Ekspresi di wajah preman itu berubah drastis. “Tuan muda keluarga Adhitama, dari keluarga Adhitama yang terkaya di Mambera itu?”“Ternyata suamiku sangat terkenal, sampai preman pun tahu namanya.”Para preman itu langsung tercengang karena syok. Mereka mengutuk dalam hati.Mereka memaki wanita yang bernama Bu Giselle itu dalam hati. Pantas saja wanita itu mau mengeluarkan banyak uang untuk membayar mereka, hanya untuk menyerang seorang wanita muda. Ternyata wanita ini adalah menantu keluarga Adhitama.Akhir-akhir ini, orang yang paling terkenal di Mambera adalah istri dari tuan muda keluarga Adhitama ini. Sampai mereka para preman juga pernah mendengar tentangnya.Kenapa mereka jadi berurusan dengan wanita ini?Mereka benar-benar sudah ditipu habis-habisan oleh wanita bernama Bu Toha itu.“Bu Olivia, maafkan kami. Kami nggak tahu diri dan memukul mobilmu. Bagaimana kalau kami memberimu sebuah mobil yang baru untuk menggantinya? Kami harap Bu Olivia bisa berbelas kasih dan memaafkan kam
Preman itu akhirnya memilih untuk mendengarkan perintah Olivia dan menelepon Giselle.Olivia meminta dua pengawal nya untuk membantu pria itu berdiri agar bisa menelepon. Bagaimanapun juga, berbicara sambil tergeletak di tanah mudah membuat orang jadi terengah-engah.Giselle, yang didesak oleh ibunya untuk menghubungi para preman itu, tiba-tiba mendapat telepon. Dia berkata kepada ibunya dengan senang, “Ma, mereka telepon. Mereka pasti sudah berhasil melakukan apa yang kusuruh.”Setelah mengatakan itu, dia mengangkat telepon.“Bu Toha, kamu sudah menghancurkan mobil wanita itu, juga memukulinya. Orangnya sudah pingsan, tapi masih bernapas. Kami nggak memukulnya sampai mati. Cepat bayar sisa uangnya, lalu kami akan segera meninggalkan Mambera.”“Yang penting nggak sampai mati. Coba foto dulu, aku mau lihat dulu apa kalian melakukannya sesuai yang kubilang. Setelah itu, aku akan membayar sisa uangnya.”“Kami memukulnya sampai kepalanya berdarah. Karena takut dia mati, kami cepat-cepat me
“Stefan, aku baik-baik saja. Hanya saja, mobilku hancur.”Ketika Olivia keluar dari mobil, para preman itu sudah menghancurkan mobilnya. Dia dan dua pengawalnya dengan cepat mengalahkan para preman itu, tetapi mereka tidak bisa menyelamatkan mobilnya.Stefan melirik mobil yang hancur itu dan berkata, “Nggak apa-apa, selama kamu baik-baik saja. Kalau mobilnya rusak, ganti saja dengan yang baru.”“Ini mobil yang kamu berikan padaku.”“Aku juga memberimu mobil baru di Hari Valentine. Kamu tinggal memakai mobil yang itu. Yang ini dibawa ke bengkel untuk diperbaiki.”Olivia berkata, “Aku lebih suka merek mobil ini.”Lebih sederhana.Stefan langsung berkata, “Besok aku akan membawamu beli mobil baru dengan merek yang sama.”Dengan identitasnya sebagai menantu keluarga Adhitama, Olivia tidak suka memamerkan kekayaan. Stefan akan mengikuti keinginan istrinya ini. Tidak peduli kehidupan seperti apa yang ingin istrinya jalani, asalkan dia masih hidup di dunia ini, dia akan mengabulkannya.“Apa k
Itu juga karena Giselle terlalu gila, merasa terlalu puas diri dan saking senangnya sampai lupa menghapus catatan panggilan yang pembicaraannya direkam.Untuk selanjutnya, Stefan dan Olivia menyerahkannya kepada polisi.Sesampainya di rumah, Stefan jadi lengket sekali dengan Olivia, selalu mengikuti istrinya itu ke mana istrinya pergi.Saat Olivia membawa piamanya dan hendak masuk ke kamar mandi, dia juga ikut.“Stefan, tuan muda keluarga Adhitama, kalau ada yang mau kamu katakan, katakan saja. Kita ini suami istri. Kalau ada apa-apa, bilang saja. Kita ini suami istri, kalau ada masalah, katakan dengan jelas.”Stefan berhenti di depan pintu kamar mandi, lalu bersandar di sana dan menatap Stefan dengan geli, “Sejak memberikan pernyataan kepada polisi, kamu seperti bayanganku saja, ikut aku ke mana-mana.”“Oliv, mulai sekarang bawa pengawal kalau keluar. Oke? Aku akan mengatur empat pengawal untuk ikut denganmu, bergiliran untuk memastikan keselamatanmu selama 24 jam. Aku juga berjanji p
“Oliv, jangan terlalu khawatir. Kita hanya berjaga-jaga. Lagi pula, banyak orang di kalangan kita yang membawa pengawal juga. Keluarga mana yang nggak punya pengawal?”Olivia berkata dengan agak menyesal, “Aku hanya takut keluarga Siahaan akan menyusahkan kakakku dan Russel karena mau membalas dendam padaku.”Namun, dia tidak menyesal membantu Rosalina.Giselle yang keterlaluan.“Nggak akan terjadi. Tenang saja. Ada aku di sini. Lagi pula, kakakmu kan menyewa bangunannya Daniel. Daniel sangat bertanggung jawab kok sebagai tuan rumah, nggak akan membiarkan penyewa gedungnya mendapat masalah. Semua toko yang berada di setengah jalan itu nggak pernah ada masalah sebelumnya.”Bagaimanapun juga, Daniel juga mantan preman dulu.Meskipun dia sudah berpaling dari dunia itu, dia masih kenal banyak orang dan tidak ada yang berani mencari masalah di area miliknya.Daniel sangat menyukai Russel. Kalau ada yang berani menyentuh Russel, bukannya sama aja dengan cari mati?“Kurasa, selain keluarga Si
Reiki tersenyum dan berkata, “Stefan, kamu bukan lagi Stefan yang aku kenal. Bisa-bisanya kamu bilang itu pada Pak Mordekhai.”“Mobil Olivia dicegat dan dihancurkan dalam perjalanan pulang.”Reiki jadi tertarik dengan percakapan mereka. “Siapa yang nggak punya rasa takut, bisa-bisanya mencegat mobilnya istri Stefan Adhitama? Pasti orang itu masuk rumah sakit kan sekarang?”Stefan tidak tahu dia harus tertawa atau bagaimana.“Aku mau menyuruh orang untuk menyelidikinya sekarang.”“Nggak perlu. Aku tahu siapa.”“Siapa?” tanya Reiki dengan rasa ingin tahu. Sifatnya yang suka bergosip muncul. Dia menggunakan imajinasinya yang sangat luas, “Apa orang itu pengagummu?”Stefan berkata, “Pengagummu.”Lalu, dia berkata dengan kesal, “Putri kedua dari keluarga Siahaan.”Reiki langsung tahu keluarga Siahaan yang mana. Dia berkata, “Putri kedua dari keluarga Siahaan itu bukannya melakukan kesalahan, lalu ayahnya, Johan Siahaan, datang untk meminta maaf pada kalian. Baru beberapa hari yang lalu. Sek
Olivia tidak tahu suaminya sudah mengatur segalanya ketika dia sedang mandi.Dia keluar dari kamar mandi dan melihat Stefan duduk di tempat tidur. Dia pun berjalan mendekat, melingkarkan lengannya di leher pria itu dengan natural, lalu mendorong pria itu untuk berbaring di tempat tidur dan menimpa badannya.“Sayang, aku nggak tahan nanti.” Stefan mengingatkan istri tercintanya dengan suara rendah dan serak.Olivia tertawa, mencium wajah pria itu, berguling dan turun di tempat tidur. Dia kemudian menendang pria itu dengan ringan dan berkata, “Mandi sana. Badanmu bau rokok.”“Aku nggak merokok.”“Yang lain merokok, asapnya mengenai pakaianmu, jadi pakaianmu juga bau tembakau.”Stefan mencium bajunya sendiri, tapi tidak mencium ada bau tembakau. Namun, karena istrinya bilang ada, itu artinya memang ada. Dia hanya bisa menurut dan pergi mandi, lalu berganti pakaian yang bersih.Ketika dia selesai mandi, Olivia sudah di alam mimpi.Stefan mengamati wajah Olivia yang damai, terkadang iri pad
Mereka kan suami istri.Setelah beberapa saat, Olivia keluar dari kamar dan melihat Nenek Sarah masih berpura-pura mencari kacamatanya yang sebenarnya memang tidak ada di sini.Olivia berkata, “Nenek, kalau nggak ketemu lupakan saja. Aku akan menemani Nenek membuat kacamata baru nanti.”“Oke, kalau gitu Nenek nggak cari lagi. Nenek sudah tua, ingatan Nenek jadi buruk. Jelas-jelas taruh di sini, tapi sekarang nggak ketemu, seperti punya kaki saja.”Olivia tertawa dan berkata, “Mungkin punya sayap, berubah jadi kupu-kupu dan terbang pergi.”Sarah berkata dengan nada menyayangkan, “Nenek nggak sempat lihat dia berubah menjadi kupu-kupu dan terbang.”Olivia tidak bisa berhenti tertawa karena Nenek Sarah.“Nenek semalam pulang jam berapa?”“Nenek pulang sebelum kamu pulang. Tidur cepat semalam, nggak tahu kalian pulang jam berapa semalam.”Olivia tidak terlalu percaya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa lagi.Setelah mereka bertiga sarapan, Nenek Sarah berkata dia mau mengobrol dengan para n