Beranda / Pernikahan / Perjanjian Sebelum Cerai / Bab 40. Tentang Syifa

Share

Bab 40. Tentang Syifa

Penulis: Sulistiani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 17:06:23

"Ini ...." Athar melihat foto anak dalam liontin lalu beralih menatap Satria.

Ya anak dalam foto itu adalah Satria saat masih kecil, bentuk wajah tak berubah hanya Satria dewasa lebih gagah dan berwibawa. Lalu Athar melihat melihat foto satu anak lain yang di dalam liontin tersebut, ia yakin itu adalah Syifa karena Athar masih ingat wajah kecil Syifa.

Satria menyimpan kalung milik Syifa di tempat semula, lalu ia keluar dari ruangan Athar. Tak lama kemudian Satria kembali masuk ke dalam ruangan Athar dan memperlihatkan kalung yang sama dengan milik Syifa.

"Kenapa bisa sama?" tanya Athar.

"Ini kalung milikku saat kecil, mama pesan khusus di toko perhiasan untuk aku dan saudara kembar ku," ucap Satria.

Athar masih dalam kebingungan, bagiamana bisa Satria dan Syifa memiliki kalung yang sama. Athar ingat Syifa adalah anak angkat kedua orang tuanya, tidak ada yang tahu orang tua kandung dan asal-usul Syifa karena saat kecil ia ditemukan dengan keadaan tak ingat apapun.

"Bisa kau ceritakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
semakin seru alur ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 41. Syifa Belum Percaya

    Waktu terus bergulir siang pun berganti sore, selesai bekerja Syifa menagih janji Athar untuk mengantarnya ke toko perhiasan agar bisa memperbaiki kalungnya yang putus. Athar pun memenuhi janjinya kepada Syifa, ia mengantar Syifa ke toko perhiasan terdekat untuk memperbaiki kalung tersebut. Di perjalanan menuju toko Athar membahas apa yang tadi ia bicarakan dengan Satria. "Syifa, Apa kamu masih tidak ingin tahu tentang keluarga kandungmu?" tanya Athar. "Kenapa kamu tiba-tiba bertanya soal itu?" Syifa balik bertanya. "Melihat kalung ini mengingatkan aku, bahwa hanya kalung ini yang kamu bawa saat kamu pertama kali aku temukan dulu. Karena di atas liontinnya ada huruf s maka Bu Salimah memberimu nama Syifa, mungkin saja kalung ini pemberian dari orang tuamu dan bisa membawamu bertemu dengan keluarga kandungmu," ucap Athar. Syifa terdiam tak tahu harus berkata apa, sudah belasan tahun berlalu hidupnya begitu nyaman bersama kedua orang tua angkatnya. Seperti yang ia katakan kepada Ath

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 42. Tamu Spesial

    Athar begitu terkejut saat membuka pintu rumah, ternyata yang datang adalah tamu spesial. Satria dan kedua orang tuanya, Syifa yang sudah selesai masak membawa makanan ke meja makan, tetapi tidak menemukan Athar pun mencari lelaki itu. "Athar kamu ngapain di lu-ar?" ucapan Syifa terbata-bata saat melihat tiga orang yang berdiri di depan Athar. "Kalian tinggal satu rumah?" tanya Amalia. "Tidak, Nyonya. Saya baru saja mengantar Syifa pulang, tapi dia meminta saya makan terlebih dahulu sebelum pergi," jawab Athar. "Athar menempati apartemenku selama Syifa tinggal di rumahnya," tambah Satria. "Ehm ... Silakan masuk!" ucap Syifa akhirnya memecah kecanggungan yang ada. Semua orang masuk dan kini duduk di ruang tamu, mereka saling terdiam tidak tahu harus memulai obrolan dari mana. Hingga terdengar suara perut Syifa membuat wanita itu malu dan memegangi perutnya. Krukuk ... "Eh, maaf ya. Perut saya tidak sopan," ucap Syifa malu-malu. "Tidak, sepertinya memang kedatangan kami

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 43. Tes DNA

    Semua orang setuju dengan apa yang dikatakan oleh Athar, akhirnya mereka setuju besok akan melakukan tes DNA terhadap Syifa. Setelah selesai dengan obrolan itu Satria dan kedua orang tuanya pun pamit pada Syifa, begitu pun dengan Athar, lelaki itu pamit meninggalkan Syifa sendirian di rumah tersebut. Kini di dalam kamar Syifa terus termenung menatap kalung miliknya, ia teringat dengan kedua orang tua angkatnya yang sudah meninggal. "Ayah, Ibu. Andai tes DNA itu menunjukan kecocokan, artinya aku akan bertemu dengan keluarga kandungku," gumam Syifa. Ia selalu teringat dengan kedua orang tua angkatnya yang meminta selalu menjaga kalung itu dengan baik, kini kalung itu yang mempertemukan ia dengan keluarga Pramudya. Syifa memejamkan mata seraya menggenggam kalung miliknya, hingga akhirnya pagi datang dan ia melakukan aktivitas seperti biasanya. Saat Syifa sudah selesai membuat makanan suara klakson mobil Athar terdengar dan Syifa membuka pintu. "Athar masuk dulu, sarapan di sini aja y

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 44. Dibela Satria

    Syifa, Athar, dan Satria tiba di perusahaan bersama. Kedatangan mereka menjadi pusat perhatian para karyawan, banyak yang tidak menyukai kedekatan Syifa dengan Athar terutama karyawan wanita yang sejak dulu mengagumi Athar."Sebel benget gue ngeliat office girl baru itu, bisa-bisanya dia deket sama Pak Athar. Kalian tahu kan dari dulu gue udah coba segala cara, tapi Pak Athar tetap beku kaya gunung es," ucap Karyawan wanita yang bernama Aira."Dia kan sahabat pak Athar dari kampung, masuk perusahaan ini juga atas rekomendasi pak Athar. Jadi wajarlah kalau mereka deket, eh tapi dengar-dengar dia katanya janda lho!" timpal karyawan lainnya."Serius? Wajahnya seperti masih muda. Masa sih janda," ucap Aira terkejut."Aku kata office boy yang gak sengaja liat KTP dia, statusnya katanya janda.""Akhirnya aku punya satu kelemahannya! Janda gatal gak pantas sama pak Athar!" ucap Aira.Mereka bekerja seperti biasa, di kalangan office girl dan office boy tak ada yang berani menganggu Syifa kare

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 45. Gosip Baru

    Keesokan harinya Syifa kembali menjadi buah bibir di perusahaan itu, terutama para wanita yang iri dengan kedekatan office girl tersebut dengan dua lelaki tampan yang di segani di perusahaan tersebut.Aira menambah bumbu membuat para karyawan ikut tidak menyukai Syifa, padahal wanita cantik tersebut tidak pernah melakukan kesalahan apapun pada mereka."Dia kan perempuan dari kampung, pasti masih percaya dengan ilmu hitam seperti susuk. Gak mungkin orang dingin seperti pak Athar bahkan pak Satria peduli pada official girl jika dia tidak memakai susuk!" ucap Aira."Bener juga ya, orang kampung kan masih kental percaya sama mistis," ucap karyawan wanita lain."Kalian jangan asal fitnah, apa yang kamu lakukan pada Syifa kemarin itu keterlaluan, Aira. Jadi pantas jika pak Athar marah!" ucap karyawan lelaki."Alah, kamu belain dia pasti kamu juga terpengaruh susuk dia," ucap Aira."Aku hanya mengingatkan, jangan kau lupakan perkataan pak Athar kemarin!" ucap karyawan lelaki itu sambil mengg

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 46. Sabrina Pramudya

    Amalia dan Banyu pun segera bergegas ke perusahaan untuk memberitahu Satria hasil tes DNA tersebut, sepasang suami istri itu pun kembali menaiki mobil membelah macetnya jalan ibu kota untuk bertemu dengan anak laki-lakinya. Setelah cukup lama berkendara akhirnya mereka pun tiba di perusahaan, semua karyawan menunduk saat sepasang suami istri tersebut berjalan melewati mereka. "Satria, hasil tes DNA sudah keluar," ucap Amalia saat tiba di ruangan anaknya. "Bagaimana hasilnya, Mah?" tanya Satria. Amalia membuka tas di tangannya lalu memberikan hasil tes itu pada Satria dan meminta ia membacanya sendiri, Athar yang berada di ruangan itu ingin pamit karena tidak ingin menganggu keluarga tersebut. Namun, Banyu meminta Athar tetap berada di ruangan itu karena Athar sudah mengetahui semua sejak awal. Setelah membaca hasil tes itu, Satria langsung menekan interkom miliknya lalu di sambungkan ke ruangan Lidya. Ia meminta Syifa untuk segera ke ruangannya sekarang juga untuk membahas hal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 47. Tak Bisa Berkata-kata

    Mereka memasuki rumah mewah yang membuat Syifa tak henti melihat ke seluruh penjuru arah, tak pernah terbayangkan sebelumnya jika ia akan masuk kedalam rumah yang lebih mirip dengan istana.Dinding yang kokoh dan tinggi, dengan furniture dan ornamen yang mewah memenuhi rumah tersebut. Ia merasa seperti anak kecil saat memasuki rumah itu, sebab begitu besar dan megahnya rumah tersebut.Beberapa pelayan terlihat berbaris rapi menggunakan baju serba hitam putih, ada empat laki-laki dan enam wanita, Amalia langsung memperkenalkan Syifa kepada para pelayan tersebut."Kalian lihat wanita ini. Namanya adalah Sabrina, dia adalah anak kami saudara kembar Satria. Jadi kalian harus memperlakukannya sama seperti Satria!" ucap Amalia.Semua pelayan menganggukan kepala, Amalia melanjutkan jalannya dan mengajak Syifa ke kamar yang selama ini kosong, tetapi selalu dalam perawatan. Begitu mereka tiba di depan pintu kamar itu, Amalia langsung membukanya, pemandangan di kamar itu membuat Syifa benar-ben

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 48. Pengumuman

    Syifa melihat kedua orang tua angkatnya ada di meja makan, tersenyum melihat ia berjalan semakin mendekat. Hingga tiba-tiba suara Amalia membuat Wanita cantik itu mengedipkan mata dan kedua orang tua angkatnya pun kini tak ada di kursi itu."Sabrina, apa yang sedang kamu pikirkan. Kenapa bengong?" tanya Amalia."Astaghfirullah, aku berhalusinasi ternyata," gumam Syifa dalam hati."Sini kita makan bersama, Sayang!" ucap Amalia membuyarkan lamunan Syifa.Janda cantik itu menganggukan kepala lalu duduk di samping Satria, Amalia dan Banyu terus menatapnya karena Syifa nampak sangat cantik dengan baju dan kerudung yang di siapkan oleh Amalia.Mereka pun makan bersama, semua makanan yang tersedia diatas meja adalah makanan kesukaan Sabrina saat kecil dulu dan Amalia meminta pelayan untuk menyiapkan nya."Bagaimana, kamu suka makanannya?" tanya Banyu."Suka, semuanya enak," jawab Syifa."Ini adalah makanan kesukaan kamu saat kecil, Sabrina. Mama ingat semua apa yang kamu sukai dan tidak suka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19

Bab terbaru

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 115. Bahagia

    "Iya, aku sudah mempersiapkan semuanya termasuk mahar pernikahan," ucap Athar."Kapan kamu mempersiapkannya, mengapa semua terasa sangat singkat untukku?" tanya Sabrina."Setelah aku berbicara di rumah ini, esok harinya aku langsung memesan sebuah benda untuk aku jadikan mahar," ucap Athar.Sabrina benar-benar tidak pernah berpikir jika Athar sudah mempersiapkan semuanya dalam waktu sesingkat itu. Sabrina tidak pernah tahu pikiran Athar tidak pernah tenang setelah kejadian Ryan mengganggunya, ia yakin akan ada lelaki lain yang nantinya akan menganggu Sabrina sehingga lelaki itu sangat ingin segera menghalalkan Sabrina dan mempersiapkan segala halnya dengan cepat.Satria menyadari langkah Athar dalam mempersiapkan itu, ia benar-benar merasa salut dengan asistennya itu. Bukan hanya masalah perkejaan saja yang cepat, dalam mengejar wanita nya pun Athar bergerak cepat. Itu sebabnya hari ini Satria ingin membuat mereka melakukan ijab kabul hari ini juga."Penghulu sebentar lagi datang, kal

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 114. Lamaran.

    "Athar, perempuan yang akan kamu lamar anak orang kaya?" tanya Gina.Athar tersenyum dan mengangguk, lalu meminta keluarganya mengeluarkan barang-barang dari mobil box untuk dibawa kepada pihak wanita yang sudah berjejer menyambut.Keluarga Athar pun menggambil barang-barang dari dalam mobil box dan mereka berikan kepada pijak keluarga perempuan yang menyambut, setelah semua barang dari mobil box sudah di berikan pada pihak wanita. Keluarga Athar pun dipersilahkan untuk masuk kedalam rumah mewah tersebut."Mah, Sabrina nya mana?" tanya Banyu."Masih di kamar, Pah. Tadi Mama cek Vsedang pakai kerudung, Mama 9. panggil lagi ya!" ucap Amalia."Iya, panggil sekarang keluarga calon suaminya sudah datang," ucap Banyu.Amalia pun berjalan meninggalkan para tamu untuk memanggil anaknya di kamar, sementara anggota keluarga Athar masih terkesima dengan kemewahan rumah calon mertua Athar. Mata mereka memutari seluruh penjuru ruangan tersebut, hingga akhirnya dua orang wanita cantik turun dari ta

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 113. Materialistis

    "Emang kenapa kalau orang miskin?" tanya Athar."Kalau bisa kamu nikah sama anak orang kaya. Kan sekarang kamu sudah jadi lelaki sukses, masa nikah sama perempuan miskin gak maju-maju dong!" ucap Ros."Bu, jangan ngatur-ngatur Athar. Sama siapapun dia mau nikah yang penting dia bahagia, Athar seorang lelaki seperti apapun istrinya nanti dia yang akan menafkahinya!" tegur Gilang.Athar menghela nafas dan menggelengkan kepala, jika bukan karena hal penting seperti lamaran Athar tak ingin bertemu apalagi berbicara dengan ibu tirinya itu.Sejak Athar kecil Ros tak pernah menjadi ibu sambung yang baik, ia selalu memandang orang tak punya sebelah mata dan tidak memikirkan perasaan orang lain, hanya memikirkan kesenangan diri sendiri."Ayah, tolong ajarkan pada kedua adikku jangan memandang harta adalah segalanya karena Allah berfirman dalam Q.S Al-Kahfi ayat 56. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sis

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 112. Keluarga Athar

    "Aku mau secepatnya, kalau bisa Jumat ini Ayah datang dan hari minggunya kita lakukan lamaran," ucap Athar masih melalui sambungan telepon.Sungguh lelaki itu tak ingin menunda lagi untuk segera menghalalkan wanita yang selama ini ia cintai dalam diam, cintanya tak bertepuk sebelah tangan jika tidak segera di sahkan ia takut ada lelaki lain yang menganggu hubungan mereka."Siapa saja yang harus ikut untuk acara lamarannya?" tanya Gilang."Keluarga inti. Ayah, ibu, dan adik-adik ayah serta suami dan istrinya," ucap Athar."Banyak dong sekitar sepuluh orang, ayah harus sewa mobil kalau gitu," ucap Gilang."Nanti aku akan kirim 2 mobil beserta supirnya dari sini. Ayah tinggal komunikasikan saja dengan om dan tante yang mau ikut berapa orang," ucap Athar.Gilang menghela nafasnya, ia adalah anak tertua di keluarganya dan memiliki 4 orang adik, 3 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Namun, ekonomi mereka semua sama-sama pas-pasan.Mereka jarang pergi keluar kampung, hanya Gilang yang seo

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 111. Syarat Banyu

    "Mah, Pah, kenapa harus pakai syarat segala?" tanya Sabrina."Setelah belasan tahun kamu hilang, lalu baru dipertemukan dengan kami. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang ingin membawamu pergi, mana mungkin kami izinkan begitu saja tanpa memberi syarat," ucap Banyu.Satria menganggukan kepala setuju dengan ucapan sang papa, mereka baru menikmati kebersamaan dan bila di katakan belum puas pastinya belum puas. Namun, mereka tidak ingin melarang Athar untuk menikahi Sabrina karena takut nantinya Sabrina malah jatuh ke tangan lelaki yang tidak tepat.Sabrina mulai khawatir sang papa memberikan syarat yang memberatjan Athar, sehingga lelaki itu akhirnya tidak bisa menyanggupi dan akhirnya pernikahan mereka dibatalkan.Athar malah menganggukan kepala, ia akan berusaha menyanggupi apapun syarat dari Banyu, asalkan ia bisa menikah dengan Sabrina nyawa pun dia sanggup berikan."Apa syaratnya, Om?" tanya Athar."Syarat pertama setahun pernikahan kalian harus berada di rumah ini, aku tidak ingin kam

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 110. Meminta Restu

    "Tidak tahu makanya lebih baik kamu datang dulu, mereka pasti terkejut karena tahunya kita hanya bersahabat," ucap Sabrina."HM ... Baiklah, besok aku akan bertemu kedua orang tuamu!" ucap Athar."Sekarang kamu istirahat dulu, oh iya ini salep yang untuk luka dari dokter aku simpan di kamarmu ya!" ucap Sabrina.Tanpa menunggu jawaban dari lelaki tampan itu Sabrina pun berjalan menuju kamar Athar, ia membuka pintu kamar yang tak di kunci. Begitu masuk kedalam kamar ia terkejut melihat fotonya yang di cetak besar menjadi penghias kamar itu.Athar menyusul langkah Sabrina dan hanya bisa terdiam di depan pintu kamar, saat melihat Sabrina terpaku memandangi fotonya sendiri di kamar itu."Apa ini alasannya kamu selalu mengunci kamar ini saat aku tinggal di sini dulu?" tanya Sabrina."Iya," jawab Athar singkat."Tapi waktu itu aku pernah masuk, foto ini tidak ada," ucap Sabrina."Aku sembunyikan di dalam lemari agar kamu tidak tahu," ucap Athar.Sabrina menghela nafas, lalu meletakan salep d

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 109. Tak Sabar

    Sabrina begitu terkejut saat masuk ke dalam ruangan Athar, lelaki itu sedang tidak memakai baju dan memeriksa bekas lukanya. Ia berjalan cepat dan duduk di samping Athar, meringis melihat bekas luka yang di tutup perban itu."Apa jahitannya bermasalah?" tanya Sabrina."Enggak, cuma sedikit gatal aja," ucap Athar seraya menarik kemeja berusaha untuk memakai nya kembali."Jangan bohong, sini aku lihat! Mungkin perbannya harus di ganti," ucap Sabrina."Memang iya, nanti setelah pulang kerja aku akan ke rumah sakit untuk ganti perban," ucap Athar."Kalau masih sakit harusnya gak masuk dulu, kamu bandel sih!" ucap Sabrina.Athar tersenyum mendengar ocehan wanita cantik tersebut, ia sama sekali tidak marah justru senang karena ocehan itu menandakan jika Sabrina mengkhawatirkan dirinya."Besok gak usah kerja dulu, aku akan bilang ke kak Satria," ucap Sabrina."Tapi banyak file penting yang harus aku bereskan, Syifa!" ucap Athar."Bisa di kerjakan di rumah kan! Nanti berkasnya juga bisa di ki

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 108. Curhat

    Sabrina memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Lidya, sementara Lidya yang tidak tahu jika Sabrina sedang membicarakan diri sendiri masih merasa santai."Saya yah kalau belum punya suami, terus pak Athar melamar saya. Gak akan banyak pikir saya pasti terima," ucap Lidya."Alasannya?" tanya Sabrina."Kenapa tanya alasan lagi, bukannya udah jelas terlihat pak Athar itu udah perfect banget, dia itu lelaki idaman semua wanita. Ganteng, punya jabatan yang oke, gak genit sama perempuan, gak sombong, Soleh, kalau jadi suami pasti bisa bikin bahagia," ucap Lidya."Sesempurna itu Athar di mata kalian, dia itu manusia biasa yang punya kekurangan," ucap Sabrina."Ya semua manusia gak ada yang sempurna dan punya kekurangan juga kelebihan, tapi kekurangan pak Athar sedikit dan hampir tak terlihat, sementara kelebihannya banyak dan membuat para wanita dengan mudah terpesona padanya," ucap Lidya.Telinga Sabrina merasa panas saat Lidya terus memuji orang yang kini selalu ada dalam pikirannya, Sabrina

  • Perjanjian Sebelum Cerai    Bab 107. Pengejar Athar

    Keesokan harinya, Athar sudah diperbolehkan untuk pulang karena sebenarnya ia tidak terlalu luka terlalu parah, lelaki itu masih diberi kesempatan untuk istirahat oleh Satria. Namun, karena tidak terbiasa berdiam diri di rumah akhirnya ia pun masuk kerja. "Kamu ini gimana sih, bukannya istirahat malah kerja. Apa kak Satria yang masak kamu buat kerja?!" tanya Sabrina.Wanita cantik itu langsung datang ke perusahaan saat tahu Athar bekerja, ia khawatir jika kondisi Athar masih lemah. Namun, dipaksa untuk bekerja oleh kakaknya. "Aku udah baik-baik aja, Syifa. Bukan Satria yang maksa, dia justru memberikan aku kesempatan untuk istirahat. Akan tetapi, aku nggak betah di rumah nggak ngapa-ngapain jadi lebih baik kerja," ucap Athar."Tapi kan kamu habis dioperasi, Athar! Gimana nanti kalau sakit lagi," ucap Sabrina."Kan yang dioperasi cuma bagian perut yang ditusuk, yang lainnya nggak sakit. Lagi pula aku bawa obat dari dokter kok, jadi nggak usah khawatir ya, Sayang!" ucap Athar.Sabrin

DMCA.com Protection Status