Share

Chapter 227

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-23 17:20:36

Gaby menatap Haven yang terdiam dengan ucapannya.

Haven mundur satu langkah. Memberikan jarak antara dirinya dan Gaby.

“Aku pergi,” ucap Gaby.

Bukannya membiarkan Gaby pergi.

Haven justru menarik tengkuk Gaby dan mencium bibir wanita itu.

Gaby yang awalnya menolak dan berusaha mendorong pria itu. kini malah terdiam.

Terbuai dengan ciuman pria itu.

Haven mengecup bibir Gaby lembut..

Memberikan kenyaman pada wanita itu.

Sampai akhirnya Gaby tidak melawannya dan membuatnya tersenyum di sela-sela ciumannya.

Haven mengusap pinggang Gaby dan memperdalam ciumannya.

Dugh!

“Akh!”

Suara orang yang terjatuh membuat Gaby tersadar dan mendorog Haven.

Haven dan Gaby menoleh dan menemukan satu orang yang tengah menatap mereka.

“Firly…” lirih Gaby.

Firly terkekeh. “Teruskan saja.. anggap saja aku tidak ada.” Buru-buru pergi.

Firly berlari dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Lagipula salah siapa ciuman di lorong sehingga orang lain bisa melihat mereka dengan mudah.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 228

    Pagi harinya. Pergi ke sebuah tempat bersejarah. Gaby jalan-jalan dengan ceria bersama Firly mereka berkeliling sesekali saling foto. Sampai akhirnya berada di sebuah jembatan kecil. Di sanalah Gaby terdiam sejenak menatap ke bawah. Air yang jernih dan beberapa ikan yang cantik. Setelah memotret ikan-ikan lucu itu. Gaby menoleh ketika Firly memanggilnya. “Kembali Gab!”Gaby memasukkan ponselnya. Namun tiba-tiba ada gerombolan wanita yang mencegahnya pergi. “Gaby tolong foto kami dengan pak Haven.” Belum sempat berbicara untuk menolak. tapi wanita itu sudah memberikan ponselnya pada Gaby. Gaby menghela nafas sebelum mengarahkan kamera ke arah mereka. “Sedikit jauh jangan terlalu dekat.” Oke, kali ini Gaby harus lebih bersabar untuk menghadapi ibu-ibu ini. Ia melangkah lebih jauh untuk memotret mereka. Mengambil angel lebih bagus agar mereka puas.Gaby mundur. Namun pada saat ia mundur sialnya ia malah tersandung dan berakhir terjatuh. “Akh!” “Gabriella!” teriak Haven s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 229

    “Hati-hati.” Haven masih memeluk pinggang Gaby. Gaby terdiam. jarak mereka terlalu dekat. Ia bahkan bisa merasakan deru nafas Haven. Haven masih diam. Ia tidak akan menyingkir jika Gaby tidak mendorongnya lebih dulu. Tangannya terangkat mengusap kening Gaby. “Bagaimana kabarmu?” Gaby mengernyit. “Kabarmu selama ini…” lanjut Haven. “Kabarmu setelah kita berpisah. Kabarmu beberapa tahun ini… apa kau bahagia?” Gaby mengepalkan tangannya. “Kenapa kau tanya seperti itu?” “Karena aku..” Haven menatap Gaby. “Aku hancur saat kau pergi.” “Aku menyesal berkali-kali kenapa melepaskanmu begitu saja.” Gaby mendongak. “Lalu kau sadar betapa kau mencintaiku? Betapa aku berharga bagimu? Dan tidak pantas untuk dibuat bahan mainan?” “Kau sadar aku bukan bahan pelampiasanmu? Kau sadar aku bukan bahan untuk melupakan mantanmu itu?” Haven terdiam sejenak. “Aku menyadari semua itu. Maafkan aku Gab. Aku memang bodoh. Kau boleh memakiku lagi. Kau boleh..” “Tidak ada gunanya.” Gaby mendorong pel

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 230

    Gaby hanya diam. di sisi lain ia mulai terlena dengan ciuman Haven. Haven tersenyum tipis ketika tidak mendapat penolakan dari Gaby. Gaby mendongak. Pada akhirnya ia membalas pangutan pria itu. Haven menarik tengkuk Gaby dan memperdalam ciumannya. Mengusap pinggang Gaby pelan. Sampai ia melepaskan pangutan di bibir mereka, Gaby menunduk.. mengatur napasnya.Ia mendorong dada Haven hingga pria menjauh. Haven tersenyum miring duduk di kursinya. “Aku anggap kau menerimaku.” “Aku tidak pernah bilang,” balas Gaby tanpa mau menoleh pada pria itu. Gaby menatap lurus. Memandang jendela luar. Malu luar biasa!Apa yang salah. Kenapa ia menerima pria yang jelas-jelas sudah menyakitinya. Kenapa hatinya begitu goyah hanya dengan perlakuan pria itu. Gaby menghela napas. “Kamu mau putar lagu?” tanya Haven. Gaby menggeleng. “Lagu Ariana Grande kesukaan kamu..” lanjutnya. Tanpa persetujuan Gaby, Haven memutar lagu Ariana Grande berjudul Youre my everything. Alunan lagu berputar dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 231

    Setelah kejadian beberapa jam yang lalu. Gaby berusaha menghindar. Ia sama sekali tidak mau bertatapan muka.Gaby duduk di samping Firly. Mereka sekarang berkumpul di depan sebuah api unggun. Ini akan menjadi malam terakhir. Besok mereka harus pulang. Gaby senang. Sungguh, sangat senang karena ia tidak akan lagi bertemu dengan Haven. Pak Royin berbicara. “Moment ini akan menjadi momen terakhir kalian, kita di kampus. Karena sebentar lagi kalian akan lulus.” “Saya ingin kalian satu persatu sebutkan rencana kalian setelah lulus S2…” Akhirnya satu persatu mulai menyebutkan rencana mereka masing-masing. Hingga giliran Firly. “Setelah lulus S2 saya akan bekerja lebih keras di perusahaan. Saya juga ingin membuka bisnis kecil-kecilan..” ujarnya. Gaby mengangguk. Firly memang ingin memiliki jabatan yang tinggi di perusahaan. Wanita itu juga bercita-cita ingin memiliki perusahaan sendiri meskipun kecil. Sekarang giliran Gaby. “Saya..” ucapnya sebentar. “Saya akan terus mengelola

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 232

    “Entahlah.” Gaby mengedikkan bahu. “Hayoo.. “ Firly menyenggol Gaby. “Pastikan dulu perasaanmu.” Gaby hanya mendesah kasar. Sungguh, ia tidak tahu bagaimana perasaannya sekarang. Apalagi ia sering beraktivitas bersama dengan Haven. Bagaimana kalau perasaannya yang dulu tumbuh kembali. Bagaimana jika ia kembali mencintai pria itu lagi. Gaby tidak tahu. Setelah acara berkumpul. Semua mahasiswa kembali ke dalam penginapan. Gaby bersama Firly. Ia tidak bisa tidur dan hanya menatap langit-langit kamar. Di sini tenang, karena letaknya yang jauh dari pemukiman. Namun Gaby tetap tidak bisa tidur. Alhasil ia memutuskan untuk berjalan keluar. Tidak jauh dari penginapan. Ia melihat sebuah kursi. Akhirnya mengambil duduk di kursi itu. Merogoh vapenya dan menghisapnya perlahan. “Hei.. bagi denganku..” ucap seorang pria yang diketahui Gaby sebagai teman satu kelasnya. Ia mengernyit karena pria itu berjalan sempoyongan ke arah Gaby. “Gabriella…” lirihnya. Benar saja ketika pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 233

    “Kalian ada hubungan kan?” pria itu menatap Haven dan Gaby bergantian. Raut wajahnya curiga. “Ada atau tidak, tidak ada hubungannya denganmu,” balas Haven. “Peraturan dalam tour ini, tidak boleh mabuk.” Haven menatap pria itu dengan malas. “Pergilah sebelum aku melaporkanmu.” Pria itu menggeleng. “Aku Ingin berbicara dengan Gaby.” “Tidak.” Balas Gaby sewot. Haven memasang badan di hadapan Gaby. Hingga tubuh Gaby berada di belakangnya. Tubuh Gaby yang mungil tertutupi oleh tubuhnya yang besar. “Pergi.” Haven menekankan katanya. Akhirnya pria itu pergi dengan sempoyongan. Masuk ke dalam ruang dan menghilang. Barulah Haven berpindah posisi. Ia menunduk dan mengambil tongkat Gaby yang berada di tanah. “Lain kali jangan keluar malam-malam. Apalagi sendiri.” Haven membantu Gaby menggunakan tongkat itu. “Aku hanya ingin mencari udara segar,” balas Gaby. “Ini.” mengambil vape Gaby. Menyerahkannya pada wanita itu. Gaby menerimanya. “Terima kasih.” “Masuklah. Jangan keluar lagi,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 234

    Haven tersenyum miring. “Aku tidak peduli Gaby..” lirihnya. “Jangan seperti ini Haven!” Gaby setengah berteriak. Namun ia masih bisa mengontrol emosinya. Untung saja sudah larut. Tempat mereka juga cukup jauh dari penginapan. “Why?” tanya Haven. “Aku berhak melindungi wanita yang aku cintai.” Gaby menutup matanya frustasi. “Mulai sekarang, jangan lakukan apapun.” Gaby menunjuk Haven dengan jari telunjuknya. “Jangan melakukan apapun tanpa persetujuanku. Jaga jarakmu denganku. Jangan pernah dekat-dekat denganku.” “Lalu yang kita lakukan sekarang ini apa?” tanya Haven santai. “Ah sial.” Gaby menutup mata sebentar. “Tidak ada gunanya berbicara denganmu.” Haven mengambil tangan Gaby. “Beri aku alasan yang jelas kenapa aku harus menjauh. Kenapa aku harus menyerah untuk mendapatkanmu kembali?” “Karena kau akan menikah?” tanya Haven. “Aku tidak akan menyerah meski kau sudah menikah sekalipun.” “karena aku yakin kau tidak mencintai pria itu.” Haven masih menggenggam tangan Gaby. “B

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 235

    Setelah kegiatan tour di Jepang, kehidupan kembali berjalan dengan normal. Gaby melupakan apapun yang terjadi selama di Jepang. Ia berusaha untuk menjalani hari-harinya seperti biasa. Sampai ia merasa sedikit bersalah atas apa yang telah ia perbuat pada seseorang. Entahlah, pernikahan sudah di depan mata.. Ia tidak seharusnya memikirkan orang lain. Ia berjalan keluar dari ruangannya. “Kenapa keluar?” tanya Vina. “Aku menunggu Damian..” ucap Gaby. “Kenapa dia belum ke sini juga. Katanya sudah pulang tadi malam.” Vina tersenyum. “Tunggu sebentar, dalam perjalanan..” “Mungkin,” imbuhnya. Gaby hanya mengangguk. sampai ia melihat seseorang yang tiba-tiba muncul. Pria yang tiba-tiba berjalan ke arah sembari membawa sebuah paper bag. “Akhirnya..” Gaby tersenyum cerah. Damian langsung memeluk Gaby. Mengusap pelan sebelum mengecup puncak kepala Gaby. “Itu apa?” tanya Gaby. Damian tersenyum. “Ayo masuk dulu..” Menarik pergelangan tangan Gaby dan mengajak kekasihnya untuk masuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

DMCA.com Protection Status