Share

Chapter 275

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kenapa kamu di sini?” tanya Aluna begitu melihat Gaby berada di ruang tamu.

“Kalau tidak pernah ke sini, di marahi. Ke sini juga di marahi. Memangnya kenapa kalau Gaby ke sini?” tanya Gaby memakan camilan di ruang santai mansion keluarganya.

“Baru sehari nikah kok udah marahan,” Decak Aluna.

“Sudah dua minggu ya, bukan sehari.”

“Sama saja, hitungannya masih sebentar. eh udah marahan.” Aluna mengambil duduk di samping Gaby.

Kemudian meraih sebuah toples yang berada di pangkuan Gaby.

“Mama kan sudah bilang, pernikahan itu bukan perkara yang mudah.” Aluna menoleh dan mencubit pipi anak perempuannya itu dengan gemas.

“siapa yang menyuruh menikah secepat ini?” tanya Aluna.

Gaby berdecak. “Aku melakukannya untuk perusahaan juga.”

Aluna menggeleng. “Tidak.”

Aluna mengedikkan bahunya. “Kamu tidak secinta itu dengan perusahaan sampai-sampai merelakan kebahagiaan kamu sendiri.”

“Kamu itu bocah pintar yang licik.” Aluna menonyor dahi anaknya.

Gaby berdecak. Ia menghela nafas kasar.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 276

    Makan malam dengan para pegawai yang tidak dikenal oleh Haven. Ya sebenarnya perusahaan ini adalah cabang. ia jarang ke sini karena sudah ada seseorang yang ditunjuk untuk mengelola cabang ini. Tapi ia ke sini untuk mengontrol apakah perusahaan berjalan dengan baik atau tidak. “Sir, apakah anda sudah mempunyai kekasih?” tanya seorang wanita. Pertanyaan itu cukup konyol. Namun mungkin berita pernikahannya belum sampai di perusahaan cabang. “Aku sudah menikah.” menunjukkan cincin di jari manisnya dengan bangga. “Oh maaf, Sir.” Wanita itu nampak tidak enak. Wajahnya memerah menahan malu. Memang ya kalau pesona Haven itu sulit untuk dihiraukan. Siapa yang tidak suka dengan pria tampan matang yang berbau uang. Tentu saja siapapun pasti akan tergiur. Haven tersenyum tipis. “Aku akan memperkenalkan istriku secara langsung nanti.” “Pernikahan kami dilakukan sederhana, wajar jika banyak orang yang tidak tahu aku sudah menikah.” Haven mengangkat gelasnya. “Cheers.” “C

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 277

    “Gabriella..” desis tajam Haven. “Kenapa? mau marah?” tanya Gaby. Ia melempar tasnya begitu saja. “Aku tanya kau ke mana saja saat di sana? dan bersama siapa saja?” tanya Gaby. Haven menghela nafas. “Aku sedang bekerja, aku tidak ke mana-mana selain ke kantor.” Gaby berkacak pinggang. “Jangan membohongiku, Haven. Aku bukan Gaby yang dulu. aku bukan wanita bodoh yang bisa kau bohongi dan kau permainkan sesuka hatimu.” “Aku tidak berbohong Gab. Aku tidak bermain-main di sana, aku hanya bekerja dan kemarin aku makan malam dengan rekan-rekanku.” “Rekan-rekan?” tanya Gaby. “Rekan-rekan atau selingkuhan kamu?” tanyanya. “Mana ada selingkuhan? Kamu kata siapa?” tanya Haven. “Tidak peduli kata siapa.” Gaby berdecih pelan. “Tidak ada lagi pria yang bisa aku percaya di dunia ini selain orang tuaku.” “Tidak ada pria yang benar-benar bersih di dunia ini. Mereka akan sulit fokus dengan satu wanita saja.” Gaby mengambil tasnya dengan kesal. “Gab!” Haven mencekal tangan Gaby. “

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 278

    “Gab aku mohon percayalah padaku.” Haven yang terdengar putus asa karena Gaby yang tidak pernah percaya padanya. “Aku tidak bodoh Haven..” balas Gaby. “Aku bukan Gaby lima tahun yang lalu.” “Sekarang pergilah dari sini.” Gaby mendorong Haven keluar dari ruangannya. “Gabriella..” lirih Haven. “Tidak. Tidak usah banyak omong. Pergilah sekarang juga.” Mendorong Haven sampai pria itu benar-benar keluar dari ruangannya. Setelahnya menutup pintu ruangannya dengan rapat supaya pria itu tidak bisa masuk. Gaby berkacak pinggang—mengusap wajahnya kasar. Sampai kapan ia akan dihianati seperti ini. sampai kapan ia terus dipermainkan oleh laki-laki? Gaby mengusap rambutnya kasar. Apa semua itu adalah kesalahannya di masa lalu? Apakah yang ia rasakan saat ini adalah akibat perbuatannya dulu yang suka mempermainkan hati para pria. ~~Di usir istri sendiri. Naas sekali memang. Padahal harapan Haven besar untuk dimaafkan oleh Gaby. Namun baru saja sampai sudah diusir begitu saja. Setelah

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 279

    Haven benar-benar kehilangan kontrol emosinya ketika Gaby berbicara seperti itu. Alhasil ia tidak pulang ke rumah. Ia langasung pergi ke suatu tempat yang menurutnya lebih tenang. Sebuah bar hotel yang dimiliki oleh temannya. Haven masuk ke dalam. Ada beberapa wanita cantik di sana yang meliriknya. Tentu saja ia mengacuhkan para wanita itu. Haven memilih untuk dudu di sofa sendirian. Tidak minum ataupun merokok. Ia hanya diam dan menutup mata. Tangannya menarik dasinya pelan agar lebih longgar. Melepaskan jasnya—dan menggulung lengan kemejanya sampai siku. “Sir, boleh saya temani anda?” tanya seorang wanita cantik dengan pakaian minim yang mendekat. Haven menggeleng dan memberikan gerakan jarinya mengusir. “Bro!” seorang pria datang dengan membawa gelas di tangannya. “Tumben kau ke sini?” tanyanya. “Hanya mencari tempat yang tenang,” balas Haven. Thomas memberikan kode kepada para pegawainya. hingga mereka membawa minuman dan rokok. “Aku tidak minum dan t

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 280

    Semua lampu sudah mati. Gaby menatap ruang bawah dari tangga. Sudah malam tapi Haven tidak kunjung pulang. Apa perkataannya keterlaluan? Gaby merogoh ponselnya. Tidak ada pesan atau panggilan lagi dari pria itu. Ia ingin menanyakan keberadaan pria itu tapi, Gaby gengsi. Akhirnya ia berjalan ke arah dapur yang begitu gelap. “Kenapa begitu gelap? Aku kira tidak segelap ini…” lirihnya menggeleng pelan. Gaby meraih handle kulkas. Membukanya dan mengambil air dari sana. Gaby mengernyit. ia merasa ada seseorang yang sedang mengawasinya. Gaby meremas botol ditangannya sebelum menonjok perut seseorang yang berada di belakang. “Akh!” ringis pria itu. “Siapa kau?” Gaby melotot. Ia waspada dengan pria yang tiba-tiba muncul itu. Di kegelapan ini. Gaby tidak bisa melihat siapa pria yang sedang menggunakan pakaian serba hitam dengan wajah yang ditutup dengan masker. “Siapa kau?” teriak Gaby. “Tebak aku siapa?” Suara itu. Gaby mengingatnya. Suara seorang pria yang

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 281

    Haven menjalankan mobilnya sampai di halaman depan. Ia mengernyit melihat kediamannya yang begitu gelap. Lalu, saat ia turun. ia mendapati seorang satpam yang tengah tertidur. Haven mencoba membangunkan satpam tersebut. Namun sepertinya, Satpam tersebut telah dibius. “Pak!” Haven berusaha menyadarkan satpam itu. Namun tidak kunjung bangun. Haven merasa ini semua ganjal. Akhirnya ia memilih untuk mengamati cctv yang ada di rumahnya. Melalui ponselnya, ada satu cctv yang masih berfungsi. Cctv itu berada di lorong ruangan. Namun melalui cctv itu, ia bisa mendengarkan percakapan yang ada di dalam. “Sial,” umpat Haven. Segera setelah ia mendapatkan bukti penyergapan itu, Haven langsung menghubungi polisi. Ia berjalan ke arah mobilnya. Mengambil satu pistol di sana. Memasukkan satu peluru di sana. Setelah itu Haven memilih untuk berjalan. Dengan berhati-hati Haven masuk ke dalam rumahnya yang sudah benar-benar gelap. ‘Bajingan itu..’ ‘Jika dia menyent

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 282

    Gaby tidak boleh hanya diam saja. Keterdiamannya ini sama saja membunuhnya dan Haven. Pria gila yang sudah tidak mempunyai tujuan adalah manusia paling berbahaya. Pria seperti Damian bisa melakukan apa saja. Saat Damian merogoh kantung belakangnya untuk mencari sesuatu. “Bisakah kau mengerti posisiku?” tanya Gaby. “Aku putri bungsu keluargaku. Aku disayang oleh mereka. aku mendapatkan apapun, tapi ada pria yang datang dan merusaknya.” “Pria yang aku percaya bisa menyembuhkan lukaku di masa lalu, ternyata pria bajingan..” lirihnya. Damian menekan pisau itu. “Tidak usah banyak bicara.” “Kau tahu Damian apa yang membuatku paling bersedih? Karena kau. kau yang sudah aku anggap sebagai temanku, sahabatku, tempatku bersandar… ternyata kau juga menghianatiku.” “Perasaanku tulus. Aku tidak pernah berniat apapun padamu. Aku bahkan berusaha mencintaimu sebelum kita menikah…” “Tapi apa? kau justru yang menjadi penjahat di sini..” Damian terdiam. Ia mendengarkan semua ucapan

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 283

    Peluru itu dilepaskan. Tepat mengarah pada Gaby. Namun dengan cepat Haven memutar tubuh Gaby yang berada di pelukannya. Menarik tubuh mereka berdua untuk menghindari tembakan itu. Namun sayangnya, kilatan tembakan itu terjadi lagi. Hingga peluru yang kedua berhasil menembus punggung Haven. “Akh!” Haven masih memeluk Gaby. DOOR DOOR Itu suara peluru yang dilepaskan. Peluru itu mengenai kaki Damian hingga pria itu terjatuh kesakitan. Polisi datang dan mengamankan pria itu. Gaby meraba punggung Haven. “Haven kamu..” suara Gaby gemetar. Ia menarik tangannya dan melihat telapak tangannya sudah basah karena darah yang mengucur dair pria itu. “Haven kamu tertembak..” lirih Gaby. Haven menggeleng. “Aku baik-baik saja asal kamu selamat.” Haven kembali memeluk Gaby. Mengusap pelan punggung Gaby. Tubuh Haven melemah. “Tunggu… kamu harus bertahan..” Gaby hendak melepaskan pelukannya. Tapi tubuh Haven yang sudah lemah itu tidak memperbolehkannya. Haven masih meme

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 474

    Agatha keluar dari rumah sakit. Setelah memastikan Gio beristirahat dengan tenang. Agatha berhenti pada sebuah cermin. Menatap lehernya yang memerah. Merogoh sebuah syal yang berada di tasnya. Kemudian melingkarnnya di lehernya. Bibirnya mengembangkan senyuman. Masih tergambar dengan jelas ciuman mereka tadi. Saling memangut dan meluapkan rasa rindu. Agatha kembali berjalan dan menaiki mobil untuk pulang. Di sepanjang perjalanan Agatha tidak berhenti melamun. Ada banyak yang ia pikirkan. Meski ia sudah menjadi pemimpin…. Ada banyak hal yang belum ia selesaikan. Mencari pelaku yang membunuh ayah dan kakaknya. Mencari pelaku sebenarnya yang menyerang Gio. Mencari pelaku yang berusaha membunuhnya juga. Lalu… Pikirannya juga penuh memikirkan hubungannya dengan Gio setelah ini. Ia hampir mencapai tujuannya. Yang artinya perjanjian mereka akan segera berakhir. Lantas, jika berakhir. apakah hubungannya dengan Gio juga akan berakhir begitu saja. Seharusnya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 473

    “Bagaiamana keadaanmu.” Agatha menatap Gio. “Aku baik-baik saja. tapi aku harus kembali ke rumah sakit.” Gio mengambil tangan Agatha dan menggenggamnya. “Kau ikut denganku.” Agatha berhenti. “Aku tidak bisa bersamamu dulu.” “Aku tidak bisa menerimanya.” Gio tetap menggandeng tangan Agatha. Tapi Agatha tetap kekeh dengan ucapannya yang ia katakan pada keluarga Gio. “Tidak, Gio. Aku tidak bisa…” Agatha mendongak. “Aku akan menemuimu sampai keadaan benar-benar aman.” Gio menghela napas. “Sampai kapan?” “Besok? Lusa? Bulan depan?” tanya Gio. Agatha terdiam. karena dirinya sendiri juga tidak tahu. Tapi setidaknya sampai kekuasaan benar berada di dalam genggamannya. Sampai orang-orang yang mencelekainya ditangkap. “Aduh…” Gio memegang perutnya. “Bagaimana ini… perutku..” Gio menyipitkan mata. “Anda harus ke rumah sakit segera Sir..” dokter mendekat. ia juga khawatir dengan keadaan Gio. Namun diam-diam Gio memberi petunjuk bahwa ia sedang berpura-pura. “Adu duh..”

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 472

    Beberapa hari yang lalu. Gio tersadar dari komanya. Pertama kali orang yang ia cari adalah Agatha. Ibunya bilang, Agatha pulang. Agatha berjanji tidak akan menemuinya sampai keadaan benar-benar aman. Marah. Tentu saja, neneknya yang membuat Agatha pergi. Gio masih membutuhkan perawatan intensif. Untuk bergerak saja ia tidak bisa. Untuk itu ia mengerahkan orang-orangnya untuk membantunya. Dari pada seperti ini, sudah terlanjur. Maka ia akan meneruskannya saja. Ia akan berpura-pura tidak berhubungan dengan Agatha dahulu sampai Rapat itu dimulai. Pada awalnya ia akan datang awal rapat. Tapi sekali lagi keadaannya tidak memungkinkan. Perutnya masih terasa keram. Alhasil ia datang terlambat—namun masih melihat perkembangan rapat itu lewat kamera kecil. Kamera itu terpasang di pakaian orang yang mewakilinya di sana. “Banyak orang yang menghianatiku juga.” Gio berada di dalam mobil. Melihat orang-orang yang tidak mengangkat tangan untuk Agatha. Orang-orang yang tela

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 471

    “Tapi Agatha Ethelind Harper baru saja terjun ke dunia bisnis. kinerjanya di dalam perusahaan baru mencapai tahun pertama.” Agatha tersenyum sinis. Menggunakan pengalamannya yang baru sebentar untuk menjatuhkannya. Agatha masih menahan senyumnya—ingin tertawa padahal. Kekurangannya yang diumbar di depan banyak investor. Sedangkan kekuarangan Levin disembunyikan. Agatha menjadi satu-satunya wanita yang berada di dalam ruangan ini. “Siapa yang mendukung Agatha Harper Ethelind menjadi pemimpin sementara?” Satu persatu orang-orang yang mendukung Agatha mengangkat tangan. Sekitar 3… Lalu satu orang mengangkat tangannya… Ternyata Pak Beni… Pak Beni tersenyum sembari mengangguk pada Agatha. Sedangkan pak Robert? Jangan tanya. Pria itu bahkan tidak berani menatap Agatha. seolah tidak mengenal. Tidak seperti tadi… Ternyata… si Mafia itu tidak mendukungnya. Memang, di dalam dunia bisnis tidak bisa ditebak mana yang benar-benar teman. Dan mana yang musuh. Setidaknya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 470

    “maaf nona. Hal seperti ini saya pasti tidak akan terulang lagi.” satu bodyguard maju menghadap Agatha. Ada dua mobil yang dicoba dijalankan. Hanya satu yang remnya blong. Mobil yang selalu digunakan oleh Agatha. Agatha berkacak pinggang. ia tidak ingin menghabiskan energinya untuk hal tidak masuk akal seperti ini. Tapi semua ini menyangkut nyawanya. “Sebagai ketua. Kau harus mencari tahu siapa anak buahmu yang berhianat. Aku memberimu waktu sampai jam istirahat makan siang. jika kau tidak bisa menemukan penghianat itu.” Agatha menghela napas. “Ganti semua bodyguard yang mengawalku.” Akhirnya Agatha masuk ke dalam mobil. Selama di dalam mobil, Agatha tidak berhenti cemas. Untuk siapapun yang berusaha membunuhnya. Agatha pastikan akan segera menangkap orang itu. Hidupnya tidak bisa tenang dan dihantui oleh kematian. Akhirnya mobil sampai juga di kantor. Dengan selamat! Agatha masuk ke dalam ruang—disambut oleh sekretarisnya. “Rapat akan dilaksanakan pukul 1

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 469

    “Sial.” Agatha tidak berhenti mengumpat setelah keluar dari ruang penyidikan. “Aku yakin ada yang menyuruhnya untuk membunuhku.” Agatha mengatakannya pada polisi. Namun polisi itu menghela napas dan terlihat lelah. “Kami sudah menyelidikinya. Kami sudah datang ke tempat tinggalnya. Tidak ada tanda-tanda disuruh orang….” “Tidak mungkin.” Agatha menggeleng. “Pasti ada petunjuk… Aku sering diteror. Tidak mungkin kalau dia hanya menyukaiku. aku yakin dia memang punya niat buruk dan disuruh orang lain.” “Tenanglah..” polisi itu hanya menepuh pelan bahu Agatha. Agatha ingin melayangkan protes tapi ia ditarik oleh seseorang. Pengacara Gio. Akhirnya Agatha dan pengacara Gio berada di dalam mobil untuk berbicara. “tidak ada gunanya berbicara pada polisi. Bukti tidak ada. Mereka juga tidak akan menggap kasus ini serius.” Pengacara Gio memberikan dokumen pada Agatha. Agatha membukanya. Melihat isinya sembari dijelaskan. “Pria itu sudah 2 tahun belakangan mengincar wanita c

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 468

    Agatha pulang. Berjalan gontai masuk ke dalam penthouse. Tadi.. di rumah sakit. Karena dirinya semuanya malah bertengkar. Orang tua Gio memang berpihak padanya. tapi tidak dengan nenek Gio yang begitu membencinya. Tadi di rumah sakit…. “Jangan lakukan hal itu, Mom.” Aluna lagi-lagi menarik margaret agar menjauh dari Agatha. “Gio bukan anak kecil. Dia dewasa dan dia bisa menentukan apa yang dia inginkan. Dia ingin melindungi Agatha. aku sebagai orang tua tidak bisa mencegahnya dan akan mendukungnya.” “Kamu gila? setelah melihat anakmuu sekarat kamu mengatakan hal ini?” tanya Margaret memegang lengan Aluna. “Sadarlah Aluna, Gio ditusuk pria yang mengincar wanita itu.” margaret menatap Agatha begitu benci. Aluna memijjit keningnya. “Jangan membahas hal ini lebih dulu. Kita tunggu Gio..” “Gio tahu apa yang harus dilakukannya.” Margaret menatap Ethan. “Apa yang kamu lakukan?” “Semua keputusan ada di tangan Gio. Aku sebagai orang tua tidak bisa memaksanya. Begitupun

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 467

    Setelah memberikan pidato, Agatha tidak tahu Gio ke mana. Ia langsung pergi dan mencari pria itu bersama bodyguard yang lain. Tapi tubuhnya langsung kaku ketika melihat Gio yang tertusuk. Gio dibawa ke rumah sakit. Sedangkan penjahat itu sudah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Agatha tidak bisa berhenti cemas. Ia menunggu Gio di depan ruang ICU. Tubuhnya berlumuran dengan darah… Agatha tidak peduli pada dirinya sendiri. Ia duduk dengan kepala yang menunduk. menunggu berjam-jam Gio yang masih mendapat perawatan oleh dokter. agatha mendongak ketika mendengar suara langkah kaki. Ia melihat kedua orang tua Gio yang baru datang. “Bagaimana keadaannya?” tanya Ethan pada Agatha. “Gio masih dirawat di dalam,” balas Agatha. Ethan menatap Agatha. “Aku yakin kamu sudah tahu kalau kita orang tua Gio. Kami juga sudah tahu kamu kekasih Gio. Kamu bisa jelaskan pada kami bagaimana semuanya bisa terjadi?” Agatha meremas pelan tangannya. Tapi—elusan lembut di bahuny

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 466

    Semuanya berjalan dengan lancar. Gio yang melindungi Agatha sehingga membuat Agatha benar-benar aman. Namun, Mereka tidak bertemu beberapa hari karena Gio yang ada urusan bisnis di luar negeri. Tapi katanya akan pulang hari ini, entah jam berapa. Agatha berada di dalam mobil—ia sampai di sebuah gedung. Acara yang didatangi adalah sebuah peluncuran produk baru dan peresmian kerja sama antara Harper Advertise dengan brand tersebut. Untuk itu Agatha begitu antusias. Agatha keluar dari mobilnya.. Masuk pelan ke dalam gedung. Ternyata sudah ada beberapa orang yang datang. Semuanya berjalan dengan lancar. Sampai seorang mc menyatakan dengan resmi akan terjalin kerja sama. “Untuk Ibu Agatha waktu dipersilahkan…” Agatha mengangkat micnya. Ia tersenyum ke depan. Namun pandangannya tertuju pada satu pria yang sedang berada di antara orang-orang yang hadir. Pria itu membawa sebuah buket bunga dan tengah tersenyum kepadanya. “Saya Agatha.. saya pemimpin Harper Adve

DMCA.com Protection Status