Share

Chapter 88

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-06 14:44:25

H-7 pernikahan Ethan dan Grace.

Semua persiapan hampir rampung.

Pernikahan mereka akan dilaksanakan di gereja dan akan berlanjut resepsi di sebuah vila di Bali.

Aluna menghela nafas berkali-kali sebelum menatap dirinya di cermin.

Melihat lehernya yang terdapat bercak merah yang begitu banyak.

Siapa lagi kalau bukan ulah Ethan.

Tiba-tiba perutnya di peluk dari belakang.

“Kau cantik.” Ethan mengecup pipi Aluna.

Aluna mengangguk. “Aku tahu aku cantik.” Dengan wajah yang sombong.

Ethan berdecih. Memutar balikkan tubuh Aluna. Mengusap pinggang Aluna pelan.

“Aku akan berangkat lebih dulu.” Ethan mendekat—mengecup pelan bibir Aluna.

Namun ciuman ringan tersebut berubah menjadi lumatan panas di pagi hari.

Aluna mengalunkan kedua tangannya di leher Ethan.

Membalas setiap pangutan di bibirnya dengan sama gairahnya.

Mereka untuk beberapa menit larut dalam permanan panas.

Ethan mengangkat tubuh Aluna ke atas sebuah nakas.

“Kamu harus berhenti.” Aluna mendorong dada
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 89

    PLAAK!!! Tamparan itu mampu membuat Aluna sampai jatuh tersungkur. Aluna memegang pipinya yang terasa perih akibat tamparan itu. “Awhss…” ringis Aluna. “Berdiri kau jalang!” teriak Margaret. Aluna tidak kunjung berdiri juga, karena selain pipinya yang perih. Kepalanya juga terasa pusing. Sampai akhirnya Margaret menarik paksa Aluna hingga berdiri. “Tidak usah berpura-pura polos. Aku tahu selama ini kau menjadi selingkuhan anakku.” Margaret mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Melempar foto-foto kebersamaan Aluna. Aluna sejenak menatap foto-foto dirinya yang bertebaran di lantai. Ada banyak sekali, bahkan fotonya dan Ethan di taman hiburan. Foto mereka saat ke taman hiburan dan kebun binatang bersama Gio. Yang terakhir adalah foto mereka di rumah sakit. Untuk sejenak, Aluna butuh waktu untuk mencerna semuanya. “Ini..” lirih Aluna sudah tidak sanggup berkata-kata. “Tidak usah berkelit lagi kau jalang!” Margaret memukul meja. “Aku kira Ethan akan meninggalkanmu saat

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 90

    “Aku minta maaf,” ucap Aluna. Ya, hanya itu yang bisa ia lakukan. Karena ia juga tahu, ia sendiri salah karena menjalin hubungan dengan tunangan orang. “Maafmu tidak berarti apapun jalang!” PLAAK!Grace menampar pipi Aluna. Tidak berhenti disitu saja. Ia juga menarik rambut Aluna dengan sekuat tenaga. Lalu mendorong Aluna sampai terjatuh. Tanpa perlawanan. Aluna menerimanya. Bukankah ini adalah konsekuensinya karena menjalin hubugan terlarang dengan tuangan orang lain? Aluna mengusap tangisnya. “Sudah? Sudah puas?” Ia bangun dengan tertatih. Grace tertawa. “Kau mati sekalipun tidak akan membuatku puas.” Grace mengusap rambutnya. “Sial, aku begitu jijik melihatmu. Bagaimana bisa Ethan menyukai jalang sepertimu.” Grace menunjuk Aluna. Menunjuk sekaligus mendorong Aluna dengan jari telunjuknya. “Selama ini aku hanya berpura-pura ingin berteman denganmu. Karena aku ingin melihat sejauh mana kau akan berpura-pura di hadapanku.” Grace menghela nafas. “Ah sial, kau memang tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 91

    Tidak tahu yang membawa Aluna ke rumah sakit siapa. Tapi ketika Aluna bangun. Ia berada di ruangan serba putih. Selang infus yang sudah menancap di punggung tangannya. Tubuhnya terasa begitu remuk. Aluna mencoba bangun dan meraih ponselnya yang berdering begitu keras di atas nakas. “Halo,” suara Aluna yang terdengar parau. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 1 pagi. “Kau di mana? Kau tidak menghubungiku sama sekali,” suara Ethan yang terdengar seperti marah. Pria itu memang akan marah saat Aluna tidak mengabari. Aluna menghela nafas dan menatap langit-langit kamarnya. Ethan tidak tahu saja Aluna dihajar habis-habisan oleh tunangan dan ibunya tadi sore. “Aku…” Aluna masih mengingat ucapan Margaret dan Grace untuk menjauhi Ethan. Aluna akan melakukannya. “Jawab Aluna, apa yang kau lakukan?” tanya Ethan. “Kau di mana sekarang? Kau di mana? Kau di Apartemen kan? Tidak mungkin kau sekarang perjalan pulang ke kampung?” “Jangan diam-diam pergi lagi,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chaoter 92

    Aluna hilang. Aluna pergi tanpa kabar. Walaupun Ethan sudah melacak lewat ponsel Aluna yang terhubung dengannya, tetap saja tidak bisa. Sudah 4 hari Aluna tidak ada kabar. Ethan benar-benar frustasi. Ia sudah mengerahkan orang suruhannya untuk mencari Aluna namun belum ada kabar sedikitpun. Ini juga salahnya, kenapa ia tidak mencari tahu saat Aluna pulang kampung? Sial Ethan begitu pusing. Setelah membuat Ethan berbunga-bungan dengan pernyataan Aluna terakhir kali di telepon. Ternyata Aluna berencana menghilang. Ethan menghela nafas sebelum meminum sebuah cairan alkohol dari gelas kecil tersebut. “Belum ada kabar?” tanya Bobby menghisap rokok. Ethan menggeleng. Bersandar pada sofa. “Sudah tidak usah dipikirkan, mungkin saja dia memang ingin pergi.” Bobby menatap Ethan. “Dia ingin pergi karena kau akan menikah. fokus saja pada pernikahanmu 2 hari lagi.” “Shit!” Ethan menatap Bobby nyalang. “Bicara sekali lagi aku akan menghajarmu.” Bobby terkekeh pelan. “Sant

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 93

    “Akhirnya kami menemukan orang yang melihat Aluna, Sir.” Ethan langsung pergi menemui orang kepercayaannya. Seorang detektif dari perusahaan swasta. Tempat mereka bertemu adalah sebuah restoran hotel. Tidak masuk ke dalam melainkan di luar. “Sangat sulit melacak keberadaan Aluna karena ada orang yang ikut campur menutupinya.” “Semua CCTV yang menunjukkan keberadaan Aluna seakan hilang semua. Tidak ditemukan sama sekali,” jelas Sandi si detektif swasta yang dipercaya Ethan. “Tapi ada pegawai restoran yang mengaku melihat Aluna.” Ethan mengangguk. “Di mana orang itu?” Seorang pegawai yang masih menggunakan seragam itu terlihat hati-hati keluar dari gedung. Pegawai dengan kacamata tebal itu mendekati Ethan dan Sandi. “To the point. Kau melihat perempuan ini atau tidak?” Sandi menunjukkan foto Aluna dikirim oleh Ethan. Pegawai itu mengangguk. “Iya. Ada yang terjadi dengan wanita itu di restoran hotel ini.” “Beritahu aku apa yang terjadi?” Pegawai itu menatap Et

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 94

    Pintu dibuka. Anak pertama, anak laki-laki yang jarang sekali pulang saat menginjak dewasa itu akhirnya muncul di rumah orang tuanya. Bukannya senang. Ethan dipenuhi kemarahan yang tercetak jelas dari wajah tampannya. Tanpa babibu, mencari orang tuanya yang saat ini sedang bersantai di sebuah ruang keluarga. “Ethan?” Margaret berdiri dari duduknya. “Kenapa tiba-tiba datang? Kenapa tidak memberitahu dulu?” Ethan melempar map berwarna cokelat muda yang berisi hasil DNA-nya dengan Gio. “Sejak kapan menyeledikiku?” tanya Ethan. “Ada apa?” Peter mengambil map itu. “Tidak—” Margaret hendak mengambil map itu, namun Peter keburu mengambil map itu. “Itu bukan apa-apa.” Peter membukanya dan melihat hasil dari DNA tersebut. “Anak laki-laki berusia tujuh tahun?” tanya Peter begitu kaget. “Anak siapa? Anakmu Ethan?” tanyanya pada sang putra. “Siapa anak laki-laki ini?” Margaret segera menggeleng. “Tidak penting. Lagipula Ethan akan menikah dengan Grace. Tidak usah mementi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 95

    “Sir, saya tidak menemukan Aluna.” Setelah 24 jam berusaha mencari keberadaan Aluna, Sandi tidak kunjung bisa mendapatkan jejak Aluna di mana. “Cari terus.” Ethan menghela nafas. “Saya yakin ada orang yang menutupi keberadaan Aluna.” Sandi yang terdengar putus asa. Biasanya detektif swasta dengan bayaran tinggi itu hanya memerlukan waktu beberapa jam saja untuk melacak keberadaan orang. Namun melacak keberadaan Aluna seperti sedang mencari jarum di antara jerami. Sangat sulit! “Itu orang tuaku. Pasti mereka menghapus semua jejak Aluna agar aku tidak bisa menemukannya.” Benar. Orang tua Ethan lebih berkuasa. Pasti mereka menggunakan jasa seseorang yang lebih ahli. Maka pertarungan dimulai. Anak vs orang tua. Setelah pintu dibuka oleh sopir. Ethan keluar dengan tanga yang masih memegang telepon. “Aku beri waktu kau sehari. Jika tidak bisa menemukan Aluna, aku akan menyuruh orang lain.” Tegas, jika memang tidak mampu. Ethan akan mencari orang lain. Keberadaan Alu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 96

    Beberapa hari yang lalu. Aluna pulang. Mematikan ponselnya lalu membuangnya begitu saja. Karena ia takut Ethan akan melacak keberadaannya. Setelah turun dari kereta Aluna menghela nafas dalam sebelum menarik kopernya berjalan. Tiba-tiba air matanya jatuh lagi. Aluna menghela nafas berkali-kali sebelum masuk ke dalam mobil yang sudah ia sewa. Tidak begitu lama. Ia sampai di rumah. Kedatangannya sontak membuat keluarganya kaget. Karena Aluan tidak memberitahu mereka akan pulang. Dan juga, Aluna baru saja pulang. “Aluna,” panggil Linda, ibu Aluna. “Kamu kok pulang? Apa yang terjadi?” Linda menatap putrinya. “Wajah kamu…” lirihnya. “Kenapa Aluna? Apa yang terjadi?” tanyanya lagi. Aluna tidak kuasa menahan tangisnya. Akhirnya Linda membawa putrinya masuk ke dalam. Di sanalah Aluna menangis lebih kencang. Pertahanannya runtuh. Aluna tidak bisa berpura-pura tegar lagi dalam keadaan seperti ini. Linda memeluk putrinya. Mengusap bahu Aluna pelan. “Ibu gak tahu a

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status