Om Chiko berkata, “Benar juga. Untungnya Om nggak bilang ke istri Om.”“Uang saku yang diberikan istri Om memang agak sedikit, tapi istri Om nggak pernah menyuruh Om yang membayar untuk pengeluaran sehari-hari. Uang untuk orang tua kedua belah pihak, biaya mengurus anak nggak perlu Om khawatirkan lagi. Sebenarnya, Om China malah beruntung, loh.”“Orang yang mengelola uang yang pusing.”Om Chiko berkata sambil makan, “Benar, karena itulah waktu istri Om mau mengurus keuangan keluarga, Om membiarkannya. Dulu waktu Om yang mengelola keuangan keluarga, seramai apa pun toko kami, Om bahkan nggak punya 40 juta di akhir tahun. Sekarang, setelah istri Om yang mengatur keuangan keluarga, Om bisa menabung sampai 200 juta.”“Om senang karena bisa santai. Keluarga juga bisa punya uang tabungan. Istri Om orangnya juga adil, nggak akan pilih kasih pada orang tuanya. Uang yang diberikan untuk orang tuanya sama dengan jumlah uang yang diberikan untuk orang tua Om.”“Olivia, Om beri tahu kamu, ya. Kala
“Oke, kami mengerti.”Para preman ini tidak mengetahui identitas Olivia. Giselle juga tidak bodoh, tidak memberi tahu mereka bahwa Olivia adalah menantu dari keluarga Adhitama. Jika dia memberi tahu mereka, tidak peduli berapa banyak uang yang dia berikan, tidak ada yang akan membantunya melakukan hal ini.“Nanti setelah menerima pembayaran terakhir dariku, hapus nomorku. Selama kalian melakukan seperti apa yang aku katakan, aku jamin kalian nggak akan mendapat masalah.”“Kalau kalian berani sembarang ngomong di luar, jangan salahkan aku kalau aku berbuat kejam nanti.”“Bu Toha, jangan khawatir. Kami nggak akan sembarang ngomong. Setelah menerima uang darimu, kami akan menghilang dari muka bumi ini. Kami satu tim denganmu.”Sebenarnya, Giselle bahkan tidak memberi tahu para preman itu nama belakangnya yang asli.Nomor telepon yang dia gunakan untuk menghubungi para preman ini juga akan dia buang setelah semuanya selesai. Selain itu, nomor ini tidak terdaftar menggunakan namanya.Gisell
Tidak ada orang yang berani mengatakan secara terang-terangan bahwa Pratama Group diboikot oleh Adhitama Group. Saat ini, kedua grup perusahaan itu sudah kembali menjalin hubungan kerja sama yang normal.Orang-orang di luar sana menebak-nebak, Adhitama Group mungkin memutuskan hubungan kerja sama waktu itu karena Pratama Group melakukan kesalahan. Adam Pratama berkali-kali bernegosiasi dengan tuan muda keluarga Adhitama, baru bisa memulihkan hubungan kerja sama antara kedua perusahaan tersebut.“Tapi, aku nggak tahan melihat keangkuhan wanita kampungan itu. Memangnya dia bisa apa, sampai seangkuh itu? Dia bukan apa-apa kalau Pak Stefan sudah nggak suka padanya lagi nanti.”Giselle mengerutkan bibirnya dan berkata, “Kalau aku nggak memberinya sedikit pelajaran, amarahku nggak bisa reda. Ma, aku membayar tujuh atau delapan preman untuk mengikuti Olivia, lalu mereka akan menghadang mobil wanita itu di tempat yang nggak ada CCTV-nya, kemudian memukulnya.”Raut muka Sinta langsung berubah.
Ekspresi di wajah preman itu berubah drastis. “Tuan muda keluarga Adhitama, dari keluarga Adhitama yang terkaya di Mambera itu?”“Ternyata suamiku sangat terkenal, sampai preman pun tahu namanya.”Para preman itu langsung tercengang karena syok. Mereka mengutuk dalam hati.Mereka memaki wanita yang bernama Bu Giselle itu dalam hati. Pantas saja wanita itu mau mengeluarkan banyak uang untuk membayar mereka, hanya untuk menyerang seorang wanita muda. Ternyata wanita ini adalah menantu keluarga Adhitama.Akhir-akhir ini, orang yang paling terkenal di Mambera adalah istri dari tuan muda keluarga Adhitama ini. Sampai mereka para preman juga pernah mendengar tentangnya.Kenapa mereka jadi berurusan dengan wanita ini?Mereka benar-benar sudah ditipu habis-habisan oleh wanita bernama Bu Toha itu.“Bu Olivia, maafkan kami. Kami nggak tahu diri dan memukul mobilmu. Bagaimana kalau kami memberimu sebuah mobil yang baru untuk menggantinya? Kami harap Bu Olivia bisa berbelas kasih dan memaafkan kam
Preman itu akhirnya memilih untuk mendengarkan perintah Olivia dan menelepon Giselle.Olivia meminta dua pengawal nya untuk membantu pria itu berdiri agar bisa menelepon. Bagaimanapun juga, berbicara sambil tergeletak di tanah mudah membuat orang jadi terengah-engah.Giselle, yang didesak oleh ibunya untuk menghubungi para preman itu, tiba-tiba mendapat telepon. Dia berkata kepada ibunya dengan senang, “Ma, mereka telepon. Mereka pasti sudah berhasil melakukan apa yang kusuruh.”Setelah mengatakan itu, dia mengangkat telepon.“Bu Toha, kamu sudah menghancurkan mobil wanita itu, juga memukulinya. Orangnya sudah pingsan, tapi masih bernapas. Kami nggak memukulnya sampai mati. Cepat bayar sisa uangnya, lalu kami akan segera meninggalkan Mambera.”“Yang penting nggak sampai mati. Coba foto dulu, aku mau lihat dulu apa kalian melakukannya sesuai yang kubilang. Setelah itu, aku akan membayar sisa uangnya.”“Kami memukulnya sampai kepalanya berdarah. Karena takut dia mati, kami cepat-cepat me
“Stefan, aku baik-baik saja. Hanya saja, mobilku hancur.”Ketika Olivia keluar dari mobil, para preman itu sudah menghancurkan mobilnya. Dia dan dua pengawalnya dengan cepat mengalahkan para preman itu, tetapi mereka tidak bisa menyelamatkan mobilnya.Stefan melirik mobil yang hancur itu dan berkata, “Nggak apa-apa, selama kamu baik-baik saja. Kalau mobilnya rusak, ganti saja dengan yang baru.”“Ini mobil yang kamu berikan padaku.”“Aku juga memberimu mobil baru di Hari Valentine. Kamu tinggal memakai mobil yang itu. Yang ini dibawa ke bengkel untuk diperbaiki.”Olivia berkata, “Aku lebih suka merek mobil ini.”Lebih sederhana.Stefan langsung berkata, “Besok aku akan membawamu beli mobil baru dengan merek yang sama.”Dengan identitasnya sebagai menantu keluarga Adhitama, Olivia tidak suka memamerkan kekayaan. Stefan akan mengikuti keinginan istrinya ini. Tidak peduli kehidupan seperti apa yang ingin istrinya jalani, asalkan dia masih hidup di dunia ini, dia akan mengabulkannya.“Apa k
Itu juga karena Giselle terlalu gila, merasa terlalu puas diri dan saking senangnya sampai lupa menghapus catatan panggilan yang pembicaraannya direkam.Untuk selanjutnya, Stefan dan Olivia menyerahkannya kepada polisi.Sesampainya di rumah, Stefan jadi lengket sekali dengan Olivia, selalu mengikuti istrinya itu ke mana istrinya pergi.Saat Olivia membawa piamanya dan hendak masuk ke kamar mandi, dia juga ikut.“Stefan, tuan muda keluarga Adhitama, kalau ada yang mau kamu katakan, katakan saja. Kita ini suami istri. Kalau ada apa-apa, bilang saja. Kita ini suami istri, kalau ada masalah, katakan dengan jelas.”Stefan berhenti di depan pintu kamar mandi, lalu bersandar di sana dan menatap Stefan dengan geli, “Sejak memberikan pernyataan kepada polisi, kamu seperti bayanganku saja, ikut aku ke mana-mana.”“Oliv, mulai sekarang bawa pengawal kalau keluar. Oke? Aku akan mengatur empat pengawal untuk ikut denganmu, bergiliran untuk memastikan keselamatanmu selama 24 jam. Aku juga berjanji p
“Oliv, jangan terlalu khawatir. Kita hanya berjaga-jaga. Lagi pula, banyak orang di kalangan kita yang membawa pengawal juga. Keluarga mana yang nggak punya pengawal?”Olivia berkata dengan agak menyesal, “Aku hanya takut keluarga Siahaan akan menyusahkan kakakku dan Russel karena mau membalas dendam padaku.”Namun, dia tidak menyesal membantu Rosalina.Giselle yang keterlaluan.“Nggak akan terjadi. Tenang saja. Ada aku di sini. Lagi pula, kakakmu kan menyewa bangunannya Daniel. Daniel sangat bertanggung jawab kok sebagai tuan rumah, nggak akan membiarkan penyewa gedungnya mendapat masalah. Semua toko yang berada di setengah jalan itu nggak pernah ada masalah sebelumnya.”Bagaimanapun juga, Daniel juga mantan preman dulu.Meskipun dia sudah berpaling dari dunia itu, dia masih kenal banyak orang dan tidak ada yang berani mencari masalah di area miliknya.Daniel sangat menyukai Russel. Kalau ada yang berani menyentuh Russel, bukannya sama aja dengan cari mati?“Kurasa, selain keluarga Si
Olivia mengecilkan volume ponselnya ke level paling rendah sebelum mengirim pesan kepada kakaknya. Dia memberi tahu bahwa mereka telah menemukan Setya. Atau lebih tepatnya, lelaki renta itu yang datang untuk menemui mereka. Setelah mengirim pesan, dia menambahkan bahwa Nenek sedang beristirahat di dalam mobil. Jadi mereka hanya bisa berbicara lewat pesan teks, jangan menelepon agar tidak mengganggu Nenek. Setelah menerima pesan itu, Odelina langsung membalas dengan bertanya kepada adiknya, di mana Setya bersembunyi selama ini. Apakah sudah dipastikan bahwa dia adalah asisten Nenek? Apa mungkin dia hanya seorang penipu? Olivia menjelaskan bahwa Setya telah diselamatkan oleh Dokter Panca dan yang temannya. Selama bertahun-tahun, lelaki itu hidup bersama mereka dengan identitas tersembunyi. Kesehatannya juga sedikit bermasalah. Selama ini, dia juga mencari ibu dan bibi mereka. Baru-baru ini, Setya memastikan identitas bibi mereka, dan karena itu, dia datang untuk bertemu. Meskipun bib
“Nenek, Nenek pasti bisa panjang umur hingga seratus tahun. Dokter Panca sudah datang, biarkan dia periksa nadi Nenek. Kalau ada sesuatu yang kurang, Dokter Panca bisa kasih obat untuk jaga kesehatan Nenek.”Hubungan mereka dengan nenek memang yang paling dekat. Meski tahu bahwa orang tua pasti akan meninggal, Stefan tetap gelisah Ketika memikirkan nenek akan meninggalkan mereka.Ketika kakek meninggal, mereka sangat berduka untuk waktu yang lama. Bahkan hingga kini, setiap kali saudara-saudara berkumpul dan membicarakan kakek, mata mereka pasti memerah. Nenek berkata, “Sekarang Nenek nggak ada masalah. Dokter keluarga kita rutin datang untuk memeriksa kesehatan Nenek. Terakhir kali, Dokter Dharma juga memeriksa nadi Nenek, dan hasilnya baik-baik saja. Nenek selalu menjaga kesehatan.” “Nenek masih bisa bantu kalian jaga anak-anak. Kalian berdua hanya perlu melahirkan cicit perempuan untuk Nenek. Kalau Nenek belum memeluk cicit perempuan dan belum mengantarnya ke sekolah, Nenek nggak
“Hanya Samuel yang membangkang. Dia suka ambil jalan memutar. Biar saja dia ambil jalan memutar. Sampai dia ragukan keputusannya sendiri. Hehehe,” kata Sarah dengan nada seperti senang di atas penderitaan orang lain.Tanggung akibatnya sendiri karena tidak mau dengar nasihat orang tua. Dari sekian banyak cucu yang penurut, ada satu yang tidak mau menurut. Ternyata menarik juga.Stefan dan Olivia bersitatap. Stefan diam-diam menggenggam tangan istrinya. Dia senang karena pada akhirnya dia mengalah dan mengikuti perintah neneknya untuk menikah Olivia. Kalau tidak, Stefan tidak tahu apa yang akan neneknya lakukan padanya. Mungkin saja, nasibnya akan berakhir seperti Samuel.“Nenek.” Selagi di mobil tidak ada orang lain selain mereka bertiga dan si sopir, Olivia pun bertanya untuk memastikan, “Perempuan yang Samuel suka itu adalah Katarina yang Nenek pilihkan untuknya, kan?”Sarah tersenyum lebar, “Kalian berdua sudah tebak, untuk apa masih tanya? Tapi jangan bilang-bilang. Samuel sendiri
Samuel langsung duduk tegas dan berkata dengan lantang, “Aku nggak akan menyesal. Sudah dulu ya, Kak. Aku akan cari cara sendiri.”Samuel teringat kalau dia menolak jalan mulus yang diatur neneknya. Dia takut saudara-saudaranya akan menertawakannya, juga takut neneknya akan mengomelinya. Dia pun memutuskan tidak akan meminta bantuan Stefan lagi. dia akan mencari cara sendiri.“Kalau kamu sudah temukan perempuan itu, kembalikan barangnya. Kalau kamu begini terus, kamu hanya akan rusak kesan baik orang lain terhadapmu. Buat dia tersentuh dengan ketulusanmu. Dengan begitu, kalian akan memiliki masa depan dan akan bahagia.”Sebagai orang yang sudah berpengalaman, Stefan berbagi pengalaman kepada adik sepupunya.“Aku tahu, Kak. Lain kali kalau dia datang cari aku lagi, aku akan kembalikan barangnya. Kak, kalian sedang jalan balik ke kota? Aku dengar suara mobil.”“Iya, kami lagi di jalan.”“Ya sudah kalau begitu. Aku juga mau istirahat dulu. Nanti sore ada rapat.”“Istirahat yang cukup. Kes
“Kak Stefan ....”“Kalau dia nggak mau bertemu denganmu, percuma kamu cari dia. Lebih baik kamu tunggu saja dengan sabar sampai dia datang cari kamu. Kalau kamu ambil barangnya, kembalikan ke dia. Semakin kamu begini, dia semakin nggak suka sama kamu. Jadi orang harus terus terang. Jadi pria yang berintegritas dan jujur, jangan berbohong.”Stefan terdiam sejenak, lalu berkata lagi, “Dulu aku salah sudah berbohong pada Olivia. Dia hampir saja mau cerai denganku. Kamu nggak ambil pelajaran dari pengalamanku sebelumnya?”Stefan tidak mau membantu Samuel. Dia ingin Samuel pelan-pelan menempuh perjalanan panjang dalam mengejar istri. Siapa suruh Samuel tidak mau terima pilihan nenek mereka dan memilih mengambil jalan yang sulit? Orang pilihan neneknya tidak akan salah.Sarah telah memberi isyarat kepada Samuel beberapa kali. Samuel sendiri yang terlalu bodoh dan tidak menyadarinya. Sarah bertanya berulang kali apakah Samuel akan menyesal. Jika suatu saat Samuel menemui kesulitan, dia tidak
“Kalian semua nggak ada yang menikah, kami merasa kami sudah gagal. Punya murid banyak, yang pria nggak dapat istri, yang perempuan nggak dapat suami. Malu banget rasanya.”Para tetua serempak mengangguk setuju. Nana langsung memegang lengan Amelia dan berkata, “Kak Amelia, ayo kita cepat pergi dari sini. Aku paling takut dengar mereka desak aku menikah. Aku juga baru 26 tahun, bukan 36 atau 46. Nggak perlu didesak-desak terus. Mereka lebih tua dari aku. Waktu kami desak mereka, kenapa mereka nggak cari istri?”Amelia tersenyum dan mengikuti Nana keluar dari rumah. “Lama-lama juga terbiasa,” kata Amelia sambil berjalan.Kedua anak perempuan itu telah keluar. Para tetua juga mengatakan kalau mereka ingin jalan-jalan sebentar, tidak perlu ditemani Yuna dan suaminya. Yuna pun menyuruh Aksa dan Jonas menemani mereka. Jonas adalah putra kelima keluarga Junaidi. Keluarga Junaidi adalah besan Dokter Panca. Kalau Jonas yang menemani mereka, setidaknya mereka ada bahan obrolan.Pada saat yang s
“Kak Sonia sudah menikah, kan?” tukas Nana.“Dia memang sudah menikah, tapi kamu masih sendiri.”Nana tersenyum, “Kalau begitu aku cari uang untuk hidupi diriku sendiri. aku benar-benar sibuk kerja. Lagi pula, aku nggak ketemu yang cocok. Pria yang terlalu hebat juga pasti nggak akan tertarik padaku.”Begitu Nana selesai bicara, Rubah Perak menarik lengan baju Nana dan berkata, “Mana uang yang kamu hasilkan? Kamu habiskan untuk apa saja? Baju saja nggak rela beli yang bagus dikit. Kamu sengaja pakai begini buat aku lihat, agar aku terus hidupi kamu?”Amelia spontan tertawa, “Jangan lihat baju Nana sederhana, itu baju bermerek, loh. Sebenarnya barang-barang yang dia pakai harganya nggak murah.”“Benar sekali. Kak Amelia lebih pandai menilai. Guru-guruku nggak mengerti tentang baju perempuan. Siapa suruh mereka nggak cari istri?”Beberapa tetua spontan bersikap seolah hendak memukul Nana. Nana segera memegang kepalanya dan kabur, membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.“Kami sudah tu
Selesai makan, para tetua lainnya berpamitan. Kecuali Setya. Yuna dan yang lainnya menahan Setya untuk tetap tinggal di sana.“Nanti Bu Sarah mau datang ke sini. Beliau sudah telepon aku, agar aku tahan kalian semua. Dia ingin makan bersama kalian,” kata Yuna.Begitu mendengar Sarah mau datang, Rubah Perak dan yang lainnya saling menatap satu sama lain. Pada akhirnya, Dokter Panca berkata, “Dia belum bangun, kita langsung pergi saja. Nanti dia bangun, dia pasti akan salahkan kita karena pergi tanpa bilang-bilang. Bagaimana kalau kita main dulu selama satu dua hari di Kota Mambera? Besok atau lusa kita baru pulang.”Dia yang Dokter Panca maksud tidak lain adalah Setya. Dokter Panca pun menambahkan, “Aku yang mau pulang jaga cucu saja nggak terburu-buru. Kalian bahkan belum punya cucu. Untuk apa buru-buru pulang? Pulang dan saling tatap satu sama lain? Membosankan banget.”“Iya, toh, semua sudah datang ke sini. Tinggal dulu beberapa hari. Agar aku bisa berterima kasih kepada kalian karen
Pengurus rumah tangga datang dan memberitahu Yuna kalau makanan sudah siap. Yuna pun mengajak semua orang untuk makan terlebih dahulu. Nana sengaja memperlambat langkahnya, agar berjalan sejajar dengan gurunya. Dia menarik ujung lengan baju gurunya. Gurunya pun memperlambat langkahnya juga. Keduanya berjalan di paling belakang.“Guru, Kakek Tua sudah temukan dua anak gadis yang dicarinya?”“Elang nggak beritahu kamu? Dua anak gadis itu sudah bukan anak gadis lagi sekarang. Sudah hampir 50 tahun berlalu. Dari dua anak gadis itu, sekarang si kakak sudah jadi nyonya keluarga Sanjaya, namanya Yuna. Dulunya dia anak Sofia, kepala keluarga Gatara sebelumnya di Kota Cianter.”“Kalau yang satunya lagi?”“Yang satunya lagi bernama Reni. Reni adalah ibu kandung Olivia, menantu pertama keluarga Adhitama di Kota Mambera. Tapi Reni sudah meninggal dalam kecelakaan mobil lebih dari sepuluh tahun yang lalu, hanya meninggalkan dua anak perempuan, yaitu Olivia dan kakaknya.”“Kak Elang nggak bilang apa