Ronny pun mengirim pesan pribadi kepada kakaknya. Dia mengirim pesan suara, karena tahu kakaknya tidak suka mengetik, dia merasa mengetik terlalu lama. "Kakak, masih belum tidur? Masih ada pertemuan sampai semalam ini?" Ronny bertanya dengan perhatian. "Kamu juga belum tidur? Menunggu untuk masak buat majikanm
Meskipun hanya makanan ringan yang sederhana, tampilannya saja sudah cukup menggugah selera. Yohanna belum makan malam, hanya memakan beberapa camilan sebagai pengganjal perut, jadi saat ini dia sudah merasa lapar."Apakah kamu sudah makan?" Yohanna bertanya kepada Ronny sambil makan.Meskipun Ronny adalah kokinya, karena dia tahu lelaki itu ada usaha sendiri juga, sehingga Yohanna sedikit menghargai Ronny. Dia merasa lelaki itu sudah cukup sukses dalam kariernya, dan masih terus belajar. Demi masakan, dia bahkan rela menurunkan jabatannya sebagai bos dan datang jauh-jauh untuk menjadi kokinya. Selain itu, dia juga bisa cepat beradaptasi dengan peran koki, dan selalu sopan terhadap dirinya. Yohanna bisa mengatakan bahwa Ronny pasti akan lebih sukses di masa depan. Potensi pria ini tidak terduga. Itulah sebabnya dia sering menggoda adiknya, bahwa jika adiknya benar-benar menyukai Ronny, dia akan senang untuk menjodohkan mereka. Ronny benar-benar sangat luar biasa dan tampan. Bersam