Lee Hyun tengah diinterogasi oleh pria yang tidak asing lagi bagi Hiraya, yaitu Seung Jo. Sementara di luar ruangan, tepatnya di tempat dia berdiri ada Ernest dan juga Hae Sun yang tengah melihat semuanya. Ruangan itu memang dipisahkan oleh sekat berupa kaca, sehingga memungkinkan proses interogasi itu disaksikan oleh orang lain. "Hiraya kau harus dengar apa yang dikatakan Lee Hyun sekarang!" Perintah Hae Sun. Sementara Ernest yang ada di sampingnya hanya diam, memandang ke arah Hiraya dengan tatapan yang sulit diartikan. Hiraya pun menurut dan memperhatikan ke depan, tepat di mana Lee Hyun dan Seung Jo. Brak!Seung Jo menggebrak meja yang menghalanginya dan Lee Hyun. Tatapannya tajam begitu melihat mantan asisten sahabatnya itu. "Kau tahu apa yang sudah kau lakukan itu keterlaluan Lee Hyun! Sekarang jelaskan kenapa kau menjebak Ernest!"Lee Hyun malah menyungging senyum miring saat mendengar pertanyaan Seung Jo yang jelas-jelas mengandung kebencian. "Itu tidak keterlaluan Seu
"Aku bersumpah tidak akan berurusan dengan siapapun di dunia entertainment. lebih-lebih lagi dengan artis yang terkena skandal!"Suara penuh tekad serta kebencian itu menggema di ruangan, bahkan dinginnya AC tidak memberi pengaruh apa-apa untuk kepala seorang gadis yang seolah-olah tengah mendidih."Hei! tarik kembali ucapanmu itu Hiraya Carlisle!" Tegur seorang wanita cantik berkacama itu galak, dia melotot tajam pada temannya yang baru saja mengucapkan sumpah serapah.Gadis bernama Hiraya Carlisle itu hanya menolehkan kepalanya malas, temannya yang satu ini tidak bisa membiarkan dirinya senang."Apa lagi nona Yoshi Haibara?" Hiraya berjalan mendekati temannya dengan wajah bersalah yang dibuat-buat. "Apa kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan tadi? Tidak akan berurusan dengan artis yang terkena skandal. Hei bangun nona muda, dua hari lagi kamu akan menikahi artis yang seperti itu." Yoshi meletakkan berkas yang ada ditangannya kasar. Mendengar ucapan dari temannya membuat Hiraya te
"Apa kamu sudah gila? Untuk apa uang sebanyak itu!" Suara penuh penekanan itu membuat buku kuduk Hiraya berdiri karena takut. Saat ini dia sedang menemui sang direktur utama Diamond Entertainment, Hiraya mau melakukan negosiasi tentang pernikahan kontraknya dengan salah satu artis di agensi itu. Tapi dia tidak mau menyerah begitu saja, jika agensi ini bisa bertindak sesukanya maka Hiraya juga bisa melakukan hal yang sama."Dari awal bukankah ide ini sudah gila tuan, jadi apa salahnya aku memberikan sedikit kegilaan lagi? Toh uang sebanyak itu tidak akan membuat agensi ini bangkrut dalam sehari!" Hiraya duduk santai dan menyenderkan tubuhnya di kursi yang berhadapan langsung dengan atasannya. "Tapi aku tidak mungkin memberimu uang itu Hiraya, untuk pernikahan kontrak kalian karir yang bagus sudah lebih dari cukup sebagai imbalannya," ucap Hwang Dong Hae menahan emosi. Baru kali ini dia berhadapan dengan road manager yang begitu berani, mendadak dia harus membayar apa yang dia renca
Ernest merotasikan bola matanya malas, dia sudah jengah dengan Hiraya bahkan sebelum sandiwara mereka dimulai. Aktor itu merasa tak nyaman karena aura dominan yang keluar dari sang road manager. "Apa lagi nona?" Ernest bertanya setengah hati. Hiraya melirik Lee Hyun yang masih berdiri mematung di tempatnya tidak jauh dari Hiraya dan Ernest berdiri. "Lee Hyun apa kamu tidak ingin melakukan sesuatu? Aku ingin berbicara empat mata saja dengan Ernest," sindir Hiraya halus yang sebenarnya ingin mengusir pria itu kasar. Lee Hyun gelagapan mendengar ucapan Hiraya, dia kemudian menundukkan kepalanya memberi hormat lalu pergi dari sana meninggalkan dua orang itu di apartemen Ernest. Pria 28 tahun itu menyuruh Hiraya agar duduk, tidak lupa dia menuangkan jus yang tadi sempat asistennya bawa di atas meja. "Jadi apa yang ingin kamu katakan nona?" Ernest menyerahkan segelas jus pada Hiraya. "Kamu tahu kalau hubungan yang akan kita jalani tidak lebih dari hubungan bisnis saja, jadi aku akan
Ernest menghela nafas panjang, kemudian dia tetap membantu Hiraya memakai veil tanpa mengatakan apa-apa. Sedangkan perempuan itu juga terpaksa diam, berada di dekat pria itu membuat jantungnya berdetak kencang. Entah perasaan apa yang dia rasakan sekarang, tapi yang jelas Hiraya berusaha menepisnya. Setelah pemberkatan keduanya langsung melanjutkan resepsi, acara sandiwara itu benar-benar dikerjakan dengan baik. Hwang Dong Hae mempersiapkan ini semua seolah pernikahan ini nyata, padahal apa yang terjadi sekarang adalah rekayasa yang dia buat."Bersikaplah anggun layaknya gadis terhormat dan jangan mempermalukan aku!" Ernest berkata ketus ketika mereka berdiri berdampingan di pelaminan menyambut para tamu. "Kamu pikir aku gadis kampungan yang tidak tahu sopan santun? Seenaknya menghinaku seperti itu," jawab Hiraya lirih dengan tangan sibuk mengalami para tamu. Hiraya memakai gaun midnight blue bertabur Swarovski yang menampilkan kesan mewah untuknya, sedangkan Ernest memakai setelan
"Ingat Nona Hiraya, kalau aku bisa saja menyentuhmu kapan saja aku mau. Jadi tolong, jangan ingatkan aku tengang perjanjian pranikah itu lagi!" Ernest berkata dnegan tegas sambil terus menggendong Hiraya masuk ke villa. Mendengar perkataan Ernest bulu kuduk Hiraya berdiri, sekarang kata 'menyentuh' lebih horor dari pada film Suzanna. "I-iya aku tidak akan mengatakannya lagi," cicit Hiraya mengindari tatapan mata Ernest yang tajam. Pria itu membawa Hiraya ke sebuah kamar yang ada di vila tersebut, jantungnya seperti akan melesat dari tempatnya. Ernest mendudukkannya di tepi ranjang dan melepas jas yang dia kenakan. Suasananya menjadi sangat canggung sekarang. Beberapa hari lalu mereka hanya sebatas rekan kerja, hubungan mereka tak lebih dari aktor dengan road managernya saja. Tapi kini, mendadak mereka jadi suami-istri!"Tidurlah, disitu sudah ada pakaian ganti. Aku tidak tahu bagaimana selera pakaianmu jadi aku pilihkan beberapa potong pakaian yang bisa kamu pakai." Ernest menunju
Hiraya memutuskan untuk pulang saat jam menunjukkan pukul empat sore. Mau dipaksakan bagaimana pun dia juga sadar kalau skandal Ernest tidak bisa selesai hanya satu hari. Perempuan itu berjalan keluar bersama Yoshi. Hiraya terkejut ketika keluar dari lobi gedung agensi Diamond Entertainment. Langkahnya mendadak terhenti karena kaki jenjang seorang pria menghalangi jalannya. Yoshi yang sejak tadi tertawa bersamanya mendadak diam, nyalinya ciut dan berdiri dibelakang Hiraya. "Mau kemana kamu?" Suara bariton khas milik pria berdarah asli Korea Selatan itu. Hiraya mendecak sebal, dia membenarkan mantel yang dia kenakan kemudian sedikit memajukan tubuhnya untuk melihat wajah Ernest. "Siapa kamu?" Hiraya melontarkan pertanyaan yang membuat Ernest mengerjapkan matanya, bingung!Bagaimana bisa Hiraya lupa dengan dirinya, apa karena kejadian pagi tadi jadi dia mendadak amnesia? Bagaimana bisa Hiraya lupa padanya yang kini berstatus suaminya sendiri?"Apa yang kamu katakan, aku ini Yoon J
Karena desakan dari Yoshi dan sisi kemanusiaannya yang terusik akhirnya Hiraya setuju untuk ikut bersama dengan Ernest. Rupanya pria itu telah membeli sebuah hunian mewah dikawasan elit Hangnam-dong, Seoul. Tempat yang sudah terkenal dengan fasilitas sultan tanpa perlu dijelaskan lagi.Mobil keduanya terparkir sempurna diparkiran dan Hiraya dengan malas mengikuti langkah Ernest. "Kenapa kita harus ke sini?" Hiraya membuang muka ketika menanyakannya. Ernest menoleh ke arah Hiraya yang tampak begitu kesal, dia mendadak berhenti dan membuat Hiraya menabrak tubuhnya karena gadis itu tidak fokus dengan jalannya."Aduh!" Pekik Hiraya memegangi kepalanya, dia melotot menatap Ernest yang berekspresi datar."Kamu bertanya kenapa kita harus ke sini? Ini adalah tempat terbaik dan paling nyaman di Seoul. Kamu tidak mau tinggal di sini?" tanya Ernest berang, dia tidak bisa mengerti isi kepala Hiraya. "Apa kamu pikir rumah-rumah yang ada selain di kawasan ini tidak nyaman? Kamu hanya membuang-b