Share

Bab 36

Author: Ina Qirana
last update Last Updated: 2022-09-15 14:13:33

Kabar pernikahan Dara dan Pak Bagus sudah menyebar, termasuk para karyawan pabrik baik bagian produksi ataupun management.

Feri seakan tak memiliki wajah saat teman-temannya bertanya memastikan kabar itu benar atau tidak, ia hanya bisa mengiyakan tanpa berani memberi tanggapan.

"Mas, aku udah resign kerja, males banget orang-orangnya pada sinis sama aku," ujar Dara saat mereka telponan.

"Ya udah ngapain kerja, sebentar lagi kamu akan jadi nyonya Bagus, cukup diam di rumah aja menanti Mas pulang." Pak Bagus berbunga-bunga membayangkannya.

"Tapi transfer aku dong, Mas, udah tipis nih buat jajan." Dara merengek manja.

"Ok, Mas transfer sekarang ya, Sayang, tapi awas jangan keluyuran ga jelas, dua Minggu lagi kamu jadi milik Mas loh."

"Iya iya, cepetan dong transfer." Dara sedikit jengkel malas basa-basi.

Tak lama ponselnya berdenting, sebuah pesan masuk menandakan uang sebanyak lima juta telah masuk ke rekeningnya, senyum gadis itu merekah.

Walaupun tak mendapatkan Feri tapi aku mendapat
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Asa Benita
Jgn sampai nanti ketika sadar, Pak Endang sama Bu Nisya balikan...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 37.A

    Pagi hari Pak Bagus merenung di rumah besan sekaligus mertuanya, rasa kecewa terhadap Dara semalam entah kenapa sedikit membuka mata hatinya.Tiba-tiba ia teringat Bu Nisya, istri yang selalu setia menemaninya dalam suka dan duka. Ia meraih gawai yang terletak di hadapannya lalu membuka aplikasi hijau.Sedikit kecewa ternyata istrinya itu sudah memblokir nomornya, Pak Bagus tiba-tiba terdiam tersadar jika menikah dengan adik menantunya memang salah.Yang lebih menyakitkan lagi pagi ini Dara sama sekali tak menyapanya, gadis itu asyik dengan ponselnya sedang berbelanja online.Ia benar-benar kalap setelah uang satu milyar berhasil di tangannya, dan melupakan kewajiban sebagai istri."Dara, Mas mau sarapan bisa tolong buatkan?" Mendadak ia merasa sungkan.Padahal sebelum menikah cintanya begitu menggebu-gebu terhadap Dara, kenapa sekarang jadi hambar? Pak Bagus merasa aneh."Iya bentar."Sambil sedikit cemberut Dara ke dapur kebetulan ibunya sedang menghangatkan lauk sisa kemarin."Dara

    Last Updated : 2022-09-19
  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 37.B

    37.b msNaik kendaraan umum Naura meluncur ke arah kota menuju rumah Bu Nisya, Feri harus bekerja karena Pak Bagus cuti menikah selama beberapa hari."Gimana Mama, Kak?" Naura bertanya pada Farhan."Mau di bawa ke rumah sakit, Ra, tensinya udah dua ratus lebih semalam ngeluh sakit kepala terus."Lalu datanglah Jeni yang membopong Bu Nisya dibantu oleh asisten rumah tangganya."Biar aku gendong aja, kamu siapin mobil." Titah Farhan pada istrinya."Naura, kamu bawain baju-baju Mama ya."Dengan langkah cepat Farhan menggendong ibunya ke luar."Naura, kamu telpon Feri kasih tahu kalau Mama mau dibawa ke rumah sakit," titah Farhan setelah mereka masuk ke dalam mobil.Naura mengangguk lalu segera menelpon suaminya."Kak, apa papa juga harus dikasih tahu?" tanya Naura.Jeni melirik ke belakang. "Ngapain papa dikasih tahu segala hah, gimana sih kamu udah tahu mama kaya gini gara-gara dia sama adikmu yang ga tahu diri itu."Jeni tiba-tiba ngegas, semakin benci saja ia pada keluarga Naura"Diam

    Last Updated : 2022-09-20
  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 38

    Bagasi mobil Pak Bagus yang besar itu nampak sesak oleh belanjaan Dara dan Bu Rita, wanita yang baru sehari semalam menikah itu menyenderkan tubuh ke jok mobil dengan lemas.Sejak siang mereka berkeliling mall membeli apa saja dengan kalap, asalkan barang itu bagus maka langsung diambil tanpa melirik harga."Mas, mampir ke ATM dulu ya aku mau ngambil uang.""Oh iya." Pak Bagus diam entah kenapa hatinya gelisah tak enak, padahal harusnya ia berbahagia usai menikah dengan gadis yang dicintainya.Mendadak teringat Bu Nisya, entah sedang apa wanita itu.Kamu pasti sedih, sakit dan terluka, aku minta maaf, Nis. Ia bicara dalam hati."Bu, ambil berapa ya?" Dara melirik ke belakang."Ah lima juta aja buat kamu, kalau buat Ibu mh dua juta aja, nanti 'kan bisa ambil lagi." Bu Rita tersenyum senang."Ok deh."Dara ke luar mobil lalu kembali membawa uang hingga membuat tasnya menjadi penuh."Jalan dong, Mas, kok malah bengong?"Dara membentak membuat Pak Bagus terperanjat."Oh iya iya, maaf." Pa

    Last Updated : 2022-09-23
  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 39.A

    39.a ms"Farhan!""Kak, udah!"Pekikan suara mulai terdengar riuh memanggil nama kakak Feri itu, bahkan adiknya sendiri yang memegang tangannya agar tak brutal menyerang Pak Bagus."Lepasin gua, Fer! Orang kaya dia emang perlu dihajar!" Farhan meronta."Ini banyak orang, lu tenang! Ingat kasihan Mama kalau di hari kepergiannya kita buat kacau kaya gini." Feri terus membisikkan kata-kata yang membuat kakaknya tenang.Hingga akhirnya Farhan luluh tapi kilatan amarah itu masih ada di matanya, ia hanya bisa menatap tajam tanpa berani membuat onar.Pemakaman berlangsung khidmat, semua saudara dan kerabat tak ada yang menyangka dengan kematian mendadak Bu Nisya."Padahal kemarin ketemu masih sehat-sehat aja ya.""Iya, masih buat story' loh, ga nyangka ya.""Eh, ini pasti gara-gara kepikiran suaminya yang nikah lagi sama karyawannya itu.""Ah bisa jadi, bukannya Pak Bagus nikah sama adik menantunya ya.""Iya itu pasti karena dia."Mereka semua berbisik-bisik padahal yang lain sedang berdoa.

    Last Updated : 2022-09-27
  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 39.B

    39.B msFeri melangkah ke luar untung saja Naura sudah tidur."Kenapa, Pa?" tanya Feri sambil membuka pintu kamar Pak Bagus."Ga tahu, Fer, Papa kaya pengen muntah dada juga panas, gelisah ga jelas gini.""Udah salat tahajud?""Udah, Fer." Pak Bagus memegangi dada dan perutnya karena merasa tak enak."Sini coba, Papa duduk." Feri menuntun papanya untuk duduk di atas permadani.Lalu ia mulai memegangi dadanya dan mulai membaca ayat kursi, seketika tubuh Pak Bagus bereaksi, rasanya makin panas dan perutnya terus bergejolak tak enak."Aduh, Fer, stop, makin ga enak ini."Feri tak menggubris ia terus membaca ayat-ayat ruqyah yang ia hafal dengan khusyuk.Setelah selesai Feri menggosok-gosok dada dan perut ayahnya itu hingga Pak Bagus mau muntah.Feri bergegas mengambil kresek besar yang teronggok di bawah ranjang entah bekas apa."Muntahin ke sini, Pa, ayo."Hoekk!Pak Bagus pun muntah begitu banyak hingga ia merasa lemas."Allahu Akbar!""Allahu Akbar!"Feri terus menggosok-gosok perut s

    Last Updated : 2022-09-27
  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 40.A

    Bu Rita yang sedang maskeran di kamarnya terlonjak kaget mendengar jeritan putri bungsunya, ia bergegas ke luar menemui Dara."Kamu kenapa sih?" "Ini, Bu, duit aku ilang semua." Dara masih sibuk mengecek ponsel berusaha menghubungi costumer servis bank."Kok bisa ilang? 'kan disimpan di ATM." "Aduh, Ibu, aku tuh kena tipu." Dara semakin panik."Kok bisa sih duit disimpan di bank ilang gitu aja," gumam Bu Rita yang minim pengetahuan."Gimana, Dara? Duitnya balik lagi 'kan setelah nelpon tukang banknya?""Ga tahu, pokoknya besok pagi aku diminta ke datang ke bank.""Aduuh gimana ini, Bu, mana duitku masih ada delapan ratus juta lagi di situ." Dara frustasi sambil mengacak rambutnya."Ya ampun! Kamu ini sarjana masa bisa ketipu sih, kamu itu 'kan pinter, Dara! Kok bisa ketipu!" teriak Bu Rita.Pak Endang yang tak tahan dengan suara bising di kamar sebelah pun beranjak menghampiri."Ada apaan sih? Malem-malem teriak?""Pak, duit Dara, Pak. Habis semua kena tipu."Pak Endang merenung sej

    Last Updated : 2022-09-29
  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 40.B

    Bugh!Dara berhasil membuat Jeni terhuyung ke lantai dengan pukulannya, ia dan ibunya gegas masuk ke dalam rumah.Kebetulan di dalam ada Bu Nendah dan Naura yang sedang mempersiapkan acara tahlilan Bu Nisya."Rita," gumam Bu Nendah sambil mengehentikan aktifitasnya.Naura pun sontak melirik ke arah pandang ibunya."Naura, di mana Mas Bagus? Panggilin sana." Dengan pongah Dara memerintah."Ngapain kamu ke sini, Rita! Pergi sana! Ternyata bukan hanya kamu ya yang suka ngerebut suami orang tapi anakmu juga, emang ibu sama anak ga ada bedanya!" Hardik Bu Nendah.Jeni lah yang memberitahunya jika Dara adalah perusak rumah tangga Pak Bagus dan Bu Nisya."Jangan ikut campur! Kamu juga ngapain di sini sih? Sana balik ke rumah sakit jiwa," ejek Bu Rita tak mau kalah.Sementara Dara masih celingukan ke sekeliling ruangan mencari suaminya."Saya emang gila dan itu karena kamu sudah memisahkan saya dan Naura, dan saya sudah sembuh, saya doakan selanjutnya kamu atau anakmu ini yang gila," balas Bu

    Last Updated : 2022-09-30
  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 41.A

    "Neng, kasian sekali ya Bu Nisya."Hari ini tepat setelah tujuh hari Bu Nisya pergi Naura pulang ke rumahnya dengan sang ibu, tak dapat dipungkiri menginap di sana membuatnya sedikit tak betah oleh sikap Jeni yang sering sekali menyindir."Nasibnya ga jauh beda sama Ibu, sama-sama ditinggalin suami.""Udah ah, Ibu jangan banyak pikiran sekarang istirahat ya.""Neng, kapan Ibu berhenti minum obat? Ibu udah sembuh kok."Naura menatap ibunya dengan tersenyum. "Iya Ibu udah sembuh, tapi minum obat juga harus karena yang suka Ibu minum itu vitamin bukan obat, aku juga suka minum vitamin kok ga hanya Ibu aja." Naura terpaksa berbohong"Oh gitu ya." Bu Nendah masih mikir."Udah istirahat."Setelah ibunya tertidur Naura segera menghampiri Feri di kamarnya."Perusahaan lagi pailit, Ra, uang buat menggaji karyawan dipakai Papa buat nikah kemarin.""Apa, jadi mahar satu milyar itu uang perusahaan?"Feri mengangguk.Bertahun-tahun menjadi karyawan ia faham betul jika perusahaan telat memberi gaji

    Last Updated : 2022-10-02

Latest chapter

  • Perkara Mahar Satu Miliar   Tamat

    "Kecuali apa!" bentakku sambil menatapnya tajam."Loh, Sayang, kok kamu bentak-bentak Pak Bagas gitu? Ada apa?" tanya Mas Dari yang tiba-tiba datang dari arah belakang.Aku sudah tak tahan dengan semua ini, lantas berdiri dan menatap tajam wajah Bagas."Mas, lebih baik tolak bantuan dari lelaki ini!" telunjukku mengarah ke wajah Bagas.Lelaki itu sedikit panik dan ketakutan, ia pikir aku akan diam saja ditekan olehnya, jangankan menggertak mencoba membunuhnya saja aku berani.Ya, tepat dua tahun yang lalu Bagas mencoba melecehkanku di vilanya yang berada di puncak Bogor, mereka sengaja memberikan obat tidur pada ketiga temanku lalu dengan santainya menggodaku hingga berusaha melecehkanku di tempat itu.Namun, aku tak Sudi disentuh olehnya, saat itu aku melawan sekuat tenaga hingga berhasil memukul kepalanya dengan bangku, kepala Arvin berdarah, tetapi lelaki itu tak menyerah terus menyerangku untuk mengoyak diri iniHingga akhirnya aku kalap lalu menancapkan pisau daging ke perut dan

  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 44

    Naura mematung dengan tangan mengepal erat, di dadanya ada amarah yang membuncah hebat.Ia benci embusan napas itu, ia juga benci seringai menjijikkan itu yang hampir merenggut kesuciannya beberapa tahun silam, andai Naura tak pandai bela diri tentu sekarang dirinya sudah menjadi sampah."Maaf sekali, Pak Burhan, sepertinya saya berubah pikiran.""Maksud Anda?" Pria berjas silver bernama Burhan itu mengerenyitkan dahinya."Ya, tanah ini tidak jadi saya jual, mohon maaf ya, Pak."Lelaki bernama Burhan itu melirik Naura dengan intens, lalu melirik kliennya yakni Bagas."Maaf kalau boleh tahu apa alasan Bu Naura membatalkan jual beli tanah ini? Bukankah sebelumnya kita sudah sepakat soal harga? Di depan kita sudah ada pembeli yang berani menawar dengan harga tinggi loh, Bu."Naura terdiam sejenak menatap lelaki bernama Bagas yang sangat ia benci setengah mati."Alasannya karena saya tidak menyukai dia." Naura menunjuk dada Bagas dengan tatapan dingin.Sontak saja Bu Nendah dan Pak Burhan

  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 43

    "Pak Polisi?" Tenggorokan Dara tercekat.Bagaimana tak panik teman-teman yang digadang -gadangkan akan melindunginya malah hilang entah ke mana. Sekarang ia mendapati dirinya dalam keadaan mengkhawatirkan."Ini surat penangkapan Anda, saya harap Anda bisa diajak kerja sama." Polisi itu menyerahkan secarik kertas yang membuat Dara kian panik."Tapi ... saya ga bersalah kok, Pak polisi." "Ikut saja ke kantor ya. Ayo." Pimpinan aparat itu menyuruh bawahannya yang berjenis kelamin wanita agar membawa Dara."Sial!""Sial!"Ke mana Yopi, Clara dan yang lainnya? Lalu ada apa dengan tubuhku? Apa yang mereka lakukan semalam?Selama digiring pihak kepolisian Dara terus bertanya-tanya dalam hatinya, tiba-tiba ia langsung teringat Yopi.Apa jangan-jangan lelaki itu sudah menj*mah tubuhku? Kurang ajar kau Yopi, lihat saja nanti.Di ruang penyelidikan Dara terus di bombardir pertanyaan-pertanyaan yang membuat dirinya kehilangan konsentrasi karena pertanyaan tersebut hanya itu-itu saja dan dilontar

  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 42.B

    "Soal itu kami masih menyelidikinya Pak Feri jangan khawatir kita akan menemukan pelakunya secepat mungkin."Usai berbincang dengan aparat kepolisian jenazah Pak Bagus pun diperbolehkan pulang, seluruh keluarga besar Bu Nisya dan Pak Bagus datang kembali ke rumah itu.Mereka tak menyangka Pak Bagus akan meninggal dalam waktu berdekatan dengan istrinya, ada yang menganggap ini cinta sejati antara mereka ada juga yang menganggap karma."Fer, apa kamu melihat Dara?" tanya Farhan."Tidak, aku sudah menelpon Pak Endang mungkin dia di perjalanan sekarang," jawab Feri.Benar saja beberapa menit kemudian Pak Endang dan Bu Rita datang memakai pakaian serba hitam."Saya ikut berduka cita, Nak Feri," ucap Pak Endang."Terima kasih.""Oh ya mana anakmu si Dara itu? Kenapa dia ga ke sini?" tanya Jeni yang duduk di dekat suaminya.Saat ini jenazah Pak Bagus sedang dimandikan di belakang rumah.Pak Endang tak menjawab ia malah melirik istrinya."Mungkin sebentar lagi," jawab Bu Rita, karena sebenarn

  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 42.A

    "Hah!" Napas Dara terengah-engah melihat suaminya tergeletak di lantai dengan wajah penuh kesakitan, sedangkan dari dalam dadanya keluar darah dengan derasIa baru tersadar jika tindakannya barusan memang dikuasi setanDara beringsut mundur sambil menutup mulutnya, tubuh kurus itu bergetar ketakutan."Mas." Dara menggoncangkan tubuh suaminya menggunakan kaki.Tapi Pak Bagus tak bergerak, bahkan matanya melotot tanpa berkedip.Dara semakin panik, matanya liar melihat ke sekeliling ruangan, beruntung tak ada yang menyaksikan karena sanak saudara Bu Nisa telah pulang tadi malam.Perempuan itu pun mundur perlahan lalu pergi dengan berlari kencang, keluar dari perumahan itu baru ia bisa berhenti berlari karena napasnya terengah-engah."Ya Tuhan, apa Mas Bagus meninggal?" Seluruh tubuhnya bergetar hebat.Ia pun segera naik angkot lalu pulang ke rumah melewati ibunya yang sedang mengemas barang dagangan."Gimana, Ra? Pak Bagus ngasih uang?" tanya Dara.Bahkan ia lupa jika dompet suaminya ya

  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 42

    Dara melotot sambil melirik suaminya, tak menyangka Pak Bagus yang bucin bisa menuduh sekejam itu, ya walaupun tuduhan itu benar, pikir Dara."Apaan sih kamu ga jelas banget, aku mana ngerti begituan, jangan mentang-mentang istri kamu meninggal terus kamu merasa bersalah dan mencampakkan aku gitu aja ya, Mas." Dara berusaha memutar balikkan fakta."Seminggu yang lalu saya dirukiyah sama Feri dan saya muntah, setelah itu tiba-tiba aja rasa cinta saya ke kamu jadi hilang, itu apa artinya kalau kamu ga melet saya hah." "Apa?! Cuma masalah kaya gitu Mas berani nuduh aku." Dara tersenyum getir."Bilang aja nyesel nikah sama aku karena istri kamu udah meninggal sekarang, ga usah nuduh aku macam-macam karena Mas ga punya bukti." Dara masih tak ingin kalah Pak Bagus terdiam berdebat dengan anak ingusan memang takkan pernah menemukan titik penyelesaian."Saya ga nuduh kamu, tapi saat ini perasaan saya ke kamu udah ga ada, Dara, terus kamu mau kaya gimana?" Pak Bagus pasrah, sudah terlalu ban

  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 41.A

    "Neng, kasian sekali ya Bu Nisya."Hari ini tepat setelah tujuh hari Bu Nisya pergi Naura pulang ke rumahnya dengan sang ibu, tak dapat dipungkiri menginap di sana membuatnya sedikit tak betah oleh sikap Jeni yang sering sekali menyindir."Nasibnya ga jauh beda sama Ibu, sama-sama ditinggalin suami.""Udah ah, Ibu jangan banyak pikiran sekarang istirahat ya.""Neng, kapan Ibu berhenti minum obat? Ibu udah sembuh kok."Naura menatap ibunya dengan tersenyum. "Iya Ibu udah sembuh, tapi minum obat juga harus karena yang suka Ibu minum itu vitamin bukan obat, aku juga suka minum vitamin kok ga hanya Ibu aja." Naura terpaksa berbohong"Oh gitu ya." Bu Nendah masih mikir."Udah istirahat."Setelah ibunya tertidur Naura segera menghampiri Feri di kamarnya."Perusahaan lagi pailit, Ra, uang buat menggaji karyawan dipakai Papa buat nikah kemarin.""Apa, jadi mahar satu milyar itu uang perusahaan?"Feri mengangguk.Bertahun-tahun menjadi karyawan ia faham betul jika perusahaan telat memberi gaji

  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 40.B

    Bugh!Dara berhasil membuat Jeni terhuyung ke lantai dengan pukulannya, ia dan ibunya gegas masuk ke dalam rumah.Kebetulan di dalam ada Bu Nendah dan Naura yang sedang mempersiapkan acara tahlilan Bu Nisya."Rita," gumam Bu Nendah sambil mengehentikan aktifitasnya.Naura pun sontak melirik ke arah pandang ibunya."Naura, di mana Mas Bagus? Panggilin sana." Dengan pongah Dara memerintah."Ngapain kamu ke sini, Rita! Pergi sana! Ternyata bukan hanya kamu ya yang suka ngerebut suami orang tapi anakmu juga, emang ibu sama anak ga ada bedanya!" Hardik Bu Nendah.Jeni lah yang memberitahunya jika Dara adalah perusak rumah tangga Pak Bagus dan Bu Nisya."Jangan ikut campur! Kamu juga ngapain di sini sih? Sana balik ke rumah sakit jiwa," ejek Bu Rita tak mau kalah.Sementara Dara masih celingukan ke sekeliling ruangan mencari suaminya."Saya emang gila dan itu karena kamu sudah memisahkan saya dan Naura, dan saya sudah sembuh, saya doakan selanjutnya kamu atau anakmu ini yang gila," balas Bu

  • Perkara Mahar Satu Miliar   Bab 40.A

    Bu Rita yang sedang maskeran di kamarnya terlonjak kaget mendengar jeritan putri bungsunya, ia bergegas ke luar menemui Dara."Kamu kenapa sih?" "Ini, Bu, duit aku ilang semua." Dara masih sibuk mengecek ponsel berusaha menghubungi costumer servis bank."Kok bisa ilang? 'kan disimpan di ATM." "Aduh, Ibu, aku tuh kena tipu." Dara semakin panik."Kok bisa sih duit disimpan di bank ilang gitu aja," gumam Bu Rita yang minim pengetahuan."Gimana, Dara? Duitnya balik lagi 'kan setelah nelpon tukang banknya?""Ga tahu, pokoknya besok pagi aku diminta ke datang ke bank.""Aduuh gimana ini, Bu, mana duitku masih ada delapan ratus juta lagi di situ." Dara frustasi sambil mengacak rambutnya."Ya ampun! Kamu ini sarjana masa bisa ketipu sih, kamu itu 'kan pinter, Dara! Kok bisa ketipu!" teriak Bu Rita.Pak Endang yang tak tahan dengan suara bising di kamar sebelah pun beranjak menghampiri."Ada apaan sih? Malem-malem teriak?""Pak, duit Dara, Pak. Habis semua kena tipu."Pak Endang merenung sej

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status