"Tidak ada rahasia, kamu jangan suudzon!" ucap Athar."Bukan suudzon, aku cuma penasaran," ucap Syifa.Athar terdiam dan kembali fokus dengan kemudinya, setelah cukup lama berkendara mereka tiba di rumah Athar yang di tempati Syifa. Mereka turun dari mobil dan masuk ke rumah tersebut, melihat Syifa memasuki kamar yang di tempati Athar bergegas mencari kunci kamar utama. Begitu menemukannya ia langsung membuka pintu, masuk, lalu menutup dan menguncinya kembali dari dalam.Athar menghela nafas melihat kamar yang sudah beberapa hari ia tidak tempati, masih rapi karena tak ada yang menyentuhnya. Di kamar itu ternyata ada foto Syifa yang sengaja ia cetak dengan ukuran besar dan Athar tempel di dinding, kini foto itu terpaksa Athar turunkan tetapi ia bingung mau di simpan dimana jadi ia letakan diatas tempat tidur dulu."Athar kamu di dalam?" tanya Syifa sambil mengetuk pintu."Iya, ada apa?" tanya Athar sedikit terkejut."Aku kira kamu kemana, pas aku keluar udah ga ada, tapi mobil kamu ma
"Mama ingin melihat dia pakai gaun yang indah," ucap Amalia."Syifa pasti akan bingung jika tiba-tiba Mama ingin dia pakai gaun yang indah. Athar bisa-bisa mengira Mama ingin menjadikan Syifa istriku," ucap Satria."Athar berpikir seperti itu?" tanya Amalia.Satria menganggukkan kepala lalu menceritakan pada orang tuanya, jika Athar sudah lama memendam rasa pada Syifa. Namun, lelaki itu tidak pernah mengatakannya karena takut persahabatan nya dengan Syifa terganggu.Amalia Sepertinya berubah haluan, ia jadi ingin banyak bertanya pada Athar tentang Syifa karena yakin pemuda itu banyak tahu tentang Syifa. Namun, Satria lagi-lagi menggelengkan kepalanya karena saat ia ingin bertanya kepada Athar tentang Syifa, malah Athar mengira Satria menyukai Syifa."Segitunya Athar menyukai Syifa?" tanya Amalia."Iya, dia takut Syifa di miliki lelaki lain, tapi dia juga takut untuk menyatakan perasaannya," ucap Satria.Mereka selesai makan malam dan pergi ke kamar masing-masing, Satria membuka laci k
"Ini ...." Athar melihat foto anak dalam liontin lalu beralih menatap Satria.Ya anak dalam foto itu adalah Satria saat masih kecil, bentuk wajah tak berubah hanya Satria dewasa lebih gagah dan berwibawa. Lalu Athar melihat melihat foto satu anak lain yang di dalam liontin tersebut, ia yakin itu adalah Syifa karena Athar masih ingat wajah kecil Syifa.Satria menyimpan kalung milik Syifa di tempat semula, lalu ia keluar dari ruangan Athar. Tak lama kemudian Satria kembali masuk ke dalam ruangan Athar dan memperlihatkan kalung yang sama dengan milik Syifa."Kenapa bisa sama?" tanya Athar."Ini kalung milikku saat kecil, mama pesan khusus di toko perhiasan untuk aku dan saudara kembar ku," ucap Satria.Athar masih dalam kebingungan, bagiamana bisa Satria dan Syifa memiliki kalung yang sama. Athar ingat Syifa adalah anak angkat kedua orang tuanya, tidak ada yang tahu orang tua kandung dan asal-usul Syifa karena saat kecil ia ditemukan dengan keadaan tak ingat apapun."Bisa kau ceritakan
Waktu terus bergulir siang pun berganti sore, selesai bekerja Syifa menagih janji Athar untuk mengantarnya ke toko perhiasan agar bisa memperbaiki kalungnya yang putus. Athar pun memenuhi janjinya kepada Syifa, ia mengantar Syifa ke toko perhiasan terdekat untuk memperbaiki kalung tersebut. Di perjalanan menuju toko Athar membahas apa yang tadi ia bicarakan dengan Satria. "Syifa, Apa kamu masih tidak ingin tahu tentang keluarga kandungmu?" tanya Athar. "Kenapa kamu tiba-tiba bertanya soal itu?" Syifa balik bertanya. "Melihat kalung ini mengingatkan aku, bahwa hanya kalung ini yang kamu bawa saat kamu pertama kali aku temukan dulu. Karena di atas liontinnya ada huruf s maka Bu Salimah memberimu nama Syifa, mungkin saja kalung ini pemberian dari orang tuamu dan bisa membawamu bertemu dengan keluarga kandungmu," ucap Athar. Syifa terdiam tak tahu harus berkata apa, sudah belasan tahun berlalu hidupnya begitu nyaman bersama kedua orang tua angkatnya. Seperti yang ia katakan kepada Ath
Athar begitu terkejut saat membuka pintu rumah, ternyata yang datang adalah tamu spesial. Satria dan kedua orang tuanya, Syifa yang sudah selesai masak membawa makanan ke meja makan, tetapi tidak menemukan Athar pun mencari lelaki itu. "Athar kamu ngapain di lu-ar?" ucapan Syifa terbata-bata saat melihat tiga orang yang berdiri di depan Athar. "Kalian tinggal satu rumah?" tanya Amalia. "Tidak, Nyonya. Saya baru saja mengantar Syifa pulang, tapi dia meminta saya makan terlebih dahulu sebelum pergi," jawab Athar. "Athar menempati apartemenku selama Syifa tinggal di rumahnya," tambah Satria. "Ehm ... Silakan masuk!" ucap Syifa akhirnya memecah kecanggungan yang ada. Semua orang masuk dan kini duduk di ruang tamu, mereka saling terdiam tidak tahu harus memulai obrolan dari mana. Hingga terdengar suara perut Syifa membuat wanita itu malu dan memegangi perutnya. Krukuk ... "Eh, maaf ya. Perut saya tidak sopan," ucap Syifa malu-malu. "Tidak, sepertinya memang kedatangan kami
Semua orang setuju dengan apa yang dikatakan oleh Athar, akhirnya mereka setuju besok akan melakukan tes DNA terhadap Syifa. Setelah selesai dengan obrolan itu Satria dan kedua orang tuanya pun pamit pada Syifa, begitu pun dengan Athar, lelaki itu pamit meninggalkan Syifa sendirian di rumah tersebut. Kini di dalam kamar Syifa terus termenung menatap kalung miliknya, ia teringat dengan kedua orang tua angkatnya yang sudah meninggal. "Ayah, Ibu. Andai tes DNA itu menunjukan kecocokan, artinya aku akan bertemu dengan keluarga kandungku," gumam Syifa. Ia selalu teringat dengan kedua orang tua angkatnya yang meminta selalu menjaga kalung itu dengan baik, kini kalung itu yang mempertemukan ia dengan keluarga Pramudya. Syifa memejamkan mata seraya menggenggam kalung miliknya, hingga akhirnya pagi datang dan ia melakukan aktivitas seperti biasanya. Saat Syifa sudah selesai membuat makanan suara klakson mobil Athar terdengar dan Syifa membuka pintu. "Athar masuk dulu, sarapan di sini aja y
Syifa, Athar, dan Satria tiba di perusahaan bersama. Kedatangan mereka menjadi pusat perhatian para karyawan, banyak yang tidak menyukai kedekatan Syifa dengan Athar terutama karyawan wanita yang sejak dulu mengagumi Athar."Sebel benget gue ngeliat office girl baru itu, bisa-bisanya dia deket sama Pak Athar. Kalian tahu kan dari dulu gue udah coba segala cara, tapi Pak Athar tetap beku kaya gunung es," ucap Karyawan wanita yang bernama Aira."Dia kan sahabat pak Athar dari kampung, masuk perusahaan ini juga atas rekomendasi pak Athar. Jadi wajarlah kalau mereka deket, eh tapi dengar-dengar dia katanya janda lho!" timpal karyawan lainnya."Serius? Wajahnya seperti masih muda. Masa sih janda," ucap Aira terkejut."Aku kata office boy yang gak sengaja liat KTP dia, statusnya katanya janda.""Akhirnya aku punya satu kelemahannya! Janda gatal gak pantas sama pak Athar!" ucap Aira.Mereka bekerja seperti biasa, di kalangan office girl dan office boy tak ada yang berani menganggu Syifa kare
Keesokan harinya Syifa kembali menjadi buah bibir di perusahaan itu, terutama para wanita yang iri dengan kedekatan office girl tersebut dengan dua lelaki tampan yang di segani di perusahaan tersebut.Aira menambah bumbu membuat para karyawan ikut tidak menyukai Syifa, padahal wanita cantik tersebut tidak pernah melakukan kesalahan apapun pada mereka."Dia kan perempuan dari kampung, pasti masih percaya dengan ilmu hitam seperti susuk. Gak mungkin orang dingin seperti pak Athar bahkan pak Satria peduli pada official girl jika dia tidak memakai susuk!" ucap Aira."Bener juga ya, orang kampung kan masih kental percaya sama mistis," ucap karyawan wanita lain."Kalian jangan asal fitnah, apa yang kamu lakukan pada Syifa kemarin itu keterlaluan, Aira. Jadi pantas jika pak Athar marah!" ucap karyawan lelaki."Alah, kamu belain dia pasti kamu juga terpengaruh susuk dia," ucap Aira."Aku hanya mengingatkan, jangan kau lupakan perkataan pak Athar kemarin!" ucap karyawan lelaki itu sambil mengg