Share

Chapter 6

Tapi tak mungkin, Aluna meninggalkannya begitu saja, kan?

Jadi dengan panik, wanita itu berlari ke arah Ethan.

“Sir maafkan saya, saya tidak sengaja,” teriak Aluna.

Namun, wanita itu terkejut kala aroma alkohol yang kuat menguar dari bosnya itu.

“Sir–” Aluna mendongak. “Anda terluka? Kaki anda sakit karena lemparan saya?”

Aluna menatap kedua kaki Ethan yang sepertinya terlihat baik-baik saja.

Namun, Ethan masih diam. Kali ini, sorot matanya seakan benar-benar menelanjangi Aluna.

“Ehem! Sir!” panggil Aluna.

“Anda sedang mabuk kan?” Aluna menatap mobil Ethan yang tidak ada siapapun. Artinya pria itu menyetir mobil sendiri dengan keadaan mabuk.

“Sir—” panggil Aluna lagi. Bosnya itu benar-benar tinggi hingga membuatnya harus mendongak untuk bertatapan mata.

“Kenapa kau ada di sini?” tanya Ethan dengan suara rendah. Memandang Aluna tanpa ekspresi.

Aluna sontak mengernyit.

“Saya dari tadi di sini—”

Bugh!

Perkataan Aluna terpotong saat tubuh Ethan ambruk di tubuhnya yang kecil.

“Sir!” Aluna menepuk punggung Ethan yang begitu lebar menelingkupi tubuhnya yang kecil.

“Bagun, Sir! Anda berat!” keluh Aluna.

Tubuh Ethan benar-benar berat, Aluna tidak berbohong. Sebentar lagi jika Ethan tidak bangun—ia akan mendorong Ethan sampai jatuh ke lantai.

“Aluna..” gumam Ethan. Hembusan nafasnya mengenai leher Aluna. Suaranya yang lembut membuat Aluna terdiam sesaat.

Sekarang, apa yang harus Aluna lakukan? Ia tidak tega meninggalkan Ethan.

****

Pukul 06.00 pagi.

Aluna baru saja membersihkan wajah setelah bangun tidur.

Setelah keluar dari kamar mandi, langkah Aluna terhenti menatap seorang pria yang tengah tertidur di lantai.

Ya, Ethan Winston. Bosnya yang terhormat itu kini sedang terbaring di lantai hanya beralaskan tikar tipis.

Aluna tidak punya pilihan lain selain membawa Ethan ke rumahnya.

Bagaimana ia membawa pria itu ke hotel?

Ia sendiri tidak punya uang.

Lagipula rumahnya bukanlah pilihan yang buruk. Meski nanti ketika bangun, mungkin tubuh Ethan akan terasa remuk.

Aluna menggelengkan kepala. 'Berhenti memandang Ethan, Aluna!'

Untungnya, di saat yang sama, ponsel Aluna berbunyi.

Telepon dari sang ibu.

Aluna pun segera mengangkatnya dan pergi ke belakang.

“Halo, Aluna.” 

“Halo, Bu. Bagaimana keadaan Gio?” tanya Aluna langsung melalui sambungan telepon.

“Sudah membaik Aluna. Tapi segera kirimkan uangnya, ya. Pihak rumah sakit tidak memperbolehkan pulang jika belum membayar.”

Aluna terdiam. Memejamkan mata dan menghela nafas dalam. Ia bahkan tidak bisa memberitahu siapapun tentang yang ia alami. Semuanya, Aluna menanggungnya sendiri. Apapun itu, ia akan menghadapinya sendiri tanpa melibatkan orang tuanya.

Memberitahu ibunya tentang kesulitannya adalah hal yang paling salah. Maka dari itu Aluna akan tetap berdiri dengan tegar dan mencari solusi untuk permasalahan ini.

“Tenang ya, Bu. Aluna akan mengirimkan uangnya—” Aluna mencoba menyusun kata.

Hanya saja, dia merasakan sesuatu dari arah belakang.

Deg!

Ethan tengah mengamatinya dari belakang sambil mendengarkan ucapan Aluna.

Buru-buru, Aluna menutup panggilan dari ibunya.

Kemudian menjaga jarak dari pria tersebut.

Jangan sampai, Ethan mengetahui keberadaan Gio.

Mengingat betapa kejamnya pria itu, bukan tak mungkin Aluna akan dipisahkan dari anaknya!

“Sir? Apa ada yang--”

“Berani-beraninya kau membawaku ke tempat kecil seperti ini?” ucap Ethan tampak kesal.

Aluna terdiam. Dia memang membiarkan Ethan tidur dengan keadaan yang mungkin tak layak bagi pria itu.

Tapi, dia tak punya pilihan.

Tak mungkin mereka tidur sekasur, kan?

“Saya membawa Anda ke rumah saya agar anda tidak membahayakan orang lain di jalan. Anda sedang mabuk dan saya tidak bisa membiarkan anda menyetir dalam keadaan seperti itu.”

“Rumah?” gumam Ethan.

Matanya mengedar ke sekeliling.

Ragu dengan tempat tinggal kecil yang bahkan tak setengah kamar mandinya.

“Ah sudahlah!” Ethan mengambil jasnya yang tergeletak di lantai. "Aku pulang saja."

Pria itu memilih berjalan menuju pintu keluar--tampak malas berdebat dengan Aluna.

Hanya saja, langkahnya terhenti ketika mendengar ucapan Aluna yang tak pernah dia duga.

“SIR BAGAIMANA JIKA SAYA MENERIMA TAWARAN ANDA?!”

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status