💐Happy Reading💐
“Hah? Itu semua adalah Dress dengan model terbaru dan di sukai tahun ini, terus dengan gampangnya kamu bilang itu kekurangan bahan?” sewot Stella, ia pun mengambil tasnya yang ada di atas meja dengan kasar lalu keluar terlebih dahulu dari butik itu, meninggalkan Rionard.Rionard pun menghela nafas panjang, ia harus sabar menghadapi tingkah Stella yang akhir-akhir ini tampak marah terhadapnya.Rionard berdiri dari soffa untuk meninggalkan butik tersebut, dan menyusul Stella yang sudah keluar dari butik itu terlebih dahulu. Sesampainya di luar, ia menatap Stella yang sudah duduk di kursi penumpang dengan mimik wajah yang sulit di artikan.Ia pun bergegas menuju mobil dan membuka pintunya, lalu duduk di sisi samping Stella, tepatnya di kursi kemudi.“Key!” panggil Rionard sambil memutar kunci kontak lalu menjalankan mobil tersebut.Stella hanya berdiam diri, tanpa beniat untuk menanggapi atau bahkan sekedar menyahut panggilan Rionard.“Aku minta maaf,” ujar Rionard sambil sesekali menatap ke arah Stella di sela-sala ia fokus dalam mengemudi.Mendengar permintaan maaf dari Rionard, Stella pun menengok ke arah Rionard dan memandangnya sejenak. Setelah itu ia pun kembali menghadapkan wajahnya ke depan dengan mata yang berusaha fokus ke jelanan.“Key, aku tahu ini sulit baik kamu maupun aku. Tapi coba buka pikiran kamu, biarpun aku mengatakan ‘tidak’ apakah itu akan mengubah rencana perjodohan yang keluarga kita buat? Tentu tidak Key,” papar Rionard mencoba untuk menjelaskan, kenapa ia hanya diam waktu itu.Sedangkan perempuan yang ada di sampingnya itu pun tampak merenung, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Tangan Rionard bergerak menuju kerah leher dan melonggarkan dasi, yang cukup kencang melilit lehernya.“Menurutku justru perjodohan ini hal yang baik untuk kita. Aku dapat melindungimu dan juga menjagamu, karena akan banyak waktu yang aku habiskan bersama mu.”Rionard tampak berpikir sejenak, dengan siku kiri ia sandarkan di pintu mobil dan jari-jari tangan mengusap dagu. Sebelum ia melanjutkan perkataannya.“Mungkin memang terkadang beberapa orang hanya cocok untuk menjadi pasangan sahabat, bukan pasangan hidup atau suami istri. Tapi ini sudah terjadi, aku harap kamu dapat berusaha menerimanya. Karena aku juga bakal melakukan hal yang sama, berusaha menerimamu dan mungkin ....”Rionard menggantungkan perkataan nya, hal itu sontak membuat Stella menoleh ke arah Rionard. Ia terus menatap Rionard yang bergeming, seperti seorang yang menuntut kelanjutan perkataan yang di lontarkan Rionard.Merasa di tatap Stella dengan intens. Rionard pun menoleh ke arah Stella dan berkata, “Dan mungkin berusaha untuk mencintaimu.”‘Deg’Setelah mendengar perkataan lelaki yang baru saja mengatakan kata-kata yang sulit di terima otaknya. Ia pun bergegas memalingkan wajahnya dan kembali menatap ke arah depan, dengan jantung yang hampir melompat dari tempatnya.Setelah beberapa saat terdiam dengan keheningan, jantung Stella yang semula berdetak dengan cepat kini kembali normal. Dan ia pun berusaha untuk menjernihkan pikiran dan merenungkan perkataan Rionard.‘Apa yang di katakan Rio benar. Lagi pula ini sudah terjadi, berharap perjodohan ini batal pun tidak mungkin. Tidak ada salahnya untuk berusaha menerima perjodohan ini, seperti yang Rio katakan’ batin Stella, ia pun menarik nafas dengan perlahan lalu menghembuskannya. Untuk menikmati oksigen yang masuk memenuhi paru-parunya. ••●●●•• Di sebuah mansion mewah dari salah satu keluarga terpandang di negeri itu, kini tampak ramai. Karena akan di gelarnya pernikahan putri tunggal mereka.Pernikahan yang banyak di hadiri oleh orang-orang kalangan atas, baik dari orang yang berpengaruh atau bahkan terkenal di negeri itu. Tidak ketinggalan para wartawan dari berbagai media juga datang, untuk meliput pernikahan yang cukup fenomenal itu.Ya dua minggu sudah berlalu, di mana hari ini adalah hari pernikahan Stella Keyline putri tunggal dan anak kedua dari keluarga Dewangga, dengan Rionard Steven pewaris tunggal dari perusahaan V&E Compeny.Karens status sosial yang keluarga mereka miliki, membuat berita pernikahan Stella dan Rionard sangat panas, dan fenomenal.Semua orang yang menghadiri acara tersebut tampak tersenyum serta ikut bahagia menyambut hari ini, terutama untuk kedua keluarga besar mempelai.Sedangkan di sisi lain, seorang perempuan cantik dengan dress pengantin yang ia kenakan sedang menatap kosong ke arah pantulan dirinya di cermin.Perempuan itu sangat tidak menyangka hari ini tiba dengan begitu cepat. Padahal ia sama sekali tidak ingin hari ini datang secepat ini.Dirinya harus melepas masa lajangnya, di usia yang bisa di bilang cukup muda.Walaupun begitu ia sudah memantapkan hatinya untuk se siap-siap mungkin, dalam menerima takdir ini baik yang terjadi hari ini dan juga yang akan datang. Ia berusaha siap untuk menjadi istri yang baik dan bertanggung jawab bagi sahabatnya itu.“Stella!” panggil Regina sahabat Stella dari mereka duduk di bangku kuliah.Stella pun menoleh ke arah suara yang memanggilnya itu, lalu tersenyum pada sahabatnya.“Kamu cantik bangat, aku masih benar-benar tidak percaya kamu akan menikah secepat ini.” Stella pun hanya tersenyum menanggapi perkataan tersebut. “Udah siap?”Stella pun menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan, untuk me-minimalisir kegugupannya. Lalu ia pun mengangguk mengiyakan pertanyaan sahabatnya itu.Dengan perlahan dan anggun, Stella berjalan di tengah lorong aula untuk menuju di titik pusat perhatian semua orang. Dengan di temani Regina di sampingnya.Ia berusaha tersenyum entah kepada siapa, tangannya yang memegang bukit bunga kini mulai berkeringat dingin. Ia benar-benar sengat gugup, mungkin di sebabkan saat ini masih di awal-awal acara yang membuat ia benar-benar menjadi pusat perhatian.Stella menatap ke depan dan matanya bertemu dengan siluet teduh milik Rionard, yang berhasil membuatnya menjadi tenang. Laki-laki tersebut tampak tersenyum ke arahnya, mungkin senyum yang hanya di sadari oleh Stella. Kurang lebih 1 jam telah berlalu, dengan seiring berlalunya juga acara inti yang berlangsung di aula tersebut, yaitu janji suci pernikahan.Saat ini kedua mempelai hanya melakukan sapa salam kepada para tamu, yang mengucapkan selamat atas pernikahan mereka. Tidak lupa mereka juga berfoto bersama para tamu tersebut.“You oke?” tanya Rionard pada Stella, di sela-sela mereka bersalaman dengan para tamu.“I’m oke,” jawab Stella sambil tersenyum ke arah Rionard.Rionard cukup khawatir melihat Stella yang sepertinya tampak kelelahan, walaupun begitu ia tersenyum melihat Stella yang cukup bersemangat.Sepertinya Stella sudah mulai bisa menerima ini, meski secara perlahan, pikir Rionard.Sedangkan yang ada di pikiran Stella saat ini adalah, ia benar-benar berharap ini cepat selesai. Karena ini cukup menguras tenaganya, apalagi harus tersenyum dengan ramah setiap saat.Setelah tamu cukup berkurang, mereka pun memutuskan untuk beristirahat sejenak.“Minum,” tawar Rionard sambil menyodorkan minuman segar ke arah Stella. Tanpa berpikir Stella pun bergegas mengambil minuman yang ada di tangan Rionard, lalu meneguknya.“Cape?” tanya Rionard.Stella pun memutar bola matanya malas. “Tentu saja, aku sangat merindukan kasur empukku.” 💐💐💐💐Happy Reading💐“Huft ... cape banget,” kelus Stella seraya membanting diri di atas kasur queensize-nya, tanpa melepas dress pengantin yang melekat di tubuhnya.Jam menunjukkan pukul 7:00 malam. Yang berarti acara sudah di pastikan selesai cukup lama. Stella sudah meminta izin kepada orang tuanya, untuk terlebih dahulu ke kamarnya yang ada di lantai atas, untuk beristirahat.Dan saat ini ia berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman, untuk melepas dress pengantin lalu membersihkan make up yang cukup tebal di wajahnya.Dan terakhir mandi untuk membuat badannya cukup segar, sebelum akhirnya ia pergi ke alam mimpi. Sebelum ia membersihkan make up. Stella tampak kesulitan melepas dress pengantin yang ia kenakan dari tubuhnya, ia pun memanggil salah seorang pelayan untuk membantu melepaskannya.Tok, tok, tok ...“Masuk,” titah Stella kepada orang yang mengetuk pintu, yang ia yakini itu adalah salah satu pelayannya.Benar saja, seorang pelayan wanita pun muncul dari balik pin
💐Happy Reading💐Stella meneguk ludahnya kasar setelah mendengar perkataan Rionard, dengan debaran dada yang tak kunjung berhenti sejak tadi.“A, aku tau. Ta, tapi kan gak mesti sekamar secepat ini,” jawab Stella sedikit gugup.Jujur saja ia masih tidak bisa menerima jika harus berada dalam satu ruangan dengan seorang laki-laki, apalagi untuk tidur bersama.Walaupun Stella sudah bertekat untuk berusaha menerima semua ini, tetap saja ia tidak dapat melakukan itu sekaligus. Perlu bertahap untuk menerima sesuatu yang sulit untuk ia terima sedari awal.Rionard tersenyum samar nyaris tak terlihat, dan senyumnya itu pun tidak dapat di sadari oleh Stella. Rionard pun bertanya, “Lalu kapan?”“Yang pasti tidak sekarang?”“Apakah setiap pasangan pengantin seperti itu?” tanya Rionard dengan wajah yang di buat sepolos mungkin.“Ayolah Rio, mereka-mereka itu menikah atas dasar saling suka, dan mencintai. Sedangkan kita? Hanya terikat karena perjodohan.”Rionard yang mendengar penuturan yang kelua
💐Happy Reading💐Perempuan cantik yang sudah mendapat gelar sebagai seorang istri itu, baru saja membuka matanya. Setelah merasakan cahaya matahari yang masuk dari celah gorden, dan mengganggu tidurnya.Posisi yang semula berbaring, dengan perlahan ia pun bangun dengan posisi kini sedang duduk.Ia mengucek matanya dengan lembut. Dengan keadaan setengah sadar tiba-tiba ingatan tentang tadi malam, menyeruak masuk ke dalam otaknya yang masih setengah berfungsi.Karena hal itu, ia pun bergegas menolehkan kepalanya ke arah samping tempat tidurnya. Benar saja, ada seorang lelaki yang sedang terbaring di sana. Dan dia merupakan suaminya sendiri.Menyaksikan sesuatu hal yang ia harap itu cuman mimpi, membuatnya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, lalu terdengar raungan kecil yang tertahan dibaliknya.“Apa yang harus aku lakukan,” gumam perempuan bernama Stella Keyline itu, atau sekarang bisa di sebut dengan Mrs. Steven.Ada sesuatu yang sepertinya ia lihat dan abaikan. Hal itu mem
💐Happy Reading💐 Rionard tersenyum simpul, lalu dudu di kursi yang ada di samping Stella.Lelaki itu berkata, “aku bercanda Stella, kau seperti tidak mengenal aku.”“Hal seperti itu tidak bisa di buat sebagai canda-an,” ujar Stella, masih tetap fokus memandang ke depan.“Baiklah, baiklah. Aku minta maaf.”Stella tidak menghiraukan perkataan Rionard, sehingga membuat laki-laki itu menyenggol lengan Stella dengan sikunya.“Hmm ... maaf di berikan,” ujar Stella dengan wajah datarnya.Melihat wajah Stella yang lucu menurut Rionard, ia pun mengusap-usap kepala Stella sedikit kasar. Sehingga membuat empunya cemberut, karena rambutnya di buat berantakan oleh lelaki itu.“Rio!” tegur Stella.“Hahahaa!! maaf, maaf ... Oh! Kau habis keramas Stella?” tanya Rionard dengan wajah di buat terkejut.“Iya, aku gak kaya kamu, gak mandi!”Mendengar jawaban Stella yang sial nya itu benar. Rion
💐💐💐“Hmm ....” Rionard tampak berpikir sejenak. “Bagaimana kalau kita membeli mobil, seperti milik kakak mu. Kamu kan ingin itu!”Stella tercengang ketika mendengar penuturan santai, yang keluar dari mulut Rionard. Bukankah harusnya lelaki itu tahu, bahwa yang ia katakan hanya sebuah canda-an.“Rionard, kamu tau aku hanya bercanda. Untuk mempermainkan kakakku. Aku tidak benar-benar menginginkan itu,” ujar Stella was-was.Stella sangat mengenal sahabatnya itu. Apapun yang di inginkan Stella, sebisa mungkin Rionard penuhi, bahkan sesuatu yang tidak di minta sekali pun.“Lalu? Apa masalahnya? Aku kan ingin membelikannya untukmu.”“Itu sangat boros Rio.”“Itu hal kecil bagiku, sama sekali tidak termasuk pemborosan,” ujar Roindra seraya berbalik dari hadapan Stella untuk melanjutkan langkahnyaBukan Stella namanya jika mengalah begitu saja. Iya pun menarik tangan Rionard agar lelaki itu tidak melanjutkan langkahnya.“Aku akan kembali marah, jika kamu tidak mendengarkanku kali ini.”Mend
💐Happy Reading💐“Terima kasih.”Setelah mengucapkan kata terima kasih kepada resepsionis, Stella merampas sedikit kasar kopernya dari tangan bellboy. Merasa perlakuannya cukup kasar pada bellboy tersebut Stella meminta maaf kepadanya, yang di balas anggukan ramah. Walaupun dia cukup kesal bukan berarti Stella menjadi tidak beretika kepada sesama, walaupun status mereka berbeda. Menurut Stella hanya pekerjaan dan status sosial saja, dan sisanya mereka sesama makhluk hidup yang mestinya saling menghormati.Stella bergegas menuju lift yang akan membawanya ke kamar hotel yang akan ia tempati bersama suaminya tentu saja. Iift terbuka Stella pun memasukinya, lalu menyilangkan tangannya di dada tanpa menekan nomor lantai. Kini dirinya menghadap ke arah luar lift, dan tepat matanya menatap Rionard dengan tatapan berang. Seakan paham dengan tatapan Stella, Rionard pun tersenyum menyeringai. Lucu sekali istrinya ini, pikir Rionard. Rionard tahu bahwa Stella tidak mengetahui di lantai berapa
💐Happy Reading 💐“Apa!!”“Gak mau!” Tolak sepasang sejoli yang duduk berdampingan mendengar kabar mengejutkan dari kedua orang tua mereka.“Tidak ada penolakan, ini sudah kesepakatan bersama,” ucap Papah dari perempuan yang akan di jodohkan itu, berusaha memberi pengertian kepada pasangan tersebut.“Tapi Pah!” rengek perempuan itu.“Iya sayang, ini juga demi kalian.” Ibu dari lelaki yang sedang duduk di sebelahnya itu juga ikutBersuara, untuk memberi pengertian.“Tapi Tante, Rio juga gak mau. Iya kan?” tanyanya pada Lelaki yang tepat berada di sampingnya.Malam ini lelaki tersebut tampak gagah dan tampan dengan setelan jas seperti biasanya. Dengan balutan kemeja warna putih, kancing paling atas tidak terkait dan dasi yang sedikit longgar. Lalu di balut dengan jas berwarna biru malam.Sangat mendukung pesona lelaki itu malam ini. Dan dengan menampilkan wajah datar khasnya, menambah aura ke tampan-an lelaki itu. Perempuan tersebut pun melayangkan cubitan andalannya pada paha lelaki
💐Happy Reading💐“Cantik bangat putri Mama,” ujar Diana yang baru saja memasuki kamar Stella. “Bagaimana sudah siap?”Stella pun mengangguk dangan Ragu, “Siap Ma!”“Iya dong harus siapa, mari mama bantu.”Stella pun keluar dari kamar menuju acara pertunangan yang di gelar hari ini, dengan di bantu sang Mama yang memeganginya saat berjalan dari samping.Satu minggu telah berlalu, acara pertunangan Stella dan juga Rionard sahabatnya telah tiba. Hari di mana seharusnya salah satu hari yang paling bersejarah dan membahagiakan bagi sepasang kekasih. Tapi, tidak bagi Stella.Dirinya sama sekali tidak menantikan hari ini datang dengan cepat, apalagi hari pernikahannya nanti. apalagi setalah acara ini selesai sudah di pastikan bahwa nanti ia akan sibuk mempersiapkan pernikahan di hari-hari berikutnya.Walaupun begitu, hari ini tidak cukup buruk baginya, karena adanya hari ini Kakaknya Alvin Geovandra yang sedang kuliah S3 di jurusan arsitek itu memberi kejutan dengan ke pulangannya. Dan hal
💐Happy Reading💐“Terima kasih.”Setelah mengucapkan kata terima kasih kepada resepsionis, Stella merampas sedikit kasar kopernya dari tangan bellboy. Merasa perlakuannya cukup kasar pada bellboy tersebut Stella meminta maaf kepadanya, yang di balas anggukan ramah. Walaupun dia cukup kesal bukan berarti Stella menjadi tidak beretika kepada sesama, walaupun status mereka berbeda. Menurut Stella hanya pekerjaan dan status sosial saja, dan sisanya mereka sesama makhluk hidup yang mestinya saling menghormati.Stella bergegas menuju lift yang akan membawanya ke kamar hotel yang akan ia tempati bersama suaminya tentu saja. Iift terbuka Stella pun memasukinya, lalu menyilangkan tangannya di dada tanpa menekan nomor lantai. Kini dirinya menghadap ke arah luar lift, dan tepat matanya menatap Rionard dengan tatapan berang. Seakan paham dengan tatapan Stella, Rionard pun tersenyum menyeringai. Lucu sekali istrinya ini, pikir Rionard. Rionard tahu bahwa Stella tidak mengetahui di lantai berapa
💐💐💐“Hmm ....” Rionard tampak berpikir sejenak. “Bagaimana kalau kita membeli mobil, seperti milik kakak mu. Kamu kan ingin itu!”Stella tercengang ketika mendengar penuturan santai, yang keluar dari mulut Rionard. Bukankah harusnya lelaki itu tahu, bahwa yang ia katakan hanya sebuah canda-an.“Rionard, kamu tau aku hanya bercanda. Untuk mempermainkan kakakku. Aku tidak benar-benar menginginkan itu,” ujar Stella was-was.Stella sangat mengenal sahabatnya itu. Apapun yang di inginkan Stella, sebisa mungkin Rionard penuhi, bahkan sesuatu yang tidak di minta sekali pun.“Lalu? Apa masalahnya? Aku kan ingin membelikannya untukmu.”“Itu sangat boros Rio.”“Itu hal kecil bagiku, sama sekali tidak termasuk pemborosan,” ujar Roindra seraya berbalik dari hadapan Stella untuk melanjutkan langkahnyaBukan Stella namanya jika mengalah begitu saja. Iya pun menarik tangan Rionard agar lelaki itu tidak melanjutkan langkahnya.“Aku akan kembali marah, jika kamu tidak mendengarkanku kali ini.”Mend
💐Happy Reading💐 Rionard tersenyum simpul, lalu dudu di kursi yang ada di samping Stella.Lelaki itu berkata, “aku bercanda Stella, kau seperti tidak mengenal aku.”“Hal seperti itu tidak bisa di buat sebagai canda-an,” ujar Stella, masih tetap fokus memandang ke depan.“Baiklah, baiklah. Aku minta maaf.”Stella tidak menghiraukan perkataan Rionard, sehingga membuat laki-laki itu menyenggol lengan Stella dengan sikunya.“Hmm ... maaf di berikan,” ujar Stella dengan wajah datarnya.Melihat wajah Stella yang lucu menurut Rionard, ia pun mengusap-usap kepala Stella sedikit kasar. Sehingga membuat empunya cemberut, karena rambutnya di buat berantakan oleh lelaki itu.“Rio!” tegur Stella.“Hahahaa!! maaf, maaf ... Oh! Kau habis keramas Stella?” tanya Rionard dengan wajah di buat terkejut.“Iya, aku gak kaya kamu, gak mandi!”Mendengar jawaban Stella yang sial nya itu benar. Rion
💐Happy Reading💐Perempuan cantik yang sudah mendapat gelar sebagai seorang istri itu, baru saja membuka matanya. Setelah merasakan cahaya matahari yang masuk dari celah gorden, dan mengganggu tidurnya.Posisi yang semula berbaring, dengan perlahan ia pun bangun dengan posisi kini sedang duduk.Ia mengucek matanya dengan lembut. Dengan keadaan setengah sadar tiba-tiba ingatan tentang tadi malam, menyeruak masuk ke dalam otaknya yang masih setengah berfungsi.Karena hal itu, ia pun bergegas menolehkan kepalanya ke arah samping tempat tidurnya. Benar saja, ada seorang lelaki yang sedang terbaring di sana. Dan dia merupakan suaminya sendiri.Menyaksikan sesuatu hal yang ia harap itu cuman mimpi, membuatnya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, lalu terdengar raungan kecil yang tertahan dibaliknya.“Apa yang harus aku lakukan,” gumam perempuan bernama Stella Keyline itu, atau sekarang bisa di sebut dengan Mrs. Steven.Ada sesuatu yang sepertinya ia lihat dan abaikan. Hal itu mem
💐Happy Reading💐Stella meneguk ludahnya kasar setelah mendengar perkataan Rionard, dengan debaran dada yang tak kunjung berhenti sejak tadi.“A, aku tau. Ta, tapi kan gak mesti sekamar secepat ini,” jawab Stella sedikit gugup.Jujur saja ia masih tidak bisa menerima jika harus berada dalam satu ruangan dengan seorang laki-laki, apalagi untuk tidur bersama.Walaupun Stella sudah bertekat untuk berusaha menerima semua ini, tetap saja ia tidak dapat melakukan itu sekaligus. Perlu bertahap untuk menerima sesuatu yang sulit untuk ia terima sedari awal.Rionard tersenyum samar nyaris tak terlihat, dan senyumnya itu pun tidak dapat di sadari oleh Stella. Rionard pun bertanya, “Lalu kapan?”“Yang pasti tidak sekarang?”“Apakah setiap pasangan pengantin seperti itu?” tanya Rionard dengan wajah yang di buat sepolos mungkin.“Ayolah Rio, mereka-mereka itu menikah atas dasar saling suka, dan mencintai. Sedangkan kita? Hanya terikat karena perjodohan.”Rionard yang mendengar penuturan yang kelua
💐Happy Reading💐“Huft ... cape banget,” kelus Stella seraya membanting diri di atas kasur queensize-nya, tanpa melepas dress pengantin yang melekat di tubuhnya.Jam menunjukkan pukul 7:00 malam. Yang berarti acara sudah di pastikan selesai cukup lama. Stella sudah meminta izin kepada orang tuanya, untuk terlebih dahulu ke kamarnya yang ada di lantai atas, untuk beristirahat.Dan saat ini ia berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman, untuk melepas dress pengantin lalu membersihkan make up yang cukup tebal di wajahnya.Dan terakhir mandi untuk membuat badannya cukup segar, sebelum akhirnya ia pergi ke alam mimpi. Sebelum ia membersihkan make up. Stella tampak kesulitan melepas dress pengantin yang ia kenakan dari tubuhnya, ia pun memanggil salah seorang pelayan untuk membantu melepaskannya.Tok, tok, tok ...“Masuk,” titah Stella kepada orang yang mengetuk pintu, yang ia yakini itu adalah salah satu pelayannya.Benar saja, seorang pelayan wanita pun muncul dari balik pin
💐Happy Reading💐“Hah? Itu semua adalah Dress dengan model terbaru dan di sukai tahun ini, terus dengan gampangnya kamu bilang itu kekurangan bahan?” sewot Stella, ia pun mengambil tasnya yang ada di atas meja dengan kasar lalu keluar terlebih dahulu dari butik itu, meninggalkan Rionard.Rionard pun menghela nafas panjang, ia harus sabar menghadapi tingkah Stella yang akhir-akhir ini tampak marah terhadapnya.Rionard berdiri dari soffa untuk meninggalkan butik tersebut, dan menyusul Stella yang sudah keluar dari butik itu terlebih dahulu. Sesampainya di luar, ia menatap Stella yang sudah duduk di kursi penumpang dengan mimik wajah yang sulit di artikan.Ia pun bergegas menuju mobil dan membuka pintunya, lalu duduk di sisi samping Stella, tepatnya di kursi kemudi.“Key!” panggil Rionard sambil memutar kunci kontak lalu menjalankan mobil tersebut.Stella hanya berdiam diri, tanpa beniat untuk menanggapi atau bahkan sekedar menyahut panggilan Rionard.“Aku minta maaf,” ujar Rionard sambi
💐Happy Reading💐“Sejak kapan aku melarang?” ujar Rionard, sambil mengangkat kedua alisnya.Di luar dugaan, ternyata Stella mempertanyakan hal lain, yang tidak ada di pikirannya. Padahal ia sudah mempersiapkan jawaban, jika pertanyaan itu di lontarkan kembali oleh Stella.Stella menatap Rionard intens dengan binar di matanya. Dan memastikan apakah itu artinya ia mendapat izin untuk mengelola Restoran, walau sudah menjadi seorang istri nanti.“Berarti kamu mengizinkan?” tanya Stella memastikan.Rionard pun menganggukkan kepala. Lalu berkata, “aku gak melarang hal baik, dan juga aku tahu itu impian kamu.”“Terima kasih Rio, kamu memang sahabat aku yang pengertian.” Stella pun menggenggam tangan Rio yang berada di atas meja, untuk menggambarkan betapa senangnya ia. “Aku janji akan jadi istri baik, dan mengurusmu.”Mendengar kata terakhir Rionard ber-dehem singkat, lalu memperbaiki posisi duduknya.Sebenarnya Stella ingin mengutarakan niatnya mengenai ia yang ingin memperluas usahanya it
💐Happy Reading💐Tok tok tok“Permisi Nona Stella!” ujar salah satu pelayan memanggil sang majikan dari luar kamar, setelah ia mengetuk pintu.“Iya, ada apa?” sahut Stella dari dalam.“Tuan Rio sedang menunggu.”“Sebentar lagi saya akan turun, tolong sampaikan pada Rio.”Setelah menerima perintah dari Nonanya, pelayan tersebut pun permisi, undur diri untuk menyampaikan yang di titahkan pada dirinya.2 minggu telah berlalu, setelah acara pertunangan Stella dan Rionard di gelar, yang berarti tinggal menyisakan waktu setengah bulan lagi menuju hari pernikahan. Dalam kurun waktu 2 minggu itu Stella dan Rionard sama sekali tidak saling bertemu. Kalau sempat pun mereka hanya saling berbalas pesan, itu pun hanya pesan-pesan penting yang mereka bahas.Berbeda dengan Rionard yang menghabiskan waktunya dengan bekerja, untuk mencapai target agar bisa mengambil cuti untuk persiapan nikah dan juga honeymoon . Stella menghabiskan waktu dengan Kakaknya, pergi jalan-jalan, ke Mall, ke pantai, dan