Share

Bab 101

Keesokan paginya, aku terbangun di kamar tidur tamu dan merasakan tubuhku yang dingin sekali.

Aku bangun dan mandi, tidak merasa cemas sedikit pun, karena aku tahu kalau ingin merebut hati Gavin Hans, maka akan butuh perjuangan panjang.

Dulu aku belum dewasa dan mengira aku bisa menaklukkan semuanya sendirian. Kalau aku bukan istrinya, aku pasti sudah diinjak-injak sampai mati olehnya sejak lama.

Aku belajar dari kematian ibuku. Meskipun sebuah tembok ada di hadapanku, aku tidak akan berani menabraknya.

Aku mengenakan piyama putih polos dan memakai riasan tipis. Saat aku turun ke bawah, Bibi Weny sudah menyiapkan sarapan.

Aku duduk di meja makan, mengupas telur, dan menaruhnya ke cangkir kopi Gavin, lalu menyantap makananku.

Setelah beberapa saat, Gavin mengajak Ayana ke lantai bawah.

Pria itu tinggi dan tampan, sedangkan gadis itu mungil dan lembut. Aku hanya melihatnya sekilas dan menundukkan kepala sambil mengunyah.

Kemarin … sangat gila, aku sekarang sangat kelaparan.

Setelah dua o
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status