Russel berteriak sambil meronta, berusaha melepaskan diri dari pria itu. Dia bahkan menendang dan memukul pria itu. Sayangnya, tenaga kecil Russel sama sekali tidak terasa apa-apa bagi pria bertubuh tinggi itu. Semua usaha Russel sia-sia.Setelah mendapati tendangan dan pukulannya tidak berhasil, Russel tiba-tiba memukul mata pria berbaju hitam itu. Pukulannya kali ini langsung berhasil.Pukulan Russel di mata pria berbaju hitam itu mempengaruhi penglihatan pria itu. Dia seketika terhuyung-huyung, sehingga larinya tidak secepat sebelumnya.Melihat hal itu, Odelina langsung mengerahkan seluruh tenaga untuk mempercepat larinya. Dia terus berlari hingga jaraknya dan pria berbaju hitam itu semakin berkurang hingga tersisa sepuluh meter, lima meter, satu meter ....Pada saat pria berbaju hitam yang marah ingin membuat Russel pingsan, Odelina menerjang ke arah pria itu, lalu mendorong pria itu dengan badan sedangkan tangannya merebut kembali Russel dari pria itu. Akan tetapi, setelah Odelina
Entah apakah Roni terlalu lelah karena berlari, atau karena ketakutan. Kaki dan tangan Roni menjadi lemas tak bertenaga. Dia bahkan tidak bisa menggendong Odelina.“Jangan sembarang menyentuh Bu Odelina!”Pengawal keluarga Adhitama mendorong Roni menjauh, tidak membiarkan Roni sembarangan menyentuh Odelina. Daripada salah tindakan membuat Odelina mengeluarkan lebih banyak darah.Pengawal itu telah menelepon ambulans, dia juga berusaha membantu menghentikan darah di luka Odelina. Pada saat yang sama, dia juga menghubungi Stefan dan yang lainnya.Setelah mengetahui kakak iparnya ditikam beberapa kali, Stefan langsung membentak, “Begitu banyak orang yang awasi mereka, begitu banyak orang yang ikuti mereka, tapi kakak iparku masih saja terluka!”Bagaimana caranya Stefan menjelaskan hal ini pada Olivia?Pengawal itu tidak berani menjawab. Jumlah mereka banyak, tapi jumlah lawan juga banyak. Hal itu yang menyebabkan mereka terlambat beberapa menit saat mengejar Odelina. Hanya dalam beberapa
“Kak.”Pada saat Olivia mengangkat telepon, dia masih sedang memeriksa kemajuan proyeknya di desa dekat kampung halamannya.Odelina mengira kakaknya yang menelepon, dia pun mengangkat telepon dan memanggil kakaknya sambil tersenyum.Stefan sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Dia juga mencoba menelepon Odelina. Namun, Russel satu langkah lebih cepat, karena itu telepon Stefan tidak masuk.“Tante ....”Russel langsung menangis ketika dia mendengar suara tantenya.Odelina cepat-cepat menghibur keponakannya, “Russel kenapa? Kenapa menangis? Karena Russel capek latihan bela diri? Jangan menangis, Russel. Russel anak yang kuat, anak kuat nggak boleh menangis. Russel jangan menangis lagi, ya. Nanti kalau Tante sudah pulang, Tante bawa Russel pergi jalan-jalan. Tante akan belikan semua yang Russel mau.”“Tante, Mama berdarah, ada banyak darah .... Tante cepat ke sini. Mama sekarat .... huuuuu!”Russel berkata sambil menangis. Oleh karena itu, kata-kata yang dia ucapkan terputus-putus. Seme
Stefan yang berada di ujung teleponnya mendengar teriakan Junia. Dia juga terus berteriak, “Oliv, Oliv!”Amelia mengambil ponsel Olivia dan berteriak pada Stefan di telepon, “Stefan, kamu ngomong apa sama Olivia? Ada apa dengan Kak Odelina?”“Amelia, tolong antar Oliv pulang dulu. Kak Odelina terluka, sekarang masih ditangani sama dokter. Setelah kalian ke sini kita baru bicarakan lagi.”“Bagaimana dengan luka Kak Odelina?”Ekspresi wajah Amelia juga berubah. Dia tahu pasti terjadi sesuatu pada Odelina, makanya Olivia bisa syok seperti ini. Hanya saja, dia tidak tahu apa yang terjadi pada kakak sepupunya itu.Setelah mendengar perkataan Stefan, Amelia juga menjadi tegang dan takut. Ibunya sangat menyayangi kedua saudara sepupunya itu. Jika terjadi sesuatu pada Odelina, ibunya pasti akan sangat sedih.“Aku juga nggak tahu, katanya ditusuk beberapa kali. Sekarang masih ditangani sama dokter, dokter belum ada yang keluar. Kami sudah berada di rumah sakit. Amelia, kamu dan Junia tolong cep
Pada saat Russel diculik, sekalipun Odelina dan Roni tidak mengejar penculik itu, para pengawal tetap bisa menyelamatkan Russel. Mereka telah memasang jaring untuk menangkap semua orang-orang itu.Namun, mereka telah mengabaikan hati seorang ibu yang senantiasa akan melindungi anaknya. Demi anaknya, seorang ibu bahkan rela menyerahkan nyawanya sendiri.Sebagai seorang ibu, dia tidak bisa tidak mengejar ketika melihat anaknya diculik orang lain. Mereka mungkin telah memikirkan hal ini, tapi mereka sama sekali tidak menyangka Odelina bisa mengejar penculik itu. Kekuatan fisiknya menjadi begitu luar biasa. Dari awal hingga akhir tidak pernah sekali pun Odelina menyerah.Setelah ditendang, ditikam dengan pisau oleh orang jahat, Odelina tetap tidak melepaskan anaknya. Hingga dia melihat pengawal keluarga Adhitama tiba, dia tahu kalau mereka sudah aman. Setelah itu, dia baru melepaskan Russel. Dia telah terluka parah, tapi Russel baik-baik saja.Daniel berbalik dan meninju dinding di depanny
Kata-kata Olivia membuat Yuna juga ikut menangis. Dia memikirkan kejadian yang menimpa dirinya sendiri. Saat itu, Yuna dan adiknya dibawa ke panti asuhan, mereka masih berdua.Namun, setelah Yuna mendapat kabar tentang adiknya, ternyata tinggal dirinya sendirian. Dia bahkan tidak bisa melihat adik satu-satunya untuk terakhir kalinya.Stefan memeluk Olivia erat-erat, memberinya sandaran dan penghiburan.“Oliv, Kak Odelina akan baik-baik saja. Dia akan segera sadar, semua akan baik-baik saja. Kamu jangan khawatir, kita masih harus bantu Kak Odelina jaga Russel. Russel juga syok berat.”Olivia sangat ketakutan, air matanya tidak berhenti mengalir. Semua penghiburan Stefan tidak berhasil menghentikan tangisnya. Namun, begitu mendengar nama Russel, suara tangisan Olivia seketika menjadi lebih pelan.Benar, Olivia harus membantu kakaknya menjaga Russel. Setelah menangis begitu lama, Olivia baru menata kembali emosinya. Dia mengambil tisu yang diberikan Stefan untuk menyeka air matanya. Kemud
Odelina masuk ke ruang ICU. Anggota keluarga tidak perlu tinggal di rumah sakit untuk menjaganya. Keluarga pasien hanya diperbolehkan menjenguk sebentar setiap hari.Meskipun tidak bisa menjaga sang kakak, Olivia juga tidak ingin meninggalkan di rumah sakit. Dia ingin menunggu di luar sampai kakaknya bangun. Kakaknya pasti akan bangun.Sesaat kemudian, polisi datang ke rumah sakit. Semua orang melihat beberapa petugas polisi berjalan mendekat.“Maaf, siapa yang bernama Yenny di sini?” tanya salah satu polisi.Semua orang serentak melihat ke arah Yenny.Yenny pun menjawab dengan panik, “Saya Yenny.”Setelah polisi itu mengatakan sesuatu, dia langsung meminta dua polwan untuk membawa Yenny pergi.“Pak Polisi.”Roni cepat-cepat menghentikan dua polwan yang hendak membawa Yenny pergi. Ayah dan ibu Roni juga ikut di belakang Roni. Mereka semua menatap petugas polisi itu.“Pak Polisi, kalau boleh tahu kesalahan apa yang istri saya lakukan? Kenapa kalian membawanya pergi?” tanya Roni.“Kami m
“Dia ingin membuat keluarga Pamungkas nggak punya keturunan! Dia ingin membunuh Russel, ingin membunuh Odelina! Dasar kamu perempuan jahat! Perempuan jahat!”Rita membentak Yenny hingga suaranya menjadi serak. Jika kejadian kali ini merupakan ulah Yenny, maka kejadian terakhir kali saat mereka sekeluarga pergi ke kebun binatang bukanlah kecelakaan. Semua itu perbuatan Yenny.Bagaimana perempuan itu bisa begitu kejam! Yenny ingin menculik anak Shella, sekarang ingin menculik anak Roni lagi.Begitu Olivia mendengar bahwa Yenny terlibat dalam kejadian ini, dia langsung menyerahkan Russel kepada Stefan lalu hendak pergi memukul Yenny.“Oliv.”Stefan mencekal tangan Olivia dan berkata, “Biarkan hukum yang menghukumnya, kamu jangan lakukan apa pun.”Polisi sudah datang, jadi mereka tidak perlu memberi pelajaran pada Yenny. Bram sudah memiliki bukti kuat, Yenny tidak akan bisa melarikan diri lagi. Setidaknya dia akan mendekam di penjara selama beberapa tahun.Jika mantan anak buah ayah angkat
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela