Share

Bab 121

Gavin menelan ludah tanpa sadar, lalu menundukkan kepalanya dan menggigit bibirku yang berkilau. “Lanjutkan!”

Dia menggertakkan giginya karena kesal.

Aku mengerutkan kening dan memalingkan muka. Suasana agak hancur dan sulit untuk melanjutkan.

Gavin juga menyadari ku berhenti. Dia berdiri di sampingku, bersandar di bar dengan kedua tangan, menundukkan kepala dan terengah-engah. Setelah mengatur napasnya, dia mengeluarkan ponselnya yang terus berdering dari kantong celananya dan berkata, “Apa! Sebaiknya kamu punya informasi untuk diberi tahu padaku.”

Pria selalu memiliki citra yang lembut di luar. Sebagai seorang istri yang murah hati, sopan, terpelajar, dan baik, aku tidak ingin dia menelepon sambil marah, jadi aku meletakkan tanganku di punggungnya dan dengan lembut membantunya menenangkan diri.

Dia mengangkat kepalanya dan tersenyum padaku. Suasana hatinya yang buruk menghilang dalam sekejap. Tidak ada yang suara dari panggilan telepon itu. Dia mengangkat tangannya dan menyentuh sehe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status