Hiraya terdiam, dia ingat kalau beberapa hari lalu pernah menemui Aeri dan menggertak perempuan itu. Tapi mana mungkin dia berani melaporkan Ernest ke pihak berwajib. Padahal di skandal yang menimpa Ernest, Aeri adalah pelaku utamanya. Foto perempuan yang ada bersama sang aktor di kamar hotel adalah foto asli perempuan itu. "Aku dan Ernest, memang pernah menemuinya." Hiraya menjawab hati-hati. ["Apa yang kalian bicarakan? Apa soal skandal itu?"] Cecar Lee Hyun dari seberang sana. Hiraya ragu-ragu menjawab, tapi dia tidak bisa berbohong karena gadis itu tahu semuanya akan jadi rumit jika ada kebohongan. "Iya, aku katakan padanya agar tak macam-macam sebab dirinya sendiri yang ada di foto skandal Ernest."["Itu memang benar tapi kita tidak bisa menjamin kalau Aeri akan jujur, bisa saja dia memutarbalikkan fakta. Dan itu akan menjadi kabar buruk bagi Ernest, apalagi kalian pernah menemuinya. Bisa saja Aeri akan mengarang fakta dari situ,"] jelas Lee Hyun yang terdengar sangat khawati
Di pagi harinya, jagat media massa dan juga media sosial gempar dengan pemberitaan terbaru dari aktor terkenal di negara mereka. Berita kelanjutan dari skandal yang pernah menjerat nama Ernest. [MANTAN KEKASIH ERNEST-- AERI MIDORIKAWA JADI TERSANGKA UTAMA SKANDAL SANG AKTOR][JADI KORBAN, ERNEST RESMI TUNTUT AERI MIDORIKAWA DALAM KASUS SKANDALNYA][GERAK CEPAT, DIAMOND ENTERTAINTMENT BAWA KASUS SKANDAL ERNEST KE PIHAK BERWAJIB. NAMA MANTAN KEKASIH SANG AKTOR IKUT TERSERET]Setidaknya itulah tagline berita yang muncul hari ini. Setelah Diamond Entertainment menyerahkan hasil penyelidikan ke pihak berwajib, hal tersebut langsung menjadi tranding topic pemberitaan. Apalagi nama Ernest memang tengah naik, selain karena karirnya yang melejit skandal yang menimpa dirinya membuat sang aktor masih terus diperbincangkan oleh publik. "Kenapa orang-orang hanya fokus pada Aeri dan Ernest saja ya? Padahal di balik itu ada Montgomery juga yang ikut andil dalam skandal itu," komentar Yoshi setelah
"Kau pikir kau siapa bisa menjebloskan ku ke penjara hah!" Teriakan Aeri dari balik jeruji besi membuat semua orang yang ada di kantor kepolisian menolehkan kepalanya. Ernest dan Hiraya yang kebetulan ada di depan perempuan itu hanya memandangnya datar. Saat ini Chung Seo sedang berbicara dengan Aeri untuk mewakili agensi Diamond Entertainment dan juga pihak Ernest. Sejak tadi hanya ada percakapan dari keduanya, akan tetapi dari pihak Aeri lebih banyak mengumpat ketimbang bicara dengan tenang. "Sampai kapan dia akan berteriak-teriak, apa tenggorokannya tak sakit?" Tanya Ernest dengan lirih pada Hiraya. Pria itu memang bertanya seolah khawatir, tapi jelas dari nada bicara dan ekspresinya dia tengah mengejek mantan kekasihnya sendiri. Hiraya yang mendengar itu malah memutar bola matanya malas, dia mencubit pinggang Ernest dengan keras. "Diam Ernest! Kau tak lihat Chung Seo sedang kewalahan bicara dengan mantan kekasih mu itu?" Tanya Hiraya dengan mata yang mendelik tajam. Ernest m
"Karena publik justru menaruh perhatian lebih padamu pasca kabar pernikahan mu dengan gadis asal Indonesia. Tentu saja mereka semua bahkan melupakan topik soal skandal mu," ucap Shinhwa yang terdengar kagum dengan power 'Gadis Indonesia' yang disandang oleh Hiraya. "Benarkah?" Ernest malah balik bertanya, masih tak percaya lebih tepatnya. Sebab, baik dirinya atau Hiraya tak merasa ada kabar baik apapun atas pernikahan mereka. Kecuali meredamnya pembahasan publik terkait skandal Ernest. "Tentu saja! Ada banyak artikel bernada positif setelah pernikahan mu," balas Shinhwa dengan senyum lebar. "Syukurlah," balas Ernest yang juga ikut tersenyum sembari melirik ke arah Hiraya. Mereka bertiga kemudian berbincang ringan selama beberapa menit. Tak lama kemudian pintu lift kembali terbuka dan menampilkan seorang pria berkacamata yang tampak sangat akrab dengan penulis Shinhwa. "Sutradara Dejun! Silahkan duduk," ucap Shinhwa mempersilahkan pada pria bernama Dejun tersebut. "Ah ya terimak
Pagi-pagi sekali Hiraya sudah menyiapkan sarapan dan segala keperluan Ernest hari ini. Tentunya dia tidak sendiri, ada Lee Hyun yang ikut membantu.Tepat di jam lima pagi, Lee Hyun sudah datang ke rumah Hiraya dan Ernest. Sebab setelah skandal itu selesai, kehidupan mereka jadi lebih sibuk. Ada banyak sekali jadwal Ernest dalam satu hari. "Nona apa undangan yang kemarin sudah ada padamu?" Lee Hyun menoleh pada Hiraya di sela-sela kegiatannya. "Undangan yang mana?" Hiraya masih saja sibuk dengan kegiatannya. Dia hanya melirik Lee Hyun sekilas dari arah dapur. Sementara pria itu ada di ruang tengah untuk membereskan barang bawaan Ernest yang akan di gunakan hari ini. "Itu undangan Fashion week di Paris, kemarin staff Louis Vuitton sudah memberikannya bukan?" cecar Lee Hyun memastikan. "Tunggu sebentar," balas Hiraya cepat.Dia kemudian terkesiap, seperti telah melupakan sesuatu. Hiraya lalu bergegas ke kamarnya dan mengobrak-abrik tas selempang miliknya."Hah! Untung saja masih ada
"Apa maksudmu? Aku tidak sedang dekat dengan siapapun," jawab Hiraya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Jujur saja dia merasa takut dengan pertanyaan dan aura mengintimidasi dari Ernest. Tak biasanya pria itu tampak sejarah ini padanya. Ernest membuang muka, dia malah pergi ke kamarnya dan meninggalkan Hiraya juga Lee Hyun tanpa berkata apa-apa lagi. Bruk!Pintu kamar ditutup secara kasar olehnya. Hiraya juga terperanjat karenanya."Kenapa dia semarah itu?" Hiraya membatin, dia memilih untuk pergi lebih dulu. Sementara sejak tadi, Lee Hyun sudah berpindah ke ruang tamu. Di ruang tamu, Lee Hyun yang tengah menunggu keduanya langsung menoleh ketika Hiraya datang."Kita berangkat sekarang nona?" Lee Hyun hendak berdiri. "Tidak, kamu tunggu Ernest saja. Aku yang akan pergi lebih dulu, nanti aku share location ke ponselmu." Hiraya kemudian mengambil tas serta beberapa berkas yang ada di atas meja. Gadis itu sengaja membawa mobil sendiri untuk pergi ke lokasi syuting drama baru yang
"Ernest tolong," lirih Hiraya dengan suara yang bergetar hendak menangis. Leon pun berbalik badan dan melihat siapa yang datang, dia lalu mendelik begitu mendapatkan serangan tiba-tiba dari Ernest. Satu pukulan keras menghantam wajahnya dan membuat pria itu tersungkur tepat di depan Hiraya. Karena takut, gadis itu lekas berlari menuju ke arah Ernest. Dan berlindung di balik tubuh pria itu. "Kau tidak apa-apa?" Tanya Ernest khawatir pada Hiraya. "I-iya," jawab Hiraya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Ernest lalu mengangguk samar, dia kembali menoleh ke arah Leon yang masih tersungkur di depannya. Pria itu memegangi dagunya yang terasa bergeser dari tempatnya. Satu pukulan dari Ernest sudah cukup untuk melumpuhkan pria kurang ajar sepertinya. Ernest pun berjongkok di depannya, memandang tajam pria yang sudah mengganggu istrinya. "Apa yang kau lakukan padanya hah?" Tanya Ernest sembari menarik kerah baju yang dikenakan Leon. "A-aku tidak melakukan apapun," jawab Leon terbata.
"Kau pernah bertemu dengannya?" Tanya Ernest lagi, kali ini dia lebih serius. Hiraya mengangguk mengiyakan, anggukan kecil darinya sudah lebih dari cukup sebenarnya untuk menjawab pertanyaan Ernest. Tapi sepertinya pria itu tidak puas. "Di mana kau bertemu dengan Leon?" Tanyanya, kali ini suaranya lebih melunak dari sebelumnya. "Aku pernah bertemu dengannya beberapa tahun lalu saat sedang berkuliah S2 di Harvard," jawab Hiraya jujur. Ernest masih diam, menunggu Hiraya menyelesaikan kalimatnya yang terdengar menggantung. "Aku pernah bertemu setidaknya dua kali dengannya, tapi aku tak terlalu mengenal Leon. Aku hanya tahu kalau dia aktor dari Korea Selatan yang menempuh pendidikan di kampus yang sama sepertiku," imbuhnya sambil berani mendongak dan menatap wajah Ernest. "Tidak masalah, itu berarti antara kau dan dia memang tak ada hubungan sebelumnya. Ku kira Leon malah temanmu," ucap Ernest lalu berdiri. Pria itu kemudian pergi dari ruangan tersebut, dan meninggalkan Hiraya di s