💐Happy Reading💐
“Cantik bangat putri Mama,” ujar Diana yang baru saja memasuki kamar Stella. “Bagaimana sudah siap?”Stella pun mengangguk dangan Ragu, “Siap Ma!”“Iya dong harus siapa, mari mama bantu.”Stella pun keluar dari kamar menuju acara pertunangan yang di gelar hari ini, dengan di bantu sang Mama yang memeganginya saat berjalan dari samping.Satu minggu telah berlalu, acara pertunangan Stella dan juga Rionard sahabatnya telah tiba. Hari di mana seharusnya salah satu hari yang paling bersejarah dan membahagiakan bagi sepasang kekasih. Tapi, tidak bagi Stella.Dirinya sama sekali tidak menantikan hari ini datang dengan cepat, apalagi hari pernikahannya nanti. apalagi setalah acara ini selesai sudah di pastikan bahwa nanti ia akan sibuk mempersiapkan pernikahan di hari-hari berikutnya.Walaupun begitu, hari ini tidak cukup buruk baginya, karena adanya hari ini Kakaknya Alvin Geovandra yang sedang kuliah S3 di jurusan arsitek itu memberi kejutan dengan ke pulangannya. Dan hal itu membuat Stella merasa jauh lebih baik.Pihak keluarga calon mempelai laki-laki datang, di sambut dengan baik oleh keluarga calon mempelai perempuan sesuai adat yang ada. Acara pun di mulai dengan MC yang mengucapkan selamat datang dan berterima kasih atas kehadiran semua pihak.Lalu, sang MC pun membacakan susunan acara dan menceritakan secara singkat mengenai kedua calon mempelai.Setelah itu MC bertanya mengenai maksud kedatangan pihak keluarga calon mempelai laki-laki. Memasuki inti acara, perwakilan dari keluarga Dewantara pun mengutarakan tujuan kedatangannya, yakni untuk melamar sang mempelai perempuan Stella Keyline.Kemudian, ia menanyakan apakah keluarga Dewangga bersedia menerima lamaran dan menikahkannya dengan mempelai laki-laki.“kedatangan kami hari ini bermaksud untuk melamar atau meminang putri cantik dari keluarga besar Bapak Dewangga yang bernama Stella Keyline,” ujar Perwakilan dari keluarga Dewantara, beliau menjeda sebelum kembali bersuara. “Dengan segala kerendahan hati, kami harap keluarga besar Bapak Dewangga dapat menerima lamaran atau pinangan keluarga kami.”Dengan selesainya kalimat dari perwakilan keluarga besar Dewantara, MC pun mempersilahkan pihak keluarga mempelai perempuan untuk menjawab. Yang mana tentu saja mendapatkan jawaban setuju dari keluarga mempelai perempuan yang menerima lamaran tersebut. Perwakilan keluarga Dewangga pun menjawab, “setelah bertanya kepada putri kami yang mendapat jawaban bahwa setuju dan menerima lamaran atau pinangan ini, keluarga kami pun menyetujui dan juga menerima lamaran dan pinangan dari putra tunggal Bapak Dewantara yang bernama Rionard Steven.”Setelah resmi menerima lamaran tersebut, maka pihak mempelai laki-laki menyerahkan seserahan kepada keluarga mempelai perempuan.Setelah itu, Rionard dan Stella pun saling berhadapan untuk memasang kan cincin pertunangan ke jari manis Stell, sebagai simbol bahwa sudah terjalinnya ikatan pertunangan. Yang di sambut tepukan meriah dari kedua pihak keluarga dan tamu yang di undang.Stella hanya tersenyum kecut sambil menatap sendu ke arah cincin yang melingkar di jari manisnya.Rionard yang melihat itu pun berusaha untuk menghibur sang sahabat itu.“Stella!” panggilnya pelan agar hanya dapat di dengar olehnya dan juga Stella.Stella pun mendongak menatap Rionard dengan wajah sedih, dengan senyum samar yang ia paksakan.“Apa yang ada di wajah kamu itu?” tanya Rionard tampak serius.Melihat keseriusan Rionard, Stella pun melotot kan matanya sambil memegang pipinya pelan.Lalu bertanya, “ada apa?”“Itu senyum kamu jelek sekali.”Mendengar itu Stella pun memukul dada Rionard, kesal akan canda-an yang di lontarkan olehnya.“Jangan membuatku semakin kesal Rio,” ujar Stella dengan suara datar.Mendengar nada suara Stella seperti itu, Rionard hanya menghembuskan nafasnya kasar. Ia sangat tahu bahwa perempuan yang saat ini menampilkan senyum palsu ke semua orang itu, sangat marah kepada dirinya.Ia pun berniat untuk membujuknya, dan meminta maaf di lain kesempatan.Acara pun berlanjut dengan saling memperkenalkan keluarga besar masing-masing. Setelah itu keluarga mempelai perempuan pun kembali menyerahkan seserahan kepada keluarga laki-laki, yang sudah di siapkan juga sebelumnya. Maka berakhirnya sesi inti acara pertunangan yang dilaksanakan secara formal hari ini.Maka sesi foto-foto pun di mulai, yang mana di sini yang paling heboh adalah Regina sahabat Stella sedari Kuliah. Bahkan mungkin ia yang paling banyak mengambil foto bersama atau bahkan berfoto sendiri di atas pelaminan pertunangan itu. Dan tentu saja ia bertingkah setelah pemotretan kedua keluar besar itu selesai.Kini sedang berlangsung sesi foto berdua, yang mana semua gaya berfoto akan di arahkan oleh fotografer.Foto pertama sang fotografer mengarahkan gaya berfoto yang dekat, di mana posisi Stella membelakangi Rionard. Dengan tangan Rionard yang memeluk perut Stella dari belakang dengan kiri, lalu di pegang oleh Stella. Sedangkan tangan kanan mereka saling berpegangan.Tentu saja Stella sangat-sangat enggan untuk melakukan gaya foto seperti itu, mengingat bagaimana lelaki itu berperan besar dalam terjadinya acara ini datang begitu cepat dalam hidupnya.“Stella! Aku tau kamu marah tapi ....”“Tapi apa?” potong Stella dengan nada tak suka.“Kau akan bersamaku,” ujar Rionard memberikan jawaban yang menurut Stella itu hanya sebuah alibi.Stella pun tidak berniat menanggapi perkataan Rionard, ia hanya mendiamkan Rionard tanpa berniat membuang tenaga dengan berbicara pada sahabatnya itu.Setelah sesi berfoto selesai. Stella pun duduk di salah satu kursi kosang, dengan meja di sudut ruangan. Ia berharap lelaki itu tidak mengirinya sampai ke sini, ia benar-benar ingin sendiri sebentar saja, sebelum kembali berkumpul dengan yang lain.Tapi sepertinya harapannya tidak terkabul, lelaki itu bahkan mengiringi nya sampai kesini. Tepat di depan Stella yang terhalang meja dengan beberapa hidangan di atasnya, Rionard pun menarik kursi dan mendudukinya.Melihat hal itu, Stella melipatkan kedua tangannya di atas meja, lalu menelungkupkan kepalanya di sana.“Kamu kenapa? Sakit?” tanya Rionard yang melihat gelagat Stella.Stella kembali mendongakkan kepalanya, dan memperbaiki cara duduknya, mungkin aksinya tadi di lihat oleh beberapa tamu. Dan ia tak sadar telah melakukan hal itu.Stella pun berkata dengan nada datar seperti sebelumnya, “tidak, aku hanya lelah.”“Sebentar lagi akan selesai, setelah itu kamu bisa beristirahat,” ujar Rionard dengan santai.Stella cukup heran dengan sahabatnya itu, kenapa ia tampak santai saja dengan adanya perjodohan ini, sangat berbanding terbalik dengan dirinya. Padahal saat di beri tahu waktu lalu tentang perjodohan ini lelaki itu sempat menolak, tapi apa yang ia saksikan.“Rio!” panggil Stella.Merasa namanya di panggil, Rionard pun menatap mata Stella. Lalu mengangkat satu alisnya sebagai tanda bertanya ada apa.“Apa yang membuatmu menerima perjodohan ini?” tanya Stella.Rionard tampak terdiam sejenak sebelum menjawab, “bukankan aku sudah mengatakannya?”Stella pun mengingat-ingat kapan lelaki itu memberi tahu alasannya, setalah ingat apa yang di katakan lelaki itu dengan santai saat malam di beri tahunya tentang perjodohan mereka. Stella menghembuskan nafasnya dengan kasar, berusaha sabar dengan lelaki itu.“Bukan itu.”“Apa lagi?”“Itu bukan sebuah alasan Rio,” gerem Stella.Dengan kesabaran yang masih tersisa, Stella pun berdiri dari kursinya, lalu meninggalkan Rionard yang terdiam sendiri di depan meja itu. 💐💐💐💐Happy Reading💐Tok tok tok“Permisi Nona Stella!” ujar salah satu pelayan memanggil sang majikan dari luar kamar, setelah ia mengetuk pintu.“Iya, ada apa?” sahut Stella dari dalam.“Tuan Rio sedang menunggu.”“Sebentar lagi saya akan turun, tolong sampaikan pada Rio.”Setelah menerima perintah dari Nonanya, pelayan tersebut pun permisi, undur diri untuk menyampaikan yang di titahkan pada dirinya.2 minggu telah berlalu, setelah acara pertunangan Stella dan Rionard di gelar, yang berarti tinggal menyisakan waktu setengah bulan lagi menuju hari pernikahan. Dalam kurun waktu 2 minggu itu Stella dan Rionard sama sekali tidak saling bertemu. Kalau sempat pun mereka hanya saling berbalas pesan, itu pun hanya pesan-pesan penting yang mereka bahas.Berbeda dengan Rionard yang menghabiskan waktunya dengan bekerja, untuk mencapai target agar bisa mengambil cuti untuk persiapan nikah dan juga honeymoon . Stella menghabiskan waktu dengan Kakaknya, pergi jalan-jalan, ke Mall, ke pantai, dan
💐Happy Reading💐“Sejak kapan aku melarang?” ujar Rionard, sambil mengangkat kedua alisnya.Di luar dugaan, ternyata Stella mempertanyakan hal lain, yang tidak ada di pikirannya. Padahal ia sudah mempersiapkan jawaban, jika pertanyaan itu di lontarkan kembali oleh Stella.Stella menatap Rionard intens dengan binar di matanya. Dan memastikan apakah itu artinya ia mendapat izin untuk mengelola Restoran, walau sudah menjadi seorang istri nanti.“Berarti kamu mengizinkan?” tanya Stella memastikan.Rionard pun menganggukkan kepala. Lalu berkata, “aku gak melarang hal baik, dan juga aku tahu itu impian kamu.”“Terima kasih Rio, kamu memang sahabat aku yang pengertian.” Stella pun menggenggam tangan Rio yang berada di atas meja, untuk menggambarkan betapa senangnya ia. “Aku janji akan jadi istri baik, dan mengurusmu.”Mendengar kata terakhir Rionard ber-dehem singkat, lalu memperbaiki posisi duduknya.Sebenarnya Stella ingin mengutarakan niatnya mengenai ia yang ingin memperluas usahanya it
💐Happy Reading💐“Hah? Itu semua adalah Dress dengan model terbaru dan di sukai tahun ini, terus dengan gampangnya kamu bilang itu kekurangan bahan?” sewot Stella, ia pun mengambil tasnya yang ada di atas meja dengan kasar lalu keluar terlebih dahulu dari butik itu, meninggalkan Rionard.Rionard pun menghela nafas panjang, ia harus sabar menghadapi tingkah Stella yang akhir-akhir ini tampak marah terhadapnya.Rionard berdiri dari soffa untuk meninggalkan butik tersebut, dan menyusul Stella yang sudah keluar dari butik itu terlebih dahulu. Sesampainya di luar, ia menatap Stella yang sudah duduk di kursi penumpang dengan mimik wajah yang sulit di artikan.Ia pun bergegas menuju mobil dan membuka pintunya, lalu duduk di sisi samping Stella, tepatnya di kursi kemudi.“Key!” panggil Rionard sambil memutar kunci kontak lalu menjalankan mobil tersebut.Stella hanya berdiam diri, tanpa beniat untuk menanggapi atau bahkan sekedar menyahut panggilan Rionard.“Aku minta maaf,” ujar Rionard sambi
💐Happy Reading💐“Huft ... cape banget,” kelus Stella seraya membanting diri di atas kasur queensize-nya, tanpa melepas dress pengantin yang melekat di tubuhnya.Jam menunjukkan pukul 7:00 malam. Yang berarti acara sudah di pastikan selesai cukup lama. Stella sudah meminta izin kepada orang tuanya, untuk terlebih dahulu ke kamarnya yang ada di lantai atas, untuk beristirahat.Dan saat ini ia berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman, untuk melepas dress pengantin lalu membersihkan make up yang cukup tebal di wajahnya.Dan terakhir mandi untuk membuat badannya cukup segar, sebelum akhirnya ia pergi ke alam mimpi. Sebelum ia membersihkan make up. Stella tampak kesulitan melepas dress pengantin yang ia kenakan dari tubuhnya, ia pun memanggil salah seorang pelayan untuk membantu melepaskannya.Tok, tok, tok ...“Masuk,” titah Stella kepada orang yang mengetuk pintu, yang ia yakini itu adalah salah satu pelayannya.Benar saja, seorang pelayan wanita pun muncul dari balik pin
💐Happy Reading💐Stella meneguk ludahnya kasar setelah mendengar perkataan Rionard, dengan debaran dada yang tak kunjung berhenti sejak tadi.“A, aku tau. Ta, tapi kan gak mesti sekamar secepat ini,” jawab Stella sedikit gugup.Jujur saja ia masih tidak bisa menerima jika harus berada dalam satu ruangan dengan seorang laki-laki, apalagi untuk tidur bersama.Walaupun Stella sudah bertekat untuk berusaha menerima semua ini, tetap saja ia tidak dapat melakukan itu sekaligus. Perlu bertahap untuk menerima sesuatu yang sulit untuk ia terima sedari awal.Rionard tersenyum samar nyaris tak terlihat, dan senyumnya itu pun tidak dapat di sadari oleh Stella. Rionard pun bertanya, “Lalu kapan?”“Yang pasti tidak sekarang?”“Apakah setiap pasangan pengantin seperti itu?” tanya Rionard dengan wajah yang di buat sepolos mungkin.“Ayolah Rio, mereka-mereka itu menikah atas dasar saling suka, dan mencintai. Sedangkan kita? Hanya terikat karena perjodohan.”Rionard yang mendengar penuturan yang kelua
💐Happy Reading💐Perempuan cantik yang sudah mendapat gelar sebagai seorang istri itu, baru saja membuka matanya. Setelah merasakan cahaya matahari yang masuk dari celah gorden, dan mengganggu tidurnya.Posisi yang semula berbaring, dengan perlahan ia pun bangun dengan posisi kini sedang duduk.Ia mengucek matanya dengan lembut. Dengan keadaan setengah sadar tiba-tiba ingatan tentang tadi malam, menyeruak masuk ke dalam otaknya yang masih setengah berfungsi.Karena hal itu, ia pun bergegas menolehkan kepalanya ke arah samping tempat tidurnya. Benar saja, ada seorang lelaki yang sedang terbaring di sana. Dan dia merupakan suaminya sendiri.Menyaksikan sesuatu hal yang ia harap itu cuman mimpi, membuatnya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, lalu terdengar raungan kecil yang tertahan dibaliknya.“Apa yang harus aku lakukan,” gumam perempuan bernama Stella Keyline itu, atau sekarang bisa di sebut dengan Mrs. Steven.Ada sesuatu yang sepertinya ia lihat dan abaikan. Hal itu mem
💐Happy Reading💐 Rionard tersenyum simpul, lalu dudu di kursi yang ada di samping Stella.Lelaki itu berkata, “aku bercanda Stella, kau seperti tidak mengenal aku.”“Hal seperti itu tidak bisa di buat sebagai canda-an,” ujar Stella, masih tetap fokus memandang ke depan.“Baiklah, baiklah. Aku minta maaf.”Stella tidak menghiraukan perkataan Rionard, sehingga membuat laki-laki itu menyenggol lengan Stella dengan sikunya.“Hmm ... maaf di berikan,” ujar Stella dengan wajah datarnya.Melihat wajah Stella yang lucu menurut Rionard, ia pun mengusap-usap kepala Stella sedikit kasar. Sehingga membuat empunya cemberut, karena rambutnya di buat berantakan oleh lelaki itu.“Rio!” tegur Stella.“Hahahaa!! maaf, maaf ... Oh! Kau habis keramas Stella?” tanya Rionard dengan wajah di buat terkejut.“Iya, aku gak kaya kamu, gak mandi!”Mendengar jawaban Stella yang sial nya itu benar. Rion
💐💐💐“Hmm ....” Rionard tampak berpikir sejenak. “Bagaimana kalau kita membeli mobil, seperti milik kakak mu. Kamu kan ingin itu!”Stella tercengang ketika mendengar penuturan santai, yang keluar dari mulut Rionard. Bukankah harusnya lelaki itu tahu, bahwa yang ia katakan hanya sebuah canda-an.“Rionard, kamu tau aku hanya bercanda. Untuk mempermainkan kakakku. Aku tidak benar-benar menginginkan itu,” ujar Stella was-was.Stella sangat mengenal sahabatnya itu. Apapun yang di inginkan Stella, sebisa mungkin Rionard penuhi, bahkan sesuatu yang tidak di minta sekali pun.“Lalu? Apa masalahnya? Aku kan ingin membelikannya untukmu.”“Itu sangat boros Rio.”“Itu hal kecil bagiku, sama sekali tidak termasuk pemborosan,” ujar Roindra seraya berbalik dari hadapan Stella untuk melanjutkan langkahnyaBukan Stella namanya jika mengalah begitu saja. Iya pun menarik tangan Rionard agar lelaki itu tidak melanjutkan langkahnya.“Aku akan kembali marah, jika kamu tidak mendengarkanku kali ini.”Mend
💐Happy Reading💐“Terima kasih.”Setelah mengucapkan kata terima kasih kepada resepsionis, Stella merampas sedikit kasar kopernya dari tangan bellboy. Merasa perlakuannya cukup kasar pada bellboy tersebut Stella meminta maaf kepadanya, yang di balas anggukan ramah. Walaupun dia cukup kesal bukan berarti Stella menjadi tidak beretika kepada sesama, walaupun status mereka berbeda. Menurut Stella hanya pekerjaan dan status sosial saja, dan sisanya mereka sesama makhluk hidup yang mestinya saling menghormati.Stella bergegas menuju lift yang akan membawanya ke kamar hotel yang akan ia tempati bersama suaminya tentu saja. Iift terbuka Stella pun memasukinya, lalu menyilangkan tangannya di dada tanpa menekan nomor lantai. Kini dirinya menghadap ke arah luar lift, dan tepat matanya menatap Rionard dengan tatapan berang. Seakan paham dengan tatapan Stella, Rionard pun tersenyum menyeringai. Lucu sekali istrinya ini, pikir Rionard. Rionard tahu bahwa Stella tidak mengetahui di lantai berapa
💐💐💐“Hmm ....” Rionard tampak berpikir sejenak. “Bagaimana kalau kita membeli mobil, seperti milik kakak mu. Kamu kan ingin itu!”Stella tercengang ketika mendengar penuturan santai, yang keluar dari mulut Rionard. Bukankah harusnya lelaki itu tahu, bahwa yang ia katakan hanya sebuah canda-an.“Rionard, kamu tau aku hanya bercanda. Untuk mempermainkan kakakku. Aku tidak benar-benar menginginkan itu,” ujar Stella was-was.Stella sangat mengenal sahabatnya itu. Apapun yang di inginkan Stella, sebisa mungkin Rionard penuhi, bahkan sesuatu yang tidak di minta sekali pun.“Lalu? Apa masalahnya? Aku kan ingin membelikannya untukmu.”“Itu sangat boros Rio.”“Itu hal kecil bagiku, sama sekali tidak termasuk pemborosan,” ujar Roindra seraya berbalik dari hadapan Stella untuk melanjutkan langkahnyaBukan Stella namanya jika mengalah begitu saja. Iya pun menarik tangan Rionard agar lelaki itu tidak melanjutkan langkahnya.“Aku akan kembali marah, jika kamu tidak mendengarkanku kali ini.”Mend
💐Happy Reading💐 Rionard tersenyum simpul, lalu dudu di kursi yang ada di samping Stella.Lelaki itu berkata, “aku bercanda Stella, kau seperti tidak mengenal aku.”“Hal seperti itu tidak bisa di buat sebagai canda-an,” ujar Stella, masih tetap fokus memandang ke depan.“Baiklah, baiklah. Aku minta maaf.”Stella tidak menghiraukan perkataan Rionard, sehingga membuat laki-laki itu menyenggol lengan Stella dengan sikunya.“Hmm ... maaf di berikan,” ujar Stella dengan wajah datarnya.Melihat wajah Stella yang lucu menurut Rionard, ia pun mengusap-usap kepala Stella sedikit kasar. Sehingga membuat empunya cemberut, karena rambutnya di buat berantakan oleh lelaki itu.“Rio!” tegur Stella.“Hahahaa!! maaf, maaf ... Oh! Kau habis keramas Stella?” tanya Rionard dengan wajah di buat terkejut.“Iya, aku gak kaya kamu, gak mandi!”Mendengar jawaban Stella yang sial nya itu benar. Rion
💐Happy Reading💐Perempuan cantik yang sudah mendapat gelar sebagai seorang istri itu, baru saja membuka matanya. Setelah merasakan cahaya matahari yang masuk dari celah gorden, dan mengganggu tidurnya.Posisi yang semula berbaring, dengan perlahan ia pun bangun dengan posisi kini sedang duduk.Ia mengucek matanya dengan lembut. Dengan keadaan setengah sadar tiba-tiba ingatan tentang tadi malam, menyeruak masuk ke dalam otaknya yang masih setengah berfungsi.Karena hal itu, ia pun bergegas menolehkan kepalanya ke arah samping tempat tidurnya. Benar saja, ada seorang lelaki yang sedang terbaring di sana. Dan dia merupakan suaminya sendiri.Menyaksikan sesuatu hal yang ia harap itu cuman mimpi, membuatnya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, lalu terdengar raungan kecil yang tertahan dibaliknya.“Apa yang harus aku lakukan,” gumam perempuan bernama Stella Keyline itu, atau sekarang bisa di sebut dengan Mrs. Steven.Ada sesuatu yang sepertinya ia lihat dan abaikan. Hal itu mem
💐Happy Reading💐Stella meneguk ludahnya kasar setelah mendengar perkataan Rionard, dengan debaran dada yang tak kunjung berhenti sejak tadi.“A, aku tau. Ta, tapi kan gak mesti sekamar secepat ini,” jawab Stella sedikit gugup.Jujur saja ia masih tidak bisa menerima jika harus berada dalam satu ruangan dengan seorang laki-laki, apalagi untuk tidur bersama.Walaupun Stella sudah bertekat untuk berusaha menerima semua ini, tetap saja ia tidak dapat melakukan itu sekaligus. Perlu bertahap untuk menerima sesuatu yang sulit untuk ia terima sedari awal.Rionard tersenyum samar nyaris tak terlihat, dan senyumnya itu pun tidak dapat di sadari oleh Stella. Rionard pun bertanya, “Lalu kapan?”“Yang pasti tidak sekarang?”“Apakah setiap pasangan pengantin seperti itu?” tanya Rionard dengan wajah yang di buat sepolos mungkin.“Ayolah Rio, mereka-mereka itu menikah atas dasar saling suka, dan mencintai. Sedangkan kita? Hanya terikat karena perjodohan.”Rionard yang mendengar penuturan yang kelua
💐Happy Reading💐“Huft ... cape banget,” kelus Stella seraya membanting diri di atas kasur queensize-nya, tanpa melepas dress pengantin yang melekat di tubuhnya.Jam menunjukkan pukul 7:00 malam. Yang berarti acara sudah di pastikan selesai cukup lama. Stella sudah meminta izin kepada orang tuanya, untuk terlebih dahulu ke kamarnya yang ada di lantai atas, untuk beristirahat.Dan saat ini ia berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman, untuk melepas dress pengantin lalu membersihkan make up yang cukup tebal di wajahnya.Dan terakhir mandi untuk membuat badannya cukup segar, sebelum akhirnya ia pergi ke alam mimpi. Sebelum ia membersihkan make up. Stella tampak kesulitan melepas dress pengantin yang ia kenakan dari tubuhnya, ia pun memanggil salah seorang pelayan untuk membantu melepaskannya.Tok, tok, tok ...“Masuk,” titah Stella kepada orang yang mengetuk pintu, yang ia yakini itu adalah salah satu pelayannya.Benar saja, seorang pelayan wanita pun muncul dari balik pin
💐Happy Reading💐“Hah? Itu semua adalah Dress dengan model terbaru dan di sukai tahun ini, terus dengan gampangnya kamu bilang itu kekurangan bahan?” sewot Stella, ia pun mengambil tasnya yang ada di atas meja dengan kasar lalu keluar terlebih dahulu dari butik itu, meninggalkan Rionard.Rionard pun menghela nafas panjang, ia harus sabar menghadapi tingkah Stella yang akhir-akhir ini tampak marah terhadapnya.Rionard berdiri dari soffa untuk meninggalkan butik tersebut, dan menyusul Stella yang sudah keluar dari butik itu terlebih dahulu. Sesampainya di luar, ia menatap Stella yang sudah duduk di kursi penumpang dengan mimik wajah yang sulit di artikan.Ia pun bergegas menuju mobil dan membuka pintunya, lalu duduk di sisi samping Stella, tepatnya di kursi kemudi.“Key!” panggil Rionard sambil memutar kunci kontak lalu menjalankan mobil tersebut.Stella hanya berdiam diri, tanpa beniat untuk menanggapi atau bahkan sekedar menyahut panggilan Rionard.“Aku minta maaf,” ujar Rionard sambi
💐Happy Reading💐“Sejak kapan aku melarang?” ujar Rionard, sambil mengangkat kedua alisnya.Di luar dugaan, ternyata Stella mempertanyakan hal lain, yang tidak ada di pikirannya. Padahal ia sudah mempersiapkan jawaban, jika pertanyaan itu di lontarkan kembali oleh Stella.Stella menatap Rionard intens dengan binar di matanya. Dan memastikan apakah itu artinya ia mendapat izin untuk mengelola Restoran, walau sudah menjadi seorang istri nanti.“Berarti kamu mengizinkan?” tanya Stella memastikan.Rionard pun menganggukkan kepala. Lalu berkata, “aku gak melarang hal baik, dan juga aku tahu itu impian kamu.”“Terima kasih Rio, kamu memang sahabat aku yang pengertian.” Stella pun menggenggam tangan Rio yang berada di atas meja, untuk menggambarkan betapa senangnya ia. “Aku janji akan jadi istri baik, dan mengurusmu.”Mendengar kata terakhir Rionard ber-dehem singkat, lalu memperbaiki posisi duduknya.Sebenarnya Stella ingin mengutarakan niatnya mengenai ia yang ingin memperluas usahanya it
💐Happy Reading💐Tok tok tok“Permisi Nona Stella!” ujar salah satu pelayan memanggil sang majikan dari luar kamar, setelah ia mengetuk pintu.“Iya, ada apa?” sahut Stella dari dalam.“Tuan Rio sedang menunggu.”“Sebentar lagi saya akan turun, tolong sampaikan pada Rio.”Setelah menerima perintah dari Nonanya, pelayan tersebut pun permisi, undur diri untuk menyampaikan yang di titahkan pada dirinya.2 minggu telah berlalu, setelah acara pertunangan Stella dan Rionard di gelar, yang berarti tinggal menyisakan waktu setengah bulan lagi menuju hari pernikahan. Dalam kurun waktu 2 minggu itu Stella dan Rionard sama sekali tidak saling bertemu. Kalau sempat pun mereka hanya saling berbalas pesan, itu pun hanya pesan-pesan penting yang mereka bahas.Berbeda dengan Rionard yang menghabiskan waktunya dengan bekerja, untuk mencapai target agar bisa mengambil cuti untuk persiapan nikah dan juga honeymoon . Stella menghabiskan waktu dengan Kakaknya, pergi jalan-jalan, ke Mall, ke pantai, dan