Share

9. Aku Mau Kita Putus

Jangan ngelamun. Aku nggak marah kok. Ayo, makan dulu." Bumi menyodorkan sendok di depan mulut Inayah dan Inayah menggeleng kecil.

"Aku udah makan," tolak Inayah.

"Jadi aku makan sendiri, nih?" tanya Bumi heran.

"Aku udah makan bareng Lisa tadi."

"Kenapa kita nggak makan bareng aja di sini?" Bumi menegakkan tubuh dan terlihat tak berselera untuk menyantap makan siangnya.

"Aku tadi lupa sarapan jadi makan siangnya dipercepat," kilah Inayah.

"Maaf, ya. Aku nggak ada di sana waktu kamu lagi berduka." Bumi menggenggam tangan Inayah dengan raut wajah bersalah.

Inayah jadi ingin menangis rasanya. Ia tak bisa membayangkan apa jadinya kalau Bumi ada di sana, melihat dirinya menikah dengan Taksa.

"Nggak papa. Maaf juga karena aku nggak ada ngabarin kamu." Inayah membersit hidung dan Bumi menyodorkan tisu.

"Ada yang mau aku omongin," lirih Inayah.

"Apa itu?" tanya Bumi penasaran.

"Habiskan dulu makan siangnya. Kasian ibu kantin yang udah capek-capek masak, kasian juga aba Fahrazi yang udah cape
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status