Share

Permata Yang Kau Buang
Permata Yang Kau Buang
Author: Kak_put

Peristiwa kelam

"Pergi! Pergi dari sini!" Shita menjerit, suaranya bergetar dan terengah-engah. Tangannya yang gemetar mendorong dada pria dewasa yang merupakan teman baik suaminya. Sayangnya kekuatan Shita tak sebanding. Bau keringat dan napas pria itu yang membusuk memenuhi hidungnya, membuatnya ingin muntah.

"Jangan munafik, Shita. Aku tahu kau juga menginginkanku," ucap pria itu, senyum licik mengembang di wajahnya. Matanya, yang biasanya bersinar ramah, kini memancarkan cahaya dingin dan haus. "Suamimu seringkali mengabaikanmu, bukan?"

Shita terhuyung mundur, kakinya lemas. Bajunya yang longgar jatuh ke tangan, memperlihatkan kulitnya yang putih pucat. Dia teringat saat-saat indah bersama suaminya, saat-saat yang kini terasa seperti mimpi buruk.

"Jangan lakukan itu," ucap Shita, suaranya bergetar dan mata yang berkaca-kaca. "Suamiku menganggapmu sebagai saudara."

"Dia tidak akan tahu," ucapnya, tangannya meraba dagu Shita dengan kasar. "Kau akan menikmatinya, Shita. Percayalah."

Shita menepis tangan pria itu, air matanya nyaris tumpah. "Tidak! Menjauh dariku, sialan! Harga diri suamiku ada padaku... Dan aku tidak akan Sudi menyerahkannya padamu." Shita menatapnya benci.

"Kalau begitu jangan salahkan aku," desisnya, wajahnya memerah karena amarah. "Kau akan menyesal."

Saat Shita di tarik dengan paksa, tubuhnya yang kuat menekan tubuh Shita yang lemah. Shita menjerit, berusaha melepaskan diri. Dia menendang, menggaruk, menggigit, tapi pria itu terlalu kuat.

"Tolong...!" Shita memohon, suaranya teredam oleh napas pria itu yang kasar.

Tiba-tiba, suara tangisan anak kecil yang nyaring menggema di ruangan. Gio, putra kecil Shita terbangun dari tidurnya. Tangisannya yang pilu menggema di ruangan, menggema di hati Shita.

Pria itu terdiam sejenak, matanya menyorot ketakutan. "Sial," desisnya. "Anak itu."

Dia melepaskan Shita, tubuhnya gemetar. "Kau lolos kali ini," desisnya, matanya menatap Shita dengan penuh kebencian. "Tapi aku akan kembali."

Pria itu berlari keluar rumah, menghilang dalam kegelapan. Shita terduduk di lantai, tubuhnya lemas, napasnya tersengal-sengal. Gio merangkak ke arahnya, memeluknya erat-erat.

"Mama...," Gio menangis, suaranya kecil dan rapuh.

Shita memeluk putranya erat-erat, tubuhnya gemetar hebat. Gio yang masih terlalu kecil untuk memahami apa yang terjadi, hanya menangis tersedu-sedu di pelukan ibunya. Shita mencium rambut Gio, aroma yang lembut itu menjadi satu-satunya hal yang membuatnya merasa tenang di tengah kekacauan ini. Namun, di balik rasa lega itu, sebuah ketakutan baru muncul. Pria jahat itu telah pergi, tapi dia pasti akan kembali. Dan kali ini, dia mungkin tidak akan segan-segan untuk menyakiti putranya.

*

Tiba-tiba, ketukan keras terdengar di pintu. Shita tersentak, jantungnya berdebar kencang. Siapa yang datang di tengah malam seperti ini?

"Shita, kau baik-baik saja?" Suara Mia, sahabatnya, terdengar cemas di balik pintu.

Shita terdiam sejenak. Mia? Apa yang membuatnya datang ke sini?

"Mia? Kenapa kau datang?" tanya Shita suaranya gemetar.

"Aku khawatir," jawab Mia. "Aku mencoba menghubungimu, tapi tidak tersambung. Aku memutuskan untuk datang saja."

Shita menghela nafas lega. Rasa takut di dalam dirinya hampir saja membuatnya curiga pada sahabatnya sendiri.

Mia berdiri di ambang pintu, wajahnya dipenuhi kekhawatiran. Apalagi melihat penampilan Shita yang tak biasa.

"Ada apa ini?" tanya Mia, matanya tertuju pada kekacauan di dalam rumah. "Kenapa rumahmu berantakan seperti ini?"

Shita terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Bagaimana dia bisa menjelaskan semuanya kepada Mia? Bagaimana dia bisa menceritakan tentang pria jahat itu, tentang ketakutannya, tentang rasa sakitnya?

"Shita, katakan padaku. Apa yang terjadi?" tanya Mia, suaranya lembut.

Shita menelan ludah, matanya berkaca-kaca. Mengingatkan dirinya tentang kejadian yang menjijikan yang baru saja terjadi. "Lucas... dia..." Shita tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Air mata mengalir di pipinya, membasahi wajahnya yang pucat.

Mia melangkah masuk ke dalam rumah, matanya menyapu ruangan dengan cepat. Dia melihat guci yang pecah, melihat baju Shita yang robek, melihat Gio yang menangis ketakutan. Dia melihat semua tanda-tanda kekerasan yang terjadi di sini.

"Shita, apa yang dia lakukan padamu?" tanya Mia, suaranya bergetar, namun cukup menuntut.

Shita terdiam, matanya menatap Mia dengan penuh ketakutan. Dia merasakan sesuatu yang tidak beres. Mia mulai mengerti dengan apa yang terjadi, maka dengan cepat Mia memeluk sahabatnya.

"Mia, aku... aku takut," ucap Shita, suaranya teredam oleh isak tangis.

Mia mengulurkan tangannya, menyentuh pipi Shita dengan lembut. "Jangan takut, Shita. Aku di sini untukmu."

Mia kemudian mengeluarkan ponselnya dan dengan cepat mengambil beberapa foto kekacauan di rumah Sahabatnya.

"Apa yang kau lakukan?" Shita bertanya dengan raut bingung.

"Aku akan menghubungi Hans. Dia harus tahu apa yang terjadi."

Shita menggeleng cepat. Dia tidak setuju dengan keputusan Mia. Bagaimana jika Hans marah? Bagaimana jika Hans kecewa padanya?

"Tidak, jangan Mia. Ini bukan saat yang tepat," ucap Shita, suaranya gemetar.

"Ini masalah serius, Shita. Hans harus segera pulang dan bertindak pada bajingan itu. Bagaimana jika pria itu mencoba menyakitimu lagi? Hari ini kamu beruntung, tapi bagaimana dengan besok dan seterusnya? Hans harus segera pulang dan melindungi kalian."

Shita sadar yang di ucapkan Mia ada benarnya. Bagaimana jika nanti yang menjadi korban bukan hanya dirinya, tapi... putranya? Shita tentu tidak ingin hal itu terjadi.

"Kalau begitu biar aku saja yang menghubungi suamiku, Mia. Aku akan menjelaskan semuanya."

Mia segera menahan Shita. "Tidak Shita. Dalam keadaan seperti ini, aku yakin kamu tidak bisa berkata banyak pada Hans. Biar aku saja. Kalian sebaiknya istirahat dan tenangkan dirimu dulu Shita. Percaya padaku."

Shita tak dapat menyela lagi. Sikap Mia yang begitu perhatian membuatnya luluh dan percaya.

Percaya bahwa sahabatnya akan membantu rumah tangganya agar tetap aman.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status