Share

13. Nomor Ponsel

"Kapan perginya?" tanya Taksa akhirnya. Jika ia terus memaksa kehendaknya untuk tidak mengikuti ajakan mamanya, percakapan ini pasti akan semakin panjang.

"Dua hari lagi. Persiapkan dari sekarang, ya!"

Sambungan telepon di tutup dan Taksa kembali menghela napas.

Ucapan mamanya berputar bagai kaset rusak. Jika diingat kembali, Inayah memang sudah berusaha menolak dan justru dirinyalah yang mengatakan bersedia untuk menikahi perempuan itu. Lalu, siapa yang berhak disalahkan atas semua kejadian ini?

Pagi-pagi, Inayah dan Taksa kembali bertemu di meja makan. Inayah memilih abai dan duduk tenang di kursinya, menikmati roti bakar yang disuguhkan. Inayah tak ingin sok beramah tamah dengan Taksa kalau tak ingin berujung kesal sendiri. Inayah masih sakit hati karena Taksa menyebutnya ayam kampus.

Taksa melirik Inayah dan menunggu wanita itu mengeluarkan ocehannya tapi, Inayah tetap diam bahkan sampai sarapannya hampir habis. Apa wanita itu kehabisan baterai?

"Kamu udah mau berangkat?"

Akhir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status